Bila menyangkut urusan pria dan wanita, Alsava bersaudari sangatlah penakut dan pemalu.Lupakan, Arjuna tidak akan menggoda mereka lagi.Arjuna turun dari tungku terlebih dahulu, lalu berbalik dan mendapati beberapa perempuan itu masih mempertahankan posisi yang sama."Langit sudah terang. Apakah kalian tidak mau pergi ke kota kabupaten untuk membeli perabotan dan perhiasan baru? Kenapa kalian masih duduk? Cepat bantu aku mengikat rambut."Pada zaman dahulu, semua pria berambut panjang. Setelah sekian lama menjadi manusia zaman kuno pun, Arjuna masih tidak mengerti mengapa.Sebenarnya, bukan hanya Arjuna yang tidak bisa mengikat rambutnya. Mayoritas pria di Kerajaan Bratajaya tidak bisa mengikat rambutnya.Sebelum menikah, pria-pria di Kerajaan Bratajaya diikat rambut oleh ibu mereka. Sebelum menikah, istri merekalah yang melakukannya.Jika Arjuna bangun pagi, dia mengikat asal rambutnya dengan tali. Setelah Alsava bersaudari bangun, dia baru meminta mereka mengikat rambutnya dengan ra
Dik Daisha, kenapa hari ini kamu lebih lambat dari kemarin? Apakah kamu makin lancang karena Tuan tidak marah? Kalau begini terus, biar Dinda saja yang mengikat rambut Tuan."Suara Disa menyadarkan Arjuna dan Daisha dari lamunan mereka....Karena dia harus pergi berbelanja, Arjuna memberi Arkana satu hari libur. Dia sendiri yang mengantarkan ikan hari ini.Selain mengantar ikan, ada hal lain yang perlu dia bicarakan dengan Tamael.Jika jalannya tertutup salju tebal, Arjuna mungkin tidak dapat memasok ikan. Jadi, dia meminta Tamael untuk menulis jaminan bahwa setelah jalan dibuka, ikan harus tetap dipasok olehnya.Tamael mengiakan dengan cepat.Dia mengatakan jika salju tebal menghalangi jalan hingga Arjuna tidak dapat memasok ikan, dia akan berhenti jualan ikan untuk sementara. Setelah Arjuna dapat memasok ikan secara normal, dia baru lanjut jualan.Dalam bisnis, Tamael menyetujuinya begitu cepat tidak sepenuhnya karena kesetiaan.Mengenai pabrik ikan, Tahun Baru akan segera tiba, sem
Salju tebal telah menutup jalan, jadi mustahil untuk membeli bahan makanan yang segar.Ikan dan daging bakar juga merupakan hidangan."Arjuna.""Kak Arjuna."Dalam perjalanan ke rumah Arkana, orang-orang terus menyapa Arjuna.Dulu Arjuna hanya butuh waktu lima atau enam menit untuk sampai di rumah Arkana. Akan tetapi, sekarang dia butuh waktu setidaknya sepuluh menit karena dia harus menanggapi orang yang menyapanya.Selain orang yang tidak menyukai Arjuna, mayoritas penduduk desa sekarang sangat sopan terhadap Arjuna.Orang yang tidak menyukai Arjuna disebabkan oleh rasa iri.Orang yang dulu mereka tertawakan kini lebih baik dari mereka, bukan hanya sedikit lebih baik. Sekalipun mereka "berjinjit", mereka tidak dapat mencapai level Arjuna.Sekarang, Arjuna telah jauh melampaui orang kaya seperti Shaka, dia hampir setara dengan kepala desa.Ketika Arjuna tiba, Arkana baru saja kembali dari desa tetangga. Dia pergi ke peramal untuk mencari hari yang bagus."Arjuna."Ketika Arjuna menguc
Antara pukul 5 sampai 7, depan rumah Arjuna sudah mulai ramai.Magano, Ravin dan lainnya membawa seekor sapi yang telah dipotong ke depa rumah Arjuna, menunggu waktunya masuk rumah.Arjuna membeli sapi itu sebelum jalan ditutup.Sapi itu dititipkan di rumah Arkana selama beberapa hari ini."Waktunya sudah tiba!" seru Dipta, paman ketiga Arkana dan Shaka, yang berdiri di dekat pintu.Suara Magano menyusul setelah seruan Dipta. Dia berteriak ke arah pintu yang tertutup di depannya. "Masuk rumah!""Tuan!" Dinda melompat-lompat di samping Arjuna. "Cepat nyalakan petasan, cepat nyalakan petasan!""Oke."Tertular oleh kegembiraan sekitar, Arjuna juga sangat senang. Dia memegang sebatang dupa, lalu mengulurkan tangannya ke deretan panjang petasan yang tergantung di pintu."Sudah menetapi rumah! Sudah menetapi rumah!"Di tengah sorak-sorai dan suara petasan, Magano dan teman-temannya membawa sapi itu ke rumah Arjuna.Perayaan pindah rumah pun dimulai dari momen ini.Sekelompok istri dari Kelua
Meskipun Shaka belum menjadi siswa unggul, dia mulai sekolah dasar pada usia enam belas tahun dan sempat berhenti selama satu tahun tahun lalu. Artinya, dia baru berada di sekolah selama dua tahun. Normal jika dia belum lulus ujian.Selain itu, Cakra memberi tahu Oki bahwa puisi dan prosa Shaka telah mengalami kemajuan pesat dalam kurun waktu terakhir. Dengan standar Shaka saat ini, tidak jadi masalah baginya untuk lulus ujian menjadi siswa unggul.Kepala desa adalah orang tua berpengalaman, bagaimana mungkin dia tidak tahu maksud Oki? Namun, kecerdasan emosi kepala desa lebih tinggi dari Oki.Hari ini adalah acara Arjuna, jadi kepala desa akan menghormati Oki."Kak Oki, kamulah orang yang paling beruntung. Untuk bidang sastra ada Shaka, untuk bidang bisnis ada Arjuna.""Aish, itu bukan apa-apa, masih tak bisa dibandingkan dengan Anda."Oki berbicara dengan rendah hati tetapi dalam hati merasa bangga. Pandangannya tertuju pada meja di sebelah kanan.Orang yang duduk di meja itu adalah
"Kiara, apa yang kamu lakukan?"Marvin bergegas keluar, kemudian dia berteriak pada Kiara. "Apakah kamu tidak melihat sedang ada acara di sini? Kenapa kamu berteriak-teriak?"Arjuna mengadakan pesta perayaan rumah baru, istri Marvin malah tiba-tiba berlari masuk sambil berteriak dan menangis. Sungguh tidak sopan.Sama sekali tidak menjaga citra.Ketika Kiara bergegas masuk, jepit rambutnya sudah terlepas, rambutnya acak-acakan seperti wanita gila."Tuan, Leo ... Leo kita ... dia ...."Wajah Kiara pucat, ekspresinya ketakutan dan panik, ucapannya tidak jelas. Dia tidak dapat melanjutkan kalimatnya."Dia kenapa? Leo kenapa? Katakanlah!" marah Marvin dengan alis bertaut.Ada begitu banyak orang yang menonton. Keluarganya benar-benar tidak sopan hari ini. Bagaimana penduduk desa akan memandangnya kelak?"Marvin, kenapa kamu meneriakinya?"Melihat Kiara dalam kondisi seperti ini, kepala desa pun berdiri untuk memarahi Marvin. Karena sudah berpengalaman, dia merasa bahwa sesuatu pasti telah
"Tabib, tolong cepat periksa cucuku."Istri kepala desa, Maya, langsung menggendong cucunya ke hadapan tabib.Kiara, yang berada di samping Maya, menangkupkan kedua tangannya sambil terus memohon. "Tabib, tolong selamatkan anakku. Tolong, tolong.""Jangan cemas dulu, biar aku lihat anaknya."Tabib mengambil anak itu dari pelukan Maya seraya berkata pada Marvin. "Cepat ambilkan beberapa tungku."Pada cuaca dingin, manusia rentan mengalami hipotermia setelah jatuh ke air. Jadi, menjaga kehangatan adalah langkah pertama.Tabib menggendong Leo ke kamar tidur. Setelah Marvin membawakan tungku, dokter memintanya untuk menutup pintu.Kepala desa tidak ikut masuk. Dia menunggu di ruang tamu. Meskipun dia duduk dengan sangat tegak, orang-orang dengan penglihatan yang baik dapat melihat butiran keringat halus di dahi kepala desa.Orang-orang yang berkumpul di luar rumah kepala desa berbincang-bincang."Aish!" Herman menggelengkan kepalanya. "Kurasa Leo sulit diselamatkan.""Herman, lebih baik ka
"Menghadap rumah Arjuna, 'kan."Suara Herman terdengar acuh tak acuh dan puas.Herman tidak punya dendam besar terhadap Arjuna. Akan tetapi, setelah Arjuna menjadi kaya, alih-alih membantunya menjadi kaya, Arjuna mengabaikannya.Ketika kepala desa memiliki cucu, mereka bahkan mengundang Herman dan menjamunya dengan makanan dan minuman lezat. Bisa-bisanya Arjuna tidak mengundang Herman ke pesta perayaan pindah rumahnya.Herman merasa tidak senang, jadi dia ingin mencari masalah dengan Arjuna.Dia tidak tahu apakah ada roh jahat di dunia Hanya saja hari itu Citra dan Naura mengatakan bahwa Arjuna berubah setelah dia jatuh ke jurang.Herman merasa bahwa dia bisa memanfaatkan kejadian ini, jadi dia mulai mengarang cerita.Citra mengangguk penuh semangat. "Benar, benar, menghadap ke rumahnya.""Aish!" Citra tampak sedih. "Aku sering menggendong Leo. Dia biasanya cukup patuh, tidak akan berlari sembarangan, kenapa hari ini dia menjadi nakal?""Tampaknya roh jahat benar-benar bereaksi.""Kala
Saat mendengarkan, Arjuna merasa ada yang janggal."Tante, dari mana kamu mendapatkan uang untuk membeli begitu banyak barang kemarin?"Kemarin Arjuna juga mendengar penduduk desa mengatakan bahwa barang yang dibawa oleh Bulan kali ini adalah yang terbanyak dalam beberapa tahun terakhir."Aku ...." Bulan memainkan kedua tangannya.Dia sedikit canggung serta gugup.Pada saat ini, Arjuna menyadari tidak ada satu pun perhiasan di kepala Bulan.Bagaimana mungkin seorang istri dari keluarga kaya tidak mengenakan perhiasan apa pun di kepalanya?"Tante ...."Arjuna mencoba memperlambat suaranya. "Apakah kamu menggadaikan semua perhiasanmu?""Ti ... tidak. Aku tidak memakai perhiasan karena ....""Tante." Arjuna memegang tangan Bulan sambil berkata dengan tulus. "Aku ini Arjuna yang dulu paling kamu sayangi. Beri tahu aku situasi yang kamu hadapi sekarang. Aku akan menyelesaikannya bersamamu."Membantu Bulan juga supaya Arjuna tidak merasa bersalah terhadap tubuhnya ini."Arjuna." Mata Bulan b
"Tapi Tante benar-benar tak punya jalan lain, Arjuna."Bulan membuka matanya, kemudian menangis dengan pilu.Alsava bersaudari yang berada di luar kamar mendengar suara dan ingin masuk, tetapi dihentikan oleh Arjuna.Pada saat ini, hal terbaik adalah membiarkan Bulan menangis sepuasnya dan mengeluarkan semua emosi yang terpendam dalam hatinya.Setelah Bulan berhenti, Arjuna tidak menanyakan apa pun padanya. Dia hanya membawa sup ikan ke depan Bulan seolah tidak terjadi apa-apa."Tante, ayo minum sup ikan ini dulu. Aku membuatnya untuk pertama kali, entah enak atau tidak. Setelah Tante minum, beri aku kritik."Arjuna memang membuat sup tahu kepala ikan untuk pertama kali di zaman ini.Bulan berhenti minum setelah menyesap beberapa teguk."Kenapa?" Arjuna sedikit gugup. "Apakah tidak enak?""Bukan ...."Bulan tiba-tiba menangis lagi, tetapi kali ini dia menangis sambil tersenyum. "Kak, kamu dan kakak ipar bisa tenang. Sekarang Arjuna benar-benar menjadi anak baik.""Hei, Tante membuatku
"Oh."Dinda berjalan ke luar dengan murung."Aish!" Daisha menggelengkan kepalanya. "Anak itu makin nakal saja. Semua karenamu, Tuan.""Adakah?""Kenapa tidak ....""Daisha, apakah kamu ingin belajar cara membuat sup tahu kepala ikan yang baru saja aku buat? Aku akan mengajarimu besok.""Tuan, kamu mengalihkan topik lagi.""Jadi, apakah kamu ingin belajar? Aku akan berhitung sampai tiga, kalau kamu tidak mau belajar, ya sudah.""Satu, dua, ....""Mau, tentu saja aku mau belajar!""Kalau begitu, berhentilah mengomeliku.""Tuan ...." Daisha cemberut sambil mengerutkan kening.Daisha tampak sangat lucu dan menawan sehingga Arjuna ingin menciumnya.Namun, hari ini bukan waktu yang tepat. Dia memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan.Arjuna memasak beberapa hidangan lagi.Dia mengambil semangkuk sup ikan, lalu menaruhnya di atas nampan."Kalian makan dulu saja, tidak perlu menungguku."Arjuna membawa sup ikan yang ada di atas nampan ke kamar samping.Setelah meletakkan sup ikan di at
Bulan yang berbaring di atas tungku masih belum sadar.Arjuna membungkuk untuk mengamati Bulan.Denyut nadi Bulan kuat, napasnya teratur, jadi seharusnya tidak ada masalah. Beberapa saat kemudian, Bulan akan bangun dengan sendirinya."Disa, Daisha, kalian berdua temani Tante tidur di kamar ini malam ini."Arjuna takut Bulan akan mencoba bunuh diri lagi bila dia tersadar pada tengah malam.Disa pandai bertarung sehingga dia dapat menghentikan Bulan dari melakukan hal-hal bodoh.Namun, Disa memiliki kepribadian pemarah dan terus terang, mudah impulsif, tidak dapat menghibur atau membujuk orang lain.Jika Bulan bersikeras melakukan hal bodoh, mengingat kepribadian Disa, dia akan membuat Bulan pingsan lagi.Dia tidak terlatih sehingga tak bisa mengendalikan kekuatannya.Daisha berbeda. Dia memiliki kepribadian yang lembut, teliti, suara yang lembut dan menyenangkan. Dia adalah orang yang paling cocok untuk menghibur Bulan."Aku juga mau menemani Tante."Sebelum Arjuna menyetujuinya, Dinda
"Tuan, kamu mau pergi ke mana?"Daisha mengejar Arjuna."Tuan." Disa yang sedang memotong kayu di halaman, menghentikan Arjuna."Oh ya!"Arjuna menggunakan kesempatan itu untuk menarik Disa. "Disa, ikut aku.""Ke mana?""Gunung belakang.""Untuk apa ke sana?""Aku juga tidak tahu, kamu ikut saja." Arjuna berharap firasatnya salah.Setelah beberapa saat kemudian, Arjuna dan Disa tiba di persimpangan jalan."Sekarang kita mau ke arah mana, Tuan?"Arjuna mengangkat pandangannya, melihat ke depan.Ada dua arah jalan, keduanya mengarah ke gunung belakang desa. Satu di sebelah timur, satu lagi di sebelah barat."Di arah mana aku terjatuh ke jurang? Cepat bawa aku ke sana.""Kenapa kita pergi ke sana, Tuan?""Jangan tanya, cepat bawa aku ke sana!"Bahkan Arjuna sendiri tidak tahu mengapa dia ingin pergi ke sana.Hanya firasat."Tuan, apakah kamu baik-baik saja?" Disa tiba-tiba berhenti melangkah. Dia menatap Arjuna dengan bingung.Kenapa Arjuna mau pergi ke tempat itu?Apakah dia ingin jatuh
Ketika Arjuna sadar kembali, dia mendapati wajahnya basah.Dia menangis.Arjuna yang dulu mulai merusak dirinya sendiri setelah Bulan menikah.Sebelum jatuh ke jurang, Arjuna yang dulu selalu menghindari Bulan setiap kali Bulan pulang ke rumah orang tuanya.Dia tahu bahwa perilakunya tidak baik dan takut Bulan akan kecewa padanya.Karena Arjuna selalu menghindari Bulan sebelumnya.Ketika Bulan pulang kali ini, Oki hanya memanggil Keluarga Arkana, tidak memanggil Arjuna untuk kumpul bersama.Anak perempuan yang sudah menikah tidak boleh bermalam di rumah orang tuanya.Setelah makan di rumah Shaka, Bulan akan kembali ke rumah suaminya.Kali ini, Bulan bertindak sedikit tidak biasa. Dia membawa sebuah kantong besar menuju rumah Arjuna tanpa menghiraukan larangan Oki dan Shaka.Bulan berdiri di depan rumah Arjuna, melihat rumah yang baru saja direnovasi. Dia begitu gembira hingga menangis sambil bergumam sendiri."Benar, mereka tidak membohongiku. Arjuna benar-benar sudah menjadi baik. Dia
Hari kedua sekolah diliburkan.Setelah berlatih kaligrafi selama setengah hari, Arjuna merasa punggung dan pinggangnya sedikit pegal. Dia meletakkan kuas di tangannya, kemudian berjalan ke halaman untuk meregangkan otot-ototnya.Tidak lama setelah tiba di halaman, Arjuna mendengar suara berisik dari sebelah.Pasti ada orang yang mengirim sesuatu untuk keluarga Shaka lagi.Berita bahwa syair Shaka sangat dipuji oleh Cakra, bersama dengan berita syair Arjuna, menyebar ke beberapa desa terdekat.Sementara semua orang mengolok-olok Arjuna, mereka juga memuji Shaka dan makin yakin bahwa Shaka akan diterima di sekolah menengah atas kelas.Orang-orang datang memberikan hadiah kepada Shaka sangat banyak seperti sebelumnya."Tante pulang! Tante pulang!"Suara putra sulung Shaka, Zafa, terdengar dan berhasil menghentikan Arjuna untuk masuk ke rumah.Tante?Tante Zafa berarti tante Arjuna juga.Bayangan seorang wanita bertubuh tinggi, berpakaian rapi dan anggun, serta bertatapan ramah muncul di b
Setiap Festival Musim Semi, sebagian keluarga gembira, sementara sebagian lainnya murung.Karena tidak semua orang akan memperoleh hasil yang baik setelah bekerja keras selama setahun.Begitulah adanya. Saat orang masih kecil, mereka sangat menantikan Festival Musim Semi. Namun makin dewasa, mereka makin tak menyukai festival ini.Karena Festival Musim Semi itu memusingkan.Di awal musim, mereka menetapkan resolusi untuk menabung sejumlah uang, serta menyelesaikan hal-hal penting dalam tahap kehidupan tertentu.Hanya saja mayoritas orang melebih-lebihkan kemampuan mereka dan meremehkan kejamnya waktu.Waktu tidak akan berhenti untukmu hanya karena kamu miskin.Tidak peduli seberapa pagi kamu bangun dan seberapa larut kamu tidur, seberapa keras kamu bekerja setiap hari, hidupmu tetap tidak membaik dan kamu masih terus berjuang.Setelah setahun bekerja keras, kamu menoleh ke belakang, lalu menemukan bahwa kamu masih belum punya apa-apa.Namun, pemandangan di Desa Embun tahun ini sangat b
Sekolah Pelita menerbitkan kisi-kisi setiap tahun. Soal dalam kisi-kisi sering kali memprediksi soal ujian tahun berikutnya. Meskipun tidak persis, jenis soalnya sangat mirip.Dapat dikatakan bahwa siswa yang mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita seperti mendapat bantuan tambahan.Para pelajar dari sepenjuru Kerajaan Bratajaya berlomba-lomba mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita. Akan tetapi, sekolah tersebut biasanya hanya memberikannya kepada pelajar di sekolah sendiri.Sekolah itu hanya menerima dua puluh siswa setiap tahun. Selain itu, mereka hanya menerima orang yang berjodoh.Sekalipun orang itu berkuasa, jika kepala sekolahnya merasa bahwa dia tidak berjodoh, maka dia akan ditolak."Benar, tapi kakakmu bilang itu bukan yang asli, hanya salinan.""Salinan juga tidak apa-apa. Ayah, cepat minta Kakak untuk mengantarnya kemari. Tidak!" Shaka segera menggelengkan kepala."Ayah, besok suruh seseorang untuk menyampaikannya kepada Kakak. Katakan bahwa aku menginginkannya besok.