Seketika Tuan Ramford menjadi ragu. Dia membatin kalau mungkin saja Vanessa benar, ia tidak perlu menjadikan Max sebagai kepala pengawal hari ini.Max sendiri tahu kalau sebenarnya Vanessa hanya mengulur-ulur waktu saja. Mungkinkah Vanessa tengah menyingkirkan dirinya. Setelah itu Vanessa bisa memilih sendiri siapa yang sebenarnya pantas menjadi kepala pengawal. Atau mungkin Vanessa memiliki sebuah rencana tersembunyi.Max harus mencari tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh mantan istrinya itu.“Hmm, Max, kau tidak akan memaksaku untuk melakukan hal ini kan?” tanya Vanessa lagi.MAx tak menjawab. Seketika Vansessa terlihat begitu khawatir dan berpura-pura untuk sedih. “Kau tahu kan kalau saat ini kau harus menemani anak-anakku dan aku yang mengangkatmu menjadi pengawal untuk mengantar jemput anakku, dan juga menjagaku.”Vanessa menghembuskan napas panjang dan menunduk lesu, “Belakangan ini aku merasa sangat takut dan tertekan. Jika kau mendesakku untuk melakukannya hari ini, aku kh
Kemudian Max berbicara pada Tuan Ramford tentang hal yang sama. Nada bicaranya begitu tenang, tapi mampu membuat Tuan Ramford tidak berkutik.Max memang benar-benar sudah berubah, dari seorang yang tidak memiliki apa-apa dan selalu diremehkan. Bahkan mungkin dulu keberadaannya tidak pernah dianggap oleh Tuan Ramford.Sekarang ia bahkan bisa tanpa pikir panjang menuruti keinginan Max dengan mudah. Tanpa berat hati ia pun mengikuti perkataan Max.Tuan Ramford menghembuskan napas dalam-dalam kemudian melirik ke arah Vanessa sebenatar dan ganti ke arah Max. “Maxim Williams, mulai sekarang aku secara resmi mengangkatmu sebagai kepala pengawal di klan Ramford.”Setelah mengatakan hal itu, ia pun bangkit dari tempat duduknya dan menggandeng Vanessa. Saat ini Vanessa terlihat begitu letih dan tidak bertenaga.Ia pun meminta Leon Ramford untuk merangkul pinggangnya yang ramping dan membawa ke kamar tidur. Saat ini tingkahnya seperti seseorang yang tengah mabuk. Namun sesekali melirik Max, dan
Kepala Max terasa pusing mendengarkan ucapan Jade barusan. Bisa-bisanya Jade mengatakan kalau ia akan pergi, hal itu tidak mungkin.“Bukankah ini yang kau impikan sejak dulu, dan aku juga memilihmu karena ini,” lanjut Jade.“Aku tidak mengerti.”Jade menghembuskan napas panjang. Apakah mungkin Max sudah lupa dengan apa yang dulu pernah ia katakan? Saat awal hubungan mereka dulu Max pernah mengatakan kalau ia ingin menjadi pengawal utama bagi Tuan Ramford, dan di hari itu terjadi mungkin saja ia akan meninggalkan Jade.“Bukankah kau pernah mengatakan hal itu demi keamananku. Jika kau menjadi pengawal utama tentunya kau akan tinggal bersama Tuan Ramford dan akan selalu bersamanya. Kau bahkan mengatakan kalau memang aku bersamamu terus kau khawatir hal itu akan menghambat keseharian karirmu.”Max hanya menggeleng. Namun dalam hati ia bertanya apakah benar MAx yang asli pernah melakukan ini? Jika memang demikian bukannya ini tidak baik.Dalam hati ia memaki Max yang asli kalau dia buta ja
Max menunggu di sampai mobil yang ia sewa tiba. Saat ini ia harus pergi menuju White Forest Hill, di sana terdapat seorang dokter ahli yang bisa merubah penampilan seseorang tanpa perlu banyak prosedur seperti bedah plastik pada umumnya.Memang metode yang digunakan sedikit berbeda karena ada sentuhan magic. Dokter yang ada di sana menggunakan metode pengobatan kuno yang hanya dimiliki oleh orang-orang pilihan. Max sendiri mendapatkan informasi ini dari Gregory sang malaikat pelindung.Lokasi White Forest Hill sangat jauh dari Northbay, membutuhkan hampir dua ratus kilometer dan medan yang cukup sulit. Sarana transportasi di sana juga kurang baik sehingga hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi saja. Hari ini benar-benar menjadi perjalanan yang cukup panjang.Max dan Zack bergantian mengemudi selama lebih dari delapan jam. Sampai akhirnya mereka tiba di sebuah bukit yang berkabut sehingga tanaman terlihat berwarna putih. Mungkin inilah mengapa disebut white forest hill.Saat tiba di
Erick Jefferson memang sangat pandai berbicara. Ia mudah sekali menunjukkkan penolakan tanpa hinaan, tapi malah membuat orang lain merasa bersalah terhadap permintaannya.“Perjalanan ke sana cukup berbahaya. Bukan hanya adanya perampok tapi juga hewan buas yang tiba-tiba bisa menyerang. Ayolah kita harus bantu mereka, lagipula mereka hanya berdua tidak akan menghabiskan banyak tempat,” pinta Anne bersikeras.Erick pun mendengkus kesal kemudian menoleh pada Zack, “Baiklah kalau begitu, kita akan pergi bersama.”Anne langsung melambaikan tangan pada Zack dan memintanya naik ke mobil bersama Max.“Tuan, ayo kita pergi!” ajak Zack kepada Max yang semenjak tadi hanya diam.Namun Max justru terlihat enggan. Hanya seorang dari kawanan itu yang mau menyambut mereka yaitu si gadis mungil. Max ingin menolak tawaran mereka, tapi sudah terlambat, Zack sudah menerima lebih dulu.Zack bahkan menarik lengan Max dan membuatnya terpaksa untuk setuju dan masuk ke dalam van milik mereka.Mobil berjenis
"Tuan Jefferson, Anda benar-benar memiliki saudara seorang master? Benarkah itu?" tanya Brandon terlihat antusias.Tuan Jefferson mengusap dagunya sendiri kemudian mengangguk-angguk."Orang bilang dia adalah seorang master. Kalian tahu kalau seorang master sepertinya dapat menghancurkan baru besar dengan menggunakan tangan kosong."Semua yang ada di situ pun berdecak kagum. Mereka semakin menaruh hormat kepada Tuan Jefferson, dan pria itu pun makin besar kepala dibuatnya."Jika bisa menghancurkan batu besar dengan menggunakan tangan kosong sudah pasti dia adalah seorang yang sangat luar biasa. Sudah pasti tidak ada yang mampu untuk mengalahkannya," sahut Brandon."Jika kita bersama dengannya sudah pasti kita akan selalu merasa aman dan tidak ada yang akan menghalangi kita. Bahkan bahaya besar sekalipun tidak akan mendekati kita," sahut yang lain.Semua tampak begitu kagum dengan Erick dan pengaruhnya.Bahkan Anne yang selama ini bersikap acuh terhadap Erick pun mau tak mau menunjukkan
Sekelompok pemuda itu tampak ketakutan. Bahkan para wanita pun sampai mendekap tubuh mereka sendiri, tapi dibalik itu semua mereka pun tampak penasaran dengan suara yang mengejutkan itu.Alhasil dengan takut-takut mereka pun melngkah dengan cara mengendap-ngendap dan melihat ke arah puncak. Lalu tak lama kemudian Erick pun berteriak dengan tiba-tiba.Sosok pria asing tiba-tiba menegur Erick dengan penuh semangat, "Erick!" Seru pria itu.Semua yang ada di situ pun memperhatikan laki-laki itu dengan sangat jelas kemudian saling pandang karena tak mengenal. Namun mereka juga ingin tahu apa hubungan pria asing itu dengan Erick.Pria asing itu memiliki tubuh tinggi dan tegap, alis dan rambutnya berwarna hitam legam dan memiliki garis wajah yang tegas. Penampilannya sangat serasi dan memberi kesan angker sehingga orang yang akan berbuat tidak baik pun akan berpikir dua kali jika dihadapkan dengannya."Tuan Jefferson, apakah itu adalah Sang Master, saudara sepupu Anda?" tanya Brandon mewakil
Saat itu Erick bersama kelompoknya sedang mengobrol sambil menikmati camilan dan minuman mengitari api unggun. Saat itulah semua perhatian mengarah pada Randy yang dianggap begitu hebat.Saat itu Winona memainkan rambutnya dan tersenyum dengan sedikit manja. Ia memperhatikan Randy dan terlihat antusias."Randy, aku sangat penasaran dengan bakat belas dirimu, apa kau bisa menceritakan kepadaku?"Winona sangat mengagumi seseorang yang memiliki keahlian berkelahi dengan tinggi. Baginya akan sangat nyaman jika berada dalam lindungan laki-laki seperti itu.Melihat usia Randy yang tidak jauh selisihnya dari Winona ditambah lagi sosoknya yang kuat membuat ia berpikir kalau dia ingin mendapatkan Randy. Andai saja ia berkencan dengan pria seperti Randy tentu akan banyak gadis yang iri kepadanya."Benar sekali Randy. Kami sangat ingin melihat kemampuan bela dirimu. Apakah kau keberatan untuk menunjukkan pada kami semua?" Brandon pun ikut penasaran. Desakan seperti itu membuat Randy sedikit ter