Sriani kemudian tertawa terbahak-bahak dan itu malah membuat kedua pemuda itu semakin bingung dan sangat heran.
"Sebentar. Kalian ini yakin meminta bantuan kepada seorang kepala pelayan rendahan seperti saya?"
Stefan hanya terdiam dan melihat ekspresi Bu Sriani yang malah sekarang terlihat seperti seorang wanita yang cukup memiliki pengaruh. Wanita tua itu terlihat tegas dan itu mengingatkannya pada sosok ibu Suri yang biasanya mengerikan di drama.
"Tentu saja. Kenapa Bu Sriani bisa tertawa seperti itu? Ibu mau mengejek kami?" Bara yang tidak terima karena merasa ditertawakan itu sudah berdiri sambil mengepalkan tangannya karena marah.
Stefan yang melihat temannya itu yang sudah tersulut emosi itu segera menenangkan sang teman dengan cara menariknya untuk kembali duduk di tempatnya.
"Bara, duduklah!"
Stefan harus segera membuat temannya itu sadar jika mereka ini sedang meminta bantuan untuk bisa mengeluarkan David dari jerat hukum. Mereka ti
Setelah Valentino mengatakan pada Aryan mengenai rencananya, Aryan memutuskan untuk menenangkan dirinya. Dia sangat yakin jika rencana Valentino itu tidak akan pernah membahayakan ibunya.Jadi saat ini dia berusaha untuk membuang rasa jengkelnya untuk bertemu dengan David. Di depan kantor polisi tanpa ditemani oleh siapapun, Aryan mengunjungi David untuk membicarakan masalah dia menjadi pengacara yang tersebut.Setelah memberitahu polisi kalau dia ingin menjenguk David, dia segera diarahkan menuju sebuah tempat di mana dia bisa bertemu dengan David Araya."Ah, aku senang karena kau bisa berpikir dengan bijak." David mengatakannya sambil menyeringai saat dia masuk dan melihat sosok dosen ternama yang dia paksa untuk menjadi pengacaranya itu.Aryan menatap pemuda yang usianya sama dengan dirinya itu dengan tatapan benci."Berhentilah berbicara omong kosong dan mulailah untuk berbicara tentang kasusmu."David mengabaikan ucapan Aryan itu dan du
Di kantor polisi yang sama, namun di tempat sel yang lain, Rosa masih saja berteriak-teriak untuk meminta dilepaskan dari sel itu.Para petugas mulai jengah dan semakin tak menganggap wanita itu yang sekarang hampir saja kehabisan suaranya karena terlalu sering berteriak.Detektif Ferisha yang mengunjunginya kali ini pun hanya bisa meringis ketika mendengar umpatan dan juga teriakan yang dilontarkan oleh Rosa Melinda terhadap dirinya."Bu, sebaiknya Anda menyimpan tenaga Anda untuk menghadapi penyelidikan besok pagi daripada Anda berteriak-teriak seperti ini. Tenaga Anda bisa habis hanya untuk melakukan hal yang tidak jelas seperti ini."Rosa menatap nyalang pada detektif cantik itu."Kau, Jalang. Apa maksudmu berkata seperti itu terhadap aku? Aku ini Nyonya keluarga besar Araya. Dan kami ini termasuk salah satu keluarga terkaya di Indonesia. Berani sekali kamu meminta aku untuk diam. Punya hak apa kamu mengatakan itu? Apa kamu tidak takut dipecat
Misky hanya tersenyum tipis begitu mendengar pertanyaan dari Almyra. Dia memang telah menduga jika wanita itu pasti akan bertanya padanya mengenai hal itu. "Apa maksud Anda, Nona? Saya sungguh tidak mengerti," kilah Misky. "Apa tujuanmu menjadi pengawal David Araya dan simpanan Bu Rosa?" Almyra sangat penasaran dan tak ingin melepaskan Misky begitu saja. Misky hanya tersenyum misterius. "Saya tidak memiliki tujuan apapun selain mencari uang, Nona." Pria itu lalu berjalan menjauh dari Almyra yang masih berdiri dia sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan mengenai Misky. Dia masih yakin jika pria itu menyembunyikan sesuatu. Dia juga mulai meragukan kesetiaan Misky pada Rosa dan David. Entah kenapa gadis itu berpikiran seperti itu. "Apakah Nona ingin menjenguk Tuan David?" Sebuah suara wanita menyakitkan dirinya. Almyra berbalik dan menemukan seorang detektif wanita yang pernah dia temui. "Detektif Ferisha." "Nona
Perbincangan mengenai kasus David itu berjalan dengan lancar dan Valentino bingung karena ternyata lebih mudah membicarakan hal-hal mengenai itu dibandingkan dengan hal lain dengan Detektif Ferisha.Dia tidak mengerti apakah dirinya sudah mulai benar-benar jatuh cinta pada wanita itu sampai-sampai dia mulai gugup ketika membicarakan hal yang lebih pribadi. Tapi setelah dia menyadari situasinya sekarang yang tidak memungkinkan bagi dia untuk membahas masalah asmara, Valentino memutuskan untuk menyingkirkan hal itu dari kepalanya lebih dulu dan fokus dengan masalah yang akan segera dia hadapi."Aryan, apakah David sudah memberitahumu tentang sesuatu?"Aryan menggeleng dengan lemah karena memang pria itu menolak untuk memberitahu apapun kepada dirinya."Aku rasa dia tidak sebodoh itu untuk mau mengungkapkan semuanya kepadamu.""Kau benar, Valen. Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan?"Valentino yang saat ini sudah mengganti bajunya dengan ba
David merasa masih belum yakin bisa bebas dari segala tuduhan. Pria muda itu melihat sekeliling selnya yang dingin. Selama berminggu-minggu dia telah menempati sel yang dingin itu. Dia tak mengeluh soal itu. Karena sebagai laki-laki, dia tak ingin dianggap lemah hanya karena tidur di lantai yang hanya beralaskan tikar.Namun yang menjadi beban baginya adalah keadaan sang ibu yang tentunya sulit untuk menerima kenyataan yang sedang mereka hadapi. David bahkan mendengar Rosa sering mengeluh dan malah bertingkah seperti orang gila.David tak bisa menyalahkan ibunya karena bagaimanapun juga, ibunya belum pernah menghadapi hal yang mengerikan seperti ini seumur hidupnya."Penjaga, bisakah saya meminta bantuan?" David sejak masuk sel tahanan, melepas semua keegoisan yang dia miliki dan memutuskan untuk merendah agar dia bisa lebih mudah mendapatkan apa yang dia mau."Bantuan apa, Pak David?" tanya salah satu petugas yang masih muda saat menghampirinya."
Detektif Ferisha menuju sel tahanan wanita yang ditempati Rosa Melinda. Dia merasa sangat lega sudah bisa terlepas dari Valentino. Baginya, berada di dekat pria itu sekarang menjadi sangat berbahaya kesehatan jantungnya. Maka dia sepertinya akan mulai menjauhi pria itu dan tidak akan terlalu dekat dengan dia.Saat Detektif Ferisha sampai di sel itu, Rosa Melinda langsung saja memberikan tatapan benci kepada dirinya. Detektif itu tak bisa menyalahkan dengan reaksi wanita yang lebih pantas menjadi ibunya itu. Dia sangat memaklumi sekali jika jiwa ibu dari David itu tergoncang karena terkejut dengan perubahan statusnya.Detektif Ferisha membuka kunci sewa tahanan itu dan Rosa yang tadinya menatap benci itu sekarang berdiri."Kenapa kau membuka gembok sel tahanan? Apa kau mau bebaskan aku? Apa aku sudah bebas?" ucap Rosa lalu dia tertawa senang dan tersenyum mengejek pada Detektif Ferisha.Detektif Ferisha kenapa ikannya dan membuka sel tahanan itu."N
Valentino yang awalnya penasaran terhadap apa yang terjadi antara Rossa dan juga David akhirnya memilih untuk tak memusingkan hal itu. Saat ini dia baru saja sampai di apartemennya dan kemudian disambut oleh kedua orang yang sangat dia sayang."Ah, cucuku. Bagaimana? Apakah semuanya lancar?" tanya Hari."Lancar, Opa. Semuanya berjalan sesuai dengan keinginanku. Oh iya, kenapa Opa belum tidur?""Ah, Opa hanya menunggu kedatangan kamu saja dan mau menyampaikan tadi kami berbicara dengan ibumu lewat telepon. Terima kasih, Nak. Akhirnya kami bisa saling hubungi sekarang. Kau tahu, Valen. Ibumu adalah menantu kesayangan Opa. Dia menantu kebanggaan Araya," ucap Hari dengan bangga.Valentino tersenyum."Tentu saja. Opa hanya memiliki satu menantu terus aja Ibu adalah menantu kesayangan Opa."Hari Araya kemudian tertawa senang karena cucunya itu selalu bisa membuatnya tertawa."Ah, iya. Iya. Ngomong-ngomong, tadi Ibumu berpesan jika kau sudah
Hari persidangan pun telah dimulai. Sekarang ini David dan juga Rosa setelah dibawa ke pengadilan untuk menjalani sidang pertama mereka.Aryan Febrian yang telah menjadi pengacara mereka berdua sudah menunggu mereka di ruang tunggu khsusus untuk tahanan. Pria muda itu telah memakai pakaian jas nya yang telah ditutup dengan baju khas para pengacara saat berada di persidangan.Aryan berdiri di depan jendela yang tidak akan pisah dibuka karena terbuat dari kaca yang tidak bisa dihancurkan. Hal itu tentunya untuk mencegah para tahanan kabur dari ruangan itu. Aryan sedang menatap keluar dan merenung atas semua yang telah terjadi di hidupnya.Dia merasa sangat tidak beruntung sekali karena harus menjadi seorang pembela bagi penjahat. Dia selama ini tak pernah suka menjadi seorang pengacara karena baginya dia hanya ingin sekali menjadi seorang dosen fakultas hukum.Memang belum dia mengajar di universitas itu, dia menjadi pengacara yang cukup terkenal di kota it