Lintang menghilang dari pandangan, dan kembali muncul tepat dibelakang sang tumenggung.Hal itu tentu membuat semua prajurit katumenggungan serta para pendekar Bandit Racun Api terkejut.“Si-siapa anak kecil biru itu? Gerakannya terlalu cepat bahkan bagi mata kita,” banyak pendekar yang bertanya-tanya akan sosok Lintang.Mereka tidak habis pikir mengapa bisa ada anak kecil yan bisa melakukan hal tersebut.Tumenggung Bayangkara adalah pendekar sakti tingkat Jiwa. Tidak ada yang pernah berani berhadapan dengannya karena tingkat kependekaran seperti itu dianggap sebagai jago tanpa tanding di dunia persilatan.Bahkan pemimpin cabang bandit Racun Api sendiri sangat patuh terhadapnya. Begitu pula dengan beberapa tokoh golongan hitam.Jika dibandingkan, mungkin tingkat kanuragannya setara dengan guru Linguy yang ada di divisi Bayangan.Sehingga Ki Jara dan Bakung di hadapannya bagaikan lalat kecil yang bisa tewas ditepuk kapan saja.Tapi Lintang, anak kecil itu tidak gentar. Bahkan tak ada s
Pertarungan Lintang dan Tumenggung Bayangkara tadi berjalan begitu alot sehingga tidak terasa mentari kini pagi mulai terlihat di ufuk timur sebagai tanda bahwa kekuasaan malam telah berakhir. Burung-burung di pinggiran hutan mulai terdengar saling bersahutan, ayam-ayam berkokok mengakhiri mimpi para penduduk.Sebetulnya para penduduk sudah sedari tadi bangun sesaat setelah mendengar gema ledakan. Namun mereka tidak berani keluar karena sadar bahwa tidak jauh dari sana sedang ada pertarungan pendekar.Para kepala wilayah kota yang juga mendengar gema ledakan segera mengumpulkan pasukannya.Mereka memanggil para saudagar dan bangsawan agar segera bertindak ikut membantu mengevakuasi para penduduk.Sehingga dalam waktu singkat, kota katumenggungan menjadi kosong tanpa penghuni.Semua penduduk pergi meninggalkan rumah-rumah mereka menuju perbukitan di belakang gerbang selatan.Sementara di wilayah penginapan sederhana di tempat divisi Bayangan bernaung, pertarungan masih berjalan di be
Sebelum menjadi Kusha, Lintang dahulu adalah ahli ilusi. Dia mengerti seperti apa teknik ilusi berjalan.Maka dengan pengalamannya, Lintang memanfaatkan energi sihir milik Ki Keling dan Cantika untuk mengecoh lawan.Awalnya Ki Keling dan Cantika tidak percaya terhadap Lintang. Tapi ketika Lintang menjelaskan secara rinci dasar-dasar ilusi, keduanya langsung menganga terkejut bukan buatan.Dari sana Ki Keling dan Cantika mulai mempercayai Lintang sebagai ahli ilusi.Atas arahan Lintang dan penjelasannya terhadap teknik tubuh bayangan, Ki Keling dan Cantika akhirnya mampu menciptakan wujud nyata dari sebatang kayu bakar di dalam penginapan.Keduanya sangat senang karena berhasil memiliki teknik baru dibidang ilusi sihir.Sementara Linguy, Balada, Ki Jara dan semua anggota divisi harus kembali terpana dengan apa yang Lintang lakukan. Mereka tidak lagi memiliki kata-kata entah harus memuji apa kepada bocah kecil itu. Lintang sungguh bagai misteri, dia memiliki banyak keahlian yang tidak
Ageng Wicaksono dan Nyi Saraswati tanpa sadar menelan ludah secara bersamaan. awalnya mereka tidak merasa takut meski perguruan Lembah Ular bakal didatangi sosok yang telah membuat heboh dunia persilatan, tapi kemunculan Dharmawangsa yang besar kemungkinan telah diselamatkan pendekar muda tersebut pastinya bakal membuat peta situasi berubah. Keduanya merasa tidak lagi dalam posisi diuntungkan saat ini. Dharmawangsa sendiri tahu kemana arah pandangan kedua lawannya itu. Cibirannya pun diarahkan kepada keduanya, "Kenapa kalian terlihat ketakutan seperti itu?" ujarnya, lalu melihat ke arah Jalu yang lawannya kini hanya tersisa tidak lebih dari lima puluh orang saja. Lelaki tua itu tampak terkejut juga dengan sepak terjang Jalu. Namun begitu melihat pendekar muda itu sudah mengeluarkan pedang pusakanya, keterkejutan yang dia rasakan pun menghilang. Dharmawangsa tahu betul bagaimana besarnya kekuatan pedang berbilah hitam yang bisa memutuskan rantai energi Ageng Wicaksono."Badra, cepat
Mohon maaf untuk bab kemarin yang salah publish. Saya revisi tidak bisa. ***Dengan tewasnya Tumenggung Bayangkara, maka kemelut rumit kerajaan Suralaksa pun berakhir.Dengan begitu, penduduk katumenggungan Surajaya bisa kembali hidup dalam damai.Kerajaan terbebas dari bencana kudeta, para gadis yang diculik kembali dipulangkan, sementara keluarga Tumenggung Bayangkara dan Saudagar Kumbala ditangkap dibawa ke kota raja untuk diadili.Namun Santini putri dari Kumbala berhasil melarikan diri, gadis itu lari entah ke mana, yang jelas dia kini menjadi buronan satu kerajaan.Setelah lama menutup mata terhadap Kelaliman Bayangkara, raja Laksa Sharma pun akhirnya tersadar.Dia sangat marah ketika tahu Bayangkara ternyata merencakan kudeta. Sang raja menyesal karena sempat tidak mempercayai permaisuri membuatnya segera meminta maaf secara terbuka.Linguy dan semua anggota Divisi dianggap pahlawan besar oleh kerajaan, mereka diberikan penghargaan tinggi serta mendapat hadiah harta yang sang
Lintang menjerit seperti orang gila membuat Ki Jara dan semua pendekar sangat khawatir.Balada segera berlutut di depan sesepuh padepokan meminta pengampunan untuk adiknya, tapi pria keras kepala itu tidak peduli.Bahkan alih-alih memperhatikan Balada, sang sesepuh malah tertawa terbahak-bahak seakan menikmati penderitaan Lintang.“Hahaha, bocah tengik sepertimu memang pantas aku hukum. Kau akan jera setelah ini, dasar nakal,” maki sesepuh padepokan.Lintang terus berguling kesakitan sembari menitikan air mata, dia tidak menyangka ucapan asal-asalannya ternyata berbuah petaka.Padahal Lintang memanggil sesepuh dengan paman Nala agar mereka bisa lebih akrab.Namun sayang, Dia tidak tahu bahwa sesepuh tidak suka disebut nama. Lintang berhenti berguling setelah tubuhnya lemas tidak berdaya, dia mengumpat panjang pendek di dalam hati memaki sesepuh padepokan.“Dasar orang tua sialan, tunggu saja! Aku tidak akan melupakan ini,” gumam Lintang geram.Setelah itu, pandangan Lintang seketika
Selain belajar ilmu kanuragan, Padepokan Campaka Raga juga mengajarkan tentang budi pekerti kepada semua muridnya.Sehingga di waktu pagi dan petang sebelum dan selesai latihan ilmu beladiri, seluruh murid di wajibkan mengikuti kelas pendidikan budi pekerti terlebih dahulu.Satu ruang kelas akan dihuni oleh sekitar 200-280 murid sesuai guru yang mereka ikuti.Di sana mereka akan menghafal dan menerjemahkan semua aturan padepokan serta belajar merapalkannya pada kehidupan sehari-hari.Terdapat sekitar 1000 aturan padepokan yang berkaitan tentang dunia kependekaran, apa itu pendekar, dan apa saja larangan bagi seorang pendekar di dunia persilatan.Selain itu, mereka juga akan menghapal aturan-aturan yang harus dipatuhi seorang murid.Tidak main-main, di padepokan Campaka Raga terdapat kurang lebih 600 aturan yang harus dipatuhi seorang murid.Dan semua aturan itu wajib dihapalkan, apalagi bagi murid pemula yang baru datang.Status murid sendiri terbagi ke dalam 3 tingkat, pertama adalah
Berita tentang pembangkangan Lintang meluas secara cepat, bahkan kini para murid inti mulai menggunjing ketegasan hukum padepokan membuat sesepuh Wirusanala merasa gerah.Wakil sesepuh yang bernama Baya mengusulkan bahwa Lintang harus dikeluarkan karena akan mengancam ketentaraman para murid.Tapi sesepuh Wirusanala tetap tidak menghendaki usulan itu, sehingga Baya terpaksa harus meminta bantuan para ketua agar bisa membujuk sesepuh.Pertemuan tertutup pun di gelar di dalam aula, pertemuan itu terdiri dari 6 ketua, wakil sesepuh, dan Wirusanala.Sementara dua ketua lain tidak turut hadir kerena tidak ingin terlibat dalam masalah sepele seperti itu.6 ketua yang hadir di sana masing-masing memiliki nama, Anggada, Jenewa, Ruhui, Jayanti, Ruhti, dan Gangga Jala.Sementara yang tidak ikut hadir adalah Kantaka dan Ki Luhung. Dua orang pendekar tua yang memiliki sifat tertutup sehingga jarang sekali menampakan diri di padepokan.Selain itu, keduanya juga terkenal sebagai pendekar yang sanga