Share

Bab 316

Author: Abimana
"Karena apa? Lanjut katakan!"

Tamael terdiam sejenak sehingga Fauzi mendesaknya dengan suara keras.

"Karena ...." Tamael memejamkan mata, mengepalkan dan melepaskan kedua tangannya di samping tubuhnya sebanyak beberapa kali. Akhirnya dia baru memberanikan diri untuk berkata, "Arjuna berada di peringkat teratas karena aku menghabiskan banyak uang untuk mengundang seorang guru dari dunia seni bela diri. Aku meminta guru itu menyelinap ke kantor pemerintah guna menyalin soal-soal ujian daerah dan nasional tahun ini secara diam-diam, lalu memberikannya kepada Arjuna. Arjuna sudah mengetahui semua jawabannya sebelum ujian daerah dan nasional dimulai."

"Wah, kenapa bisa begini?"

"Astaga, ternyata begitu!"

Begitu Tamael selesai berbicara, suasana yang awalnya sunyi tiba-tiba berubah, seolah ada bom yang jatuh ke danau yang tenang.

Orang-orang memandang Arjuna dan Tamael dengan tak percaya.

"Berani sekali!"

"Kalau begitu semuanya masuk akal. Bagaimana mungkin orang yang menulis syair sekonyol
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
amlin
ampas semua yang ditulis ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 317

    "Tak tahu malu! Pantas saja dari empat golongan: pelajar, petani, pengrajin dan pedagang, pedagang berada di urutan terakhir. Pedagang memang tidak tahu malu, tidak punya batasan, melakukan segala macam kejahatan!""Aku merasa iba dengan murid-murid yang posisinya direbut oleh Arjuna.""Benar. Orang lain belajar giat selama berbulan-bulan, alhasil kalah dari Arjuna begitu saja.""Mental para pelajar itu lemah. Arjuna bisa lulus, sedangkan mereka gagal. Mungkin akan ada orang yang ingin bunuh diri karena hal ini."Orang-orang mulai merasa kasihan kepada para pelajar yang tidak lulus ujian. Orang-orang yang anaknya mengikuti ujian kali ini pun berlutut di depan Fauzi sambil memohon. "Yang Mulia, Yang Mulia Wali Kota, Anda harus menghukum kedua orang yang tak tahu malu itu!""Yang Mulia, ujian kekaisaran adalah fondasi dinasti. Ini menyangkut masa depan dinasti. Mencuri soal ujian berarti menyentuh fondasi dinasti. Tolong hukum kedua penjahat ini sebagai pengkhianat, hukum mereka dengan h

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 318

    Fauzi mendengus. "Rakyat jelata, apakah kamu pikir aku tidak akan menangkapmu kalau kamu mengulur waktu?""Yang Mulia ...."Arjuna sangat mabuk hingga dia tidak dapat berdiri tegak. Dia bersandar di meja sambil memegang toples anggur, pipinya merah. "Kalau kamu punya bukti yang tak terbantahkan, kamu tidak perlu menangkapku, aku sendiri akan pergi bersamamu.""Omong kosong! Bukankah kesaksian Tamael adalah bukti terbaik?""Jangan dengarkan omong kosongnya, bawa dia pergi!!"Arjuna meletakkan toples anggur dengan keras di atas meja. Toples itu menghantam meja dengan bunyi keras.Para prajurit yang berlari ke arahnya tak kuasa untuk berhenti ketika mendengar suara itu.Meskipun mereka tidak bertarung secara langsung dengan Arjuna, mereka dapat dengan jelas merasakan aura kuat dari Arjuna saat Arjuna melewati mereka tadi.Keterampilan Arjuna pasti luar biasa.Arjuna, dengan kedua tangan menopang di atas toples anggur, memandang Fauzi yang menunggang kuda, lalu dia tersenyum. "Sepertinya o

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 319

    Setumpuk kertas."Satu, dua, tiga, empat, lima, enam!" Fauzi menghitungnya satu per satu.Setelah selesai menghitung, dia menyerahkan kertas itu kepada Firhan.Firhan mengambil kertas-kertas itu, menunjukkannya satu per satu kepada semua orang."Bukankah ini kertas ujian daerah dan nasional?"Begitu para pelajar melihat kertas itu, mereka langsung berseru keras."Hanya saja tulisannya sedikit berbeda.""Jelas berbeda. Apakah kamu tidak mendengar apa kata Tamael tadi? Dia menghabiskan banyak uang untuk menyewa seorang ahli menyelinap ke kantor pemerintah daerah guna menyalin soal ujian.""Arjuna memang mencuri soal dan masih ingin menyangkalnya.""Sejak awal dia memang seorang bajingan. Dia berpura-pura menjadi orang baik selama beberapa bulan terakhir dan telah menipu banyak orang!""Dia masih berani mengatakan bahwa Yang Mulia Wali Kota tidak bisa menangani kasus? Sungguh konyol! Yang Mulia menjadi wali kota pada usia yang begitu muda, mungkinkah pengetahuannya kurang dari seorang pen

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 320

    Atas isyarat Fauzi, Firhan menginjak punggung Arjuna. Makin Arjuna mencoba berdiri, makin keras Firhan menginjaknya."Dia pantas mendapatkannya!""Itulah konsekuensi dari mencuri soal ujian!""Coba pikirkan, kalau bukan karena kebijaksanaan Yang Mulia Wali Kota, dia masih akan duduk di meja utama dan menikmati tatapan iri semua orang tanpa malu.""Peringkat teratas apa-apaan, cih!""Dasar pencuri, cih!""Cih!"Dimulai oleh para pelajar, orang-orang pun kemudian meludahi Arjuna."Bajingan! Bajingan!"Mata Disa memerah, giginya gemeretak.Kalau saja dia tidak sedang diikat, dia pasti sudah memanah orang-orang itu dengan anak panahnya."Tidak! Tuanku benar-benar tidak mencuri soal ujian! Dia difitnah!"Daisha menangis tersedu-sedu."Kalian para pejabat berengsek! Ini adalah fitnah, jebakan! Sebelum menyelidiki dengan jelas, kalian menangkap orang sembarangan! Pejabat berengsek!"Dinda memiliki tubuh kecil, tetapi suaranya sangat keras. Hal itu menarik perhatian Fauzi.Fauzi tidak marah, t

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 321

    "Lindungi Tuan!"Fauzi buru-buru menarik kudanya kembali untuk membuat pertahanan.Kelompok prajurit yang mengelilingi Arjuna mundur dari depannya, mereka membentuk tiga lapis perlindungan di sekitar kereta.Arjuna menatap sekelompok prajurit itu, kemudian menggelengkan kepalanya lagi.Kalau prajurit seperti ini turun ke medan perang, sebaiknya langsung menyerah saja.Baik keterampilan maupun kesadarannya kurang baik.Atasan mereka berada di kereta itu, tetapi mereka malah mengepung Arjuna.Bila benda itu bukan batu, melainkan anak panah. Bagaimana mungkin orang di dalam kereta itu masih hidup?Melindungi atasan saja tidak becus, apalagi bertarung.Arjuna hanya bisa menghibur diri sendiri dalam hati. Prajurit yang benar-benar bertempur di medan perang tidak akan seperti ini."Siapa?"Fauzi memandang sekeliling, mencari sumber suara keras itu berasal."Bagaimana ...."Pria di dalam kereta itu terkejut, lalu dia buru-buru mengangkat tirai kereta.Seorang lelaki tua berpakaian hitam dan b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 322

    "Dilihat dari sikap Pak Bima terhadap Pak Cakra, kurasa Pak Cakra adalah Cendekiawan Cakra.""Jadi ... apakah ini membuktikan bahwa Arjuna tidak mencuri soal ujian? Gurunya adalah seorang Cendekiawan Cakra.""Hmm ... belum tentu. Meskipun Cendekiawan Cakra sangat hebat, beliau tidak mungkin membuat seseorang yang baru selesai belajar Kitab Tiga Aksara ujian dengan nilai sempurna, 'kan?""Siapa tahu inilah hebatnya Cendekiawan Cakra?""Astaga, kalau begitu aku akan segera pindah ke sekolah Desa Embun.""Jangan bermimpi. Kudengar Cendekiawan Cakra tidak mudah menerima murid. Kalau tidak, lihat saja pelajar lain dari Desa Embun. Kenapa setelah bertahun-tahun hanya Marvin seorang yang lulus menjadi siswa unggul.""Apa istimewanya Arjuna? Dia dulu hanya seorang bajingan, dia benar-benar beruntung!"Sama seperti saat pengumuman peringkat dirilis sebelumnya, para pelajar sekali lagi menunjukkan ekspresi iri dan cemburu mereka terhadap Arjuna.Mengapa mereka bekerja keras dan belajar dengan su

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 323

    "Apa?"Perkataan Arjuna bagaikan bom lainnya. Semua orang menatap Arjuna dengan mulut ternganga.Seorang siswa unggul mau bertanding dengan seorang cendekiawan hebat?"Apakah aku tidak salah dengar? Arjuna bilang dia ingin bertanding dengan Cendekiawan Bima?""Kau tidak salah dengar.""Setelah mencuri beberapa soal ujian dan menghafal beberapa jawaban, dia pikir dirinya benar-benar orang terpelajar?""Ternyata memiliki pikiran yang liar dan gila juga merupakan penyakit. Kelihatannya seperti penyakit serius. Aku rasa sebagian besar tabib akan menggelengkan kepala saat melihatnya.""Hahaha, tidak tertolong!"Orang-orang berubah dari terkejut menjadi tertawa terbahak-bahak dan mengejek.Arjuna tersenyum tipis. Dia mengabaikan tawa mereka, kemudian melambaikan lengan bajunya tanpa peduli."Berikan aku anggur!""Ini anggurmu."Orang yang memberikan toples anggur kepada Arjuna adalah seorang prajurit yang mengelilinginya dan ingin menangkapnya."Hm!"Setelah Firhan mengingatkan prajurit yang

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 324

    "Aku lihat kamu masih sama seperti dulu. Otakmu tidak benar-benar berfungsi. Kamu takut kalah sehingga sengaja menggunakan trik lama, menggunakan trik kotor seperti ini lagi."Aku beri tahu, kamu itu seorang pecundang."Bima tidak mengatakan apa-apa, jadi Cakra terus memakinya tanpa menyisakan harga diri bagi Bima."Kakak Seperguruan, sebagai lawanku yang kalah, kamu hanya bisa tahan walau tidak terima."Raut wajah Bima tampak muram. "Kalau bukan karena mengingat masa lalu, aku pasti sudah ....""Sudah apa? Kamu itu lemah. Bertandinglah dengan muridku sekarang juga, kalau tidak, artinya kamu pecundang!""Plok, plok, plok!"Beberapa orang begitu senang mendengar sahutan Cakra sehingga mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak bertepuk tangan.Setelah bertepuk tangan, mereka menyadari ada yang salah, kemudian baru berhenti.Ada hampir seribu orang yang ada di tempat jamuan makan di gerbang masuk Desa Embun, termasuk pasukan yang dibawa oleh Fauzi dan Firhan. Namun saat ini, suasana ben

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 480

    "Kalian pegawai negeri memegang pulpen seharian, begitu kecil dan pendek. Huh, pantas saja bagian itu kalian juga begitu kecil dan ....""Danis, kamu ... apa gunanya itu? Bukankah kamu tetap tidak memiliki anak perempuan?""Arga, kamu sombong mentang-mentang punya anak laki-laki."Danis melempar sebuah batu ke arah Arga."Dasar pria tua biadab, Danis! Bisa-bisanya kamu melempar barang!"Arga juga melemparkan batu tinta ke Danis.Keduanya saling adu mulut hingga saling melempar barang.Semua orang di sekitar Danis dan Arga tercengang, tetapi tidak ada yang berani melangkah maju untuk menghentikan mereka.Arjuna merasa tidak berdaya saat melihat dua lelaki tua itu berkelahi, melempar barang seperti anak kecil.Jika Raka tidak berlutut tadi, dia tidak akan percaya bahwa kedua lelaki tua ini adalah dua orang berkuasa di pengadilan istana.Setelah melempar barang-barang yang ada pada tubuh mereka, mereka mulai melempar perabotan rumah."Pak Tua, kalau kalian berani melempar perabotan rumahk

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 479

    "Hormat kepada Perdana Menteri Kiri."Melihat lelaki tua itu, Raka segera berlutut.Pria tua itu mengabaikan Raka, berjalan cepat menuju Arjuna. Di tengah jalan, Danis berteriak padanya. "Arga, kenapa kamu ada di sini, tidak berada di pemerintah pengadilan?"Danis begitu marah. Jika pak tua ini tidak muncul, Arjuna pasti sudah menyetujuinya."Kalau aku tidak kemari, orangku sudah mau direbut pergi!"Saat berbicara, Arga sudah datang ke depan Arjuna. Dia menatap Arjuna dengan penuh semangat. "Arjuna, apakah kamu merindukanku? Aku sangat merindukanmu."Setelah kembali ke ibu kota dari Kabupaten Damai, Arga merasa bahwa hari berjalan dengan lambat. Dia menghitung hari, menantikan ujian perguruan tinggi.Hanya tersisa sekitar sebulan lebih, atau tiga puluh delapan hari, antara ujian nasional dan ujian perguruan tinggi. Akan tetapi, Arga merasa bahwa tiga puluh delapan hari ini sama panjangnya dengan tiga ratus delapan puluh hari.Karena khawatir terjadi sesuatu pada ujian perguruan tinggi,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 478

    Makin Danis berbicara, makin menyedihkan suaranya, makin keras dia menangis.Arjuna merasa tidak enak ketika mendengarnya. "Jangan menangis, Pak Tua. Bagaimana mungkin kamu punya ahli waris? Ada begitu banyak jenderal berbakat di Pasukan Serigala.""Banyak? Banyak dari mana? Mereka memang jago bertarung dan membunuh musuh. Tapi kalau soal taktik, mereka semua bodoh."Meskipun kata-kata Danis dilebih-lebihkan, para jenderal yang ganas dalam pasukannya memang kalah Arjuna.Saat Arjuna bilang tidak mau ikut dengannya, Danis benar-benar menangis. Namun setelahnya, dia hanya untuk menipu Arjuna.Alasan dia bisa sampai ke posisi sekarang, selain karena dia petarung yang handal, dia juga cukup tidak tahu malu.Dia meminta Pedang Sakti Penstabil Negara dari mendiang kaisar sebelumnya dengan tidak tahu malu."Bagaimana dengan Raka?" Arjuna menunjuk Raka yang berdiri di samping Danis. "Menurutku dia bagus. Dia pintar dan loyal padamu, sangat cocok menjadi penerusmu."Danis menyeka air matanya, k

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 477

    Danis mengayunkan pedang di tangannya kemudian berkata, "Arjuna, apa pendapatmu tentang pedangku ini?"Tatapan Arjuna tertuju pada pedang Danis dengan tenang. "Bentuknya sangat indah, cahaya pedangnya jernih. Pedangnya tajam dan bagus. Kenapa? Marsekal mau membunuhku?""Aish!" Danis tampak tidak senang. "Arjuna, apa yang kamu bicarakan? Aku ingin memberimu pedang ini."Pada titik ini, Raka tidak dapat menahan diri lagi. Dia melangkah ke depan Arjuna kemudian berkata, "Marsekal, ini sama sekali tidak boleh.""Enyahlah!" Danis mendorong Raka menjauh. "Tidak boleh? Sejak kapan kamu yang mengajariku?"Sambil mendorong Raka, Danis memasukkan kembali pedang ke sarungnya, kemudian menyerahkannya kepada Arjuna.Arjuna melipat tangannya di depan dada, kemudian berkata dengan acuh tak acuh. "Aku tidak layak menerimanya, tidak mau.""Bam!" Raka terjatuh ke lantai."Dasar tak berguna!" Danis menendang Raka. "Keluar dari sini.""Marsekal, Anda benar-benar harus mempertimbangkannya." Raka masih belu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 476

    "Astaga." Danis begitu panik. "Arjuna, kenapa kamu tidak mau memadamkan api? Jangan menyerah, kita pasti bisa menyelamatkan beberapa buku."Arjuna menatap api yang berkobar di ruang kerja sejenak, lalu menoleh untuk menatap Danis sambil tersenyum tipis. "Bukankah Marsekal sangat jelas apakah kita bisa menyelamatkannya atau tidak?""Ba ... bagaimana mungkin aku tahu? Aku sedang tidur, kemudian menyadari bahwa ruang kerjamu kebakaran."Aneh sekali.Danis merasa bingung. Mengapa dia bisa merasa tidak tenang karena takut ketahuan?Sekalipun dia yang menyebabkan kebakaran, mengingat kepribadiannya seperti apa, bagaimana mungkin dia merasa takut? Sekarang begitu bertemu Arjuna ....Anak ini tidak hanya genius dalam menggunakan pasukan, tetapi auranya juga sangat mengintimidasi hingga menakutkan.Sebuah tatapan Arjuna dapat membuat orang lain merasa terbaca isi hatinya."Kalaupun aku membakar ruang belajar itu, lalu kenapa?"Karena tidak bisa menyembunyikannya, Danis pun mengakuinya."Kamu ya

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 475

    "Jelas tidak boleh membiarkannya pergi. Sungguh disayangkan kalau orang berbakat seperti dia menjadi pegawai negeri. Coba aku pikir ...."Kamar yang ditempati Danis berada di seberang ruang belajar Arjuna.Tata letak kamar ini tidak bagus. Dia awalnya tidak tinggal di kamar ini, tetapi dia bersikeras pindah hari ini.Dia menggunakan alasan bahwa letak kamar ini sepi. Sebenarnya dia ingin mengawasi Arjuna, takut Arjuna pergi diam-diam ke Kota Perai.Selain Danis yang mengawasi secara langsung, dia juga memerintahkan batalion pengawalnya untuk berjaga di sekitar rumah Arjuna. Singkatnya, jika Arjuna ingin melarikan diri secara diam-diam, itu mustahil.Sore harinya, Tamael datang.Jika Arjuna tidak keluar tepat waktu, Tamael tidak akan bisa masuk.Karena Tamael datang artinya Arjuna telah menemukan penginapan di Kota Perai. Danis tidak akan mengizinkannya masuk."Ma ... Marsekal."Keluar dari ruang kerja Arjuna, Tamael begitu ketakutan hingga rohnya hampir keluar.Pada saat ini, Danis ber

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 474

    Daisha adalah orang yang bijaksana dan cerdas. Sejak hari pertama Danis pindah ke rumahnya, dia sudah mengerti tujuan Danis.Arjuna meletakkan kuas, kemudian menarik Daisha mendekat, membelai rambutnya sembari bertanya, "Bagaimana menurutmu? Apakah aku harus tetap mengikuti ujian kekaisaran atau pergi ke Pasukan Serigala bersama Marsekal?"Daisha menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak tahu. Ke mana pun Tuan pergi, aku akan ikut."Arjuna dengan lembut mencubit dagu Daisha. Dagunya lembut dan tirus, terasa sangat enak dipegang. "Kalau aku benar-benar bergabung dengan Pasukan Serigala, kondisi di barak tidak lebih baik daripada di rumah. Apa kamu tidak takut susah?"Daisha membenamkan kepalanya di dada Arjuna, lalu dia berkata dengan lembut. "Tidak. Selama ada Tuan, aku tidak merasa susah."Daisha yang ada dalam pelukan Arjuna harum sekali. Tatapannya menawan, bibirnya merah, cantik sekali.Sulit untuk tidak tergoda saat memeluk wanita secantik ini.Arjuna mengangkat dagu Daisha. "Aku

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 473

    "Arjuna." Danis berkata dengan tatapan serius. "Ini sama sekali bukan ocehan, aku melakukan ini sepenuhnya untuk kebaikanmu ....""Disa!" Arjuna berteriak ke luar pintu. "Kemasi barang-barang Marsekal ....""Jangan, jangan! Aku akan berhenti bicara, aku akan berhenti bicara." Ekspresi Danis yang awalnya serius berubah menjadi senyuman menyanjung.Arjuna memelototi Danis, kemudian menundukkan kepalanya, hendak mengambil kuas lagi."Wah!" Danis mengambil kuas Arjuna lebih dulu. "Arjuna, kuasmu ini sangat bagus!""Baru kali ini aku melihat kuas sebagus ini. Di mana kamu membelinya?" Danis mulai bermain dengan kuas Arjuna.Arjuna tidak menjawab pertanyaan Danis, tetapi hanya mengulurkan tangannya. "Berikan padaku.""Hei, Arjuna, kamu pelit sekali. Aku lihat saja tidak boleh," keluh Danis sambil ...."Krek!""Aduh!"Danis menatap kuas yang patah sambil berseru, kemudian dia berkata dengan nada meremehkan. "Kuas ini memang bagus, tapi kualitasnya terlalu buruk. Aku hanya memegang dengan pela

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 472

    "Sedangkan Kabupaten Damai yang paling ingin dia aneksasi tidak digabungkan dengan Kabupaten Sentosa. Kabupaten Sentosa justru harus membantu Kabupaten Damai membayar pajak selama tiga tahun, serta memenuhi jumlah personel dinas militer.Setelah kembali dari Kabupaten Damai, Sugi merasa khawatir akan masalah ini. Membantu sebuah kabupaten membayar pajak bukanlah hal yang dapat dilakukan oleh beberapa usaha. Penduduk seluruh kabupaten akan dikenakan kenaikan pajak.Pajak naik, penduduk hanya bisa memaki di belakang.Namun, jumlah anggota dinas militer ditingkatkan ....Dalam tiga tahun berikutnya, dimaki sebagai pejabat berengsek sudah merupakan hukuman yang paling ringan.Setelah meningkatkan pajak dan jumlah dinas militer selama tiga tahun, status Kabupaten Sentosa sebagai kabupaten terkaya di Kota Perai pasti akan hilang. Rencana Sugi untuk mencaplok Kabupaten Damai dan menjadi prefek pada dasarnya sudah tidak ada harapan.Arjuna, Arjuna!'Sugi menggertakkan giginya saat menyebut nam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status