Beranda / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Bab 223. BANG MADI MELAPORKAN

Share

Bab 223. BANG MADI MELAPORKAN

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 07:18:06

Resti dan Revina kini juga langsung menuju ke vila, jika hendak bertemu dengan kekasih mereka.

Bahkan saat ini pun mereka tengah dalam perjalanan menuju ke vila, yang menjadi markas baru Bara cs.

Jujur saja mereka kini merasa lebih nyaman, dengan kepindahan markas kekasih mereka. Karena sudah tak ada rasa was-was lagi, akan di datangi oleh pihak Graito cs.

Dan tentu saja suasana puncak yang sejuk dan hijau, sangat membuat mereka betah berlama-lama di sana.

Mereka berdua mendapat tugas membawakan suplai logistik makanan, dan juga keperluan vila setiap minggunya.Tentu saja Dimas memberi mereka anggaran yang cukup untuk itu.

Dengan mengendarai Fortuner milik Resti yang bagian belakangnya penuh dengan logistik, mereka melaju dan hampir sampai di markas.

Disamping hal tersebut, Marsha juga telah menghubungi pak Nala dan bi Tarni, untuk menanyakan kesediaan pak Nala dan bi Tarni bekerja menjadi supir dan asisten di markas baru Bara cs.

Keduanya langsung menjawab bersedia, mengingat k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 224. SERANGAN BALASAN OTW

    "Sebuah helikopter David. Namun kerugian yang di derita Graito, akan bernilai ratusan helikopter lebih David. Ditambah lagi dengan tekanan bagi mental dan emosi mereka. Karena target 'kejutan' kita adalah gudang senjata mereka..!" ucap Drajat mantap. Dia mengetahui persis di mana letak gudang-gudang senjata di markas Graito. Dan sepertinya Graito belum terpikir, untuk memindahkan lokasi gudang-gudang senjatanya itu. Senjata dan amunisi memang disimpan dalam gudang yang terpisah. Dan Drajat lebih memilih menargetkan gudang senjata, di banding gudang amunisi. Karena tentu saja nilai harganya lebih tinggi senjata dibanding amunisinya. Hingga kerugian yqng akan di derita Graito pun lebih besar! "Kenapa harus mengorbankan helikopter Paman..?" tanya Sandi tak mengerti. "Karena Graito pasti meneropong arah larinya helikopter kita setelah penyerangan. Dan pastinya juga akan ada pengejaran dari pihak mereka Sandi. Kita tentunya tak ingin markas kita diketahui oleh mereka," sahut Draj

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 225. LEDAKKAN DI SENJA HARI

    "Hmm. Jika demikian halnya, sulit bagi kita menekan mereka lagi Pandu. Saat ini gelang khusus yang mereka kenakan, sepertinya juga sudah tak berfungsi, atau sudah diganti. Tinggal satu saja 'gertakkan' yang bisa kita lakukan pada mereka. Yaitu, menarik jaminan atas diri mereka, dan menjadikan mereka buronan yang kabur dari penjara. Namun itu juga berarti resiko bagi kita, jika mereka nekat 'mengungkap' soal 'kompetisi gelap' yang kita selenggarakan di persidangan. Karena kita tak tahu sikap petinggi kepolisian yang sekarang menjabat. Apakah sama dengan petinggi sebelumnya yang bisa kita lobi atau berbeda. Keparat kau Bara..!! Seharusnya kumusnahkan saja kau sejak dulu sebelum tumbuh sayap seperti sekarang..!" seru sang Jendral naik darah, seraya memaki Bara.Ya, Graito kini berada dalam dilema, yang membuatnya sangat bingung, emosi, dan juga frustasi!Sementara sebuah helikopter muncul di keremangan senja. Tepat di atas kediaman sang Jendral. Nampak Dika seorang anggota Pasukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 226. AJI SENGGORO MACAN DAN MURKA

    Usai kerahkan auman 'Senggoro Macan'nya. Sang Jendral pun jatuh bersimpuh, dengan kedua dengkul menyentuh tanah. Dirinya merasa sangat lemas dan kehilangan, atas hancur luluhnya ratusan senjata-senjata yang berada di gudangnya. Nilai triliunan..? Itu sudah pasti beberapa triliun. Hanya saja bukan nilai harganya, yang membuatnya lemas dan seperti orang frustasi begitu. Tetapi karena banyak di antara senjata-senjata dalam gudang itu adalah senjata yang 'limited'. Alias senjata yang merupakan hasil pencarian dan pencapaiannya selama beberapa tahun, untuk mendapatkannya. Setelah hampir 10 menit bagai orang yang ditinggal mati kekasihnya. Akhirnya sang Jendral kembali bangkit. Matanya menyala-nyala penuh amarah dan dendam kesumat. 'Kalian harus membayar semua ini dengan lunas..! Bajingan kalian semua..! Akan kusebar Pasukan Harimau Besiku untuk mencari kalian..!' seru murka bathin Graito. Dia merasa sangat kecolongan dan dipermalukan saat itu oleh Bara cs. Tiada yang bisa menghibur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 227. BAHAYA MENGINTAI

    Drajat juga meminta Dimas, untuk menggembleng fisik dan mental para anggota Pasukan Super Levelnya itu. Sungguh kesebelas anggota pasukan itu lebih ngeri pada Dimas, dibandingkan pada Drajat. Entah karena pengaruh suasana hatinya yang tengah dingin, atau memang karena sifat gemblengan mantan anggota Kopassus itu, yang sangat keras dan menciutkan nyali. Hingga kesebelas anggota Pasukan Super Level itu, dibuat benar-benar di ambang batas daya tahan kemanusiaannya. Saat Dimas yang menggembleng mereka. Karena Dimas bagai berubah menjadi manusia tanpa ampun, jika sudah masuk menggembleng kesebelas anggota Pasukan Super Level itu. Seminggu di bawah gemblengan Dimas, serasa setahun lamanya bagi kesebelas anggota pasukkan itu. Sungguh berat dan mematikan, beruntung kesebelas anggota Pasukan Super Level itu adalah orang-orang pilihan. Karena mereka semua benar-benar berasal dari bibit unggulan. Latihan demi latihan berat itu pun akhirnya mampu mereka jalani, dengan tubuh serasa mati.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 228. BANG MADI KESAL

    "Baik Dewi. Aku percaya padamu, tapi untuk apa mereka mengawasi rumahku ya..?" tanya Dimas seolah pada diri sendiri. "Dewi mana tahu Mas Dimas. Hihihi," sahut Dewi tertawa geli, mendengar nada bingung Dimas. "Ohh..! Baik Dewi terimakasih infonya ya." Klik.! Dimas seperti tersadar dan buru-buru menutup panggilan. "Paman Drajat, sebaiknya Dimas bersiap pulang dulu sekarang," pamit Dimas pada Drajat, yang masih mengawasi latihan pasukannya. "Baik Dimas, terimakasih atas pelatihannya selama seminggu ini ya," ujar Drajat tersenyum gembira. Dimas beranjak menuju ke teras vila, di mana dilihatnya para sahabat sedang berkumpul di sana. "Apakah aku ketinggalan sesuatu..?" tanya Dimas tersenyum. "Mas Dimas, sudah selesaikah latihan khusus darimu buat pasukan kita..?" tanya Bara tersenyum. "Baru saja selesai subuh tadi Mas Bara. Tapi sepertinya aku harus pulang dulu siang ini ke Depok," sahut Dimas, seraya memberitahu rencana kepulangannya. Wah kebetulan Mas Dimas..! Kami juga hendak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 229. PENGINTAI BERAKTING

    "Baik Pak ... eh Mas David," Dewi berkata gugup dan tersenyum jengah, lalu keluar dari ruangan David. "Cantik juga bawaan Mas Dimas itu ya David," celetuk Gatot. "Hushh..! Dia sepertinya ada hati sama Dimas, Gatot," sergah David. "Semoga saja mereka jadian. Kasihan Mas Dimas ..." ujar Gatot, tak meneruskan ucapannya. "Semoga saja Gatot," sahut David cepat. Dia memaklumi ucapan Gatot. Karena dia juga sudah tahu tentang kisah Dimas dan Marsha. "Gatot, sebaiknya kita keluar saja dari kantor sekarang. Karena tentunya pengintai itu akan mengikuti kita. Nanti kita akan berhenti di tempat agak sepi, dan membereskan mereka. Karena cafe itu terlalu ramai dan mencolok mata," ujar David mengungkapkan rencananya. "Benar David! kita akan kejutkan mereka nanti..!" sambut Gatot setuju. "Gan. Sepertinya target kita sudah berada di dalam kantornya saat ini," ucap seorang pengunjung Cafe Tosca siang itu. "Benar Do, sekarang kita tinggal menunggu dia keluar dan mengikutinya," sahut temannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 230. FIRASAT SANG IBU

    "Ahh, Dimas. Akhirnya kau pulang Nak," sambut sang ibu, seraya memeluk Dimas. Retno terlihat kangen dengan putranya, yang telah seminggu berada di vila itu. Sesungguhnya Retno sangat cemas melihat kondisi tubuh Dimas, yang terlihat bertambah kurus belakangan ini. Dia juga pernah memergoki putranya itu kembali merokok di kamarnya. Hal yang semakin menguatkan dugaannya, bahwa ada sebuah masalah dan keresahan dalam jiwa putra tersayangnya itu. "Dimas baik-baik saja Ibu," ucap Dimas. Dan memang selalu kata itu yang kerap diucapkan Dimas pada ibunya. Karena Dimas juga tahu, jika sang ibu mencemaskan perubahan dirinya saat ini. "Salam Ibu," sapa Brian, seraya mencium tangan Retno. "Nah, kebetulan ada Brian. Langsung saja kalian makan bersama ya. Ibu sudah masakkan sop iga sapi kesukaanmu. Tadi Dewi mengabarkan pada ibu soal kepulanganmu Dimas," ujar sang ibu setengah memaksa. 'Ahh, pantas saja', bathin Dimas. Rupanya Dewi telah bertindak cepat, mengabarkan hal ini pada ibunya. Dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 231. INTEROGASI DIMULAI

    "Tak perlu Dewi. Andai kau tak berjodoh dengan Dimas, maka simpan saja cincin itu untuk kenangan. Namun ibu yakin kalian berjodoh, jika kamu sabar dan yakin Dewi. Ibu akui saat ini Dimas sepertinya sedang tidak stabil dan down. Setengah dari semangat hidupnya seperti hilang Dewi. Ibu minta tolong padamu untuk menemaninya dengan sabar. Semoga bersamamu semangat hidupnya akan kembali utuh," ucap Retno lembut, penuh harapan. "Baik Bu, Dewi akan mencobanya," ucap Dewi berjanji. Tok .. tokk..! "Ibu, Dimas berangkat dulu ke rumah Mas Bara ya," ucap Dimas, seraya mengetuk pintu kamar ibunya. "Dimas..! Sebentar Nak," seru sang ibu dari dalam kamarnya. "Ya Bu," sahut Dimas, otomatis dia menanti di depan kamar sang ibu. Klek.! "Dimas biarkan Dewi ikut bersamamu. Ayo Dewi, kamu ikut Dimas bertemu dengan sahabat-sahabatnya," ucap sang ibu dengan tegas, dan terkesan tak boleh dibantah oleh Dimas. "Tapi Bu, motor Dewi..?" tanya Dewi bingung. "Dewi, motormu biar di antar Dimas besok pagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20

Bab terbaru

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 339. DENDAM DAN RENCANA

    "Mas Bara. Janganlah terus menyalahkan dirimu sendiri. Kita semua melihat, itu adalah kejadian yang memang diluar kuasa kita untuk mencegahnya," ucap Dimas saat dia melihat Bara, yang termenung di teras seorang diri malam itu. "Kita harus membalas semua ini Mas Dimas..! Meluap emosiku dan tak tega rasanya. Setiap aku melihat Gatot, yang masih tak sadarkan diri sampai sekarang. Aku ingin membalas, tapi aku tak mau melibatkan kalian," ucap Bara, dengan mata mencorong penuh amarah. Ya, Gatot memang masih terkapar tak sadarkan diri hingga saat itu. Ibu dan adiknya Rani pun telah datang, dengan dijemput helikopter oleh Bara. Mereka memilih tinggal sementara waktu di markas, untuk merawat Gatot. Bi Tarni juga sangat telaten membantu mereka merawat Gatot. Sementara seorang Dokter juga selalu rutin datang dua hari sekali. Untuk memeriksa kondisi Gatot. Ya, Gatot memang bisa dikatakan dalam kondisi koma. Sementara secara perlahan, proses penyelarasan energi Mustika Taring Singa dalam di

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 338. PEMILIK PUSAKA LANGIT

    "Mulai ..!" Seth..! Seiring aba-aba yang diserukannya, Hong Chen melesat dengan tangan menyambar ke arah pusaka langit tersebut. Staaghs.! "Akhhs..!" Seth..! Tangan Hong Chen terasa bergetar dan tersetrum tegangan tinggi. Saat gagang cambuk berkilau keemasan itu terbentur oleh tangannya. Tangkapannya kurang tepat, cambuk terus berputar cepat sekali. Dia pun kembali melesat ke tepi cekungan, untuk mengatur tangkapannya kembali. "Hiahh..!" Swaappsh..!! Biksu Kian Long menghentakkan kedua tangannya, ke arah cambuk pusaka yang tengah berputar cepat itu. Seketika arus putaran cambuk pusaka bagai tertahan, oleh sebuah tenaga luar biasa yang tak kasat mata. Putaran cambuk pusaka itu menjadi lebih lambat, dan jelas sekali terlihat gagangnya. Dan saat sang biksu hendak melesat meraihnya, Seth..! Cepat sekali Chen Sang melesat ke arah cambuk yang nampak jelas itu. Melihat hal itu, biksu Kian Long melepaskan kembali energi penahan lesatan cambuk itu. Wrrrrrhhss...! Krrtz..! Krrtzzs

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 337. KEMUNCULAN PUSAKA LANGIT

    "Benar Guru. Sesuatu yang berharga pastilah banyak yang mengincarnya," sahut Chen Sang pelan. "Chen Sang, kita bermeditasi disini hingga 'pusaka' itu turun. Apapun yang akan terjadi nanti tetaplah bermeditasi, gunakan perisai tenaga dalammu saat badai datang. Hilangkan ambisi mendapatkan 'pusaka' itu, namun tetaplah berharap pada kemurahan-NYA," ujar sang Guru Tiga Aliran memberikan arahan terakhirnya pada Chen Sang. "Baik Guru..!" sahut Chen Sang patuh. "Dan ingat Chen Sang..! Saat badai mulai mereda, kita harus mengakhiri meditasi kita. Lalu berusahalah menggapai 'Pusaka Langit', yang telah melayang di atas pusat cekungan melingkar ini," sang Guru berbisik dengan suara pelan namun tajam. "Chen Sang paham Guru." Sosok guru dan murid itu akhirnya duduk bersila, lalu bermeditasi dengan posisi teratai. Selama 2 jam lebih sudah ke tiga sosok di tepian cekungan, yang berada di lembah pegunungan Kunlun itu bermeditasi. Hingga ... Scraattzz..! Jlegaarhhss..!! Sebuah kilatan besar

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 336. GERBANG NERAKA

    "Lapor Jendral..! Misi sudah dilaksanakan. Enam buah roket telah ditembakkan. Dan satu orang di antara mereka sepertinya sudah tewas Jendral..!" "Bara..?!" seru Graito bertanya."Maaf, bukan Jendral..!" sahut pelapor. "Lalu empat helikopter yang lainnya..?!" tanya sang Jendral, seraya menatap tajam sang pelapor. "Empat helikopter kita meledak hancur oleh pukulan Bara, Jendral..!" "Wesh..!" Praaghk..!! Sang pelapor pun langsung tewas di tempat, dengan kepala pecah. Di hantam pukulan bertenaga dalam sang Jendral. Dua orang lain di samping pelapor otomatis melangkah mundur seketika. Sadis..! "Keparat Bara..!! Kau selalu membuatku rugi..!" teriak kalap sang Jendral. "Mana Pandu..?!" seru sang Jendral, pada dua orang lainnya. Sepasang matanya mendelik berkilat kemerahan. "He-he-helikopternya juga jatuh Jendral." sahut seorang di antara mereka. "Dari sisi mana kalian menyerang..?!" "Da-dari arah depan markas Jendral."Braaghk..!! Kini meja teras yang lagi-lagi hancur oleh sepaka

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 335. LUKA PARAH DAN MUSTIKA

    "Bangsat kau Bara..!" Slaph..! Byaarshk..! Pandu melesat keluar dari helikopter yang hilang kendali tersebut. Bara melihat sosok merah keemasan melesat keluar, dari helikopter yang hendak hancur masuk ke lembah itu. 'Pandu..!' gumam bathin Bara. Namun saat dia hendak melesat mengejarnya, "Gatott..!!" samar-samar terdengar teriakkan keras para sahabatnya, menyeru nama Gatot di bawah sana. Bara pun urung mengejar Pandu, dan melesat kembali ke markasnya dengan secepat mungkin. Slaphh..! Taph..! Bara mendarat tepat di sisi para sahabatnya, yang telah berkerumun cemas pada kondisi Gatot. Nampak jelas kini oleh Bara, sosok Gatot yang tengah terkapar tak sadarkan diri. Dada Gatot nampak membiru, dengan darah mengalir dari mulutnya. 'Luka dalam yang teramat parah..!' bathin Bara sesak dan sedih sekali. "B-bara..! A-apa yang harus kita lakukan..?!" seru gugup bergetar Sandi. Dan semua sahabat pun kini menatap Bara, seolah menanti keputusan cepat dari Bara. Karena mereka semua tak a

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 334. SERANGAN DI PAGI HARI

    "Teh manis opo..? Gundulmu kuwi..! Bikin sendiri sana..!" seru bi Tarni sewot. "Ya Bibi, Gatot kan mau pulang nanti Bi. Bikinin ya, teh bikinan Bibi kan yang paling pas di lidah. Hehe," celetuk Gatot terkekeh. "Huhh..! Gombiall..!" sungut bi Tarni, seraya beranjak kembali ke dapur. Bara cs melanjutkan obrolannya, sambil makan gorengan buatan bi Tarni. Sungguh suasana yang menyenangkan di pagi itu. Namun...Wrrngg..! Wrŕenngg..!! Secara tiba-tiba dari ketinggian, turun dengan cepat 5 buah helikopter ke arah markas Bara. Kumpulan helikopter itu terbang dalam keadaan melintang berbaris. Pada ketinggian sekitar 80 meter di atas tanah, dengan sisi-sisi pintu nya telah terbuka menghadap ke depan vila. Nampak RPG-32 telah disiapkan pada posisi siap meluncur. "Tembak..!!" Pandu yang memimpin langsung penyerangan, langaung memberikan perintah tembak. Swassh..! Swaassh ..! ... Swaassh..!! Enam buah roket langsung melesat cepat ke titik target di markas Bara. "Awass..! Semuanya..!! Han

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 333. HARIMAU BETINA

    "Resti..!" Seth..! Tiba-tiba saja sosok Revina melesat masuk, dan memalang di antara tubuh Resti yang tertarik maju. Plakh.! ... Plakh..!!Dan Revina langsung menampar keras pipi Evan bolak-balik 3 kali. "Arrkksgh...!! Kurang ajar kau Rrevina..! Kau selalu menghalangiku..!" Evan berteriak keras kesakitan. Pipinya terasa panas berdenyar, dengan kuping berdenging, dan mulutnya terasa asin berdarah. Warna merah lebam segera menghias kedua pipi Evan, yang nampak mulai membengkak. "Kau yang Bajingan Evan..! Rupanya tempo hari aku kurang keras menghajarmu..!" seru Revina dengan mata membelalak marah, seraya menunjuk ke wajah Evan. "Hei.hei..hei..! Rupanya buruanmu galak juga Evan. Aku jadi ingin mencicipi keganasannya di ranjang..! Hahaaa..!" seru tergelak salah seorang dari teman Evan. Dan serentak kedua teman Evan itu berjalan mendekat ke arah Revina. "Resti..! Kau masuklah ke mobil. Biar kuhajar tiga pecundang ini..!" bisik tajam Revina pada Resti. "Hati-hati Vina..!" bisik Re

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 332. BERTEMU MUSUH LAMA

    "Bara memang brengsek..! Dia berkata dia adalah orang bebas..! Cuih..! Jangan harap..!" seru Freedy, mengungkapkan kekesalan hatinya. "Freedy, apakah benar Bara berkata begitu..?!" seru sang Jendral, yang mendengar seruan marah Freedy. "Benar Jendral." "Hmm. Pemuda licik itu benar-benar tahu posisinya saat ini Freedy..!" seru Graito. "Maksud Jendral..?!" seru Freedy kaget. Setelah mendengar sang Jendral seolah membenarkan ucapan Bara yang telah bebas. "Freedy, buka nalarmu..! Saat ini posisi kita dalam pengintaian pihak kepolisian. Dan aku mencurigai ada kerjasama antara pihak Bara cs dengan kepolisian, untuk menyelidiki serta membekuk kita. Karenanya kita tak mungkin mengajukan laporan pencabutan jaminan kita atas dirinya. Karena telah terjadi pergantian pejabat tinggi di kepolisian saat ini. Jika kita nekat melaporkan juga. Maka kemungkinan pihak kepolisian malah akan memeriksa kita, sehubungan dengan penjaminan yang kita lakukan. Benar-benar 'culas' si Bara ini..!" seru sa

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 331. MARKAS BARA CS DETECTED

    "Haishh..! Dasar wong gemblung.! Lagi bahas Non Marsha malah ngomongin makanan," sentak bi Tarni kesal pada Gatot. Segera ia melepaskan pelukannya dari Gatot, seraya mengusap air matanya. Lalu dia pun berbalik melangkah kembali ke dalam vila, tanpa menoleh lagi. Tentu saja bi Tarni hendak membuatkan masakan terenak, khusus buat 'tuyul dapur'nya itu. "Lho..?! Salah saya di mana Bi Tarni yang cantik..?" protes Gatot, sambil memasang wajah bingung.Ya, dibalik sikap jutek bi Tarni pada Gatot, sesungguhnya dia sudah menganggap Gatot bagai ponakannya sendiri. Para sahabat lainnya hanya tertawa saja, melihat adegan rutin cekcok Gatot dan bi Tarni itu. Mereka pun akhirnya berkumpul dan ngobrol di teras vila dalam suasana yang penuh kekeluargaan. *** Dua hari kemudian. Sang Jendral sedang termenung di 'ruang rahasia'nya. Tampak emas batangan bertumpuk-tumpuk membentuk sebuah gunungan setinggi 3 meteran. Beberapa brankas besi pun tampak berjajar, di sekitar ruangan yang luas tersembun

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status