Beranda / Urban / Sang Pemilik Tahta / Bab 39. Penyesalan Varra.

Share

Bab 39. Penyesalan Varra.

Penulis: inoz eL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-22 18:30:39
“Ibu tidak mau tahu, Edward. Kamu harus menjaga Varra.”

Ucap si ibu kepada Edward dengan nada yang terdengar sedikit panik.

“Iya Ibu aku mengerti, bagaimanapun juga Varra mengalami kejadian ini karena telah melindungiku.”

Ucap Edward dengan sedikit meloloskan pandangannya ke arah Varra yang sedang menjalani perawatan di lengan kanannya.

“Kakek sudah menghubungi beberapa dokter ternama.”

“Kakek yakin mereka akan bisa membuat gadis ini tidak memiliki bekas luka.” ucap Richard Hovd kepada Edward.

“Kamu tenang saja.” tambah sang kakek yang kini meletakkan tangannya di punggung sang Putri, atau ibu Edward.

“Kalau begitu kami pergi dulu kamu harus menjaganya.” Ucap ibu Edward.

“Ingat! Kamu harus benar-benar menjaganya.” Tambah ibu Edward lagi, menekankan.

“Iya Ibu, aku mengerti.” jawab Edward.

Di saat kedua orang tua itu, ibu dan kakeknya pergi, Edward ini masuk ke ruangan di mana Varra sedang duduk karena baru saja selesai menjalani perawatan lukanya.

“lukanya cukup panjang, serta juga dala
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 40. Kebaikan Edward.

    Varra sadar betul akan sikapnya sebelumnya. Kini Dia hanya bisa berdiri menatap ke arah luar jendela. Merenungi apa yang telah dilakukan.“Apa yang sedang kamu lakukan?”Sebuah suara menyadarkan Varra.Secepat kilat gadis itu menoleh, ke arah sumber suara.Tak dapat dibohongi matanya gini sedang berkaca-kaca.Kesedihan, kebahagiaan, bercampur menjadi satu.“Ka–kamu?” Sapanya terbata-bata.“Aku?” Tanya seorang laki-laki yang ternyata itu adalah Edward.“Aku, kenapa?” Tambah Edward bertanya.“kenapa kamu kembali, bukankah kamu sudah pergi?”“Tentu saja aku kembali.”ucap Edward dengan meletakkan beberapa bungkusan di meja, yang berada di ruang perawatan Varra.“Kita, tadi belum sempat makan malam. Jadi aku membeli beberapa makanan untuk kita makan.”Edward berbicara, meskipun ekspresinya dingin, bicaranya begitu lembut.Merasa diperhatikan oleh Edward, Varra merasa senang dan bahagia.Dia tidak memikirkan dirinya dianggap teman atau pacar. Yang dia tahu sekarang adalah perhatian dari Edwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 41. Akuisisi Rumah sakit Healthy.

    Varra dan Edward memalingkan pandangannya ke arah dokter tersebut.Itu bukanlah dokter yang menangani luka, Varra sebelumnya.“Kenapa mereka ada di sini?” Edward bertanya kepada si dokter dengan tatapan mata yang begitu dingin.“Kamu siapa?” Tanya si dokter kepada Edward.“Apa hakmu untuk bertanya?” Tambah si dokter dengan sikap yang sedikit arogan.“Ini adalah ruangan milik temanku, kenapa bisa ada orang lain yang menggunakannya?”Edward telah merasa dicurangi oleh orang-orang itu.Sedari awal ruangan ini sudah ditempati oleh Varra. Lantas kenapa bisa di saat mereka meninggalkan ruangan ini, dan mereka kembali, sudah ada orang lain yang menempati.Sebuah diskriminasi, dilakukan oleh si dokter.Dengan menatap Edward dari ujung kaki sampai ke ujung rambut, dokter itu kemudian berkata, “kamu hanya orang miskin, tidak perlu berlagak berkuasa.”Si dokter berkata seperti itu dikarenakan saat ini yang dia lihat adalah seorang Edward yang sedang memakai pakaian santai.Tadi di saat dia membel

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 42. Dokter sombong.

    Dokter sombong itu, menjadi bingung.Dia merasa tidak melakukan kesalahan, tapi kenapa kepala rumah sakit memarahi dirinya.Dokter sombong itu menoleh ke arah pasangan pemuda, anak pengusaha tadi, yang sedang dirawat oleh dirinya.“Apa mungkin kepala rumah sakit marah karena aku membuat mereka tidak nyaman.”Dokter itu mulai berspekulasi sendiri, dan berbicara dalam hati.“Tuan Muda?” tanya dokter itu lagi dalam hatinya.Matanya mulai melihat ke sekeliling, melihat ke arah pemuda dan pemudi anak pengusaha tadi.Setelah itu melihat ke arah Edward dan Varra.Dalam hatinya kini mulai bingung.Dia kembali mengambil spekulasi sendiri, berpikiran bahwa tidak mungkin jika laki-laki berpenampilan seperti Edward akan dipanggil sebagai tuan muda.Itu berarti satu kemungkinan yang jelas adalah, di saat kepala rumah sakit datang dan meneriakkan nama “Tuan Muda” sebelumnya, karena kepala rumah sakit memanggil pasien yang sedang dirawat oleh dirinya.Itulah yang ada di pikirannya untuk saat ini.“In

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 43. DOkter Sombong 2.

    Si Dokter sombong itu seketika berubah menjadi diam seribu bahasa.Dia sedang berpikir, apa benar jika pemuda yang ada di depan ini adalah seorang tuan muda.“Dari keluarga mana?” tanya si Dokter itu dalam hatinya.Dia sama sekali tidak tahu perihal Edward.“Bukankah kamu bilang jika, kamu lulusan luar negeri dan kepala rumah sakit tidak akan rela memecat dirimu?” Edward bertanya kepada Dokter sombong itu dengan mata yang mulai berubah menjadi sebuah mata yang memicing tajam.“Memang kenapa?”Dokter sombong itu sepertinya masih belum mau untuk merendah di hadapan Edward.“Bahkan jika itu dirimu, takkan bisa kamu untuk memecat diriku.” Tambah si dokter sombong.Sungguh percaya diri yang sangat besar.“Apa yang kamu bicarakan? Lebih kamu sekarang mulai menjaga sikap.”Kepala rumah sakit itu mulai untuk menasehati si dokter sombong.Dia tahu betul jika si dokter sombong sangatlah hebat kerjanya. Dia sangat begitu ahli dalam hal kedokteran. Namun sikapnya yang begitu sombong akan membuatny

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 44. Kesombongan.

    “Ap–apa maksudmu?”Edward tidak menjawab, dan justru menunjuk ke arah saku si laki-laki.Dimana ternyata, di saku itulah si laki-laki tadi menyimpan ponselnya yang saat ini mulai berdering.“Halo ayah?”Suara speaker ponselnya yang lumayan besar, membuat beberapa orang bisa mendengar apa yang dikatakan oleh ayah dari laki-laki itu.“Apa yang sudah kamu lakukan?!”Teriak sih ayah.“Kamu telah membunuh keluarga kita.”“Siapa yang kamu singgung?!”Si ayah tanpa menunggu jawaban dari putranya, mengeluarkan kata-kata kotor untuk memarahi sang putra.“Anak bajing*n!”“Gara-gara kamu. Kini perusahaan Grade memutuskan kontrak kerjasama dengan kita!”Si laki-laki yang ada yang ada di hadapan Edward itu kini mulai khawatir, matanya menatap ketakutan ke arah Edward.“Ke–kenapa begitu ayah?” Tanya si anak laki-laki itu.“Aku juga tidak tahu!”jawab ayahnya dengan suara membentak.“Bahkan perusahaan Grade, mengeluarkan pengumuman, pemblokiran perusahaan milik kita di industri ini!” jelas sang ayah d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 45. Showroom mobil.

    Varra yang mendengar apa yang telah diucapkan oleh si wanita seketika mencoba untuk menjelaskan.“Tidak!”“Ka–kami…”Belum selesai Varra berbicara, teman sekolahnya itu langsung memotong perkataan Varra.“Kalian masih sama saja ternyata…” Ucap wanita itu. “Masih terlihat miskin!” Lanjutnya yang kemudian tertawa. Sering kali Edward mendapatkan hinaan. Bahkan untuk saat ini. Itu karena penampilan nya yang selalu sederhana. Dia memang suka berpenampilan sederhana, hanya menggunakan pakaian santai seperti pemuda lainnya.Tidak menunjukkan jika dirinya sebenarnya saat ini adalah seorang CEO muda yang kaya raya.“Untuk apa kalian datang kesini?”Tanya wanita itu. Sebenarnya, Varra merasa geram dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu. Tapi, meskipun begitu, Varra tidak mau terlalu ambil pusing dan lebih memilih untuk diam.“Edward…” panggil Varra untuk mengisyaratkan kepada Edward.“Oh… kami datang untuk membeli sebuah mobil.” Ucap Edward. “Mobil?” Tanya wanita yang dulu teman sekel

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 46. Showroom Mobil 2

    “Apa yang kamu bicarakan?”“Kenapa kamu seolah tidak percaya?”Dikala Edward hanya terdiam, justru Varra yang membela dirinya.Edward memilih terdiam bukan karena dia takut dia cuman merasa malas untuk membuang-buang tenaganya membalas ucapan dari orang yang tidak berguna seperti wanita itu.Varra tampak hendak melangkahkan kakinya lebih mendekat ke arah wanita yang dulunya adalah teman sekolahnya itu.Edward dengan sigap menahan Varra.Dengan satu tangannya yang memegang bahu Varra.Selain itu, Edward kemudian menggelengkan kepalanya, perlahan, lembut, dan tampak bijaksana di hadapan Varra.Hal itu dia lakukan karena dia merasa jika percuma saja berbicara kepada orang seperti Wanita itu, tidak akan dimengerti, karena dia adalah wanita dengan hati tercemar.“Sudah, gesek saja.”“Lakukan pembayaran sekarang juga.”Edward meminta kepada Wanita itu dengan mata yang mulai memancarkan sebuah keseriusan.Wanita itu sendiri sedikit merasakan bulu kuduknya berdiri, saat melihat ekspresi Edward

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Sang Pemilik Tahta   Bab 47. Di awasi.

    Iya, itu adalah suara Varra, yang memintakan maaf atas nama wanita itu.“Bukan kata dia sudah menghina kita?” “Kamu yakin akan memaafkannya?” Edward bertanya kepada Varra.“Setiap orang pernah berbuat kesalahan Edward,” jelas Varra dengan menunduk.“Apa kamu tidak ingin, Dia merasakan juga apa yang kamu rasakan kemarin?”Varra mendengarkan apa yang dikatakan oleh Edward.Membuat dirinya hanya bisa terdiam dan menunduk.Dia mengingat bahwa dirinya telah melakukan hal yang hampir sama dengan yang dilakukan oleh wanita.Melihat Varra yang menunduk, dan tidak menjawab. Edward kemudian mengambil kesimpulan dan berbicara kepada manajer showroom.“Aku tidak akan memecat dia, tapi aku ingin dia menjadi seorang cleaning service di sini.”“Tukang bersih-bersih.” Ucap si Edward menekankan.Wanita itu sebenarnya kaget dengan apa yang dikatakan oleh Edward.Namun meskipun begitu wanita itu seolah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena yang berbicara kini adalah seorang yang berada di luar jangk

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06

Bab terbaru

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 63

    Varra terdiam, Dia mulai berpikir bagaimana meluruskan keadaan ini kedepannya. Dia kini mulai ingat jika Edward pernah berkata kepada dirinya untuk menyembunyikan identitasnya dari siapapun“Apa Kamu akan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Varra?”Edward yang mengetahui dilema Varra kini mencoba untuk meluruskan hal itu sendiri.“Huehehe” Varra tersenyum kepada Dhisa untuk sekedar membantu Edward menyembunyikan statusnya.Sejujurnya Varra benar-benar tidak tahu bagaimana caranya untuk memulai, meyakinkan Dhisa jika dirinya berbohong. Mengingat semua yang Dia ucapkan sebenarnya adalah sebuah kebenaran.“Tapi, Benarkah itu?” Tanya Dhisa dengan menunjukkan sedikit keraguan.Sejujurnya, memang Dhisa tidak suka dengan para orang-orang kaya dan orang kelas atas karena dirinya merasa mereka semua sering merendahkan orang lain yang mereka anggap lemah.Namun, yang tidak diketahui oleh Edward dan Varra adalah, Dhisa mulai berpikir akan sesuatu,“Mungkin jika Mereka adalah Edwar

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 62

    “Varra. Ayo kita pergi.”Ucap Dhisa yang disambut dengan senyum manis oleh oleh Varra.Tidak lupa Varra masih mendengus ke arah Whiny, seolah menghina Whiny sebelum akhirnya dia berpaling muka.“Aku pergi Ayah, Ibu.”“Whiny juga, jaga kesehatanmu, kita masih akan bertemu di universitas.”Dhisa berpamitan kepada anggota keluarganya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.“Aku berharap kalian tidak akan mengganggu Dhisa lagi.”Edward berbicara untuk terakhir kali, sebelum akhirnya mereka pergi.Setelah kepergian mereka, kini Pearl beserta anak istrinya mulai mengeluarkan sumpah serapah.Cacian dan makian keluar dari mulut mereka.Setelah mereka tenang, mereka kini memilih untuk di duduk bersama dan berunding.Pearl memikirkan bagaimana caranya untuk menghadapi Owl, sementara sebelumnya dirinya sudah menjanjikan Dhisa untuk Owl, sebagai bentuk “pelancar” urusan bisnis diantara keduanya.“Apa yang harus Kita lakukan sekarang suamiku?” Nessy bertanya kepada sang suami.“Aku juga tidak tahu.”

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 61.

    “Kau. Berhenti di tempatmu sekarang!” Hardik Pearl.Edward terus berjalan tanpa menghiraukan peringatan dari Pearl, sampai akhirnya kini dirinya sudah sangat dekat dengan Pearl, tanpa sadar hal itu membuat Pearl mengambil beberapa langkah ke belakang dan mengakibatkan dirinya terjatuh karena kehilangan keseimbangan.“Kenapa Kau begitu lemah?”Edward mulai menghina Pearl dengan tatapan yang sangat meremehkan.“Biarkan Dhisa pergi,” Ucap Edward yang kemudian membungkukan bada mendekatkan wajahnya ke wajah Pearl.“Atau Kau ingin bernasib sama dengan Owl?” Ancam Edward, tanpa diketahui oleh yang lain Edward berbicara dengan sorot matanya menjadi begitu tajam menantang.“Dhisa, lebih baik kamu bereskan barangmu, Kami akan menunggumu.” Dengan menoleh serta tersenyum manis Edward berkata kepada Dhisa yang sedari tadi masih terpaku melihat dirinya.“Iya.” Jawab Dhisa singkat dengan ekspresi wajahnya yang terlihat sangat hangat. Untuk sekilas, terlihat senyum Dhisa yang penuh akan kebahagiaan

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 60

    Pearl bermaksud mendekat ke arah Dhisa yang sepertinya memiliki tujuan untuk memukul atau sekedar mengasari Dhisa yang menurut Dirinya sudah membuat masalah.Namun, hal itu ia urungkan saat Dia melihat ada seseornag yang masuk ke dalam rumah, mengekor Dhisa.Itu adalah Edward.“Ka–kau! Kenapa Kau disini?”Pearl seketika menjadi gagap saat dirinya melihat hadirnya Edward disana.Masih tergambar jelas di benak Pearl apa yang sudah Dia lihat tadi malam.Pemuda di hadapan-nya sekilas seperti pemuda pada umumnya, akan tetapi Pemuda itu juga yang seketika menjadi ganas tak bisa dikendalikan saat dalam kondisi marah.“Kenapa?” tanya Edward dengan sorot matanya yang begitu mengintimidasi Pearl.“Tidak apa-ap–”“Tunggu” Pikir Pearl menghentikan ucapanya sebelumnya dengan berbicara kepada dirinya sendiri.“Bukankah ini di rumahku?” Ucap Pearl masih dalam hatinya.“Seharusnya Dia tidak berani macam-macam di rumahku,” Pikir Pearl dengan satu tangan memegang dagu miliknya.“Apa yang kau lakukan di

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 59

    Edward dan kedua wanita itu kini sedang berjalan hendak pergi dari hotel,tempat mereka beristirahat. Kini sedang di dalam lift menuju basement parkir.Tidak lupa Edward memberikan kabar kepada Warden, perihal beberapa perintah.Pertama Edward minta kepada Warden untuk dicarikan satu kondominium untuk tempat tinggal Varra dan juga Dhisa, Edward meminta yang tidak terlalu jauh dari kampus mereka belajar. Yang kedua Eddward memberikan perintah kepada Warden untuk mengambil mobil miliknya di basement parkir hotel, karena dia akan ikut bersama dengan Dhisa di mobil Varra.Tidak menunggu waktu lama, sebelum mereka sampai di mobil milik Varra, satu notifikasi masuk di ponsel Varra.Itu adalah titik alamat kondominium apartemen untuk nya, beserta dengan aksesnya.Setelah membaca pesan di ponselnya Varra segera menghadap ke Edward dan mengangguk, sebagai tanda sudah diketahuinya letak kondominium untuk tempat tinggal baru Dia dan juga Dhisa.“Sebaiknya Aku kembali kerumah dulu untuk mengambil

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 58.

    *** Mereka bertiga kini sudah bersiap untuk pergi dari hotel.Dhisa masih bingung. Dia merasa ragu untuk pulang, mengingat apa yang sudah dilakukan oleh orang tua angkatnya.Bukan bermaksud untuk menjadi seseorang yang tidak tahu balas budi, akan tetapi dia memikirkan kelangsungan hidupnya, jika terus bersama dengan mereka maka dia ragu akan dapat menjalani kehidupan dengan tenang. “Apa yang akan kamu lakukan sekarang?” varra bertanya kepada Dhisa untuk sekedar memastikan, akankah saingan cintanya itu kembali kepada keluarga yang sudah memiliki niat jahat kepada dirinya. “Aku…” tampak sekali keraguan dan kebingungan di wajah Dhisa.Dia benar-benar bingung dan tidak tahu harus apa. Tidak mungkin baginya untuk pergi ke panti asuhan kembali. “Kenapa kamu tidak tinggal dengan Varra?” tanya Edward yang membuat Varra memutar kepala untuk menoleh kepadanya yang saat ini ada dibelakang Varra. Tidak lupa juga, wanita mengernyitkan dahinya, seolah tidak habis pikir dengan pertanyaan Ed

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 57

    Dhisa masih dalam kondisi setengah sadar dengan kondisi setengah badan terendam air, serta ditemani oleh Varra.Mereka mungkin adalah saingan cinta.Akan tetapi, Varra ingin bersaing secara sehat.Cukup sudah Varra menjadi seseorang yang tidak tahu diri, sebelumnya. “Dhisa… Kenapa kamu begitu polos?” Varra bertanya dalam hatinya.Dia sama sekali tidak mengerti hati maca apa yang dimiliki oleh wanita yang kini sedang berada di depannya itu. “Wajar saja jika Edward sangat menyukaimu.” Tambah Varra berbicara sendiri tanpa perlu didengar oleh orang lain. “Sepertinya di luar sudah mulai sepi.” Varra mulai mencoba mengarahkan pandangannya ke arah pintu kamar mandi.Sedari awal dia bukan tidak mendengar keributan yang terjadi di luar.Akan tetapi, semakin Dia mendengar, semakin Dia paham jika dirinya tidak akan bisa membantu, atau justru akan menjadi beban untuk Edward.Oleh karena itu, Dia lebih memilih untuk diam di kamar mandi menjaga Dhisa sekaligus mendengarkan apa yang mereka ri

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 56.

    Dengan wajah garang, BB bertanya kepada mereka. “Siapa yang memberikan keberanian kepada kalian?” “Tuan BB, Apa kami melakukan kesalahan?” Tanya Owl.“Apakah Tuan BB salah paham?” Tanya Pearl.Mereka semua menjadi bingung, sebenarnya apa yang sudah membuat BB marah kepada mereka.Kebodohan mereka membuat mereka masih berpikir jika semua ini adalah gara-gara Edward yang sudah menghasut BB.Karena itu mereka seolah masih mencoba untuk meminta keadilan dari BB.“Tuan BB, sepertinya Tuan salah paham. Pecundang itulah yang telah bersikap kasar kepada anak buah Tuan.” Whiny mencoba untuk membantu menjelaskan kepada BB.“Benar Tuan…” Nessy mulai ikut berbicara.“Diam!” Teriak BB.Mereka kini mulai berbicara kepada BB karena mereka takut jika BB akan bertindak lebih jauh kepada mereka.“Maafkan kami Tuan.”“Tapi memang sepertinya Tuan salah paham terhadap kami.”“Bener Tuan, ini semua karena pecundang itu Tuan!” Mereka masih mencoba untuk terus menyalakan Edward.Hal itu dikarenakan tatapan

  • Sang Pemilik Tahta   Bab 55

    Pearl dan Owl seketika menyeringai saat mendengar kata-kata barusan.Mereka mengira kini Edward akan takut kepada mereka. Sekaligus mendapatkan pelajaran.“Hey Anak Muda!” “Tamat sudah riwayatmu kini…” Owl yang berdiri dengan di pegang oleh Pearl kini mulai berceletuk.Whiny juga mulai tertawa.Dia tidak menyangka akan ada kesempatan dimana dia melihat dua orang yang dibenci oleh dirinya akan mendapatkan pelajaran yang tidak akan dapat dibayangkan, menurutnya.Edward yang akan di hajar habis-habisan oleh Boss besar dunia bawah, serta Dhisa yang akan di tiduri oleh Owl, laki-laki yang bahkan baru saja mereka temui malam ini.Itulah isi pikiran Whiny, dan terang saja itu membuat dia teramat senang. Kebenciannya kepada Dhisa sangatlah tidak berdasar.Dimana dia sebenarnya marah dan membenci Dhisa dikarenakan semua perhatian tertuju pada Dhisa. Bahkan laki-laki yang kini menjadi pacar Whiny pun, sebenarnya masih belum bisa membuang perasaannya kepada Dhisa. Whiny tidaklah lebih dari s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status