Share

Part 84

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-19 01:01:20

Wajah Bill perlahan memucat. Ia sama sekali tidak mengira kalau sopir yang ia sewa tidak memiliki keberanian untuk datang ke hutan Northbay di malam hari. Memang salahnya yang tidak mengatakan kalau ia membutuhkan sopir itu untuk mengantarkan ke dalam hutan Northbay di malam hari.

Beberapa saat lalu Bill hanya mengatakan kalau ia membutuhkan sopir dan mobil di kota Northbay. Sepertinya sopir mengira ia dibutuhkan untuk mengantar ke hotel dan keesokan harinya baru berkeliling kota Northbay.

“Bagaimana ini, Tuan Ramford bisa mengulitiku kalau tahu aku tidak melakukan instruksinya dengan benar dan mendapat penolakan dari sopir yang kami sewa,” batin Bill.

“Hmm sepertinya insiden Max bisa kumanfaatkan untuk hal ini. Sudah terlanjur memprovokasi, kenapa tidak sekalian saja kubuat Tuan Ramford semakin membenci Max dan mendepaknya dari tim pengawalan,” pikir Bill.

“Tu …

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Pengawal   Part 85

    Grr! Erangan itu semakin lama semakin terdengar jelas di telinga kawanan perampok yang kini tengah berurusan dengan Max.“Kenapa suara binatang itu semakin lama semakin dekat? Apa mungkin ada binatang buas yang biasa ada di bagian dalam hutan muncul ke luar?” pikir pimpinan perampok yang mulai bergetar.Pipinan perampok itu pun mulai terlihat pucat, matanya tampak bergerilya ke sana kemari memastikan kalau tidak ada binatang buas mendekati mereka.Mereka yang tadinya tampak gagah dan mulai menantang pun mulai masuk ke dalam mobil Max, tempat yang menurut mereka ternyata paling aman untuk saat ini. Namun sial, saat mereka masuk pintu mobil sama sekali tidak bisa dikunci, karena kontrol dipegang oleh Max. Pintu mobil itu sudah diatur agar tidak dapat terbuka jika kontrol pada kunci tidak diaktifkan, begitu juga sebaliknya pintu tak akan bisa tertutup rapat tanpa ada kontrol dari kunci.“Kurang ajar! Siapa sebenarnya dia sampai bisa selamat dan mempermainkan kami?” pikir pimpinan perampo

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • Sang Pengawal   Part 86

    Mendengar ucapan Max, Tuan Ramford pun langsung melirik ke arah Bill. Sepertinya ia membutuhkan pendapat dari pengawalnya yang satu ini.Bill pun membisikkan sesuatu pada Tuannya yang saat ini kebingungan. Namun dari pandangan matanya ia tahu kalau kemungkinan besar Don Ramford akan menyalahkan dirinya.“Tuan, segera tutup teleponnya lalu telepon Max kembali tapi dengan panggilan video. Jika Max tidak segera menjawab sudah pasti ia sedang bersama komplotannya,” bisik Bill pada Don Ramford.Sambil tersenyum penuh kemenangan, Don Ramford pun menyetujui apa yang dikatakan oleh Bill. Tanpa menunggu lama, Don Ramford langsung memutus panggilan telepon dari Max, dan tak sampai lima menit ia kembali menghubungi Max dengan panggilan video.“Tuan Ramford?” panggil Max setelah dering ketiga ponselnya berbunyi.Pengawal kurus itu tampak menyalakan lampu dalam mobil agar Tuan Ramford dapat melihat dirinya dengan jelas.Bill yang diam-diam mengintip pun tercengang karena mendapati Max yang langsun

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Sang Pengawal   Part 87

    Max pun mengangguk dan membiarkan kucing itu duduk di samping kemudi menemani Max. Kucing itu memang terlihat begitu lucu dan menggemaskan, tapi sebenarnya ada kekuatan tersembunyi yang di dalam mahluk menggemaskan itu.“Jangan lewat sana!” kucing kecil itu bicara pada Max.“Hah! Kau bisa bicara?” tanya Max.Kucing kecil itu kembali mengeong, dan mengarahkan pandangan ke kiri, yaitu ke dalam hutan.“Hei, kau jangan bercanda, kau menyuruhku masuk ke dalam hutan? Mana mungkin bisa kulakukan hal itu. Apa kau tidak melihat kalau ini gelap sekali? Aku juga tidak tahu kemana arahnya?” tanya Max yang tidak mengerti kenapa mahluk jadi-jadian itu mengajaknya untuk masuk ke dalam sana.Namun kucing itu justru meraung dan mulai menarik-narik tangan Max seolah mencoba untuk mengalihkan kemudi. Max yang kesal pun menoleh ke arah kucing yang baru ditemukan itu dan bicara dengan nada tinggi.“Apa kau ingin membunuhku?”Namun kucing itu semakin meraung sampai akhirnya mulai berbicara.“Kau hanya puny

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Sang Pengawal   Part 88

    Max yang sudah mematikan mesin mobil Tuan Ramford pun langsug keluar dari mobil dan meninggalkan si kucing di dalam mobil.“Tuan, apakah aku terlambat?” tanya Max dengan napas yang masih memburu.Pengawal muda ini sengaja bersikap gugup dan terburu-buru menunjukkan rasa takut akan pimpinan dunia gelap. Ini semua memang bagian dari rencananya dalam merebut simpati dari Tuan Ramford yang nanti akan mempermulus jalannya membalas dendam.Leon Ramford sendiri masih diam mematung dan mulutnya sedikit terbuka. Sepertinya ia masih terkejut atau mungkin takjub kalau pria yang baru saja datang di depannya adalah Max. Lalu pria berjambang itu pun melirik arloji di pergelangan tangannya.“Dua puluh tiga menit,” gumam Leon Ramford.“Apa ada masalah Tuan, sehingga Anda harus datang kemari?” tanya Max menyadarkan Leon Ramford.“Oh tidak, maksudku ya memang tadi ada masalah. Aku tentu saja mengkhawatirkan keadaan mobilku. Bukankah kau tadi bilang kalau dirampok?” tanya Leon Ramford mencoba mengembali

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • Sang Pengawal   PArt 89

    “Buka saja pintunya Tuan, pasti ia menyembunyikan sesuatu di dalam mobil, tapi kurasa anda harus hati-hati!” Bill mencoba mengingatkan Don Ramford.Pria berjambang itu pun mengangkat salah satu alisnya dan melirik ke arah pengawal seniornya lalu Max secara bergantian. Tentu saja ia penasaran dengan maksud dari pengawalnya itu.“Dia menyembunyikan sesuatu?” tanya Don Ramford.“Jelas Tuan, semenjak tadi bukankah ia mencoba menghalangi Anda agar tidak melihat isi mobil? Apakah Anda tidak curiga akan hal itu?” tanya Bill mencoba untuk memancing kemarahan Don Ramford.Diam-diam Bill melirik sinis ke arah Max yang sekarang sedang menggaruk-garuk kepalanya karena kebingungan. Beberapa kali Max mencoba untuk menghalangi Don Ramford membuka pintu, tapi tangannya selalu ditepiskan.“Mampus kau! Apa yang kau sembunyikan pasti akan segera terlihat, dan kau akan segera didepak oleh Tuan Ramford,” batin Bill mengejek.Lelaki bertubuh kekar itu pun menggerakkan jari telunjuknya pada leher dari arah

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • Sang Pengawal   Part 90

    Max masih saja diam di tempat sambil menggendong si kucing putih sementara Don Ramford sudah berjalan ke arah helikopter.“Hei Max! Apa kau mau aku menggendongmu untuk masuk ke dalam helikopter?” seru Don Ramford yang menyadari kalau saat ini ia berjalan sendirian.Lekas-lekas Max melangkah lebar kemudian memmbungkuk di hadapan Don Ramford begitu ia berada di dekatnya.“Maafkan saya Tuan, saya hanya … maksudku, saya masih tak percaya kalau Anda meminta saya untuk naik helikopter bersama Anda,” jawab Max yang memang benar-benar tidak mengira hal ini akan terjadi.“Kau kira aku suka bercanda? Ini sudah larut, dan besok kau masih harus mengantar kedua anak Vanessa dengan si bodoh Ernest kan?” Don Ramford mencoba untuk mengingatkan Max.“Sial berani benar ia menyebutku bodoh!” batin Max sambil menggigit bibir bawahnya, salah satu tangannya mengepal hendak menghantam wajah Don Ramford yang begitu menyebalkan.Si kucing putih tampak bergerak-gerak dalam gendongan Max, sepertinya ia meronta.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Sang Pengawal   Part 91

    Vanessa menyisir rambut pirangnya yang panjang sambil berdiri di depan cermin. Ia baru saja mencoba gaun terbarunya dan bersiap untuk makan malam bersama Don Ramford. Wanita yang masih terlihat menawan di usia yang mencapai kepala empat ini. Tubuhnya pun masih terlihat ramping meski sudah beranak dua. Beberapa waktu lalu ia mendengar dari beberapa anak buah Don Ramford kalau ia akan dilamar oleh kekasihnya itu.Kali ini Vanessa terlihat begitu berbunga-bunga dan tampak tidak sabar untuk segera menjalin kehidupan bersama dengan Don Ramford. Pria yang bersamanya ini terlihat jauh lebih sempurna dari sang mantan suami, Ernest.“Hmm aku benar-benar tidak sabar untuk bisa bersama dengan Leon. Dia benar-benar seorang pria, sangat jantan, beda sekali dengan si bodoh Ernest itu,” gumam Vanessa sambil memperhatikan penampilannya.Saat wanita ini sedang memperhatikan bayangan dirinya di depan kaca dan tak bisa dipungkiri kalau dia sedikit gugup. Rencana Leon untuk melamarnya kali ini bukan yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • Sang Pengawal   Part 92

    Kini laki-laki itu mengitari tubuh Vanessa dan menelanjangi setiap inchi tubuhnya dengan pandangan mata yang tajam dan diselingi senyuman misterius. Bahkan sesekali laki-laki itu menghirup aroma tubuhnya dan semakin membuat Vanessa merasa ngeri sampai-sampai kedua tangannya dipakai untuk mendekap tubuhnya sendiri.“Apa kabarmu Vanessa, kau sama sekali tidak berubah?” tanyanya kemudian membalikkan tubuh Vanessa.“Aku … aku,” jawab Vanessa terdengar ragu-ragu.“Hmm,” laki-laki itu meletakkan kedua tangannya pada lengan Vanessa lalu berbisik, “Aku tahu kau tak bisa berhenti memikirkanku, kau pasti begitu merindukanku Vanessa. Karena itu aku datang untuk menjemputmu!”Bisikan itu terdengar seperti ancaman di telinga Vanessa. Wanita cantik ini pun menggeleng dan sadar dengan cepat. Ia tak boleh terus menerus terlena.“Pergi! Pergi kau! Kau sudah mati kau tidak boleh berada di sini!” seru Vanessa dengan lantang dan mendorong laki-laki yang mendatanginya.Laki-laki itu hanya menyeringai sini

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28

Bab terbaru

  • Sang Pengawal   Part 212

    Sementara itu di pegunungan Aiken Mountain, tempat yang sangat dingin dan selalu dipenuhi kabut sepanjang tahun. Di sebuah area tanah yang lapang penuh tampak sebuah bangunan yang berdiri dengan kokoh. Di situ tempat berdirinya kelompok persaudaraan legenda bintang enam. Tak jauh dari bangunan itu tampak ratusan orang dengan pakaian serba hitam berdiri berjajar. Mereka semua menggenggam pedang dengan erat yang terbuat dari baja.Kesemuanya menunjukkan aura kematian yang sangat kuat, sekuat pedang mereka. Saat mereka memotong besi, sudah seperti memotong ranting, sangat mudah. Hanya dalam hitungan detik saja akan mampu terbelah menjadi dua bagian.Kedua mata mereka memandang begitu tajam seperti iblis dari neraka yang siap untuk menghancurkan.Mereka adalah pasukan kedua yang memang dibentuk oleh Max. Mereka semua gabungan dari pengawal terlatih yang bekerja pada Tuan Ramford.Karir Max sebagai pengawal memang melaju pesat. Dia yang awalnya tidak memiliki kemampuan dan hanya diremehka

  • Sang Pengawal   Part 210

    Seketika pria berpakaian kelabu itu pun ketakutan. Wajahnya semakin lama semakin pucat pasi, “Lepaskan aku! Lepaskan!” Pria itu terus saja berteriak.Sekarang ini dia sedang merasakan aura yang mengerikan dan siap membunuh dari orang-orang yang bersamanya ini. Pria ini sangat yakin kalau orang-orang yang membawanya sekarang sudah sering membunuh orang.Dia pun yakin kalau bukan satu dua atau tiga orang yang pernah dibunuh. Mungkin saja jumlahnya ratusan. Jika tidak, tak mungkin ia bisa merasakan keganasan orang-orang itu.Sikap mereka memang terlihat biasa saja, tapi saat mengeluarkan senjata dan menyeret tubuhnya, semua tampak begitu ringan dan tidak ada kendala sama sekali. Seolah tidak ada beban apa-apa yang dialaminya.Pria bergaya kuno ini sampai tidak berani untu membayangkan apa yang akan ia terima kalau sampai jatuh ke dalam genggaman mereka.Selang beberapa menit kemudian …Bill pun tiba di hadapan Mx, dan ia langsung berkata dengan sedikit tergesa, tapi tidak meninggalkan ke

  • Sang Pengawal   Part 209

    Setelah mendapatkan pukulan maut dari Max, pria berpakaian kelabu itu pun tampak begitu ketakutan. Dia sendiri adalah seorang salah satu master beladiri yang dulu pernah menolong dan mengobati Rex.Kemampuannya tidak bisa disebut sebagai sang ahli amatir atau pemula. Namun juga tidak bisa dikatakan sebagai tingkat utama, karena masih banyak ilmu yang harus dikuasai olehnya.Meskipun begitu, di hadapan Max ia bahkan tidak sanggup untuk menahan pukulan dan langsung terhempas begitu saja hanya oleh sebuah pukulan saja.Sekarang ini, pria berpakaian abu-abu itu sudah terluka sangat parah. Dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk bertarung lagi.Saat ia melihat Max berjalan menghampiri selangkah demi selangkah, wajah pria itu pun semakin terlihat pucat seperti sudah tidak ada aliran darah di sana.Max dengan angkuh datang menghampirinya, dan Ia pun bertanya dengan nada yang dingin, “Siapa yang telah menyuruhmu ke sini dan membunuh putri Nyonya Vanessa?”Begitu mendengar pertanyaan Max,

  • Sang Pengawal   Part 208

    Cahaya yang terpancar itu mengarah pada leher Olive. Dia pasti mati kalau sampai belati itu memotong urat leher Olive. Gerakannya begitu cepat, sampai tidak ada orang yang sempat melakukan sesuatu.“Aaa tidaak!” Saat itu Daniel berteriak lantang, ia takut jika sesuatu terjadi pada kakaknya. Berbeda sekali dengan Vanessa yang entah dimana keberadaannya sekarang. Mungkinkah wanita itu melarikan diri.Max hanya memaki dalam hati, “Dasar perempuan tidak berguna. Ibu macam apa dia membiarkan darah dagingnya berada dalam bahaya.”Max pun dengan cepat menggeser tubuh kedua anaknya pada Jade yang sekarang berdiri di belakangnya. Jade langsung mendekap anak itu dengan erat. Sekelebat bayangan pun melintas dan berdiri di samping Max.Itu adalah Zack yang bersiap untuk mendampingi Max. Bersama dengan Max ia melayangkan tinju dan Bruk! Sebuah dentuman terdengar sanagt nyaring, seolah-olah seluruh ruangan meledak terkena pukulan Max dan Zack.Max tidak akan pernah memberi ampun pada siapapun yang

  • Sang Pengawal   Part 208

    Hari ini adalah hari ulang tahun Olive. Vanessa telah menyiapkan sebuah pesta besar. Ia menyewa taman hotel Prime Bayview hanya untuk menyenangkan anak perempuannya.Tak heran jika Olive sempat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ibunya. Sejah ayahnya sakit, ia sama sekali tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya, hanya tekanan dan bahkan hukuman untuknya. Namun bagaimanapun juga Olive adalah seorang anak yang juga membutuhkan kasih sayang orang tua.Meski hari ini Olive merasakan kebahagiaan, tapi sesungguhnya kebahagiaan itu tidak untuknya. Pesta ini dibuat oleh Vanessa demi memperlancar bisnisnya.“Olive, selamat ulang tahun. Jadilah anak yang pintar dan panutan untuk adikmu. Bahagialah selalu Olive,” batin Max yang sedari tadi memperhatikan putri sulungnya dari kejauhan.Saat ini ia sama sekali tidak berani untuk menunjukkan wajahnya di dekat anak itu. Meski sesungguhnya ia ingin memeluk Olive seperti yang biasa dilakukan setiap anak sulungnya berulang tahun. Namun se

  • Sang Pengawal   PArt 207

    Cepat-cepat Max merubah ekspresinya. Ia kembali memasang wajah dingin, jangan sampai Vanessa melihat perubahan pada wajahnya.“Oh, benarkah Nyonya? Saya tidak tahu mengenai kapan ulang tahun mereka, istriku juga tidak bercerita apa-apa,” jawab Max.Vanessa tertawa dingin, “Ha ha sudahlah kau tidak mengetahui ulang tahun mereka itu tidak masalah. Bukankah itu bukan kewajibanmu, lagipula belakangan ini kau lebih sering mengawalku dibanding mengurus kedua anak itu. Sekarang mereka berdua sudah menjadi tanggung jawab istrimu.”“Saya mengerti Nyonya. Hanya saja saya sedikit kaget saat anda menanyakan tentang mereka berdua.”Vanessa mendesah napas panjang, “Yah aku tahu. Meski aku jauh dari mereka dan sudah lama tidak saling menyapa, bahkan aku sempat berpikir untuk membawa mereka ke sekolah asrama saja. Kau tahu kan anak-anak itu sangat berisik!”Max tidak berkata apa-apa. Kalau boleh dikata, dia yang lebih peduli dengan anak-anak dibanding Vanessa. Jade sendiri sudah lama menginginkan keh

  • Sang Pengawal   Part 206

    Sementara itu di luar hotel …Bill menoleh ke arah Max. Ia penasaran dengan satu keputusan yang dibuat oleh rekannya itu.“Max, kenapa kau membiarkan Selena pergi begitu saja? Apa kau tidak ingin menghabisinya juga?”Saat ini Bill tampak begitu mengkhawatirkan keadaan. Ia teringat akan anggapan kalau kita ingin membasmi sesuatu harus dimilai dari akarnya, jika tidak maka akan tumbuh lagi.Bill menganggap otak dari semua kekacauan ini adalah Selena. Apalagi terlihat jelas bagaimana Tuan Randall begitu menghormati Selena.Saat ini tatapan Selena dipenuhi dengan kebencian terhadap Max dan Bill. Menandakan kalau ia tidak terima dengan perlakuan seperti ini dan dia tidak akan tinggal diam.Max tertawa lirih, kemudian ia pun berkata, “Dia hanya seorang Selena Harris yang tidak penting. Tidak ada gunanya untukku membunuh dia, tujuanku sekarang ini adalah untuk menyuruhnya kembali ke kota Zylan karena aku tahu kalau ia akan membalas dendam kepada Tuan Ramford dan aku, dengan begitu maka aku a

  • Sang Pengawal   Part 205

    Pengawal pribadi Selena Harris menghela napas perlahan dan berkata, “Nona, tidak ada gunanya untuk membicarakan hal ini sekarang. Kita harus segera pergi dari tempat ini!”Selena Harris pun mengangguk, “Hmm, ayo kita pergi!”Selena sadar kalau saat ini Tuan Randall sudah mati dan tidak ada gunanya lagi untuk terus berlama-lama di kota Northbay. Dia harus segera kembali ke kota Zylan dan menceritakan semua masalah yang telah terjadi di sini pada keluarga besarnya.Jika keluarga besarnya tahu tentang hal ini, maka ia bisa segera membuat keputusan langkah apa yang harus mereka ambil selanjutanya. Bagaimanapun juga grup Mulder masih mereka inginkan untuk saat ini.Kematian Tuan Randall menjadi sebuah kerugian yang besar bagi keluarga Harris.Brak!Saat itu tiba-tiba pintu pun terbuka dengan cara ditendang oleh seseorang.“Ha ha ha, sepertinya sudah terlambat untuk kalian pergi sekarang,” sindir seseorang yang datang dengan tertawa sinis.“Max, kau!” seru Selena tak percaya dengan apa yang

  • Sang Pengawal   Part 204

    Siapa dia sebenarnya? Sejak kapan ada seorang master yang menguasai ilmu mengerikan dari kota kecil seperti Northbay.“Jangan membuang waktuku. Kalau kau tidak punya kemampuan untuk menyelesaikan dalam waktu sepuluh menit saja, maka kembalilah!” seru Max dengan tidak sabar setelah ia menghabiskan satu kaleng beernya, yang entah kaleng ke berapa saat itu.Begitu mendengar kata-kata Max, wajah Bill pun memerah dan makin lama semakin garag. Di dalam hatinya muncul kemarahan yang berapi-api.Bill tampak tersenyum muram kemudian berkata, “Awalnya aku hanya ingin bersenang-senang, sedikit bermain denganmu bukannya tidak masalah. Sayang sekali aku hanya punya sedikit waktu.”Sebenarnya Bill masih belum ingin meninggalkan Northbay, tapi akan menjadi sangat membosankan. Lagipula ia adalah anak buah Max yang tentunya harus menuruti pria itu. Ketika dia mengikuti Max kembali ke kota Southbay ada sesuatu yang menunggu dirinya di sana, tentunya bukan sesuatu hal yang menyenangkan.Semenjak hubunga

DMCA.com Protection Status