Share

Bab 332

Penulis: Abimana
Menyenangkan, tetapi kurang menyenangkan.

Arjuna mengeraskan hatinya, lalu mendorong orang yang berada di dalam pelukannya.

Dia harus mendorong Daisha karena suara kepala daerah, Eshan, terdengar dari luar rumah.

Begitu Arjuna keluar dari kamar, Eshan berlari menghampirinya, diikuti oleh sekelompok pejabat Kabupaten Damai dan petugas.

"Arjuna, kamu sudah bangun?" Wajah keriput Eshan penuh dengan senyuman.

Kabar bahwa Arjuna yang berusia 19 tahun mengalahkan ahli sastra, Bima, menyebabkan kegemparan tidak hanya di Kabupaten Damai, tetapi juga di seluruh Kota Perai.

Gubernur mengirim seseorang untuk mengonfirmasinya. Setelah konfirmasi, gubernur juga sangat senang dan merasa bahwa kotanya telah memiliki seorang genius lagi. Selain memberi penghargaan besar kepada Arjuna, Eshan juga mendapat benefit dan pujian dari gubernur.

Begitu anak buah gubernur pergi, kepala daerah dari daerah lain pun turut mengirimkan ucapan selamat.

Ketika orang-orang yang datang untuk memberi selamat ada, Eshan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 333

    Setelah Eshan selesai berbicara, keseriusan di wajahnya langsung menghilang, digantikan oleh senyuman menyanjung.Dia berlari kecil menuju Arjuna.Arjuna hanya mengangkat tatapannya sebentar. Dia masih mengabaikan Eshan. Dia mengangkat tangannya untuk menuangkan teh lagi."Aku saja, aku saja." Sebelum tangan Arjuna menyentuh teko, Eshan sudah mengambilnya terlebih dahulu.Eshan mengambil teko, menciumnya sekilas, lalu menggelengkan kepalanya berulang kali. Dia kemudian memerintahkan para petugas yang ada di luar halaman. "Ambilkan kotak tehku di dalam tandu.""Arjuna, ini adalah teh musim semi tahun ini. Rasanya lembut, cobalah. Kalau kamu suka, aku akan meminta seseorang untuk membawakannya untukmu nanti."Eshan membawa tehnya sendiri, menyeduhnya sendiri, kemudian menyodorkannya ke depan Arjuna.Eshan membuat tiga cangkir teh, lalu menyajikannya kepada Arjuna lagi.Arjuna hanya minum teh, dia masih tidak mengatakan apa-apa. Namun, dia sudah minum tiga cangkir teh berturut-turut. Kend

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 334

    "Hari ini, kepala daerah mengirimkan surat perintah wajib militer dengan nama ayahku di atasnya. Ayahku sudah kepala empat, kesehatannya juga buruk. Kalau dia pergi ke medan perang, tidak diragukan lagi dia tidak akan kembali!"Setelah selesai berbicara, Vian sudah menangis."Bukankah ayahmu sudah cukup membayar pajak? Kenapa bisa ada namanya?" Arjuna menggendong Vian."Aku baru saja bertanya kepada pejabat yang mengeposkan dekrit itu. Bukan hanya ayahku, tapi semua laki-laki seusia ayahku yang tidak memiliki anak laki-laki harus bertugas di ketentaraan. Kalau mereka ingin dibebaskan dari dinas militer, mereka harus membayar seratus tael perak dalam bulan ini.""Bayar seratus tael perak dalam waktu sebulan?" Disa keluar dari kamar dengan marah saat mendengar kabar tersebut. "Kupikir Eshan adalah pejabat yang baik, ternyata dia berengsek juga. Bayar seratus tael perak dalam waktu sebulan? Kenapa dia tidak datang langsung menangkap orang saja?"Seorang petani biasa saja tidak dapat mempe

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 335

    Bisnis?Ada kaitannya dengan perintah wajib militer?"Yang Mulia!" Arjuna mengejar Mois.Meskipun Arjuna tidak pernah berbisnis, sebagai orang modern yang mengalami transmigrasi zaman, dia telah melihat dan membaca banyak masalah bisnis. Orang-orang kuno ini masih jauh tertinggal darinya.Dalam perjalanan ke Kabupaten Damai, Mois memberi tahu Arjuna secara garis besar.Tamael dijebak oleh Hendra Bhakti, sebagian besar harta keluarga Tamael jatuh ke tangan keluarga Bhakti di Kabupaten Sentosa.Hendra?Arjuna pernah mendengar tentang pria ini. Dia adalah tuan muda dari Keluarga Bhakti, pedagang terbesar di Kabupaten Sentosa. Dengar-dengar, dia memiliki keterampilan bisnis yang hebat, juga licik dan kejam.Sekarang keluarga Tamael hanya memiliki Rumah Bordil Prianka.Rumah Bordil Prianka tidak jatuh ke tangan Keluarga Bhakti pada awalnya. Karena, Tamael menyetujui usulan Hendra untuk memfitnah Arjuna telah mencuri soal ujian.Kini Hendra mengingkari janjinya. Dia datang mengambil Rumah Bo

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 336

    "Kamu tampak sangat tidak terima." Sugi menatap Eshan dengan ekspresi angkuh. "Aku, Sugi, bukanlah orang yang tidak masuk akal."Saat Sugi berbicara, dia melirik ke arah sekelompok pedagang yang ada di belakangnya. "Ya, 'kan? Mari kita beri mereka satu kesempatan, biarkan mereka bertanding dengan kita.""Yang Mulia Bhakti bijaksana, Yang Mulia Bhakti baik hati."Suara-suara menyanjung membuat Sugi makin gembira."Bagaimana kamu ingin bertanding? Apa yang ingin kamu tandingkan?" tanya Eshan dengan suara berat.Sugi mengangkat dagunya kepada Eshan, lalu berkata dengan nada merendahkan. "Karena masalah ini tentang Rumah Bordil Prianka, pengusaha paling hebat dalam manajemen bisnis, jadi biarkan mereka bersaing dalam manajemen bisnis.""Yang Mulia!" Hendra membungkuk pada Sugi. "Mengenai kompetisi, aku punya sebuah saran."Sugi melambaikan tangannya. "Katakan.""Terima kasih, Yang Mulia." Hendra lanjut berkata, "Beberapa waktu lalu, aku membeli sebidang tanah di Desa Rambutan di luar Kabup

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 337

    "Apakah benar-benar tidak ada yang mau bersaing dengan mereka?" Eshan menahan amarahnya. Dia berbicara dengan nada yang lebih santai.Maksudnya sudah sangat jelas. Selama seseorang berani maju, dia tidak peduli menang atau kalah.Tatapan Eshan menyapu para pedagang sebanyak tiga kali, tetapi tidak seorang pun berani maju.Urat-urat di dahi Eshan terlihat, bisa dilihat bahwa dia mulai marah. "Bagus, kalian semua tidak ada yang mau maju ya?!"Para pedagang begitu ketakutan hingga tubuh mereka sedikit gemetar, mereka tidak berani bernapas dengan keras.Meski begitu, tidak ada seorang pun yang berani menerima tantangan itu.Sugi mencibir, "Eshan, aku sudah memberimu kesempatan, tapi ...." Sugi merentangkan tangannya, dengan ekspresi yang sangat angkuh. "Tidak ada seorang pun di Kabupaten Damai yang berani menerima tantangan kami. Oh, aku lelah!"Setelah Sugi selesai berbicara, dia pun duduk di kursi Eshan.Selain kepala daerah sendiri, hanya pejabat yang lebih tinggi dari kepala daerah yan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 338

    Orang-orang melihat ke luar, lalu mendapati seorang pemuda berpakaian ungu muda berjalan masuk dengan langkah tegas dan mantap.Karena cahaya di luar, setelah pemuda itu tiba di depan semua orang, mereka baru dapat melihat wajahnya dengan jelas?"Arjuna, kenapa kamu?"Ada rasa kecewa yang kuat dalam nada terkejut semua orang.Arjuna pandai belajar, bahkan mengalahkan Cendekiawan Bima, tetapi belajar dan berbisnis adalah hal yang sangat berbeda.Jangankan Kabupaten Damai, bahkan di seluruh Dinasti Bratajaya, tidak pernah terdengar bahwa seseorang pelajar pandai berbisnis."Arjuna." Eshan berjalan mendekat dengan penuh harap. Namun, sekretaris daerah yang berada di belakang Arjuna menggelengkan kepalanya pada Eshan, mengisyaratkan bahwa Arjuna tidak membawa lencana perak itu."Siapa kamu? Maksud kata-katamu itu adalah kamu mau bertanding denganku?"Hendra menatap Arjuna dengan tatapan menilai.Sebagai pedagang, dia mengenali hampir semua orang-orang yang sebidang dengannya. Akan tetapi,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 339

    "Aku tidak tahu apakah aku akan membayar mahal, tapi yang pasti kamu akan."Arjuna berdiri dengan kedua tangan di belakang tubuhnya, aura agung dan liar terpancar darinya. Orang-orang yang berdiri di depannya seperti semut.Sambil menatap mereka, terdengar suara tenang dan percaya diri lagi. "Apa pun yang kalian jalankan, tidak perlu tiga hari, dalam satu hari, pendapatan operasionalku akan lebih tinggi dari kalian. Bukan hanya itu, ketika aku membuka usaha, kalian tidak akan mendapat untung sedikit pun.""Hahaha!"Di kantor pemerintahan, gelak tawa membumbung bagai air pasang. Banyak pedagang dari Kabupaten Sentosa tertawa terbahak-bahak hingga memegang perut mereka.Sedangkan para pedagang dari Kabupaten Damai di sekitar Arjuna menutupi wajah mereka satu demi satu.Kata-kata sombong seperti itu diucapkan tanpa berpikir panjang.Sungguh memalukan, sungguh memalukan."Bagaimana menurut kalian? Apakah dia membaca terlalu banyak buku sehingga menjadi bodoh?" Bani menatap Arjuna dengan ta

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 340

    Sugi melirik ke samping, orang-orang di sekitarnya segera mengerti apa yang dia maksud. Mereka pun segera berjalan mendekat untuk menghentikan anak buah Mois membawa pergi Arjuna.Ini adalah kesempatan bagus untuk menjatuhkan Arjuna, bagaimana mungkin dia melepaskannya?"Yang Mulia Eshan, kamu salah. Saat tidak ada seorang pun dari Kabupaten Damai yang maju, marah. Sekarang ada yang maju, kenapa kamu mengusirnya?""Ya, orang-orang Yang Mulia Sugi mau memberi kita usahanya, bagaimana boleh kita menolak?"Suara Arjuna menjadi lebih keras. Dia tersenyum tipis. "Hasil menang atau kalah tidak dapat dibuktikan dengan kata-kata, harus dengan bukti tertulis.""Oke!" Sugi berbalik, kemudian memerintahkan petugas di sampingnya. "Buat bukti tertulis, ayo tuliskan!""Arjuna, Arjuna ...." Eshan memejamkan matanya dengan pasrah.Setelah bukti tertulis diterbitkan, sekalipun kaisar datang secara langsung, kompetisi harus tetap dilanjutkan.Kompetisinya bahkan belum dimulai, tetapi kabar bahwa peringk

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 484

    Setelah bertengkar selama dua hari, Arga dan Danis tiba-tiba berdamai. Sebelum meninggalkan Kabupaten Damai, mereka masing-masing mencarikan lima tabib untuk Arjuna dan Alsava bersaudari.Awalnya Alsava bersaudari tidak tahu untuk apa tabib datang. Ketika mereka melihat sepuluh tabib mengelilingi Arjuna, mereka mengira Arjuna sakit parah.Daisha sempat meneteskan banyak air mata.Arjuna sangat marah hingga dia mengumpat, kemudian meminta Arga dan Danis untuk membawa pergi para tabib itu.Arga dan Danis mematuhi Arjuna untuk segala hal kecuali hal ini.Setelah sepuluh tabib mengatakan bahwa Arjuna dan Alsava bersaudari dalam keadaan sehat, dapat memiliki anak, kedua lelaki tua itu merasa lega.Mereka benar-benar lega, jika tidak ....Arjuna berdiri dengan linglung di depan gudang tempat keluarganya biasa menyimpan gandum selama tidak kurang dari lima menit.Kedua lelaki tua ini benar-benar tidak membiarkannya hidup tenang bahkan setelah mereka pergi."Arjuna, ternyata kamu di sini. Aku

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 483

    "Yang Mulia Mois, bolehkah aku tahu dekrit yang dikeluarkan Yang Mulia Kaisar?"Tamael juga bertanya pada Mois dengan rasa ingin tahu."Tidak masalah. Tidak masalah juga kalau kamu mengetahuinya. Lagi pula, pengumuman daerah akan segera diumumkan. Dekrit kekaisaran itu sungguh ...."Mois menyerahkan salinan tulisan tangan dekrit kekaisaran kepada Tamael."Tidak adil. Bagaimana boleh Yang Mulia mengeluarkan dekrit seperti ini? Tidak adil bagi banyak orang, terutama bagi Arjuna. Benar-benar tidak adil."Setelah membaca isi dekrit kekaisaran, Tamael tidak dapat menerimanya dan merasa marah.Isi dari dekrit yang tidak bisa diterima Tamael dan membuatnya marah kira-kira sebagai berikut.Pada semua ujian daerah dan nasional di Bratajaya, prioritas akan diberikan kepada siswa yang memiliki anak laki-laki. Pelajar yang belum melahirkan anak boleh mengikuti ujian daerah dan nasional, tetapi tidak boleh mengikuti ujian perguruan tinggi.Dengan kata lain, Arjuna yang saat ini tidak mempunyai anak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 482

    "Yang Mulia sekalian, mohon berhenti sebentar." Arjuna mendatangi Danis dan Arga dengan membawa dekrit kekaisaran."Ada apa? Apakah kamu tidak melihat bahwa kami sedang sibuk?"Danis yang pemarah mengira itu adalah salah satu dari bawahan mereka, jadi dia berteriak marah.Dia sungguh kesal. Karena gangguan yang tiba-tiba ini, Arga melemparkan segenggam lumpur ke wajahnya.Dia telah bertarung dengan Arga selama dua hari, ini adalah pertama kalinya dia berhasil diserang oleh Arga. Bagaimana mungkin dia tidak marah?"Arjuna, dia memarahi kamu, jadi jangan ikuti dia ke Pasukan Serigala."Orang pertama yang mengetahui bahwa itu adalah Arjuna adalah Arga. Dia sangat senang melihat Danis memarahi Arjuna."Baiklah, aku akan mendengarkan Perdana Menteri. Aku tidak akan pergi ke Pasukan Serigala," sahut Arjuna sembari tersenyum.Danis meminta maaf kepada Arjuna dengan panik. "Oh, Arjuna, aku salah, aku salah. Aku tidak bermaksud begitu, aku tidak tahu kalau kamu yang datang.""Omong kosong! Arju

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 481

    Kali ini Arga tidak berkunjung secara diam-diam, identitas Danis juga telah terungkap. Arjuna adalah seorang pelajar biasa, tetapi dia dilindungi oleh tiga lapis perlindungan.Mois, yang melihat pemandangan ini untuk pertama kalinya pun menarik napas dalam-dalam.Ngomong-ngomong, jika bukan karena Arjuna, Mois mungkin tidak akan pernah melihat pemandangan seperti itu sepanjang hidupnya.Arjuna benar-benar pembawa keberuntungan bagi dirinya dan Eshan.Mois merapikan seragamnya, kemudian bertanya kepada orang di sekitarnya. Setelah dia yakin penampilannya sudah rapi, dia baru berani melangkah ke dalam rumah Arjuna.Saat masuk ke halaman, Mois tidak melihat Arga dan Danis, tetapi hanya melihat Arjuna yang duduk di paviliun, minum teh sembari membaca buku.Mois berlari mendekat.Melihat Mois, Arjuna berdiri untuk memberi hormat."Jangan, jangan!" Mois segera menghentikannya.Dia menjadi kepala daerah berkat Arjuna. Jika bukan karena ada para pembantu dan penjaga, dia ingin memberi hormat p

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 480

    "Kalian pegawai negeri memegang pulpen seharian, begitu kecil dan pendek. Huh, pantas saja bagian itu kalian juga begitu kecil dan ....""Danis, kamu ... apa gunanya itu? Bukankah kamu tetap tidak memiliki anak perempuan?""Arga, kamu sombong mentang-mentang punya anak laki-laki."Danis melempar sebuah batu ke arah Arga."Dasar pria tua biadab, Danis! Bisa-bisanya kamu melempar barang!"Arga juga melemparkan batu tinta ke Danis.Keduanya saling adu mulut hingga saling melempar barang.Semua orang di sekitar Danis dan Arga tercengang, tetapi tidak ada yang berani melangkah maju untuk menghentikan mereka.Arjuna merasa tidak berdaya saat melihat dua lelaki tua itu berkelahi, melempar barang seperti anak kecil.Jika Raka tidak berlutut tadi, dia tidak akan percaya bahwa kedua lelaki tua ini adalah dua orang berkuasa di pengadilan istana.Setelah melempar barang-barang yang ada pada tubuh mereka, mereka mulai melempar perabotan rumah."Pak Tua, kalau kalian berani melempar perabotan rumahk

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 479

    "Hormat kepada Perdana Menteri Kiri."Melihat lelaki tua itu, Raka segera berlutut.Pria tua itu mengabaikan Raka, berjalan cepat menuju Arjuna. Di tengah jalan, Danis berteriak padanya. "Arga, kenapa kamu ada di sini, tidak berada di pemerintah pengadilan?"Danis begitu marah. Jika pak tua ini tidak muncul, Arjuna pasti sudah menyetujuinya."Kalau aku tidak kemari, orangku sudah mau direbut pergi!"Saat berbicara, Arga sudah datang ke depan Arjuna. Dia menatap Arjuna dengan penuh semangat. "Arjuna, apakah kamu merindukanku? Aku sangat merindukanmu."Setelah kembali ke ibu kota dari Kabupaten Damai, Arga merasa bahwa hari berjalan dengan lambat. Dia menghitung hari, menantikan ujian perguruan tinggi.Hanya tersisa sekitar sebulan lebih, atau tiga puluh delapan hari, antara ujian nasional dan ujian perguruan tinggi. Akan tetapi, Arga merasa bahwa tiga puluh delapan hari ini sama panjangnya dengan tiga ratus delapan puluh hari.Karena khawatir terjadi sesuatu pada ujian perguruan tinggi,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 478

    Makin Danis berbicara, makin menyedihkan suaranya, makin keras dia menangis.Arjuna merasa tidak enak ketika mendengarnya. "Jangan menangis, Pak Tua. Bagaimana mungkin kamu punya ahli waris? Ada begitu banyak jenderal berbakat di Pasukan Serigala.""Banyak? Banyak dari mana? Mereka memang jago bertarung dan membunuh musuh. Tapi kalau soal taktik, mereka semua bodoh."Meskipun kata-kata Danis dilebih-lebihkan, para jenderal yang ganas dalam pasukannya memang kalah Arjuna.Saat Arjuna bilang tidak mau ikut dengannya, Danis benar-benar menangis. Namun setelahnya, dia hanya untuk menipu Arjuna.Alasan dia bisa sampai ke posisi sekarang, selain karena dia petarung yang handal, dia juga cukup tidak tahu malu.Dia meminta Pedang Sakti Penstabil Negara dari mendiang kaisar sebelumnya dengan tidak tahu malu."Bagaimana dengan Raka?" Arjuna menunjuk Raka yang berdiri di samping Danis. "Menurutku dia bagus. Dia pintar dan loyal padamu, sangat cocok menjadi penerusmu."Danis menyeka air matanya, k

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 477

    Danis mengayunkan pedang di tangannya kemudian berkata, "Arjuna, apa pendapatmu tentang pedangku ini?"Tatapan Arjuna tertuju pada pedang Danis dengan tenang. "Bentuknya sangat indah, cahaya pedangnya jernih. Pedangnya tajam dan bagus. Kenapa? Marsekal mau membunuhku?""Aish!" Danis tampak tidak senang. "Arjuna, apa yang kamu bicarakan? Aku ingin memberimu pedang ini."Pada titik ini, Raka tidak dapat menahan diri lagi. Dia melangkah ke depan Arjuna kemudian berkata, "Marsekal, ini sama sekali tidak boleh.""Enyahlah!" Danis mendorong Raka menjauh. "Tidak boleh? Sejak kapan kamu yang mengajariku?"Sambil mendorong Raka, Danis memasukkan kembali pedang ke sarungnya, kemudian menyerahkannya kepada Arjuna.Arjuna melipat tangannya di depan dada, kemudian berkata dengan acuh tak acuh. "Aku tidak layak menerimanya, tidak mau.""Bam!" Raka terjatuh ke lantai."Dasar tak berguna!" Danis menendang Raka. "Keluar dari sini.""Marsekal, Anda benar-benar harus mempertimbangkannya." Raka masih belu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 476

    "Astaga." Danis begitu panik. "Arjuna, kenapa kamu tidak mau memadamkan api? Jangan menyerah, kita pasti bisa menyelamatkan beberapa buku."Arjuna menatap api yang berkobar di ruang kerja sejenak, lalu menoleh untuk menatap Danis sambil tersenyum tipis. "Bukankah Marsekal sangat jelas apakah kita bisa menyelamatkannya atau tidak?""Ba ... bagaimana mungkin aku tahu? Aku sedang tidur, kemudian menyadari bahwa ruang kerjamu kebakaran."Aneh sekali.Danis merasa bingung. Mengapa dia bisa merasa tidak tenang karena takut ketahuan?Sekalipun dia yang menyebabkan kebakaran, mengingat kepribadiannya seperti apa, bagaimana mungkin dia merasa takut? Sekarang begitu bertemu Arjuna ....Anak ini tidak hanya genius dalam menggunakan pasukan, tetapi auranya juga sangat mengintimidasi hingga menakutkan.Sebuah tatapan Arjuna dapat membuat orang lain merasa terbaca isi hatinya."Kalaupun aku membakar ruang belajar itu, lalu kenapa?"Karena tidak bisa menyembunyikannya, Danis pun mengakuinya."Kamu ya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status