Share

Part 140

Author: Rindu Rinjani
last update Last Updated: 2023-10-30 23:32:56

Sekarang ini Boss tampak berusaha keras menjaga keseimbangan tubuhnya yang melayang di udara. Ia harus tetap stabil dan tidak boleh terjatuh.

Sekarang ia menatap Max dengan ketakutan terpancar di wajah sekaligus kaget dengan apa yang terjadi padanya.

Dia tidak pernah mengira kalau Max memiliki kekuatan yang luar biasa. Bahkan keahlian yang selalu menjadi jurus andalannya ini sama sekali tidak mampu membuat Max terluka.

“Cara terbangmu sungguh aneh dan kaku,” ejek Max sambil menjentikkan jarinya. Kemudian ia menggunakan tenaga dalam dan bergerak cepat untuk mengejar Boss. Saat itulah Boss langsung terluka di bagian perut bahkan membuatnya muntah darah.

Boss sudah tidak bisa bertahan lagi dalam kondisi seperti ini, hingga ia pun akhirnya terjatuh dan bugh! Tubuh Boss tiba-tiba terjatuh tepat di hadapan Max.

“Ternyata hanya seperti itu kemamuanmu,” cibir Max. Kemudian ia pun kembali menghajar Boss dan membuatnya tak berdaya.

Kekuatan Max berada di atas rata-rata hingga ia bisa dengan mud
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Pengawal   PArt 141

    Di mata Anne,Max adalah orang yang luar biasa, bahkan tak satu pun dari pengawal klan Shuterland memiliki kemampuan dan keberanian sepertinya. Dia sangat yakin kalau Max layak mendapatkan gelar seorang pahlawan.“Katakan segalanya padaku!” desak Max sambil mendekat ke arah Boss. Saat ini Max menunjukkan wajah yang garang ke arah Boss yang sekarang terkapar lemah.Max sangat yakin kalau Boss tahu tentang sesuatu mengenai apa yang ada di dalam klinik milik Tuan Law. Ia sendiri sudah mendengar dari Zack kalau ada anak-anak yang disekap di sana.“Anak-anak itu memiliki jiwa yang murni, dan aku meminta Law untuk mengumpulkan mereka dan membawa jiwanya. Mereka seperti sumber protein untukku. Dengan menggunakan jiwa mereka, maka aku bisa terus hidup dan Tuan Law mendedikasikan kemampuan medisnya sebagai bentuk tanggung jawab terhadapku.”Saat mengatakan hal ini Boss terlihat begitu gemetar. Ia sangat ketakutan dengan Max. Belum pernah ia menemui seorang yang memiliki kekuatan dan keberanian

    Last Updated : 2023-10-31
  • Sang Pengawal   PArt 142

    Wajah Max terlihat gusar setelah mendengarkan penjelasan dari Boss. Saat itu ia mencoba untuk menyusun strategi apa yang akan ia gunakan untuk melawan mereka.Di saat Max berpikir, tiba-tiba Boss pun mengejutkannya. “Tuan aku sudah memberitahumu, kumohon lepaskan aku. Ijinkan aku untuk pergi.”Boss menangkupkan kedua tangannya di depan dada mengharapkan Max datang melepaskannya. Namun Max justru menoleh sinis ke arahnya.“Melepaskanmu dan membiarkanmu pergi? Huh jangan berharap. Aku sudah memberimu kesempatan untuk mati tanpa ada siksaan tapi kau justru melewatkan hal itu.”Di saat mendengar pernyataan Max, Boss pun tercengang, tapi ia melotot dan berkata dengan nada tinggi dan setengah mengancam. “Kau yakin dengan keputsanmu? Apa kau tidak tahu siapa aku? Aku adalah Boss orang nomor dua di kelompok pemuja iblis. Selama ini iblis selalu berada di sampingku memberi dukungan. Kauy tidak akan bisa membunuhku! Bahkan saat kau mencoba untuk membunuhku maka kau yang akan mati. Siapapun yang

    Last Updated : 2023-10-31
  • Sang Pengawal   PArt 143

    Kini Max dan Zack sudah kembali ke depan pondokan milik Tuan Law. Mereka berdua pun mengangguk dan mulai membuka pintu pondokan.Saat pintu terbuka seorang anak kecil mungkin seusia Olive pun memalingkan wajahnya kemudian berlari menuju ruangan yang lain. Max yang melihat hal itu pun langsung berusaha mendekati anak itu.Di ruangan yang lain tampak tiga orang anak laki-laki sedang berkumpul, termasuk yang tadi ia temui. Mereka bertiga tampak berpelukan dengan erat. Seorang anak yang lebih besar berada di tengah seperti mencoba untuk melindungi kedua anak laki-laki di sebelahnya.“Jangan Tuan … jangan. Jangan pukul kami! Jangan serahkan kami pada monster itu. Kami akan melakukan apapun yang anda minta, asal jangan serahkan kami pada monster itu. Kami tidak akan kabur Tuan.”Max mengerutkan alis kemudian menghembuskan napas panjang. Perlahan ia pun melangkah mendekati ketiga anak itu. Max berjongkok dan mencoba untuk merangkul mereka.Max mulai mengeluarkan beberapa batang coklat yang i

    Last Updated : 2023-11-01
  • Sang Pengawal   Part 144

    PAgi hari Max pun memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kenangan buruk di hutan ini. Ia pun mulai mendaki bersam Zack dan ketiga anak yang mereka temukan.Saat mereka berada di atas danau, mereka mendapati sosok wanita tengah berdiri sambil menenteng tas ransel. Dia adalah Anne yang kemarin diantar Max menuju penginapan.“Anne, apa yang kau lakukan di sini?” tergur Zack tiba-tiba sambil tersneyum.Namun saat ditegur, Anne sama sekali tidak bereaksi. Ia merasa kalau tidak kenal dengan laki-laki di hadapannya.“Anne, ini aku Zack, apa kau lupa padaku?” tanya Zack yang terlihat tidak senang dengan reaksi Anne.Saat itulah Max mengangguk dan tersenyum, tandanya upaya untuk merubah penampilan Zack sudah berhasil.Melihat kedua anak muda ini, akhirnya Max pun berusaha untuk melerai. “Ah Anne ini adalah Zack, cuaca di gunung dan terbakar matahari membuat kulitnya memerah, ditambah lagi dia baru saja mencukur kumis dan jambangnya agar terlihat lebih rapi. Maka dari itu ada sesuatu yang be

    Last Updated : 2023-11-01
  • Sang Pengawal   Part 145

    Max langsung berlari menuju koridor rumah sakit begitu ia tiba. Batinnya semakin perih saat mengetahui tagihan rumah sakit anaknya, dan itu pun di kelas tiga.Ia menepuk keningnya sendiri dan mengumpat lirih. "Dasar Bodoh! Kenapa aku tidak mengetahui hal ini."Selama ini gajinya sebagai pengawal Tuan Ramford dikirim ke rekening Jade, dan istrinyalah yang selalu mengatur keuangannya. Hanya untuk uang saku, sisa aset Ernest yang diselamatkan olehnya disimpan sendiri.Max tak pernah berpikir kalau kedua anaknya akan ditelantarkan sedemikian parah. Selama ini ia sudah mengurus asuransi untuk kedua anaknya, tapi ternyata semua itu tidak dibayarkan oleh Vanessa. Perasaannya semakin hancur dan ia benar-benar membenci Vanessa. Ini sama saja dengan membunuh kedua anaknya secara perlahan.Max pun segera menyelesaikan administrasi dan meminta informasi dimana Daniel dirawat kali ini. Bagaimanapun juga dia yang harus ada di saat anak-anak itu membutuhkan.Max tak dapat menyembunyikan keterkejuta

    Last Updated : 2023-11-07
  • Sang Pengawal   Part 146

    Olive cuma diam dan mendengarkan pembicaraan Max dengan Jade. Sesekali pria itu memperhatikan bagaimana kondisi putra bungsunya yang sekarang sedang terbaring lemah."Apa yang tejadi dengan Daniel, kenapa ia sampai harus dirawat di sini?" tanya Max pada Jade.Jade menghembuskan napas panjang. "Hmm entahlah, beberapa hari yang lalu ia mengeluh perutnya sakit, dan puncaknya saat ia kesulitan untuk bangun dari tidur dan berjalan. Saat itu keringat dingin mengucur di dahinya. Aku benar-benar panik saat itu dan berpikir kalau ada sesuatu yang tidak beres dengannya. Aku langsung memanggil dokter pribadinya, tapi susah sekali, tak ingin masalah semakin menjadi, aku pun membawanya ke rumah sakit.""Kau sudah melakukan tindakan yang benar, Jade."Namun saat melihat Daniel memegangi perutnya, Max justru memikirkan hal yang lain. Ia seperti curiga akan sesuatu yang terjadi pada anak itu.Max berkata dalam hatikalau sebenarnya Daniel memang menyembunyikan sesuatu. Raut wajahnya menunjukkan sebuah

    Last Updated : 2023-11-10
  • Sang Pengawal   Part 147

    "Aku tidak tahu secara pasti, karena kelasku dan Daniel cukup jauh," jawab Oliv sambil memperjelas.Saat itu Max memegangi kepalanya yang tidak pusing. Menurut penuturan Zack ada tanda kekerasan yang sebelumnya dialami oleh Daniel. Tubuh Daniel seperti menerima serangan yang berulang-ulang terjadi dalam jangka waktu tertentu.Max berpikir, jika memang tidak pernah terjadi perundungan di sekolah, apakah mungkin perundungan terjadi saat berada di rumah. Namun siapa yang melakukan hal ini.Olive, dia tidak mungkin melakuan hal ini. Meskipun terkadang ada perselisihan diantara mereka berdua, tapi Olive sangat menyayangi adiknya, begitu juga sebaliknya. Bahkan Max sempat melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Olive besedia menerima tamparn dari mantan istrinya, Vanessa untuk menggantikan Daniel. Terlebih lagi tenaga Olive tidak akan mungkin sekuat itu untuk melukai Daniel. Selama ini ia tidak pernah mendidik kedua anaknya dengan kekerasan. Max melrik Jade sebentar kemudian menepuk d

    Last Updated : 2023-11-13
  • Sang Pengawal   Part 148

    Tuan Ramford pun langsung menyimpan ponsel ke dalam saku kemudian mendekat ke arah Vanessa yang sekarang sedang duduk sambil memperhatikan kukunya yang baru saja selesai di manicure. "Kau terlihat begitu cemas kali ini, apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Vanessa sambil menoleh sejenak ke arah Don Ramford.Leon Ramford menmghembuskan napas panjang kemudian duduk di samping Vanessa dan berkata, "Bagaimana aku tidak khawatir. Wolfgang yang sudah mati kukira akan tamat riwayatnya, ternyata klan itu masih ada dan entahlah mungkin bertambah kuat. Aku sendiri belum memiliki persiapan apapun."Vanessa menghembuskan napas panjang kemudian meraih tangan Leon dan mengelusnya lembut. "Kenapa kau jadi takut seperti itu? Bukankah selama ini kau adalah seorang yang sangat gagah dan ditakuti. Lagipula kau di sini tidak sendiri ada beberapa pengawal yang bersedia menemanimu!"Leon terlihat murung, ia tidak suka Vanessa menyembutnya penakut. "Aku penakut?"Sadar ucapannya salah, Vanessa pun seg

    Last Updated : 2023-11-14

Latest chapter

  • Sang Pengawal   Part 212

    Sementara itu di pegunungan Aiken Mountain, tempat yang sangat dingin dan selalu dipenuhi kabut sepanjang tahun. Di sebuah area tanah yang lapang penuh tampak sebuah bangunan yang berdiri dengan kokoh. Di situ tempat berdirinya kelompok persaudaraan legenda bintang enam. Tak jauh dari bangunan itu tampak ratusan orang dengan pakaian serba hitam berdiri berjajar. Mereka semua menggenggam pedang dengan erat yang terbuat dari baja.Kesemuanya menunjukkan aura kematian yang sangat kuat, sekuat pedang mereka. Saat mereka memotong besi, sudah seperti memotong ranting, sangat mudah. Hanya dalam hitungan detik saja akan mampu terbelah menjadi dua bagian.Kedua mata mereka memandang begitu tajam seperti iblis dari neraka yang siap untuk menghancurkan.Mereka adalah pasukan kedua yang memang dibentuk oleh Max. Mereka semua gabungan dari pengawal terlatih yang bekerja pada Tuan Ramford.Karir Max sebagai pengawal memang melaju pesat. Dia yang awalnya tidak memiliki kemampuan dan hanya diremehka

  • Sang Pengawal   Part 210

    Seketika pria berpakaian kelabu itu pun ketakutan. Wajahnya semakin lama semakin pucat pasi, “Lepaskan aku! Lepaskan!” Pria itu terus saja berteriak.Sekarang ini dia sedang merasakan aura yang mengerikan dan siap membunuh dari orang-orang yang bersamanya ini. Pria ini sangat yakin kalau orang-orang yang membawanya sekarang sudah sering membunuh orang.Dia pun yakin kalau bukan satu dua atau tiga orang yang pernah dibunuh. Mungkin saja jumlahnya ratusan. Jika tidak, tak mungkin ia bisa merasakan keganasan orang-orang itu.Sikap mereka memang terlihat biasa saja, tapi saat mengeluarkan senjata dan menyeret tubuhnya, semua tampak begitu ringan dan tidak ada kendala sama sekali. Seolah tidak ada beban apa-apa yang dialaminya.Pria bergaya kuno ini sampai tidak berani untu membayangkan apa yang akan ia terima kalau sampai jatuh ke dalam genggaman mereka.Selang beberapa menit kemudian …Bill pun tiba di hadapan Mx, dan ia langsung berkata dengan sedikit tergesa, tapi tidak meninggalkan ke

  • Sang Pengawal   Part 209

    Setelah mendapatkan pukulan maut dari Max, pria berpakaian kelabu itu pun tampak begitu ketakutan. Dia sendiri adalah seorang salah satu master beladiri yang dulu pernah menolong dan mengobati Rex.Kemampuannya tidak bisa disebut sebagai sang ahli amatir atau pemula. Namun juga tidak bisa dikatakan sebagai tingkat utama, karena masih banyak ilmu yang harus dikuasai olehnya.Meskipun begitu, di hadapan Max ia bahkan tidak sanggup untuk menahan pukulan dan langsung terhempas begitu saja hanya oleh sebuah pukulan saja.Sekarang ini, pria berpakaian abu-abu itu sudah terluka sangat parah. Dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk bertarung lagi.Saat ia melihat Max berjalan menghampiri selangkah demi selangkah, wajah pria itu pun semakin terlihat pucat seperti sudah tidak ada aliran darah di sana.Max dengan angkuh datang menghampirinya, dan Ia pun bertanya dengan nada yang dingin, “Siapa yang telah menyuruhmu ke sini dan membunuh putri Nyonya Vanessa?”Begitu mendengar pertanyaan Max,

  • Sang Pengawal   Part 208

    Cahaya yang terpancar itu mengarah pada leher Olive. Dia pasti mati kalau sampai belati itu memotong urat leher Olive. Gerakannya begitu cepat, sampai tidak ada orang yang sempat melakukan sesuatu.“Aaa tidaak!” Saat itu Daniel berteriak lantang, ia takut jika sesuatu terjadi pada kakaknya. Berbeda sekali dengan Vanessa yang entah dimana keberadaannya sekarang. Mungkinkah wanita itu melarikan diri.Max hanya memaki dalam hati, “Dasar perempuan tidak berguna. Ibu macam apa dia membiarkan darah dagingnya berada dalam bahaya.”Max pun dengan cepat menggeser tubuh kedua anaknya pada Jade yang sekarang berdiri di belakangnya. Jade langsung mendekap anak itu dengan erat. Sekelebat bayangan pun melintas dan berdiri di samping Max.Itu adalah Zack yang bersiap untuk mendampingi Max. Bersama dengan Max ia melayangkan tinju dan Bruk! Sebuah dentuman terdengar sanagt nyaring, seolah-olah seluruh ruangan meledak terkena pukulan Max dan Zack.Max tidak akan pernah memberi ampun pada siapapun yang

  • Sang Pengawal   Part 208

    Hari ini adalah hari ulang tahun Olive. Vanessa telah menyiapkan sebuah pesta besar. Ia menyewa taman hotel Prime Bayview hanya untuk menyenangkan anak perempuannya.Tak heran jika Olive sempat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ibunya. Sejah ayahnya sakit, ia sama sekali tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya, hanya tekanan dan bahkan hukuman untuknya. Namun bagaimanapun juga Olive adalah seorang anak yang juga membutuhkan kasih sayang orang tua.Meski hari ini Olive merasakan kebahagiaan, tapi sesungguhnya kebahagiaan itu tidak untuknya. Pesta ini dibuat oleh Vanessa demi memperlancar bisnisnya.“Olive, selamat ulang tahun. Jadilah anak yang pintar dan panutan untuk adikmu. Bahagialah selalu Olive,” batin Max yang sedari tadi memperhatikan putri sulungnya dari kejauhan.Saat ini ia sama sekali tidak berani untuk menunjukkan wajahnya di dekat anak itu. Meski sesungguhnya ia ingin memeluk Olive seperti yang biasa dilakukan setiap anak sulungnya berulang tahun. Namun se

  • Sang Pengawal   PArt 207

    Cepat-cepat Max merubah ekspresinya. Ia kembali memasang wajah dingin, jangan sampai Vanessa melihat perubahan pada wajahnya.“Oh, benarkah Nyonya? Saya tidak tahu mengenai kapan ulang tahun mereka, istriku juga tidak bercerita apa-apa,” jawab Max.Vanessa tertawa dingin, “Ha ha sudahlah kau tidak mengetahui ulang tahun mereka itu tidak masalah. Bukankah itu bukan kewajibanmu, lagipula belakangan ini kau lebih sering mengawalku dibanding mengurus kedua anak itu. Sekarang mereka berdua sudah menjadi tanggung jawab istrimu.”“Saya mengerti Nyonya. Hanya saja saya sedikit kaget saat anda menanyakan tentang mereka berdua.”Vanessa mendesah napas panjang, “Yah aku tahu. Meski aku jauh dari mereka dan sudah lama tidak saling menyapa, bahkan aku sempat berpikir untuk membawa mereka ke sekolah asrama saja. Kau tahu kan anak-anak itu sangat berisik!”Max tidak berkata apa-apa. Kalau boleh dikata, dia yang lebih peduli dengan anak-anak dibanding Vanessa. Jade sendiri sudah lama menginginkan keh

  • Sang Pengawal   Part 206

    Sementara itu di luar hotel …Bill menoleh ke arah Max. Ia penasaran dengan satu keputusan yang dibuat oleh rekannya itu.“Max, kenapa kau membiarkan Selena pergi begitu saja? Apa kau tidak ingin menghabisinya juga?”Saat ini Bill tampak begitu mengkhawatirkan keadaan. Ia teringat akan anggapan kalau kita ingin membasmi sesuatu harus dimilai dari akarnya, jika tidak maka akan tumbuh lagi.Bill menganggap otak dari semua kekacauan ini adalah Selena. Apalagi terlihat jelas bagaimana Tuan Randall begitu menghormati Selena.Saat ini tatapan Selena dipenuhi dengan kebencian terhadap Max dan Bill. Menandakan kalau ia tidak terima dengan perlakuan seperti ini dan dia tidak akan tinggal diam.Max tertawa lirih, kemudian ia pun berkata, “Dia hanya seorang Selena Harris yang tidak penting. Tidak ada gunanya untukku membunuh dia, tujuanku sekarang ini adalah untuk menyuruhnya kembali ke kota Zylan karena aku tahu kalau ia akan membalas dendam kepada Tuan Ramford dan aku, dengan begitu maka aku a

  • Sang Pengawal   Part 205

    Pengawal pribadi Selena Harris menghela napas perlahan dan berkata, “Nona, tidak ada gunanya untuk membicarakan hal ini sekarang. Kita harus segera pergi dari tempat ini!”Selena Harris pun mengangguk, “Hmm, ayo kita pergi!”Selena sadar kalau saat ini Tuan Randall sudah mati dan tidak ada gunanya lagi untuk terus berlama-lama di kota Northbay. Dia harus segera kembali ke kota Zylan dan menceritakan semua masalah yang telah terjadi di sini pada keluarga besarnya.Jika keluarga besarnya tahu tentang hal ini, maka ia bisa segera membuat keputusan langkah apa yang harus mereka ambil selanjutanya. Bagaimanapun juga grup Mulder masih mereka inginkan untuk saat ini.Kematian Tuan Randall menjadi sebuah kerugian yang besar bagi keluarga Harris.Brak!Saat itu tiba-tiba pintu pun terbuka dengan cara ditendang oleh seseorang.“Ha ha ha, sepertinya sudah terlambat untuk kalian pergi sekarang,” sindir seseorang yang datang dengan tertawa sinis.“Max, kau!” seru Selena tak percaya dengan apa yang

  • Sang Pengawal   Part 204

    Siapa dia sebenarnya? Sejak kapan ada seorang master yang menguasai ilmu mengerikan dari kota kecil seperti Northbay.“Jangan membuang waktuku. Kalau kau tidak punya kemampuan untuk menyelesaikan dalam waktu sepuluh menit saja, maka kembalilah!” seru Max dengan tidak sabar setelah ia menghabiskan satu kaleng beernya, yang entah kaleng ke berapa saat itu.Begitu mendengar kata-kata Max, wajah Bill pun memerah dan makin lama semakin garag. Di dalam hatinya muncul kemarahan yang berapi-api.Bill tampak tersenyum muram kemudian berkata, “Awalnya aku hanya ingin bersenang-senang, sedikit bermain denganmu bukannya tidak masalah. Sayang sekali aku hanya punya sedikit waktu.”Sebenarnya Bill masih belum ingin meninggalkan Northbay, tapi akan menjadi sangat membosankan. Lagipula ia adalah anak buah Max yang tentunya harus menuruti pria itu. Ketika dia mengikuti Max kembali ke kota Southbay ada sesuatu yang menunggu dirinya di sana, tentunya bukan sesuatu hal yang menyenangkan.Semenjak hubunga

DMCA.com Protection Status