"!!!""???"Semua orang yang datang ke perjamuan itu, termasuk Eshan, memperlihatkan ekspresi terkejut.Tentu saja, Shaka adalah pengecualian. Dia berlutut di tanah dengan sudut bibir melengkung lebar. Matanya dipenuhi dengan kepuasan dan ketajaman saat dia menatap Arjuna.Akhirnya momen ini tiba.Ingin menjadi bangsawan Keluarga Kusumo? Sungguh angan-angan belaka dan tidak tahu diri."Tuan." Naura yang menggendong anak diam-diam bergerak ke sisi Shaka. Dia begitu gembira. "Bagaimana Tuan tahu kalau Arjuna akan mendapat masalah?"Ketiga Alsava bersaudari ingin melampauinya?Bermimpilah! Mereka ditakdirkan untuk merangkak di bawah kakinya selamanya.Huh!" Shaka menunjukkan ekspresi mengejek. "Mungkinkah orang yang mengandalkan jalan samping tidak celaka?""Tapi ...." Shaka berpura-pura serius. Dia terdiam sejenak sebelum lanjut berkata, "Arjuna mungkin tidak akan menyangka siapa yang mengkhianatinya.""Mengkhianati?" Wajah Naura penuh dengan kebingungan. "Maksud Tuan, Arjuna mengalami m
"Marvin, biarpun Arjuna pernah menyelamatkan putramu, kamu tidak boleh membohongi diri sendiri seperti ini."Marvin tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Situasinya memang agak serius.Tampaknya Arjuna akan melawan para prajurit.Wajah Marvin penuh dengan kecemasan. "Arjuna, Arjuna, cepat berhenti. Kita bersikap koorperatif saja. Kamu tidak melakukan kesalahan, jadi pasti bisa ...."Kata-kata Marvin sudah terlambat, Arjuna dan para prajurit sudah sangat dekat.Bukan hanya Marvin dan orang-orang di sekitar yang tercengang, bahkan sekelompok prajurit yang ingin menangkap Arjuna pun tercengang dan tidak bisa berkata-kata.Sedangkan Arjuna ....Dia menggendong Daisha dari lantai."Tuan ....""Kenapa kamu begitu panik? Apakah kamu tidak tahu kalau tubuhmu lemah? Tidak akan terjadi apa-apa pada kita. Apakah kamu tidak percaya padaku?"Arjuna menundukkan kepalanya, kemudian mulai menceramahi Daisha dengan cepat. Dia benar-benar marah.Melihat para prajurit hendak menangkapnya, Daisha sangat cem
Mereka tidak sengaja membiarkan Arjuna melewati mereka.Sampai sekarang, mereka masih tidak tahu bagaimana Arjuna bisa melewati mereka.Gerakan Arjuna sangat unik dan sangat cepat. Dalam sekejap mata, Arjuna telah melampaui mereka."Siu!"Sebuah toples anggur tiba-tiba melayang ke arah para prajurit yang bergegas menuju Arjuna. Para prajurit secara naluriah mengangkat pedang mereka untuk menghancurkan toples tersebut.Akan tetapi ....Mereka segera menyadari bahwa mereka salah memperkirakan tinggi toples anggur.Toples anggur itu melayang melewati atas kepala mereka menuju ...."Lindungi Yang Mulia! Lindungi Yang Mulia!"Di tengah kepanikan, para prajurit tiba-tiba berbalik, lalu bergegas kembali ke sisi Fauzi.Pada saat ini, Arjuna sedang duduk dengan tenang sambil minum.Melihat sekelompok orang yang panik, Arjuna sedikit mengernyit.Apa yang dia lihat mungkin hanya yang lebih buruk. Para prajurit Bratajaya seharusnya tidak separah ini.Jika begitu, maka dia masih bisa bertarung deng
"Kalau aku tidak salah ingat, klausul pertama Pasal 6 Undang-Undang Bratajaya dengan jelas menyatakan: 'Pengkhianatan dapat ditangkap secara langsung tanpa surat perintah. Kejahatan lainnya dapat ditangkap setelah ada surat perintah.'"Maksudnya, selain kasus pengkhianatan, untuk kejahatan lain butuh dijelaskan alasan penangkapan.Seperti di zaman modern, kalau polisi datang menangkap, mereka akan mengatakan tindakan pidana yang kamu lakukan, baru mulai menangkap orang."Yang Mulia Wali Kota lulus ujian pada usia tujuh belas tahun. Kurasa aku tidak perlu mengingatkan Yang Mulia tentang hukum ini, 'kan?""Aku hanya rakyat biasa dari Desa Embun, Kabupaten Damai. Seharusnya aku tidak melanggar hukum seperti mengkhianati negara, 'kan?""Tidak mungkin, tidak mungkin."Eshan terus tersenyum, ada sedikit kepuasan dalam tatapannya.Fauzi terkenal dan mencapai pangkat empat setengah di usia yang begitu muda. Dalam beberapa tahun terakhir, dia mulai menjadi sombong. Ketika menghadapi para pejaba
Ternyata kegelisahan yang dia rasakan bersumber dari hal ini.Namun ....Kenapa?Ketika Arjuna menatap orang itu, orang itu menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah. Dia tidak berani menatap Arjuna.Tindakan sekecil itu membuat Arjuna makin tidak yakin.Merasa bersalah berarti orang itu sengaja. Kalau sengaja artinya akan lebih rumit.Apa yang terjadi sehingga dia sengaja melakukan hal seperti ini?"Tamael!""Ternyata dia? Apa yang dia lakukan? Arjuna harus ikut dihukum juga?""Apakah karena ikan?""Tidak mungkin, selama restorannya tidak menjual daging manusia, apa yang tidak boleh dijual?""Benar.""Tapi satu-satunya interaksi antara Arjuna dan Tamael hanya ikan.""Belum tentu. Kita tidak dekat dengan mereka, siapa tahu apa yang mereka lakukan di balik kita?""Jangan-jangan karena Rumah Bordil Prianka? Kudengar saat Arjuna membawa Dinda pulang, beberapa gadis masuk ke Rumah Bordil Prianka pada hari yang sama. Seseorang melihat Arjuna di sana saat itu.""Huh!"Shaka mendengus pe
"Karena apa? Lanjut katakan!"Tamael terdiam sejenak sehingga Fauzi mendesaknya dengan suara keras."Karena ...." Tamael memejamkan mata, mengepalkan dan melepaskan kedua tangannya di samping tubuhnya sebanyak beberapa kali. Akhirnya dia baru memberanikan diri untuk berkata, "Arjuna berada di peringkat teratas karena aku menghabiskan banyak uang untuk mengundang seorang guru dari dunia seni bela diri. Aku meminta guru itu menyelinap ke kantor pemerintah guna menyalin soal-soal ujian daerah dan nasional tahun ini secara diam-diam, lalu memberikannya kepada Arjuna. Arjuna sudah mengetahui semua jawabannya sebelum ujian daerah dan nasional dimulai.""Wah, kenapa bisa begini?""Astaga, ternyata begitu!"Begitu Tamael selesai berbicara, suasana yang awalnya sunyi tiba-tiba berubah, seolah ada bom yang jatuh ke danau yang tenang.Orang-orang memandang Arjuna dan Tamael dengan tak percaya."Berani sekali!""Kalau begitu semuanya masuk akal. Bagaimana mungkin orang yang menulis syair sekonyol
"Tak tahu malu! Pantas saja dari empat golongan: pelajar, petani, pengrajin dan pedagang, pedagang berada di urutan terakhir. Pedagang memang tidak tahu malu, tidak punya batasan, melakukan segala macam kejahatan!""Aku merasa iba dengan murid-murid yang posisinya direbut oleh Arjuna.""Benar. Orang lain belajar giat selama berbulan-bulan, alhasil kalah dari Arjuna begitu saja.""Mental para pelajar itu lemah. Arjuna bisa lulus, sedangkan mereka gagal. Mungkin akan ada orang yang ingin bunuh diri karena hal ini."Orang-orang mulai merasa kasihan kepada para pelajar yang tidak lulus ujian. Orang-orang yang anaknya mengikuti ujian kali ini pun berlutut di depan Fauzi sambil memohon. "Yang Mulia, Yang Mulia Wali Kota, Anda harus menghukum kedua orang yang tak tahu malu itu!""Yang Mulia, ujian kekaisaran adalah fondasi dinasti. Ini menyangkut masa depan dinasti. Mencuri soal ujian berarti menyentuh fondasi dinasti. Tolong hukum kedua penjahat ini sebagai pengkhianat, hukum mereka dengan h
Fauzi mendengus. "Rakyat jelata, apakah kamu pikir aku tidak akan menangkapmu kalau kamu mengulur waktu?""Yang Mulia ...."Arjuna sangat mabuk hingga dia tidak dapat berdiri tegak. Dia bersandar di meja sambil memegang toples anggur, pipinya merah. "Kalau kamu punya bukti yang tak terbantahkan, kamu tidak perlu menangkapku, aku sendiri akan pergi bersamamu.""Omong kosong! Bukankah kesaksian Tamael adalah bukti terbaik?""Jangan dengarkan omong kosongnya, bawa dia pergi!!"Arjuna meletakkan toples anggur dengan keras di atas meja. Toples itu menghantam meja dengan bunyi keras.Para prajurit yang berlari ke arahnya tak kuasa untuk berhenti ketika mendengar suara itu.Meskipun mereka tidak bertarung secara langsung dengan Arjuna, mereka dapat dengan jelas merasakan aura kuat dari Arjuna saat Arjuna melewati mereka tadi.Keterampilan Arjuna pasti luar biasa.Arjuna, dengan kedua tangan menopang di atas toples anggur, memandang Fauzi yang menunggang kuda, lalu dia tersenyum. "Sepertinya o
"Astaga." Danis begitu panik. "Arjuna, kenapa kamu tidak mau memadamkan api? Jangan menyerah, kita pasti bisa menyelamatkan beberapa buku."Arjuna menatap api yang berkobar di ruang kerja sejenak, lalu menoleh untuk menatap Danis sambil tersenyum tipis. "Bukankah Marsekal sangat jelas apakah kita bisa menyelamatkannya atau tidak?""Ba ... bagaimana mungkin aku tahu? Aku sedang tidur, kemudian menyadari bahwa ruang kerjamu kebakaran."Aneh sekali.Danis merasa bingung. Mengapa dia bisa merasa tidak tenang karena takut ketahuan?Sekalipun dia yang menyebabkan kebakaran, mengingat kepribadiannya seperti apa, bagaimana mungkin dia merasa takut? Sekarang begitu bertemu Arjuna ....Anak ini tidak hanya genius dalam menggunakan pasukan, tetapi auranya juga sangat mengintimidasi hingga menakutkan.Sebuah tatapan Arjuna dapat membuat orang lain merasa terbaca isi hatinya."Kalaupun aku membakar ruang belajar itu, lalu kenapa?"Karena tidak bisa menyembunyikannya, Danis pun mengakuinya."Kamu ya
"Jelas tidak boleh membiarkannya pergi. Sungguh disayangkan kalau orang berbakat seperti dia menjadi pegawai negeri. Coba aku pikir ...."Kamar yang ditempati Danis berada di seberang ruang belajar Arjuna.Tata letak kamar ini tidak bagus. Dia awalnya tidak tinggal di kamar ini, tetapi dia bersikeras pindah hari ini.Dia menggunakan alasan bahwa letak kamar ini sepi. Sebenarnya dia ingin mengawasi Arjuna, takut Arjuna pergi diam-diam ke Kota Perai.Selain Danis yang mengawasi secara langsung, dia juga memerintahkan batalion pengawalnya untuk berjaga di sekitar rumah Arjuna. Singkatnya, jika Arjuna ingin melarikan diri secara diam-diam, itu mustahil.Sore harinya, Tamael datang.Jika Arjuna tidak keluar tepat waktu, Tamael tidak akan bisa masuk.Karena Tamael datang artinya Arjuna telah menemukan penginapan di Kota Perai. Danis tidak akan mengizinkannya masuk."Ma ... Marsekal."Keluar dari ruang kerja Arjuna, Tamael begitu ketakutan hingga rohnya hampir keluar.Pada saat ini, Danis ber
Daisha adalah orang yang bijaksana dan cerdas. Sejak hari pertama Danis pindah ke rumahnya, dia sudah mengerti tujuan Danis.Arjuna meletakkan kuas, kemudian menarik Daisha mendekat, membelai rambutnya sembari bertanya, "Bagaimana menurutmu? Apakah aku harus tetap mengikuti ujian kekaisaran atau pergi ke Pasukan Serigala bersama Marsekal?"Daisha menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak tahu. Ke mana pun Tuan pergi, aku akan ikut."Arjuna dengan lembut mencubit dagu Daisha. Dagunya lembut dan tirus, terasa sangat enak dipegang. "Kalau aku benar-benar bergabung dengan Pasukan Serigala, kondisi di barak tidak lebih baik daripada di rumah. Apa kamu tidak takut susah?"Daisha membenamkan kepalanya di dada Arjuna, lalu dia berkata dengan lembut. "Tidak. Selama ada Tuan, aku tidak merasa susah."Daisha yang ada dalam pelukan Arjuna harum sekali. Tatapannya menawan, bibirnya merah, cantik sekali.Sulit untuk tidak tergoda saat memeluk wanita secantik ini.Arjuna mengangkat dagu Daisha. "Aku
"Arjuna." Danis berkata dengan tatapan serius. "Ini sama sekali bukan ocehan, aku melakukan ini sepenuhnya untuk kebaikanmu ....""Disa!" Arjuna berteriak ke luar pintu. "Kemasi barang-barang Marsekal ....""Jangan, jangan! Aku akan berhenti bicara, aku akan berhenti bicara." Ekspresi Danis yang awalnya serius berubah menjadi senyuman menyanjung.Arjuna memelototi Danis, kemudian menundukkan kepalanya, hendak mengambil kuas lagi."Wah!" Danis mengambil kuas Arjuna lebih dulu. "Arjuna, kuasmu ini sangat bagus!""Baru kali ini aku melihat kuas sebagus ini. Di mana kamu membelinya?" Danis mulai bermain dengan kuas Arjuna.Arjuna tidak menjawab pertanyaan Danis, tetapi hanya mengulurkan tangannya. "Berikan padaku.""Hei, Arjuna, kamu pelit sekali. Aku lihat saja tidak boleh," keluh Danis sambil ...."Krek!""Aduh!"Danis menatap kuas yang patah sambil berseru, kemudian dia berkata dengan nada meremehkan. "Kuas ini memang bagus, tapi kualitasnya terlalu buruk. Aku hanya memegang dengan pela
"Sedangkan Kabupaten Damai yang paling ingin dia aneksasi tidak digabungkan dengan Kabupaten Sentosa. Kabupaten Sentosa justru harus membantu Kabupaten Damai membayar pajak selama tiga tahun, serta memenuhi jumlah personel dinas militer.Setelah kembali dari Kabupaten Damai, Sugi merasa khawatir akan masalah ini. Membantu sebuah kabupaten membayar pajak bukanlah hal yang dapat dilakukan oleh beberapa usaha. Penduduk seluruh kabupaten akan dikenakan kenaikan pajak.Pajak naik, penduduk hanya bisa memaki di belakang.Namun, jumlah anggota dinas militer ditingkatkan ....Dalam tiga tahun berikutnya, dimaki sebagai pejabat berengsek sudah merupakan hukuman yang paling ringan.Setelah meningkatkan pajak dan jumlah dinas militer selama tiga tahun, status Kabupaten Sentosa sebagai kabupaten terkaya di Kota Perai pasti akan hilang. Rencana Sugi untuk mencaplok Kabupaten Damai dan menjadi prefek pada dasarnya sudah tidak ada harapan.Arjuna, Arjuna!'Sugi menggertakkan giginya saat menyebut nam
Ya, dia seorang bupati Kota Perai, takut pada Arjuna yang hanya merupakan seorang pelajar.Pertama, trik Arjuna terlalu mengerikan.Kedua, Arjuna naik kereta kudanya hari ini, sedangkan dia sendiri berjalan kaki.Salah satu dari kedua alasan itu membuatnya merasa was-was.Danis menoleh, kemudian bertanya pada Arjuna, "Arjuna, apakah kamu akan mengikuti ujian perguruan tinggi?""Ya!"Sebelum Arjuna sempat menjawab, Andi sudah berseru, "Marsekal, Anda mungkin tidak tahu, Arjuna mendapat peringkat pertama dalam ujian nasional Kabupaten Damai pada tahun pertamanya mengikuti ujian kekaisaran."Andi memuji Arjuna.Selama Arjuna mengikuti ujian kekaisaran, dia tidak akan bisa menjadi komandan.Skala ujian perguruan tinggi jauh lebih besar daripada ujian daerah dan ujian nasional. Semua siswa yang lulus ujian nasional dari sepuluh kabupaten di Kota Perai yang datang untuk berpartisipasi adalah kaum unggulan.Kabupaten Damai merupakan kabupaten termiskin dan terkecil di Kota Perai. Arjuna mendu
"Marsekal, Anda masih suka bercanda seperti dulu ....""Hormat kepada Yang Mulia Komandan! Selamat, Yang Mulia!"Sebelum Eshan selesai berbicara, Mois yang ada di sampingnya segera berlutut, kemudian mengucapkan selamat kepadanya dengan suara keras."Sekretaris Daerah, apa yang kamu selamatkan? Bodoh. Marsekal masih di sini." Eshan menundukkan kepalanya sambil memarahi Mois.Danis menepuk kepala Eshan pelan sambil berkata, "Kurasa kamu yang paling bodoh. Sudah bertahun-tahun berlalu, kamu sudah bertambah tua, tapi otakmu tidak bertambah besar.""Hormat kepada Yang Mulia Komandan!"Begitu Danis selesai berbicara, para prajurit yang menjaga Kota Perai berlutut. Suara mereka dalam memberi penghormatan kepada sang komandan sekeras dan sekuat guntur."Marsekal, maksudmu Eshan adalah komandan baru yang kamu tunjuk?"Kata-kata bodoh seperti itu akan membuatnya terlihat bodoh dan menyinggung Danis, tetapi Andi tetap bertanya.Karena dia benar-benar tidak dapat memercayainya. Dia benar-benar ti
Arjuna mengangkat tirai, lalu melihat keluar.Danis duduk di jok kusir, sementara Andi dan Firhan berdiri dengan hormat di samping kereta."Marsekal, Kabupaten Damai miskin. Makanan serta akomodasi tidak memadai. Kalau Anda tinggal di sini, itu akan menderita bagi Marsekal," kata Firhan.Kabupaten Damai merupakan titik hitam dalam hidupnya. Firhan tidak akan tinggal sekejap pun lebih lama.Ekspresi Danis menjadi muram. "Sebagai seorang prajurit yang bertugas, aku tidak bisa menderita sedikit?""Bukan." Andi menjadi pucat karena ketakutan, dia berulang kali memberi peringatan kepada Firhan dengan tatapannya.Danis adalah seorang prajurit. Jika seorang prajurit mengeluh tentang makanan dan akomodasi yang buruk, bukankah itu berarti dia takut mati?Sial, dia hampir saja terseret oleh Firhan."Marsekal, tentu saja Anda adalah orang yang paling tahan menderita di Dinasti Bratajaya. Kalau tidak, bagaimana Anda bisa memimpin Pasukan Serigala dan melindungi wilayah Bratajaya?"Setelah mendenga
"Arjuna, jangan salah paham. Meskipun aku tidak punya anak laki-laki, aku punya delapan belas anak perempuan. Aku pria normal. Kalau kamu tidak percaya padaku ...."Danis mengangkat tangannya, kemudian bersumpah atas nama putri-putrinya. "Kalau aku berbohong, tidak seorang pun putriku dapat menikah. Putri yang sudah menikah tidak akan melahirkan anak laki-laki."Pada saat ini, Arjuna merasa kasihan pada putri-putri Danis. Mana ada ayah seperti itu?"Kalau begitu kamu tidak masalah, kenapa kamu tiba-tiba melamun?""Apakah aku melamun? Arjuna, bukankah kamu seorang pelajar? Bagaimana kamu bisa tahu banyak tentang militer? Rasanya seperti kamu telah berperang sepanjang waktu."Danis tidak hanya tidak menjawab pertanyaan Arjuna, dia juga mengalihkan topik pembicaraan, mempertanyakan identitas Arjuna.Arjuna menatap Danis dengan tenang.Dasar pria tua licik.Tidak masalah, ini bukan pertama kalinya dia bertemu dengan pria tua yang licik."Bukankah kamu bilang aku seorang pelajar? Aku membac