Share

Bab 260

Author: Abimana
Begitu Disa selesai berbicara, dia mengambil dua selimut dari ranjang. Gerakannya begitu cepat hingga Arjuna tak sempat bereaksi.

Disa mengambil selimut dari tempat tidur, lalu membentangkannya di lantai depan kasur.

"Kamu ...." Arjuna hendak bertanya.

"Tuan, kamu tidur di kasur, aku tidur di lantai," sela Disa.

"Hm? Kenapa kamu tidur di lantai? 'Kan ada ranjang."

Arjuna mengangkat alisnya. Jangan-jangan tadi gadis ini berpura-pura? Sebenarnya dia sudah tahu apa yang akan Arjuna lakukan.

"Oh." Disa bahkan tidak mengangkat kepalanya. Dia terus merapikan selimut di lantai. "Sebelum aku pergi, Nenek mengirim seseorang untuk memberitahuku agar tidak tidur satu ranjang denganmu selama ini."

"Kenapa? Bukankah kita tidur di atas tungku yang sama di rumah?"

"Nenek bilang itu beda. Tungku lebih besar, kasur terlalu kecil, jadi terlalu dekat denganmu. Nenek juga bilang, tidak boleh membuat Tuan menghabiskan energi sebelum ujian. Jadi beliau berpesan padaku untuk tidak tidur sekasur denganmu."

"N
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bang Oyas Situmorang
Atau Arjuna sebenarnya impoten? kelaminnya tidak hidup di pagi hari sekian lama tidur bareng istrinya, apakah mereka tidak pernah melihat kehidupan dibawah sana
goodnovel comment avatar
Bang Oyas Situmorang
mungkin Arjuna akan bercinta dengan istrinya, pada saat dia berumur 85 tahun cerita yang tidak normal sebegitu takutnya untuk menunjukkan bahwa seorang suami akan bercinta dengan istrinya yang sudah cukup umur (Disa) Kenapa menceritakan istrinya cantik? kenapa tidak tulis jelek saja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 261

    Kenapa bisa begini?Keluarga Tamael adalah keluarga yang besar dan berkuasa di Kabupaten Damai, jadi Tamael tidak perlu turun tangan melakukan banyak hal."Olahraga" hanya candaan Arjuna.Selama beberapa bulan terakhir kerja sama, Arjuna menemukan bahwa meskipun Tamael adalah pemilik Rumah Bordil Prianka dan dikelilingi oleh wanita cantik setiap hari. Tamael memiliki pikiran yang jernih dan sangat terkendali dalam tindakan dan perilakunya. Dia bukanlah tipe anak orang kaya yang bodoh dan hanya tahu bersenang-senang.Tamael pasti mengalami masalah.Selain itu, masalahnya kemungkinan agak merepotkan.Hal seperti apa yang bisa menyulitkan seorang Tamael?Aish!Arjuna menggelengkan kepalanya sambil tersenyum meremehkan diri sendiri.Tamael adalah penduduk Kabupaten Damai, sedangkan Arjuna hanya penduduk Desa Embun. Kenapa dia harus mengkhawatirkan Tamael?Sejak kemarin, kamar-kamar di penginapan telah terisi penuh. Sebagian besar adalah pelajar yang sedang mempersiapkan diri menghadapi uji

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 262

    "Kakak-kakak dan teman-teman sekalian." Seseorang turun dari lantai dua, kemudian berjalan ke depan para pelajar dengan cepat.Orang ini adalah Shaka.Hari ini, dia mengenakan jubah brokat dan tampak sangat anggun. Dia menangkupkan tangan kepada para pelajar."Aku Shaka dari Desa Embun. Arjuna dan istri muda ini adalah keponakan dan keponakan menantuku.""Di sini." Shaka menangkupkan tangan kepada para pelajar lagi. "Aku minta maaf kepada semuanya. Keponakanku dan istrinya biasa menjual ikan. Kalian semua adalah murid Pak Cakra, tentu saja berbeda dengan keponakanku dan istrinya. Semoga kalian jangan perhitungan dengan mereka."Maksud Shaka adalah, Arjuna dan Disa hanyalah penjual ikan yang bodoh, sedangkan para pelajar menguasai kitab suci. Bagaimana mungkin Arjuna dapat dibandingkan dengan mereka?Inilah jahatnya Shaka.Dia tidak hanya menemukan jalan keluar bagi para pelajar, tetapi juga menginjak-injak Arjuna. Namun, Arjuna tidak bisa memarahinya, malah harus berterima kasih padany

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 263

    Merinding.Mati rasa.Dorongan yang tidak dapat dijelaskan.Dia ingin ....Disa terkejut oleh pikirannya sendiri.Bisa-bisanya dia ingin memeluk Arjuna.Bisa-bisanya dia ingin memeluk Arjuna di depan umum.Gila! Dia benar-benar gila!|"Tuan, aku ....""Kenapa?" tanya Arjuna dengan perhatian. Suaranya rendah, mengandung godaan yang mematikan."Tidak ... tidak apa-apa, a ... aku akan kembali ke kamar dulu."Disa berlari seperti kelinci, dia menghilang dalam sekejap mata.Melihat koridor tempat Disa menghilang, Arjuna tersenyum.Dia melakukannya dengan sengaja. Tujuannya adalah untuk melihat reaksi gadis itu.Arjuna sangat puas dengan reaksi Disa.Siapa tahu dia benar-benar bisa "makan daging" dalam sebulan ini.Arjuna menyentuh perutnya yang rata. Dia benar-benar lapar."Sungguh menghina!""Tidak bermoral!""Abaikan dia. Dia tidak memenuhi standar.""Dia mengikuti ujian musim semi hanya untuk mempermalukan diri."Di tengah makian dan ejekan, Arjuna berjalan melewati lobi menuju dapur res

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 264

    Orang tua itu melangkah selangkah, lalu seketika mengurung niatnya.Dia berbalik lalu tersenyum. "Kamu benar, abaikan saja para pecundang itu."Lelaki tua itu naik ke kereta, kemudian menatap lantai tiga Restoran Kebon Sirih. "Menurutmu, apakah dia bisa menebak bahwa akulah yang mengusulkan agar semua siswa di Kabupaten Damai mengikuti ujian musim semi?""Kalau ...." Pelayan tersebut juga melihat lantai tiga penginapan. "Dia memang sepintar yang Tuan bilang, dia pasti menyadarinya.""Kalau begitu ...." Orang tua itu mengusap jenggotnya. "Akankah dia menyerahkan kertas kosong?"Pelayan itu mengangkat sebelah alisnya. "Menyerahkan kertas kosong? Bukankah itu sesuai dengan harapan Tuan?""Siapa bilang aku mengharapkannya?"Orang tua itu merasa agak malu karena pikirannya terbaca.Jika Arjuna menyerahkan kertas kosong, dia akan langsung tahu kertas mana milik Arjuna.Tidak peduli apa yang dia katakan atau lakukan, kepala daerah tidak berani menentang.Akan tetapi, dia yang menetapkan perat

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 265

    Sebelum Arjuna mengatakan sepatah kata pun, Shaka tanpa malu-malu masuk ke dalam kamar Arjuna terlebih dahulu.Selain ingin makan gratis, Shaka juga punya tujuan lain, yaitu ingin melihat kamar khusus di Restoran Kebon Sirih.Kamar khusus di Restoran Kebon Sirih terkenal di Kabupaten Damai, hanya ada lima.Orang-orang yang tinggal di kamar khusus biasanya bangsawan kaya.Pelajar seperti mereka tidak bisa tinggal di kamar khusus seandainya mereka punya uang, kecuali mereka lulus ujian dan menjadi siswa unggul.Dengan kata lain, sekalipun Shaka lulus ujian dan menjadi seorang siswa unggul, dia tidak bisa tinggal di kamar khusus bila tak punya uang.Ketika dia mengetahui bahwa Tamael membiarkan Arjuna tinggal di kamar khusus, dia begitu iri.Saat dia masuk ke kamar khusus, mata Shaka langsung terbelalak.Kemewahan kamar khusus ini seratus kali lebih baik dari yang Shaka bayangkan.Arjuna hanya seorang pedagang ikan. Atas dasar apa dia menerima semua ini?Tamael membiarkan Arjuna tinggal d

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 266

    Pada saat ini, diaken dikelilingi oleh para pelajar yang akan mengikuti ujian besok.Entah karena tidak ingin merusak kepercayaan diri siswa terhadap ujian atau karena uang sumbangan. Mayoritas orang memperoleh ramalan bagus, bahkan sangat bagus. Hampir tidak ada ramalan buruk, apalagi sangat buruk.Mungkin dua-duanya.Kuil mendapat uang sumbangan, sedangkan para pelajar memperoleh ramalan bagus, menambah kepercayaan diri.Simbiosis mutualisme.Shaka, yang biasanya terlihat lembut dan sopan, tiba-tiba menjadi sangat kuat. Setelah beberapa saat, dia tiba di depan diaken."Ramalan yang sangat bagus! Kali ini, Anda pasti lulus ujian dan menjadi siswa unggul!"...Orang-orang di sekitar memandang Shaka dengan iri.Meskipun mereka juga mendapat ramalan yang bagus atau bahkan sangat terbaik. Diaken itu hanya mengatakan bahwa ujian musim semi mereka akan berjalan lancar, tidak mengatakan bahwa mereka pasti akan lulus ujian dan menjadi siswa unggul."Terima kasih, Pak! Terima kasih, Pak!"Shak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 267

    "Tuan."Diaken itu tiba-tiba berdiri, lalu membungkuk kepada Arjuna."Astaga! Apa yang terjadi? Diaken sampai berdiri!""Aku datang ke Kuil Konfusius ini selama sepuluh tahun berturut-turut dan tidak pernah melihat diaken berdiri.""Dia bahkan membungkuk kepada orang itu. Jangan-jangan itu ramalan terbaik sepanjang masa?""Mungkin.""Siapa dia? Dari desa mana dia?"Ketika orang-orang sedang berdiskusi, diaken itu angkat bicara. "Kartu ramalan ini ....""Hei, diamlah, diaken sudah bersuara."Ruang ramalan yang semula riuh, tiba-tiba menjadi sunyi. Semua orang menahan napas untuk mendengarkan dengan saksama.Diaken mengembalikan kartu tersebut kepada Arjuna. "Maaf, aku tidak bisa menafsirkan kartu ramalan ini.""...""!!!""???"Semua orang yang ada di aula ramalan saling memandang dengan bingung. Mereka takut telinga mereka yang bermasalah."Apakah kamu mendengarnya? Diaken bilang dia tidak bisa menafsirkannya.""Aku juga mendengarnya."Selama bertahun-tahun, orang-orang hanya pernah me

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 268

    "Siapa dia?"Perhatian orang-orang kembali ke Arjuna."Dia hanya orang biasa, tidak ada yang spesial.""Aku mengenalnya. Dia adalah Arjuna dari Desa Embun.""Oh, ternyata dia!"Banyak orang memasang ekspresi "aku mengerti".Tentu saja, banyak juga orang yang masih belum mengerti. Mereka bertanya kepada orang yang mengenal Arjuna. "Siapa Arjuna ini? Dia tampaknya cukup terkenal.""Memang terkenal ...."Orang-orang mulai berlomba-lomba membicarakan kejadian Arjuna di sekolah."Haha, syair macam apa itu!""Hahaha!"Terdengar suara gelak tawa di aula peramal."Kita benar-benar salah paham dengan diaken. Bagaimana kartu ramalan orang ini bisa ditafsirkan?""Benar sekali. Kalau diaken mengatakan bahwa kartunya adalah ramalan sangat baik, tetapi nanti dia tidak lulus, diaken akan dibilang membohonginya. Kalau diaken bilang kartunya adalah ramalan sangat buruk, itu akan membuatnya terpuruk.""Diaken benar-benar susah payah. Dia adalah diaken yang baik."Suasana di aula peramal terasa damai, pa

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 460

    "Gadis-gadis, berhenti menggali!" teriak Arjuna.Jaraknya masih kurang sedikit, tetapi dengan kekuatan lengan gadis-gadis itu, tidak masalah.Sejak memasuki terowongan, Arjuna terus mengawasi pergerakan di Kampung Seruni.Ketika suara tawa dari atas berhenti, dia tahu bahwa yang keluar pasti Sang Ahli Strategi Berwajah Anggun.Dia muncul berarti Kampung Seruni akan menyerang mereka.Sekarang arah angin telah berubah, sangat tidak menguntungkan mereka. Terowongan ini dapat menahan lemparan batu dan anak panah, tetapi tidak dapat menahan api."Saudara-saudara, cepat lengkapi gadis-gadis itu dengan senjata!""Siap!"Dipimpin oleh Magano dan Ravin, belasan pemuda dengan cepat memindahkan semua kotak kayu ke bawah kaki gadis-gadis itu."Gadis-gadis, siap-siap untuk menyerang!""Plak!""Plak, plak!"Gadis-gadis itu membuka kotak kayu yang ada di bawah kaki mereka.Para prajurit yang berdiri di samping menjulurkan leher, sangat penasaran dengan senjata misterius yang ada di dalam kotak-kotak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 459

    Mereka penasaran sekali dengan wanita-wanita itu.Banyak bandit diam-diam mengintip lagi.Galih menatap para bandit yang tak kuasa menahan diri untuk menjulurkan kepala lagi. Kemudian dia mengangkat kepalanya, menatap anak panah di udara yang berkurang hampir setengahnya.Tampaknya yang tidak fokus bukan hanya mereka, para perwira dan prajurit yang ada di bawah benteng juga sama.Ekspresi Galih menjadi muram. Jangan-jangan ini konspirasi Arjuna?Berpikir demikian, Galih bergegas mendekat untuk melihat.Di bawah benteng, tidak ada manusia yang terlihat, hanya lumpur yang beterbangan dari koridor.Sesekali ada satu atau dua kepala yang muncul, mereka dapat diidentifikasi sebagai wanita. Omongan bahwa beberapa di antara mereka memiliki tubuh yang bagus hanyalah tebakan para bandit yang tergila-gila pada wanita.Lumpur yang beterbangan di koridor bawah desa pegunungan makin dekat ke arah mereka. Galih memperkirakan bahwa wanita-wanita itu berjarak sekitar dua puluh lima meter dari Kampung

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 458

    Ketika para prajurit menemukan para wanita, ekspresi mereka bahkan lebih berlebihan daripada ekspresi prajurit terluka yang tadi turun gunung.Semua orang tercengang.Syok, bingung.Wanita?Apa yang mereka lakukan di sini?Membantu mereka menggali jalur pemisah?Mereka begitu banyak pria mana membutuhkan bantuan wanita?Ketika para prajurit mendengar bahwa gadis-gadis itu bukan datang untuk membantu, melainkan untuk menyerang markas bandit, mereka makin tercengang. Banyak pemanah bahkan lupa menembakkan anak panah mereka.Para bandit di Kampung Seruni juga menemukan ada yang tidak beres.Tiba-tiba, jumlah anak panah di udara berkurang.Prajurit pejabat berhenti menyerang?Banyak bandit menjulurkan kepala untuk melihat ke bawah.Di koridor yang tak jauh dari gerbang desa, banyak tanah berlubang."Apa yang sedang dilakukan para prajurit itu? Mereka tampak seperti sedang menggali terowongan.""Apakah mereka menggali terowongan untuk naik menyerang kita?""Haha!" Rajo tertawa. "Kalau begit

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 457

    Saat gadis-gadis itu melewati para prajurit terluka yang sedang menuruni gunung, para prajurit menyeka mata mereka.Mata mereka pasti sudah rusak akibat asap.Kenapa wanita muncul di tempat seperti ini, di saat seperti ini?Ketika mereka mengetahui bahwa gadis-gadis itu akan menyerang Kampung Seruni, ekspresi mereka menjadi makin heran.Asap api tidak hanya merusak mata mereka, tetapi juga telinga mereka?Di bawah perlindungan sejumlah besar kembang api dan tentara yang bertarung dengan para bandit, Disa memimpin gadis-gadis itu dengan tenang ke medan perang.Gadis-gadis itu terus melangkah maju hingga mereka berada sekitar lima puluh meter dari Kampung Seruni barulah berhenti.Setelah berhenti, mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya fokus menggali terowongan.Pengawal Danis dan Andi berlari ke atas gunung satu demi satu.Mereka semua diperintahkan untuk mencari tahu apa yang dilakukan gadis-gadis itu."Menggali terowongan?"Danis dan Andi bertanya dengan serempak ketika mereka mendeng

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 456

    Andi tidak melarang Firhan. Dia ingin Danis mendengarnya. Betapa konyolnya Danis menggunakan Arjuna.Danis berdiri dengan tenang tanpa ekspresi, dia tidak senang maupun marah. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana suasana hatinya saat ini.Akan tetapi, bohong jika mengatakan bahwa dia tidak khawatir."Yang Mulia, suruh para prajurit mundur ke depan perkemahan pemanah, bagi mereka menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama gunakan perisai untuk melindungi para pemanah, suruh para pemanah terus menembak. Kelompok kedua gunakan pedang untuk menggali zona isolasi di tempat.""Zona isolasi yang aku tandai di meja pasir. Lebarnya sekitar dua setengah meter."Arjuna memberi isyarat dengan tangannya. Dia tidak menandai lebarnya di atas meja pasir karena dia tidak menyangka Firhan akan datang membawa pasukan."Kelompok terakhir, bawa orang yang terluka turun dengan tertib."Mendengar suara Arjuna yang mendesak, tetapi tenang, ekspresi Danis yang awalnya tidak menunjukkan emosi pun, menunjukkan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 455

    Danis melambaikan tangannya. "Bercanda atau bukan, aku bisa tentukan sendiri."Ketika Danis melihat Arjuna memimpin sekelompok wanita, dia juga merasa gelisah.Namun, jangan mempekerjakan orang yang kamu ragukan, jangan meragukan orang yang kamu pekerjakan. Itu adalah prinsipnya.Arjuna mengangkat tangannya.Melihat gerakan Arjuna, Disa yang memimpin tim pun berteriak, "Semuanya, berhenti!"Gadis-gadis itu segera berhenti bergerak maju, mereka berdiri tegak dalam lima baris.Meskipun mereka semua perempuan, Eshan merasa jauh lebih nyaman melihat mereka daripada tiga ribu prajurit pria yang dipimpin oleh Firhan.Selama beberapa hari terakhir, Arjuna meminta gadis-gadis itu untuk melakukan tiga hal: menggali lubang, berbaris, serta melempar karung pasir.Danis juga merasa sangat tertarik.Memimpin sekelompok wanita saja sudah cukup aneh, perintah formasinya juga aneh.Namun biarpun anehnya, formasi dan perintahnya membuat seluruh tim terlihat sangat energik.Jika wanita saja bisa begitu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 454

    "Oke." Danis menyerahkan lencananya kepada Arjuna. "Mulai sekarang, prajurit penjaga Kota Perai berada di bawah komandomu!"Mata Andi dan Firhan membelalak. Melihat lencana itu bagaikan melihat Danis sendiri.Dengan adanya lencana tersebut, Arjuna tidak hanya dapat memimpin prajurit penjaga Kota Perai, tetapi juga Pasukan Serigala yang melindungi Bratajaya."Yang Mulia, aku tidak membutuhkan lencanamu. Tidak butuh prajurit penjaga Kota Perai untuk menyerang bandit."Arjuna berkata sambil berlari menuruni gunung. "Disa!"Setelah Andi menyerahkan tugas menumpas bandit kepada Firhan, Arjuna meminta Disa untuk membawa seratusan gadis tersebut untuk beristirahat di kaki gunung."Arjuna!"Melihat Arjuna yang berlari menjauh, Eshan begitu cemas hingga ingin menghentakkan kakinya.Anak bodoh, lencana Marsekal Agung adalah benda yang agung. Biarpun lain kali harus dikembalikan, setidaknya Arjuna pernah memegang lencana Marsekal Agung dan memimpin tiga ribu prajurit penjaga Kota Perai. Dia bisa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 453

    "Arjuna? Dia hanya seorang pelajar, bagaimana mungkin dia punya ide? Apa idenya? Menggunakan kendi-kendi anggurnya?"Firhan berlidah tajam. Jangankan ketika dia tidak percaya bahwa Arjuna punya ide, seandainya Arjuna benar-benar bisa menangani situasi ini, Firhan tidak mungkin membiarkan Arjuna melakukannya.Dia, seorang kapten yang membawa tiga ribu prajurit, membiarkan seorang pelajar membantunya. Bukankah hal itu akan menjadi lelucon?Selain itu ....Firhan merasa sedikit gelisah.Walaupun Arjuna tidak mungkin bisa menangani situasi ini, anak itu sangat licik.Firhan sudah menyaksikannya sendiri ketika dia dan Fauzi pergi ke Desa Embun untuk menangkap Arjuna.Arjuna jelas-jelas baru belajar selama dua bulan, tetapi dia menduduki peringkat teratas. Arjuna jelas-jelas masih muda, tetapi dia telah membaca lebih banyak buku daripada Bima. Arjuna jelas-jelas seorang pelajar yang lemah, tetapi dia dapat menghindari penangkapan para polisi.Bila hal ajaib terjadi pada anak itu lagi. Bila A

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 452

    Ratusan prajurit yang sekujur tubuhnya terbakar berguling-guling, berlarian kesakitan. Sedangkan prajurit yang tidak terbakar berlarian kembali.Di tengah kekacauan, banyak prajurit yang berlarian terjatuh sehingga terinjak.Mayoritas orang bukan mati terbakar atau tertembak panah dari bandit, tetapi mati terinjak oleh rekannya sendiri."Saudara-saudara yang tidak terluka, cepat berdiri, bunuh bajingan-bajingan itu!"Di Kampung Seruni, Naga Bermata Satu berteriak dengan keras."Bunuh bajingan-bajingan itu.""Lepaskan anak panah!"Anak panah yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan dari benteng gunung."Dorong batu!"Satu demi satu batu besar berguling turun dari kampung.Anak panah yang tadi ditembakkan oleh para prajurit kini menjadi sumber anak panah bagi para bandit.Batu-batu tembok kampung yang runtuh berubah menjadi batu-batu yang tak habis digunakan."Saudara-saudara, ikut aku!" teriak Rajo, lalu mendorong kereta bola api untuk mendobrak gerbang desa yang telah terbakar hingga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status