Valentino tak sampai terjatuh saat mendapat pukulan dari Bara. Namun dari mulutnya keluar darah yang tidak sedikit. Rupanya tinju yang dihasilkan oleh Bara cukup membuat mulut Valentino sakit.
Para pengawal yang berada di sekitar pria itu langsung saja menahan Bara agar tidak menyerang Tuannya lagi.
"Pengecut sialan. Beraninya kau hanya menggunakan pengawal. Coba sini bertarung denganku satu lawan satu. Berani tidak kau?" teriak Bara.
Stefan yang sudah sampai mengejarnya itu pun hanya bisa berdiri tanpa bisa melakukan apapun di dekat temannya. Karena saat ini dia dan Bara hanya berdua saja. Tentu akan sangat bodoh jika dia malah menantang Valentino karena saat ini Valentino sedang di atas angin.
"Hentikan, Bara! Ini masih di kantor polisi, kita bisa kena masalah nanti," peringat Stefan.
Bara tak mengacuhkan perkataan temannya itu malah menatap benci pada Valentino yang sekarang masih sedang menyeka mulutnya yang keluar darah.
"Sini, brengsek
Bara dan Stefan mengunjungi kekasih David di apartemennya sekarang. Hanya dalam beberapa detik setelah membunyikan bel pintunya, Almyra udah muncul dan kemudian membuka pintu itu untuk mereka. "Almyra, aku langsung saja ya. Kau pasti juga sudah tahu jika David telah diusir dari AL Group. Dan sekarang dia itu sedang ditahan di kantor polisi. Apakah kau juga tahu tentang hal ini?" tanya Bara yang masih berdiri di depan pintu karena dia yang menolak untuk masuk ke dalam apartemen Almyra. Di luar dugaan, wajah Almyra tak terkejut sama sekali dan malah bersikap biasa saja tanpa ekspresi apapun. Stefan yang mengamati hal itu langsung mengerut bingung karena setahu dia walaupun hubungan Almyra dan David tidak terlalu berjalan dengan mulus, tapi dia sempat mengira jika wanita itu memang benar-benar menyukai David. Tapi setelah dia bertemu dengan wanita itu sekarang, dia malah sadar jika gadis itu sepertinya tak memiliki perasaan apapun terhadap David.
David memiliki ide yang sangat cemerlang untuk mendapatkan pengacara yang akan mau membelanya. "Bara, aku punya ide bagus. Dengarkan aku baik-baik," ucap David yang menyeringai di telepon. "Hm. Apa David?" Bara menunggu dengan gelisah di seberang sana. Dia kamu sangat ingin sekali membantu sahabatnya yang sedang tertimpa masalah. Stefan sendiri juga masih berada di Paradise Night Club untuk mendiskusikan bagaimana caranya mereka agar bisa mengeluarkan Davis secepatnya dari penjara. "Kalian ke rumahku sekarang dan culik Sriani, kepala pelayan rumahku." "Apa!? Untuk apa?" Bara berteriak cukup kencang sehingga membuat Stefan yang sedari tadi sedang bersantai di kursinya itu menoleh. Matanya menyipit karena terkejut dan sedikit penasaran. "Kau tahu, Bara. Sriani memiliki seorang anak yang menjadi dosen hukum dan dia adalah salah satu pengacara yang cukup kompeten di kota sebelah. Aku dengar dia itu cukup terkenal dan sudah banyak m
Sriani kemudian tertawa terbahak-bahak dan itu malah membuat kedua pemuda itu semakin bingung dan sangat heran."Sebentar. Kalian ini yakin meminta bantuan kepada seorang kepala pelayan rendahan seperti saya?"Stefan hanya terdiam dan melihat ekspresi Bu Sriani yang malah sekarang terlihat seperti seorang wanita yang cukup memiliki pengaruh. Wanita tua itu terlihat tegas dan itu mengingatkannya pada sosok ibu Suri yang biasanya mengerikan di drama."Tentu saja. Kenapa Bu Sriani bisa tertawa seperti itu? Ibu mau mengejek kami?" Bara yang tidak terima karena merasa ditertawakan itu sudah berdiri sambil mengepalkan tangannya karena marah.Stefan yang melihat temannya itu yang sudah tersulut emosi itu segera menenangkan sang teman dengan cara menariknya untuk kembali duduk di tempatnya."Bara, duduklah!"Stefan harus segera membuat temannya itu sadar jika mereka ini sedang meminta bantuan untuk bisa mengeluarkan David dari jerat hukum. Mereka ti
Setelah Valentino mengatakan pada Aryan mengenai rencananya, Aryan memutuskan untuk menenangkan dirinya. Dia sangat yakin jika rencana Valentino itu tidak akan pernah membahayakan ibunya.Jadi saat ini dia berusaha untuk membuang rasa jengkelnya untuk bertemu dengan David. Di depan kantor polisi tanpa ditemani oleh siapapun, Aryan mengunjungi David untuk membicarakan masalah dia menjadi pengacara yang tersebut.Setelah memberitahu polisi kalau dia ingin menjenguk David, dia segera diarahkan menuju sebuah tempat di mana dia bisa bertemu dengan David Araya."Ah, aku senang karena kau bisa berpikir dengan bijak." David mengatakannya sambil menyeringai saat dia masuk dan melihat sosok dosen ternama yang dia paksa untuk menjadi pengacaranya itu.Aryan menatap pemuda yang usianya sama dengan dirinya itu dengan tatapan benci."Berhentilah berbicara omong kosong dan mulailah untuk berbicara tentang kasusmu."David mengabaikan ucapan Aryan itu dan du
Di kantor polisi yang sama, namun di tempat sel yang lain, Rosa masih saja berteriak-teriak untuk meminta dilepaskan dari sel itu.Para petugas mulai jengah dan semakin tak menganggap wanita itu yang sekarang hampir saja kehabisan suaranya karena terlalu sering berteriak.Detektif Ferisha yang mengunjunginya kali ini pun hanya bisa meringis ketika mendengar umpatan dan juga teriakan yang dilontarkan oleh Rosa Melinda terhadap dirinya."Bu, sebaiknya Anda menyimpan tenaga Anda untuk menghadapi penyelidikan besok pagi daripada Anda berteriak-teriak seperti ini. Tenaga Anda bisa habis hanya untuk melakukan hal yang tidak jelas seperti ini."Rosa menatap nyalang pada detektif cantik itu."Kau, Jalang. Apa maksudmu berkata seperti itu terhadap aku? Aku ini Nyonya keluarga besar Araya. Dan kami ini termasuk salah satu keluarga terkaya di Indonesia. Berani sekali kamu meminta aku untuk diam. Punya hak apa kamu mengatakan itu? Apa kamu tidak takut dipecat
Misky hanya tersenyum tipis begitu mendengar pertanyaan dari Almyra. Dia memang telah menduga jika wanita itu pasti akan bertanya padanya mengenai hal itu. "Apa maksud Anda, Nona? Saya sungguh tidak mengerti," kilah Misky. "Apa tujuanmu menjadi pengawal David Araya dan simpanan Bu Rosa?" Almyra sangat penasaran dan tak ingin melepaskan Misky begitu saja. Misky hanya tersenyum misterius. "Saya tidak memiliki tujuan apapun selain mencari uang, Nona." Pria itu lalu berjalan menjauh dari Almyra yang masih berdiri dia sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan mengenai Misky. Dia masih yakin jika pria itu menyembunyikan sesuatu. Dia juga mulai meragukan kesetiaan Misky pada Rosa dan David. Entah kenapa gadis itu berpikiran seperti itu. "Apakah Nona ingin menjenguk Tuan David?" Sebuah suara wanita menyakitkan dirinya. Almyra berbalik dan menemukan seorang detektif wanita yang pernah dia temui. "Detektif Ferisha." "Nona
Perbincangan mengenai kasus David itu berjalan dengan lancar dan Valentino bingung karena ternyata lebih mudah membicarakan hal-hal mengenai itu dibandingkan dengan hal lain dengan Detektif Ferisha.Dia tidak mengerti apakah dirinya sudah mulai benar-benar jatuh cinta pada wanita itu sampai-sampai dia mulai gugup ketika membicarakan hal yang lebih pribadi. Tapi setelah dia menyadari situasinya sekarang yang tidak memungkinkan bagi dia untuk membahas masalah asmara, Valentino memutuskan untuk menyingkirkan hal itu dari kepalanya lebih dulu dan fokus dengan masalah yang akan segera dia hadapi."Aryan, apakah David sudah memberitahumu tentang sesuatu?"Aryan menggeleng dengan lemah karena memang pria itu menolak untuk memberitahu apapun kepada dirinya."Aku rasa dia tidak sebodoh itu untuk mau mengungkapkan semuanya kepadamu.""Kau benar, Valen. Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?"Valentino yang saat ini sudah mengganti bajunya dengan ba
David merasa masih belum yakin bisa bebas dari segala tuduhan. Pria muda itu melihat sekeliling selnya yang dingin. Selama berminggu-minggu dia telah menempati sel yang dingin itu. Dia tak mengeluh soal itu. Karena sebagai laki-laki, dia tak ingin dianggap lemah hanya karena tidur di lantai yang hanya beralaskan tikar.Namun yang menjadi beban baginya adalah keadaan sang ibu yang tentunya sulit untuk menerima kenyataan yang sedang mereka hadapi. David bahkan mendengar Rosa sering mengeluh dan malah bertingkah seperti orang gila.David tak bisa menyalahkan ibunya karena bagaimanapun juga, ibunya belum pernah menghadapi hal yang mengerikan seperti ini seumur hidupnya."Penjaga, bisakah saya meminta bantuan?" David sejak masuk sel tahanan, melepas semua keegoisan yang dia miliki dan memutuskan untuk merendah agar dia bisa lebih mudah mendapatkan apa yang dia mau."Bantuan apa, Pak David?" tanya salah satu petugas yang masih muda saat menghampirinya."