Adu pedang antara Arya dan manusia bertanduk masih berlanjut di lorong kedua dan Arya terlihat kalah dalam adu pedang itu.Tranggggg!!Manusia bertanduk kembali mengayunkan golok besarnya, dan Arya menahan, tapi kembali tenaga besar di tunjukkan oleh manusia bertanduk itu, dan itu membuat Arya harus menunduk, bahkan membuat Arya harus bertumpu di lantai lorong kedua.Crasssssss!!Pelan-pelan golok di tangan manusia bertanduk melukai pundak Arya kencana, dan itu mengeluarkan rasa perih bercampur darah.Haaaaaaaaaaa!!Arya mendorong keras golok manusia bertanduk itu, dan lemparkan pedang pemberian ki Bara pada manusia bertanduk itu.Tranggggg!Manusia bertanduk menepis pedang lemparan Arya dengan goloknya, dan itu membuat Arya tanpa senjata."Tanpa senjata kau akan kalah!" kata manusia bertanduk itu."Aku tanpa senjata, siapa bilang?" ucap Arya.Manusia bertanduk menatap tajam pada Arya, dan heran dengan ucapan Arya.Haaaaaaaaaaa!"Pedang urat petir!" teriak Arya.Jledaaarrrrrrr!Pedang
Hawa sejuk langsung menerpa Arya begitu dia masuk ke lorong yang ketiga, dan Arya tidak tahu jika sesungguhnya dia sudah masuk ke lorong yang keempat.Saat gerbang lima lorong terbuka, sesungguh lorong pertama tidaklah ada, yang ada adalah lorong kedua, itu yang membuat banyak nyawa yang tidak dapat diselamatkan.Arya merasakan hawa yang indah, hawa yang begitu menyenangkan hatinya, dan itu Arya nikmati.Satu tangan halus menarik tangan Arya, dan membawa anak muda itu untuk memasuki sebuah rumah yany begitu bagus."Apa ini?" tanya Arya bingung.Arya seolah berada dalam hipnotis, tidak dapat kendalikan dirinya sendiri, dan Arya seolah ikuti apa kemauan dari hawa sejuk itu.Arya dibawa duduk ke sebuah meja, dan disungguhkan dengan minuman yang begitu menyegarkan tenggorokan Arya."Inikah surga?" gumam Arya dan begitu menikmati segala suguhan yang sudah ada dihadapannya."Apakah kau menikmati semuanya anak muda?' Satu suara yang begitu lembut terdengar di telinga Arya, dan Arya tak mamp
Lestari kaget saat Arya mengucapkan sesuatu, yaitu dia ingat dengan tujuannya datang ke lorong ke empat itu.Plakkkkkk!!Arya menampar tubuh lestari dengan sangat keras."Apa yang sudah kau lakukan pada diriku?" bentak Arya."Arya! Apa kau lupa, aku ini adalah Lestari, seorang bidadari yang sudah kau pilih!" kata Lestari."Pilih? Aku tidak pernah kenal dengan dirimu!" bentak Arya."Tidak! Ini tidak boleh terjadi!" kata Lestari sangat histeris.Aaaaaaaaaaaaaa!!Lestari semakin histeris karena Arya tidak kenal dengan dirinya."Ini semua, taman ini, danau ini, apa kau lupakan semua itu?" tanya Lestari dan kembali tunjukkan keindahan danau buatan dari jurus ilusi lestari."Danau apa? Taman apa? Yang aku lihat hanyalah lorong gelap yang tidak berarti!" bentak Arya."Tidak! Ini tidak boleh terjadi, aku tidak boleh gagal!" kata Lestari.Haaaaaaaaaaa!!Lestari menyerang dengan cakar yang tajam.Bammmmmmmmm!!Arya meninju cakar dari Lestari dan itu membuat gadis penyamar itu terdorong dan mer
Setelah lelaki tua itu selesai bicara dengan Arya, suasana berubah menjadi gelap, dan gemuruh terdengar. Itulah akhir dari bulan purnama merah yang sedang terjadi di atas langit."Selamat tinggal anak muda, ingat semua janjimu itu," kata lelaki tanpa nama itu."Pasti kek, Arya pasti akan ingat semua yang sudah Arya janjikan," kata Arya.Setelah itu keadaan pun berubah, Arya tidak lagi berada di dalam lorong ke lima, tapi berada di atas, lebih tepatnya Arya sudah di hadapan para penonton yang melihat keadaan dari atas."Arya!"Putri Nagini, begitu melihat pujaan hatinya keluar dari lima lorong istana langsung berlari dan memeluk erat tubuh pemuda itu."Aku tahu Arya, kau tahu pasti kembali, aku selalu tahu itu," kata Nagini dengan isak tangis air mata yang membasahi pakaian kuning emas Arya kencana."Tuan putri, jangan membuat malu!" kata Arya."Tidak Arya, aku tidak akan malu!" kata putri Nagini yang sedikitpun tidak mau lepaskan pelukan dari Arya.Arya tidak dapat lagi untuk memaksa
Putri Nagini sejenak menatap Arya kencana, dia tidak suka dengan kejujuran dari perkataan Arya."Dan satu lagi tuan putri, aku pernah bilang jika aku sudah memiliki seorang istri, jadi jangan sampai istriku celaka hanya karena kecemburuan yang ada pada dirimu, nantinya," kata Arya peringatkan putri Nagini.Kembali, gadis itu ular itu diam. Dia sesungguhnya tidak ingin terima jika Arya sudah menikah. Tapi sebelum dia ucapkan apa-apa, Arya sudah buat penegasan sendiri."Aku harap tuan putri, pahami apa yang aku maksud tadi," kata Arya."Aku akan coba pahami, tapi itu jika kau adil menjadi seorang suami," kata putri Nagini."Aku tidak tahu apakah aku akan adil atau tidak, tapi aku akan berusaha," jawab Arya.Arya tinggalkan putri Nagini dan masuk ke dalam kamarnya, dia melepaskan rasa lelahnya setelah selesaikan semua yang dia inginkan di lima lorong istana."Belum selesai masalah yang satu, sudah datang masalah yang baru. Aku tidak menyangka jika air mata dewa ini akan jadi masalah yang
Keadaan hening di halaman istana kerajaan ular hijau, semuanya orang menunggu siapa lawan pertama yang akan berani hadapi Arya."Kita harus memberikan luka padanya, aku tahu kita tidak akan menang dari dia. Tapi dengan melukai di satu titik aku yakin dia akan terluka parah," kata salah satu orang dari kelompok di depan Arya."Benar, saat dia sudah terluka orang ketiga akan selesaikan dan kalahkan dia.""Iya. Seperti itulah yang aku maksud itu," ucap orang yang bicara itu."Kalau begitu aku yang duluan maju," kata pemuda bernama Seno."Baik, kau harus menyerang di satu titik saja, kami akan lihat, dimana kau menyerang," kata rekannya.Tiga orang itu memang sudah dipilih akan jadi lawan bagi tantangan yang diberikan pada Arya, karena mereka bertiga lah yang pantas jadi pendamping putri Nagini, begitu lah menurut mereka."Bertahan yang lama Seno," kata rekannya memberikan peringatan pada Seno."Sudah pasti! Aku tidak mudah dia kalahkan," kata Seno yakin pada kemampuan yang dia miliki.Hi
"Ada apa ini?" Semua mata tidak berhenti menatap ke atas langit, dan tidak ada yang tahu apa sesungguhnya yang sedang dan apa yang akan terjadi.Ratu Narini berdiri dari kursi kebesaran yang di duduki, dan dia berdiri di halaman istana."Ada apa ini?" ucapnya dan seperti semua siluman yang ada, mereka menatap ke udara. Ratu Narini juga menatap ke atas langit."Pasti sesuatu akan terjadi, tapi apa?" gumam ratu Narini.Semuanya masih menunggu dan menatap perubahan langit yang semakin lama semakin gelap, bahkan suasana sudah seperti malam hari dan itu semakin mencekam menakutkan.Awan hitam itu tiba-tiba berubah menjadi merah, dan kembali sebuah kejutan bagi wajah kaget dan takut yang ada di bawah langit."Apa lagi ini?" teriak mereka tidak tahu harus berbuat apa.Cahaya merah yang ada di langit itu berubah menjadi gumpalan merah, dan semakin lama semakin besar, gumpalan merah itu bagaikan gumpalan kumpulan energi yang begitu besar."Ini tidak mungkin," kata ratu Narini kaget."Ada apa
"Segera cari perlindungan!" teriak ratu Narini saat melihat bola api yang begitu besar. Bola api energi yang meluncur cepat ke arah pulau siluman ular hijau itu.Mata semua orang menatap ke udara, dan seolah tidak menggubris perkataan ratu ular itu."Apa kalian tidak dengarkan apa yang aku katakan?" teriak ratu ular lagiJledaaarrrrrrr!!Satu bola api menghantam bagian kota siluman, dan gempa keras tercipta akibat benturan bola api itu dengan pulau siluman ular itu.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!Teriakan histeris, teriakan ketakutan pun terdengar saat warga siluman itu mulai sadari jika mereka berada dalam target serangan dari makhluk yang mereka tidak tahu.Satu persatu, hingga semuanya kabur tidak tentu arah, semuanya mencari keselamatan untuk diri sendiri, disitulah sikap mementingkan diri sendiri terlihat."Putri Nagini! Putri Nagini!" teriak Arya mencari putri ular itu.Tapi karena ramainya manusia, tidak ada yang mendengar suara teriakan Arya itu.Dan saat itulah, warna hitam di langit be
Peerempuan berkerudung kuning itu keluar dari kedai bersama dengan pengawalnya.Ke tujuh orang dengan warna kulit yang cukup berbeda dengan penduduk negeri Malaya itu memasuki kedai yang lain."Mana orangnya?" tanya perempuan itu."Itu tuan putri!" jawab panglima Cun dan menunjuk nakhoda Rundi.Perempuan itu mendekati nakhoda Rundi dan duduk tanpa diminta."Apakah tuan nakhoda yang akan membawa kapal menuju negeri Burma?" tanya perempuan itu."Benar nona, apa nona rekan dari dia?" tanya nakhoda Rundi menujuk panglima Cun."Benar! Dan aku yang menyuruh dia untuk mencari kapal, apakan benar jika kapal itu ada, tapi kekurangan penumpang?" tanya perempuan itu."Benar nona, bahkan sampai sekarang baru satu penumpang yang akan menuju negeri Burma, tidak mungkin aku berangkat hanya dengan tujuh atau delapan penumpang saja, kecuali kalian membayar lebih," kata nakhoda Rundi."Berapa yang kau inginkan?" tanya perempuan berkerudung kuning itu."Berapa ya? Aku tidak dapat memastikan berapa nona,
"Paman! Apa ada kapal yang akan berlayar menuju negeri Burma?" tanya Arya pada saudagar yang tak lain adalah saudagar Hasyim."Aduh anak muda, kau terlambat. Kapal menuju negeri Burma baru saja kemarin berangkat," jawab saudagar Hasyim pada Arya.Ya, begitu Arya sampai yang dia lakukan adalah bertanya pada saudagar yang memiliki kapal, tapi Arya memang sudah terlambat."Apakah ada pemilik kapal lain yang akan berangkat paman?" tanya Arya."Silahkan kau tanyakan di kedai itu, mungkin saja ada," jawab saudagar Hasyim menunjukkan sebuah kedai yang tak jauh dari tempat dia duduk."Baik, terimakasih Paman!"Arya tidak menunda waktu. Dia segera menuju kedai yang di tunjuk oleh saudagar Hasyim.Tapi belum juga Arya dekati kedai itu, seorang lelaki tua menghadang langkahnya."Kau mau kemana anak muda? Aku akan uruskan," ucap lelaki tua itu."Aku ingin ke negeri Burma, apa aku dapat menemukan kapal?" tanya Arya."Negeri Burma? Itu sangat jauh, dan pastinya ongkos yang harus dikeluarkan pastin
Ki Barata melesat menuju kota gajah, kota yang merupakan kota pelabuhan negeri Malaya, dan seperti saat kembali ke kota bangau, kali inipun Ki Barata tidak menghentikan sedikitpun langkah larinya."Aku harus cepat, tidak boleh menunda sedikit waktu, jika tidak pemuda itu akan susul diriku," ucap Ki Barata.Dengan gerakan ringan Ki Barata melesat, dan tidak ada hal yang menghalangi dirinya.Dalam dua hari Ki Barata sudah sampai di kota gajah, dan meneruskan langkah menuju pelabuhan kota gajah."Apa ada kapal yang akan menuju negeri Burma?" tanya Ki Barata pada salah satu pemilik kapal terkenal di kota itu."Ki Barata? Sungguh aku tidak percaya jika ini adalah dirimu," ucap saudagar pemilik kapal itu."Aku hanya ingin tanyakan itu, jika tidak ada aku akan tanyakan saudagar yang lain," kata Ki Barata tidak terlalu suka bersungkan ria dengan saudagar kapal itu."Untuk Ki Barata akan aku usahakan kapal berlayar nanti sore. Tapi apa yang membuat Ki Barata begitu tergesa-gesa?" tanya saudaga
Saat pertarungan antara Arya dan Ki Resta terjadi, dan saat Pertarungan memasuki fase yang kritis, saat itulah Ki Barata mengambil kesempatan."Bodoh! Silahkan kalian terus bertarung, aku tidak akan peduli siapa yang akan menang di antara kalian berdua, yang aku inginkan hanyalah tubuh bulan itu," kata Ki Barata.Huppppp!Ki Barata melesat masuk ke dalam istana. Dan dia berdiri tepat di hadapan panglima Jauli."Jika kau ingin hidup, segera berikan gadis itu padaku!" kata Ki Barata mengancam panglima Jauli.Panglima Jauli dan segenap penghuni kerajaan tahu dengan kemampuan yang dimiliki Ki Barata, dan tak ada penolakan dari mereka saat Ki Barata meminta tubuh Intan.Hehehe!"Bagus! Ternyata kau memilih untuk hidup," kata Ki Barata dan membopong tubuh Intan yang sudah tidak berdaya.Hupppp!!Dengan satu gerakan cepat, Ki Barata membawa tubuh Intan keluar dari istana kerajaan Malaya.Tidak ada satu orangpun yang berani halangi langkah Ki Barata, dan dia pergi dengan tenang, pergi meningg
Arya cukup terkejut dengan jurus yang dikeluarkan oleh Ki Resta. Tapi Arya tidak mau menunjukkan itu pada Ki Resta."Tarian pedang naga!"Haaaaaaaaaaa!Arya menari dan berputar untuk hindari lima pedang yang datang kepadanya.Tranggggg!!Arya menahan satu pedang tapi pedang itu hancur, dan malah nyawa Arya terancam oleh empat pedang yang lain.Arya bersalto ke udara, dan menebas satu pedang yang lain. Dua pedang sudah Arya lumpuhkan, tapi itu membuat tiga pedang yang lain semakin cepat untuk habisi Arya.Tranggggg!!Arya kembali menangkis satu pedang, dan itu adalah pedang yang asli. Pedang itu terlempar, dan bersamaan dengan itu jatuh juga pedang yang merupakan pedang ilusi."Luncuran pedang kematian!"Ki Resta langsung merapal jurus yang lain, itu karena pedang hitam miliknya terlempar.Ki Resta melompat dan tangkap pedang hitam miliknya, dan menyerang dengan meluncur cepat.Huppppp!!Tranggggg!!Bagian lebar pedang urat petir menjadi penahan bagi ujung runcing dari pedang hitam, d
Arya sama kagetnya dengan Ki Resta, dia juga mencari keberadaan Ki Barata. Beda dengan ki Resta yang butuhkan bantuan dari Ki Barata. Arya mencari Ki Barata karena Arya tidak ingin Ki Barata datang dengan serangan bokongan dari belakang.Arya berputar, mencari keberadaan Ki Barata, tapi Arya sudah tidak melihat lelaki pendiri perguruan naga hitam itu."Kemana si keparat itu?" maki Arya yang ragu jika Ki Barata datang menyerang dirinya.Haaaaaaaaaaa!!Tapi belum juga Arya melihat keberadaan Ki Barata. Ki Resta sudah datang dengan serangan yang cepat.Plakkkkkk!Dengan terpaksa Arya menahan serangan Ki Resta. Sambil berharap Ki Barata tidak datang menyerang dengan tiba-tiba."Tidak perlu kau cari pengecut itu, dia pasti kabur meninggalkan murid dan guru pengajar perguruan naga hitam. Itu adalah sifat dasar yang dia miliki," kata Ki Resta pada Arya.Arya tetap tidak percaya, Arya tetap waspada jika ada serangan lain yang datang.Huppppp!!Arya melompat ke atas atap istana, dan dari atap
Meskipun Ki Barata ucapkan itu, tapi dia tetap berada di posisi dia berdiri. Dia tidak pindah atau datang ke arah pertarungan itu."Bagus Ki Barata!" gumam Ki Resta dalam hatinya.Whusssssssss!!Intan untuk ke sekian kalinya kembali emosi, di tambah dengan perkataan Ki Barata, itu semakin meyakinkan jika Arya memang pembunuh kakeknya.Arya tidak mau menahan dirinya lagi, dia merasa jika intan sudah tidak mungkin lagi di sadarkan untuk saat ini."Sebaiknya kau lumpuhkan dia dengan cara yang kasar," kata Arya.Saat Intan datang menyerang ke arahnya. Arya segera menyiapkan satu serangan yang kuat. Arya sudah memastikan jika dia akan lumpuhkan Intan.Arya mengepalkan tangannya, dan siap untuk melumpuhkan intan. Ki Resta melihat itu dan tidak percaya Arya akan melumpuhkan intan dengan kekuatan besar.Huppppp!Ki Resta datang tepat di belakang Intan, itu dia lakukan untuk memastikan Intan tidak terluka parah jika Arya berikan serangan besar pada Intan.Hiatttttt!!Arya juga maju menyambut I
Arya terlempar karena pukulan keras yang mengenai bagian rusuknya, tapi Arya dengan segera berdiri seolah tidak rasakan pukulan yang baru saja hantam tubuhnya."Hahahahaha! Bagaimana rasanya bertarung dengan orang yang tidak ingin kau bunuh Arya? Katakan padaku?" teriak Ki Resta dengan tawa yang begitu keras.Arya tidak menjawab, dia mencoba merasakan apakah tubuhnya terluka karena pukulan keras Ki Resta. Tapi nyatanya dia tidak rasakan apapun."Pukulan mu kuat, tapi tidak sekuat yang kau bayangkan," ejek Arya."Kurang ajar! intan! Bunuh dia, dia akan terus membunuh orang yang kau sayangi!" teriak Ki Resta.Mendengar orang yang dia sayang akan dibunuh, amarah Intan kembali naik, darahnya kembali mendidih, dan udara dingin yang keluar dari tubuhnya semakin menakutkan.Hiaaaattttttt!!Intan kembali datang ke arah Arya. Saat Intan mendekat, semua anggota kelompok bintang hitam memilih untuk menjauh, mereka tidak ingin jadi korban kebengisan dari Intan yang tubuhnya bukan lagi atas kendal
Arya turun dari udara dan mendarat dengan tenang, dengan melipat tangan dia berjalan ke arah Ki Resta yang menatap tajam ke arahnya penuh dengan rasa dendam."Apakah kau sungguh Ki Resta yang aku kenali?" tanya Arya."Bisa jadi mungkin aku, tapi bisa jadi bukan aku," jawab Ki Resta."Apa yang mengubah mu?" "Dirimu! Kau ubah semua yang aku percayai, aku percaya jika kebenaran akan memberikan aku ketenangan, tapi nyatanya kau ubah semua kepercayaanku itu," ucap Ki Resta."Artinya niatmu untuk menjadi lebih baik hanya setengah-setengah saja," kata Arya dengan ucapan yang sinis.Saat Arya ucapkan itu dia sudah di kurung oleh seluruh pasukan dari Ki Resta dari kelompok bintang hitam."Apakah kami cincang dia ketua?" tanya seseorang anggota ku Resta."Tunggu! Aku masih ingin dengar alasannya membunuh Ratih dan Banda," "Bukan aku yang membunuh mereka," ucap Arya."Bukan dirimu? Bagaimana mungkin kau berani katakan bukan aku yang membunuh mereka, padahal sudah begitu banyak saksi yang melih