Kakek-nenek mereka sudah tua, sedangkan paman mereka tidak mau membesarkan Dinda. Jika Disa dan Daisha tidak membawa Dinda bersama mereka, dia akan diusir dari rumah pamannya, lalu berakhir mengembara di luar.Mendengar hal ini, Arjuna mengangguk berulang kali."Kalian membawanya bersama kalian adalah keputusan yang tepat.""Tapi tak lama setelah kami tiba di Desa Embun, kamu menjual Dik Dinda ketika aku dan Kak Disa tidak ada di rumah. Tidak peduli bagaimana kami memohon, kamu tidak mau memberi tahu kami kepada siapa kamu menjual Dik Dinda."Ketika membahas masa lalu, Daisha menekankan kata-katanya, tatapan penuh dengan kemarahan.Meski sudah lewat setengah tahun, dalam hatinya kejadian itu seolah baru saja terjadi.Tatapan Disa menjadi lebih dingin saat dia menatap Arjuna.Tatapan Arjuna juga dingin.Disa memeluk Dinda dengan erat sambil menatap Arjuna dengan waspada."Sial!" umpat Arjuna.Arjuna yang dulu benar-benar manusia sialan! Tidak, dia bukan manusia, tapi binatang!"Bam!"Se
Dinda tidur selama dua jam dan belum bangun juga.Di bawah tatapan curiga dari Disa dan Daisha, Arjuna pikir dirinya terlalu kasar. Dia buru-buru meminta pelayan restoran untuk bantu mencarikan tabib."Tabib, apa yang terjadi pada adikku?"Begitu tabib berhenti memeriksa denyut nadi Dinda, Disa dan Daisha langsung bertanya."Tidak apa-apa.""Tidak apa-apa? Kalau begitu kenapa dia belum bangun juga?""Nona ini belum bangun ...." Tabib itu tersenyum tipis lalu lanjut berkata, "Mungkin karena tempat tidur ini terlalu nyaman. Dia tidur sangat lelap. Mungkin dia sudah lama tidak tidur nyaman di atas kasur.""..."Perkataan tabib itu membuat Alsava bersaudari menangis.Mereka berdiri di samping kasur sambil diam-diam menyeka air mata.Meskipun Arjuna sangat jahat dulunya, setidaknya mereka masih bisa tidur nyaman pada malam hari.Dinda membalikkan badannya, kemudian menendang selimut. Daisha membungkuk untuk menyelimuti Dinda."Ah!"Daisha tiba-tiba menjerit pelan.Disa buru-buru mendekat la
Galeo lanjut berbicara dengan kasar kepada Dinda. "Bersikaplah pintar. Suasana hatiku tidak buruk sekarang. Kalau tidak, nanti ....""Kalau kamu masih tidak menghilang dari hadapanku sekarang, jangan salahkan aku bersikap kasar." Arjuna menyela Galeo dengan nada dingin."Aku bisa pergi dari hadapanmu, tapi orang yang akan muncul di hadapanmu setelah aku pergi adalah polisi.""Siapa yang sedang kamu takut-takuti? Suruh adikku ....""Disa!"Arjuna menyela Disa dengan suara keras.Sekalipun Dinda dipaksa, menjadi pencuri tetaplah hal yang memalukan.Mereka ada di depan pintu rumah. Pasti ada banyak orang di sekitar yang mendengar. Jika orang-orang itu mendengarnya, Dinda pasti akan mendapat berbagai macam kritikan di desa kelak."Galeo, kamu di Desa Embun!"Tubuh tinggi Magano langsung melintas ke depan Galeo. "Aku peringatkan sebaiknya kamu tidak bertindak gegabah di sini. Kembalilah ke tempatmu!"Galeo menyilangkan lengannya di depan dada, kemudian berkata dengan suara rendah tetapi aro
Memasok ikan ke Restoran Kebon Sirih dan mendirikan pabrik ikan bersama Tamael memang menghasilkan sejumlah uang. Namun, uang yang mereka miliki jauh dari seribu tael perak."Tidak, tidak." Galeo menggoyangkan jarinya sembari berkata, "Tuanmu sekarang begitu hebat. Dia memasok begitu banyak ikan ke Tamael setiap hari, pabrik ikan juga mengirimkan ikan setiap hari. Bagaimana mungkin dia tidak ada uang?""Kamu pikir uang begitu mudah didapatkan?!" Disa memelotot marah.Mereka belum lama memasok ikan ke Restoran Kebon Sirih, keuntungannya juga tidak terlalu tinggi.Sedangkan untuk pabrik ikan, keuntungannya memang lebih besar, tetapi pabriknya baru beroperasi beberapa hari. Modal saja belum balik."Kami tidak punya uang untuk diberikan kepadamu. Kalau kamu mau menuntut kami, silakan saja. Paling-paling kita masuk penjara bersama, toh kamu juga tidak sepenuhnya tidak salah.""Lidahmu sangat tajam. Apakah tuanmu tidak mengajarkanmu untuk tidak menyela ketika pria sedang berbicara?"Sikap ka
Galeo merasa bahwa Tuhan menakdirkan dia untuk memperoleh sejumlah uang.Ketika dia membeli Dinda, dia lupa meminta Arjuna untuk memberikan Akta Kepemilikan Dinda. Dia sempat kesal karenanya.Tak disangka ....Benar-benar kesialan yang membawa keuntungan.Sejak hari dia kembali ke Kabupaten Damai, Galeo meminta Dinda untuk mencuri beras di Restoran Kebon Sirih.Dinda sangat lincah dan ini bukan pertama kalinya dia masuk ke lumbung padi Restoran Kebon Sirih. Alasan dia gagal kabur kali ini adalah Galeo menghalangi jalan keluarnya.Mengapa Galeo memilih Restoran Kebon Sirih? Karena begitu Dinda tertangkap, ada banyak orang yang bisa bersaksi.Bila saksinya banyak, Arjuna dan yang lainnya tidak dapat menutupi kejahatan Dinda."Hei!"Melihat Arjuna masih tidak mengatakan apa-apa, Galeo sedikit tidak sabar. "Jangan pura-pura diam. Berapa banyak menu baru yang kamu buat untuk Restoran Kebon Sirih hari ini? Mungkinkah kamu tidak punya uang?""Sepertinya kamu sangat memahamiku. Kamu sudah meng
Di luar rumah Arjuna, Raditya bersembunyi di pojok sambil menunggu. Ketika dia melihat Galeo keluar, dia langsung berlari mendekat."Bagaimana, Galeo?"Galeo menepuk bahu Raditya. "Mulai sekarang, kita bisa pergi ke Rumah Bordil Prianka setiap hari. Kita bisa memesan gadis mana pun yang kita inginkan. Kita juga bisa berjudi setiap hari.""Apakah kamu berhasil?" Raditya sangat gembira. Galeo telah berjanji untuk memberinya 30% dari keuntungan jika rencana ini berhasil.Tiga puluh persen sama dengan tiga ratus tael.Dengan adanya tiga ratus tael, dia juga bisa memulai bisnis. Raditya tidak percaya bahwa dia lebih bodoh dari Arjuna...."Bawa Dinda masuk untuk istirahat," perintah Arjuna, kemudian dia pergi ke dapur untuk memasak.Tubuh Dinda penuh luka sehingga perlu dirawat dengan cepat. Arjuna tidak leluasa untuk melihat.Selain itu, mereka sudah lama tidak bertemu, pasti ada beberapa hal pribadi yang ingin mereka ceritakan.Kalau ada Arjuna, mereka pasti malu untuk mengatakannya."Dik
"Benar, Dinda, cepatlah makan. Nanti kalau sudah dingin, rasanya tidak enak."Daisha pun mendesak Dinda."Ini." Disa menaruh sepotong fillet ikan ke dalam mangkuk Dinda, "Dinda, cobalah. Ikan acar buatan Tuan sangat lezat."Dinda menatap kedua kakaknya dan Arjuna yang sedang makan secara bergantian.Pria itu tampak masih sama. Raut wajahnya masih sama seperti dulu, ekspresinya juga terlihat galak.Namun, dia juga sepenuhnya berbeda.Dulu, dia tidak bisa menghasilkan uang maupun melakukan pekerjaan rumah tangga.Sekarang dia tidak hanya bisa melakukannya, tetapi juga melakukannya dengan sangat terampil."Enak sekali!"Makanan lezat membuat Dinda merasa lebih terbuka, senyum khas anak kecil akhirnya muncul di wajahnya.Dia melirik Arjuna, kemudian berbicara dengan suara kecil dan cepat."Terima kasih."Arjuna merasa dirinya parah.Bisa-bisanya dia merasa gembira hanya karena ucapan terima kasih dari seorang anak kecil.Setelah makan, Dinda duduk di atas tungku sambil mengamati rumah ini.
"Setelah kami berhenti, Galeo memindahkan kami satu per satu ke dalam sebuah tong kayu. Tong itu sangat kecil, kami berlima sangat sempit di dalam. Setelah itu, aku merasakan tong itu terus jatuh hingga akhirnya berhenti. Kami melewati malam hari di dalam tong kayu itu.""Tidak heran kamu tidur begitu nyenyak tadi. Bagaimana lima orang bisa tidur di tempat sekecil itu?"Daisha merasa sedih."Galeo benar-benar keji."Disa tidak mengatakan apa-apa. Dia berjalan ke ujung, mengambil busur dan anak panah dari dinding, lalu berjalan keluar."Berhenti! Gantung kembali busur dan anak panahmu!""Tuan, kamu bisa menahannya, tapi aku tidak bisa. Aku akan membunuh Galeo dengan satu anak panah."Mereka tidak perlu melihat untuk mengetahui bahwa Disa pasti sangat marah hingga mata dan wajahnya memerah."Pergilah, pergi bunuh dia, kemudian kamu akan diseret ke pasar untuk dipenggal di depan umum. Kedua adikmu akan diasingkan ke perbatasan untuk melakukan kerja paksa karena kamu. Sedangkan aku .... Se
"Astaga." Danis begitu panik. "Arjuna, kenapa kamu tidak mau memadamkan api? Jangan menyerah, kita pasti bisa menyelamatkan beberapa buku."Arjuna menatap api yang berkobar di ruang kerja sejenak, lalu menoleh untuk menatap Danis sambil tersenyum tipis. "Bukankah Marsekal sangat jelas apakah kita bisa menyelamatkannya atau tidak?""Ba ... bagaimana mungkin aku tahu? Aku sedang tidur, kemudian menyadari bahwa ruang kerjamu kebakaran."Aneh sekali.Danis merasa bingung. Mengapa dia bisa merasa tidak tenang karena takut ketahuan?Sekalipun dia yang menyebabkan kebakaran, mengingat kepribadiannya seperti apa, bagaimana mungkin dia merasa takut? Sekarang begitu bertemu Arjuna ....Anak ini tidak hanya genius dalam menggunakan pasukan, tetapi auranya juga sangat mengintimidasi hingga menakutkan.Sebuah tatapan Arjuna dapat membuat orang lain merasa terbaca isi hatinya."Kalaupun aku membakar ruang belajar itu, lalu kenapa?"Karena tidak bisa menyembunyikannya, Danis pun mengakuinya."Kamu ya
"Jelas tidak boleh membiarkannya pergi. Sungguh disayangkan kalau orang berbakat seperti dia menjadi pegawai negeri. Coba aku pikir ...."Kamar yang ditempati Danis berada di seberang ruang belajar Arjuna.Tata letak kamar ini tidak bagus. Dia awalnya tidak tinggal di kamar ini, tetapi dia bersikeras pindah hari ini.Dia menggunakan alasan bahwa letak kamar ini sepi. Sebenarnya dia ingin mengawasi Arjuna, takut Arjuna pergi diam-diam ke Kota Perai.Selain Danis yang mengawasi secara langsung, dia juga memerintahkan batalion pengawalnya untuk berjaga di sekitar rumah Arjuna. Singkatnya, jika Arjuna ingin melarikan diri secara diam-diam, itu mustahil.Sore harinya, Tamael datang.Jika Arjuna tidak keluar tepat waktu, Tamael tidak akan bisa masuk.Karena Tamael datang artinya Arjuna telah menemukan penginapan di Kota Perai. Danis tidak akan mengizinkannya masuk."Ma ... Marsekal."Keluar dari ruang kerja Arjuna, Tamael begitu ketakutan hingga rohnya hampir keluar.Pada saat ini, Danis ber
Daisha adalah orang yang bijaksana dan cerdas. Sejak hari pertama Danis pindah ke rumahnya, dia sudah mengerti tujuan Danis.Arjuna meletakkan kuas, kemudian menarik Daisha mendekat, membelai rambutnya sembari bertanya, "Bagaimana menurutmu? Apakah aku harus tetap mengikuti ujian kekaisaran atau pergi ke Pasukan Serigala bersama Marsekal?"Daisha menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak tahu. Ke mana pun Tuan pergi, aku akan ikut."Arjuna dengan lembut mencubit dagu Daisha. Dagunya lembut dan tirus, terasa sangat enak dipegang. "Kalau aku benar-benar bergabung dengan Pasukan Serigala, kondisi di barak tidak lebih baik daripada di rumah. Apa kamu tidak takut susah?"Daisha membenamkan kepalanya di dada Arjuna, lalu dia berkata dengan lembut. "Tidak. Selama ada Tuan, aku tidak merasa susah."Daisha yang ada dalam pelukan Arjuna harum sekali. Tatapannya menawan, bibirnya merah, cantik sekali.Sulit untuk tidak tergoda saat memeluk wanita secantik ini.Arjuna mengangkat dagu Daisha. "Aku
"Arjuna." Danis berkata dengan tatapan serius. "Ini sama sekali bukan ocehan, aku melakukan ini sepenuhnya untuk kebaikanmu ....""Disa!" Arjuna berteriak ke luar pintu. "Kemasi barang-barang Marsekal ....""Jangan, jangan! Aku akan berhenti bicara, aku akan berhenti bicara." Ekspresi Danis yang awalnya serius berubah menjadi senyuman menyanjung.Arjuna memelototi Danis, kemudian menundukkan kepalanya, hendak mengambil kuas lagi."Wah!" Danis mengambil kuas Arjuna lebih dulu. "Arjuna, kuasmu ini sangat bagus!""Baru kali ini aku melihat kuas sebagus ini. Di mana kamu membelinya?" Danis mulai bermain dengan kuas Arjuna.Arjuna tidak menjawab pertanyaan Danis, tetapi hanya mengulurkan tangannya. "Berikan padaku.""Hei, Arjuna, kamu pelit sekali. Aku lihat saja tidak boleh," keluh Danis sambil ...."Krek!""Aduh!"Danis menatap kuas yang patah sambil berseru, kemudian dia berkata dengan nada meremehkan. "Kuas ini memang bagus, tapi kualitasnya terlalu buruk. Aku hanya memegang dengan pela
"Sedangkan Kabupaten Damai yang paling ingin dia aneksasi tidak digabungkan dengan Kabupaten Sentosa. Kabupaten Sentosa justru harus membantu Kabupaten Damai membayar pajak selama tiga tahun, serta memenuhi jumlah personel dinas militer.Setelah kembali dari Kabupaten Damai, Sugi merasa khawatir akan masalah ini. Membantu sebuah kabupaten membayar pajak bukanlah hal yang dapat dilakukan oleh beberapa usaha. Penduduk seluruh kabupaten akan dikenakan kenaikan pajak.Pajak naik, penduduk hanya bisa memaki di belakang.Namun, jumlah anggota dinas militer ditingkatkan ....Dalam tiga tahun berikutnya, dimaki sebagai pejabat berengsek sudah merupakan hukuman yang paling ringan.Setelah meningkatkan pajak dan jumlah dinas militer selama tiga tahun, status Kabupaten Sentosa sebagai kabupaten terkaya di Kota Perai pasti akan hilang. Rencana Sugi untuk mencaplok Kabupaten Damai dan menjadi prefek pada dasarnya sudah tidak ada harapan.Arjuna, Arjuna!'Sugi menggertakkan giginya saat menyebut nam
Ya, dia seorang bupati Kota Perai, takut pada Arjuna yang hanya merupakan seorang pelajar.Pertama, trik Arjuna terlalu mengerikan.Kedua, Arjuna naik kereta kudanya hari ini, sedangkan dia sendiri berjalan kaki.Salah satu dari kedua alasan itu membuatnya merasa was-was.Danis menoleh, kemudian bertanya pada Arjuna, "Arjuna, apakah kamu akan mengikuti ujian perguruan tinggi?""Ya!"Sebelum Arjuna sempat menjawab, Andi sudah berseru, "Marsekal, Anda mungkin tidak tahu, Arjuna mendapat peringkat pertama dalam ujian nasional Kabupaten Damai pada tahun pertamanya mengikuti ujian kekaisaran."Andi memuji Arjuna.Selama Arjuna mengikuti ujian kekaisaran, dia tidak akan bisa menjadi komandan.Skala ujian perguruan tinggi jauh lebih besar daripada ujian daerah dan ujian nasional. Semua siswa yang lulus ujian nasional dari sepuluh kabupaten di Kota Perai yang datang untuk berpartisipasi adalah kaum unggulan.Kabupaten Damai merupakan kabupaten termiskin dan terkecil di Kota Perai. Arjuna mendu
"Marsekal, Anda masih suka bercanda seperti dulu ....""Hormat kepada Yang Mulia Komandan! Selamat, Yang Mulia!"Sebelum Eshan selesai berbicara, Mois yang ada di sampingnya segera berlutut, kemudian mengucapkan selamat kepadanya dengan suara keras."Sekretaris Daerah, apa yang kamu selamatkan? Bodoh. Marsekal masih di sini." Eshan menundukkan kepalanya sambil memarahi Mois.Danis menepuk kepala Eshan pelan sambil berkata, "Kurasa kamu yang paling bodoh. Sudah bertahun-tahun berlalu, kamu sudah bertambah tua, tapi otakmu tidak bertambah besar.""Hormat kepada Yang Mulia Komandan!"Begitu Danis selesai berbicara, para prajurit yang menjaga Kota Perai berlutut. Suara mereka dalam memberi penghormatan kepada sang komandan sekeras dan sekuat guntur."Marsekal, maksudmu Eshan adalah komandan baru yang kamu tunjuk?"Kata-kata bodoh seperti itu akan membuatnya terlihat bodoh dan menyinggung Danis, tetapi Andi tetap bertanya.Karena dia benar-benar tidak dapat memercayainya. Dia benar-benar ti
Arjuna mengangkat tirai, lalu melihat keluar.Danis duduk di jok kusir, sementara Andi dan Firhan berdiri dengan hormat di samping kereta."Marsekal, Kabupaten Damai miskin. Makanan serta akomodasi tidak memadai. Kalau Anda tinggal di sini, itu akan menderita bagi Marsekal," kata Firhan.Kabupaten Damai merupakan titik hitam dalam hidupnya. Firhan tidak akan tinggal sekejap pun lebih lama.Ekspresi Danis menjadi muram. "Sebagai seorang prajurit yang bertugas, aku tidak bisa menderita sedikit?""Bukan." Andi menjadi pucat karena ketakutan, dia berulang kali memberi peringatan kepada Firhan dengan tatapannya.Danis adalah seorang prajurit. Jika seorang prajurit mengeluh tentang makanan dan akomodasi yang buruk, bukankah itu berarti dia takut mati?Sial, dia hampir saja terseret oleh Firhan."Marsekal, tentu saja Anda adalah orang yang paling tahan menderita di Dinasti Bratajaya. Kalau tidak, bagaimana Anda bisa memimpin Pasukan Serigala dan melindungi wilayah Bratajaya?"Setelah mendenga
"Arjuna, jangan salah paham. Meskipun aku tidak punya anak laki-laki, aku punya delapan belas anak perempuan. Aku pria normal. Kalau kamu tidak percaya padaku ...."Danis mengangkat tangannya, kemudian bersumpah atas nama putri-putrinya. "Kalau aku berbohong, tidak seorang pun putriku dapat menikah. Putri yang sudah menikah tidak akan melahirkan anak laki-laki."Pada saat ini, Arjuna merasa kasihan pada putri-putri Danis. Mana ada ayah seperti itu?"Kalau begitu kamu tidak masalah, kenapa kamu tiba-tiba melamun?""Apakah aku melamun? Arjuna, bukankah kamu seorang pelajar? Bagaimana kamu bisa tahu banyak tentang militer? Rasanya seperti kamu telah berperang sepanjang waktu."Danis tidak hanya tidak menjawab pertanyaan Arjuna, dia juga mengalihkan topik pembicaraan, mempertanyakan identitas Arjuna.Arjuna menatap Danis dengan tenang.Dasar pria tua licik.Tidak masalah, ini bukan pertama kalinya dia bertemu dengan pria tua yang licik."Bukankah kamu bilang aku seorang pelajar? Aku membac