Share

Bab 399

Author: Abimana
Saat Daisha menyimpan kontrak itu, Arjuna tiba-tiba merasakan beban di pundaknya menjadi lebih berat.

Segala sesuatu di dunia ini memiliki dua sisi.

Dia memperoleh kekayaan tetapi juga beban. Sejak saat itu, keluarga Tamael terikat padanya.

Namun, karakter keluarga Tamael masih baik. Arjuna dapat menerima beban ini dan bersedia terikat pada Tamael.

Bagaimanapun, apa pun aspeknya, jika dua ingin menjadi lebih besar dan lebih kuat, Arjuna tidak dapat melakukannya sendiri. Tamael adalah asisten yang cakap.

Rumor tentang kemandulan sungguh menyelamatkan Arjuna dari banyak masalah.

Banyak orang hanya menyanjung beberapa patah kata, lalu pergi begitu saja.

Kaisar Bratajaya mengeluarkan dekrit baru, yaitu memberikan prioritas kepada pelajar yang memiliki putra dalam ujian kekaisaran, juga memberikan prioritas kepada peserta ujian kekaisaran tingkat tertinggi yang memiliki putra dalam pengangkatan pejabat baru.

Jangankan putra, Arjuna bahkan tidak bisa melahirkan seorang putri. Orang seperti i
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 400

    Semua istri Tamael mengatakan bahwa itu akan sangat menyakitkan pada awal.Daisha mengatakan bahwa untungnya dia minum alkohol, jadi dia tidak merasakan banyak rasa sakit malam itu. Akan tetapi, ketika dia bangun keesokan paginya, dia masih merasa sangat tidak nyaman.Akhir-akhir ini, Disa memikirkan sebuah pertanyaan, yaitu berapa banyak anggur yang harus dia minum sebelum berhubungan intim dengan Arjuna. Toleransi alkoholnya lebih baik daripada Daisha. Daisha mengatakan bahwa dia minum setidaknya setengah kati anggur beras malam itu, jadi Disa harus minum setidaknya dua kati.Itulah sebabnya Disa selalu membawa dua kendi anggur bersamanya akhir-akhir ini.Baik pria maupun wanita di Dinasti Bratajaya gemar minum. Arjuna bahkan berpikir bahwa Disa kecanduan alkohol.Sungguh, Arjuna tidak akan menyangka bahwa istrinya menggantung dua kendi anggur di pinggang sebagai persiapan untuk berhubungan intim dengannya."Arjuna, usiamu hampir dua puluh tahun, 'kan? Kamu harus berusaha lebih keras

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 401

    "Kak Tamael, aku sudah mau kembali ke desa sekarang. Aku tidak minum lagi." Arjuna mengira Tamael akan mengajaknya pergi minum-minum."Kita bukan mau pergi minum. Aku akan mengajakmu melihat rumah barumu.""Rumah baruku? Kak Tamael, aku tidak menginginkan barang darimu lagi."Arjuna telah mandiri sejak kecil. Dia merasa aman dengan apa yang dia hasilkan sendiri."Rumah itu memang milikmu. Kalau kamu tidak tinggal di sana, bukankah rumah itu akan terbengkalai?""Disa, Daisha, Dinda, ayo kita pergi melihat rumah itu."Istri-istri Tamael juga menarik Alsava bersaudari pergi....Rumah ini adalah rumah besar dengan tiga halaman, di sebelah rumah Tamael.Ada koridor panjang, paviliun, hamparan bebatuan, serta gunung buatan di tepi air dalam rumah itu, persis seperti rumah-rumah kuno yang pernah Arjuna lihat di TV.Rumahnya besar, halaman dalamnya megah, semuanya bagus. Hanya saja tidak ada tanda-tanda kehidupan.Arjuna melihat sekeliling lalu menarik pandangannya kembali. "Sepertinya sudah

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 402

    "Jangan memaki lagi, aku akan tinggal di sini, oke ....""Kalau begitu sepakat! Kalender menunjukkan bahwa hari ini adalah hari yang tepat untuk pindah rumah. Daripada cari hari lagi, pindah saja hari ini. Aku akan menyuruh seseorang untuk membantumu memindahkan barang-barangmu sekarang."Sebelum Arjuna selesai berbicara, Tamael sudah berbicara panjang lebar. Dia takut Arjuna akan menarik kembali kata-katanya.Setelah berkata demikian, dia pun kembali ke rumahnya untuk meminta bantuan.Rumah Tamael tepat di sebelah. Dalam sekejap, Tamael telah membawa orang untuk memindahkan semua barang milik Arjuna dari rumah kecil itu.Melihat bungkusan barang yang berserakan di lantai dan sosok Tamael yang sibuk. Entah kenapa, Arjuna merasa seperti dijebak."Tamael!" Arjuna memanggil Tamael dengan nama."Hadir!"Tamael terkejut. Ini adalah pertama kalinya Arjuna memanggilnya seperti itu setelah sekian lama mereka saling kenal."Kamu memberiku rumah dan membantuku pindah. Kamu tiba-tiba bersikap bai

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 403

    "Ya." Tamael setengah jongkok, kemudian tersenyum sembari berkata, "Dinda, tuanmu sekarang sudah menjadi orang yang sangat penting. Sudah menjadi orang penting, kalau tidak punya pembantu, dia akan ditertawakan.""Hm, Kak Tamael benar. Kita tidak boleh membiarkan orang lain menertawakan Tuan!""Lihatlah!" Tamael menatap Arjuna sambil berkata, "Dinda saja tahu.""Tapi ...." Dinda menoleh, memiringkan kepalanya untuk melihat Arjuna. "Kurasa Tuan sama sekali tidak terlihat seperti orang penting. Dia masih sama seperti saat di desa.""Benar." Arjuna menggendong Dinda. "Jangan dengarkan omong kosong Kak Tamael. Aku masih sama seperti dulu, masih tuan kalian. Mulai sekarang, kita berempat akan bekerja sama dan menjalani kehidupan dengan baik."Tamael ingin berbicara lagi, tetapi Arjuna memberi isyarat dengan tatapannya agar Tamael diam.Dinda masih kecil. Arjuna berharap dia bisa tumbuh mandiri seperti sebelumnya."Tuan, aku sudah 10 tahun. Jangan menggendongku lagi."Arjuna menggendongnya d

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 404

    Tamael melambaikan tangan kepada para pembantu. "Pergilah ke sisi nyonya kalian. Perkenalkan rumah ini kepada mereka.""Baik."Para pembantu berdiri, setengah membungkuk ketika berjalan mundur.Berdasarkan aturan kuno, para pelayan tidak diperbolehkan membelakangi tuannya saat pergi.Jika ada yang melanggar aturan ini, majikan boleh membunuhnya."Jangan khawatir, mereka semua adalah anak yang lahir di dalam rumah. Mereka benar-benar dapat dipercaya," tambah Tamael yang takut Arjuna akan khawatir.Butuh waktu beberapa lama bagi Arjuna untuk memahami arti dari "anak yang lahir di dalam rumah."Anak yang lahir di rumah adalah anak yang lahir dari seorang pembantu wanita dan pembantu laki-laki atas persetujuan keluarga majikannya. Pembantu jenis ini berbeda dengan pembantu yang dibeli. Mereka adalah pelayan keluarga majikan sejak lahir dan lebih setia.Ketika sekelompok gadis seusia mereka mendatangi mereka dan memanggil mereka "nyonya," Alsava bersaudari tercengang.Pada tahun pertama set

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 405

    Setelah Daud dan yang lainnya pergi, Tamael menangkupkan kedua tangannya menghadap langit. "Semoga ini bukan berita tentang situasi perbatasan yang ketat atau peningkatan wajib militer."Bagaimanapun, keluarga Tamael pernah menjadi keluarga terkaya di Kabupaten Damai. Uang mempermudah segalanya. Keluarga Tamael punya mata-mata di mana-mana di Kabupaten Damai.Setelah makan malam, Tamael mendapat kabar.Bukan perbatasan menjadi ketat maupun wajib militer ditingkatkan, tetapi ...."Arjuna, Yang Mulia Eshan akan menumpas para bandit lagi.""Menumpas bandit? Itu hal yang baik. Kenapa kamu tampak cemas, Kak Tamael?""Arjuna, Yang Mulia akan menumpas para bandit di Gunung Magmora.""Gunung Magmora?" Wajah pria yang tampak lembut dan bersih itu terlintas di benak Arjuna."Ya, mayoritas bandit di Gunung Magmora adalah penjahat yang melarikan diri dari ketentaraan. Mereka sangat kuat dan kejam. Para penangkap dan petugas pemerintah tidak sebanding dengan mereka. Aish!"Tamael menghela napas ber

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 406

    "Arjuna, maksudmu Hendra membayar bandit Gunung Magmora untuk membunuhmu?""Benar.""Plak!" Tamael menepuk meja dengan penuh semangat, kemudian berkata dengan sangat puas. "Bagus, benar-benar bagus. Hendra mungkin tidak pernah menyangka bahwa dialah yang akan dipanah mati pada akhirnya.""Eh, tunggu." Tamael tiba-tiba bingung lagi. Dia memiringkan kepalanya, kemudian bertanya kepada Arjuna. "Kalau begitu apa hubungannya ini dengan Yang Mulia Bupati menyuruh Yang Mulia Eshan menumpas para bandit?""Yang Mulia Eshan seharusnya lebih tahu tentang hal ini daripada aku." Arjuna menyilangkan jari-jarinya, kemudian menekan pelan."Krek!" Suara retakan tulang yang keras dan renyah terdengar.Tatapan Tamael tertuju pada tangan Arjuna, ada tatapan terkejut dalam matanya, tetapi lebih banyak rasa kagum.Tindakan ini biasa dilakukan oleh petani atau pemburu.Namun jika Arjuna yang melakukannya, itu sangat tidak normal.Mustahil seorang pelajar biasa memiliki tulang kuat seperti itu.Berapa banyak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 407

    "Tamael!" Eshan menyela Tamael dengan suara galak.Eshan melihat sekeliling. Ketika dia menoleh kembali, dia berkata dengan suara rendah. "Apakah kamu boleh mengkritik Yang Mulia Bupati?"Tamael segera diam, kemudian menundukkan kepalanya.Dia terlalu impulsif tadi. Kalau saja ada orang Sugi di tempat ini, lalu Sugi melaporkannya kepada bupati, maka tamatlah riwayat Tamael."Kalian pulang dulu."Eshan menyuruh sebagian orang pergi, menyisakan Mois, Daud, Arjuna dan Tamael di kantor pemerintah. Alasan Arjuna dan Tamael disuruh tinggal adalah untuk menyuruh mereka menyediakan uang untuk menumpas bandit.Ketika hanya mereka yang tersisa di kantor, Tamael berbicara lagi. "Yang Mulia, ada puluhan ribu orang yang menonton pertandingan kemarin. Banyak orang melihat bahwa anak panah itu ingin membunuh Arjuna. Para bandit itu jelas disewa oleh pihak Hendra. Kita dapat meminta orang-orang ini untuk bersaksi di depan Yang Mulia Bupati."Eshan memelotot marah pada Tamael. "Bagaimana mungkin aku ti

Pinakabagong kabanata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 414

    "Ya, kenapa?"Penduduk desa yang baru saja melangkah mundur pun berhenti lagi."Aku tahu!" Seorang pria berpakaian biru mengangkat tangannya di tengah kerumunan."Oh, bung, kalau kamu tahu, beri tahulah kepada semua orang." Laki-laki berpakaian abu-abu yang berdiri di tempat tinggi itu berbicara lebih keras lagi.Mata semua orang terpusat pada pria berbaju biru itu."Kalian masih ingat sepuluh anak panah yang ditembakkan di arena pacuan kuda, 'kan?""Tentu saja ingat. Anak panah itu tidak hanya membunuh Hendra, tetapi juga ingin membunuh Arjuna."Pemandangan mengerikan itu kini menjadi topik pembicaraan warga Kabupaten Damai, Sentosa dan Lunaris.Mereka merasa kasihan terhadap Hendra, juga mengagumi keberuntungan Arjuna.Hingga saat ini, tidak ada seorang pun yang percaya bahwa Arjuna benar-benar memiliki kemampuan. Baik itu ujian maupun mengalahkan Hendra, merasa bahwa Arjuna hanya beruntung."Yang Mulia Bupati menemukan bahwa anak panah yang memanah dan membunuh Tuan Hendra berasal d

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 413

    "Kak Tamael, apa yang terjadi?" Arjuna berdiri, lalu pergi menyambutnya."Mereka, mereka ...."Entah karena berlari terlalu cepat atau terlalu gugup, Tamael tidak bisa berbicara untuk sekian lama.Arjuna menyerahkan secangkir teh. "Kak Tamael, jangan cemas. Minum teh dulu."Tamael melambaikan tangannya. "Tidak perlu, orang-orang itu pergi ke kantor kepala daerah!"Arjuna tertegun. "Pergi ke kantor kepala daerah? Siapa? Kenapa?""Begitu gerbang kota dibuka pagi ini, sejumlah besar penduduk desa berdatangan dari luar kota. Setelah mengetahui bahwa Yang Mulia Eshan akan memimpin tim untuk menumpas para bandit, mereka langsung bergegas ke kantor kepala daerah, melarang Yang Mulia Eshan pergi.""Oh, Yang Mulia Eshan biasanya tekun dan sayang rakyat. Dia adalah pejabat yang baik. Penduduk desa mungkin khawatir dia dalam bahaya.""Salah, itu kebalikan dari apa yang kamu katakan, Arjuna." Melihat Arjuna salah paham, Tamael pun kembali cemas. "Para penduduk desa itu tidak mencemaskan Yang Mulia

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 412

    "Tuan." Daisha tersipu sambil meninju Arjuna. "Cepat turunkan aku!""Tidak.""Tuan ...."Suara yang membuat orang tersipu terdengar dari dalam kamar.Disa berjalan ke halaman untuk berlatih memanah tanpa mengubah ekspresinya.Dinda mencari dua potong kain untuk menutup telinganya.Kedua saudari itu sudah sangat terbiasa sehingga tidak heran lagi.Namun lain halnya dengan para pembantu.Sebelum Tamael memberikan mereka kepada Arjuna, dia sudah memberi tahu mereka bahwa mereka akan menjadi pembantu sekaligus melahirkan anak Arjuna. Bahkan menyuruh pembantu senior mengajari mereka tentang hubungan intim.Kalau mereka bilang mengerti, sebenarnya mereka tidak mengerti. Jika mereka bilang tidak mengerti, pembantu senior sudah menjelaskannya dengan sangat rinci.Sekarang ketika mereka mendengar suara-suara cabul itu, mereka semua tersipu.Suara majikan mereka tidak keras, tetapi sangat dalam dan bertenaga.Pembantu senior mengatakan bahwa laki-laki seperti itu sangat kuat dan dapat dengan mud

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 411

    "Para bandit dari Gunung Magmora akan menyerang kita. Kami hanya ingin menghindari bahaya. Setelah para bandit itu pergi, kami akan kembali ke desa. Kita tidak akan tinggal lama di sini."Atas saran Shaka, Ranjani mulai berbicara sambil menangis."Alhasil tak disangka ...." Ranjani menangis tersedu-sedu dengan sedih.Orang-orang yang tidak mengetahui kebenaran merasa kasihan padanya dan berpikir bahwa Arjuna sudah keterlaluan."Ya ampun, padahal rumah ini begitu besar, tapi dia tak hanya tidak mengundang kakek neneknya untuk tinggal bersama. Kakek neneknya datang untuk menghindari para bandit pun tidak diizinkan masuk.""Apakah dia peraih nilai tertinggi dalam ujian kekaisaran di Kabupaten Damai yang juga mengalahkan Cendekiawan Bima?""Bakti yang paling dasar saja tidak punya, apa gunanya mendapat nilai tertinggi dan mengalahkan cendekiawan?""Apakah dia tidak takut disambar petir?"Orang-orang zaman dahulu sangat memperhatikan reputasi, terutama para pelajar.Shaka menatap lurus ke a

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 410

    Kedua petugas yang berdiri di depan Shaka yang menghalangi mereka dari tadi tiba-tiba menangkupkan tangan mereka dan membungkuk."Seharusnya dari awal kalian begini. Aku beri tahu, sekarang sudah terlambat."Shaka mengira kedua petugas itu sedang memberi hormat padanya, dia mulai bersikap bangga."Kalau sudah tahu siapa aku, cepat menyingkir!"Shaka berjalan menuju rumah sambil memarahi petugas."Mundur!""Aduh!"Tak seorang pun melihat dengan jelas bagaimana kedua petugas itu menyerang. Ketika jeritan Shaka terdengar, Shaka sudah terjatuh ke lantai dan menjerit kesakitan."Shaka!""Tuan!"Oki, Naura dan lainnya bergegas ke sisi Shaka."Shaka, apakah kamu baik-baik saja?""Tuan, apakah mereka menyakitimu?"Shaka mendorong Naura dengan kesal, lalu menunjuk kedua petugas itu. "Beraninya kalian menendangku!"Para petugas mengabaikan Shaka. Mereka membungkuk sambil menangkupkan tangan mereka lagi. "Tuan!"Tuan?Shaka, Oki dan yang lainnya melihat ke arah yang diberi hormat oleh petugas itu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 409

    "Tuan, apakah kamu sudah kembali?"Mendengar suara di luar, Alsava bersaudari membuka pintu lalu keluar. Mereka mengira Arjuna yang kembali.Ketika melihat Alsava bersaudari, mata Oki, Ranjani, Shaka dan Naura pun penuh dengan rasa iri, dengki dan serakah.Apakah itu masih Alsava bersaudari yang berpakaian compang-camping, sakit-sakitan dan kurus kering yang mereka ingat?Sekarang mereka mengenakan pakaian bagus, memakai perhiasan, serta ditemani para pelayan. Mereka adalah nyonya dari keluarga kaya.Tatapan iri di mata Ranjani dan Naura sangat kuat.Aku adalah nenek Arjuna, akulah yang seharusnya memakai perhiasan-perhiasan itu,' pikir Ranjani.Kenapa bisa begini? Kenapa bisa begini? Kenapa Alsava bersaudari yang miskin bisa hidup lebih baik dariku? Shaka-lah yang diprediksi oleh begawan dari Kuil Yamuna akan menjadi bangsawan. Orang yang menjalani kehidupan mewah dan bergelimang harta seharusnya aku, Naura!' batin Naura.Tatapan mendamba meluap dari mata Oki dan Shaka.Aku ingin ting

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 408

    "Tak, tak, tak!""Cit, cit, cit!"Arjuna dan Tamael berjalan keluar dari kantor pemerintahan daerah, lalu menemukan banyak sekali kereta kuda di jalan.Saat itu sudah sekitar pukul tujuh sampai sembilan malam. Biasanya pada saat ini, tidak ada orang di jalan."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba ada begitu banyak kereta kuda yang datang ke kota? Pengurus Rumah, tahukah kamu apa yang terjadi?""Aku tidak tahu. Aneh sekali, aku sudah tinggal di kota ini selama lima puluh tahun lebih, belum pernah melihat hal seperti ini."Pengurus rumah dan kusir yang menunggu Arjuna dan Tamael di luar kantor pemerintah juga sedang mendiskusikan hal ini.Arjuna dan Tamael saling bertatapan. Kalau mereka tidak salah, orang-orang itu seharusnya sudah tahu tentang penumpasan bandit."Tuan, biarkanlah kami masuk.""Aku mohon, biarkan kami masuk."Ketika Arjuna dan yang lainnya melewati gerbang kota, mereka melihat banyak orang di luar gerbang memohon untuk masuk ke kota. Semua orang membawa tas, tampaknya mer

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 407

    "Tamael!" Eshan menyela Tamael dengan suara galak.Eshan melihat sekeliling. Ketika dia menoleh kembali, dia berkata dengan suara rendah. "Apakah kamu boleh mengkritik Yang Mulia Bupati?"Tamael segera diam, kemudian menundukkan kepalanya.Dia terlalu impulsif tadi. Kalau saja ada orang Sugi di tempat ini, lalu Sugi melaporkannya kepada bupati, maka tamatlah riwayat Tamael."Kalian pulang dulu."Eshan menyuruh sebagian orang pergi, menyisakan Mois, Daud, Arjuna dan Tamael di kantor pemerintah. Alasan Arjuna dan Tamael disuruh tinggal adalah untuk menyuruh mereka menyediakan uang untuk menumpas bandit.Ketika hanya mereka yang tersisa di kantor, Tamael berbicara lagi. "Yang Mulia, ada puluhan ribu orang yang menonton pertandingan kemarin. Banyak orang melihat bahwa anak panah itu ingin membunuh Arjuna. Para bandit itu jelas disewa oleh pihak Hendra. Kita dapat meminta orang-orang ini untuk bersaksi di depan Yang Mulia Bupati."Eshan memelotot marah pada Tamael. "Bagaimana mungkin aku ti

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 406

    "Arjuna, maksudmu Hendra membayar bandit Gunung Magmora untuk membunuhmu?""Benar.""Plak!" Tamael menepuk meja dengan penuh semangat, kemudian berkata dengan sangat puas. "Bagus, benar-benar bagus. Hendra mungkin tidak pernah menyangka bahwa dialah yang akan dipanah mati pada akhirnya.""Eh, tunggu." Tamael tiba-tiba bingung lagi. Dia memiringkan kepalanya, kemudian bertanya kepada Arjuna. "Kalau begitu apa hubungannya ini dengan Yang Mulia Bupati menyuruh Yang Mulia Eshan menumpas para bandit?""Yang Mulia Eshan seharusnya lebih tahu tentang hal ini daripada aku." Arjuna menyilangkan jari-jarinya, kemudian menekan pelan."Krek!" Suara retakan tulang yang keras dan renyah terdengar.Tatapan Tamael tertuju pada tangan Arjuna, ada tatapan terkejut dalam matanya, tetapi lebih banyak rasa kagum.Tindakan ini biasa dilakukan oleh petani atau pemburu.Namun jika Arjuna yang melakukannya, itu sangat tidak normal.Mustahil seorang pelajar biasa memiliki tulang kuat seperti itu.Berapa banyak

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status