"Baik Angga, inilah level ke 6 'Singa Memecah Langit'. Mohon agak menjauhlah sedikit lagi," sahut Pandu, seraya bergerak agak menjauh dari Angga. Perlahan Pandu memposisikan tubuhnya pada sikap kuda-kuda. Lalu terlihat Pandu menghisap udara dengan perlahan, namun terasa sangat panjang dan dalam. Pandu mulai lakukan gerak jurus perlahan, bak singa yang sedang menggeliat dari tidurnya. Namun sejatinya saat itu Pandu sedang mengolah hawa yang dihisapnya tadi. Lalu memompa keluar seluruh energi bathin dan tenaga dalamnya, hingga mengalir dan menguar di sekujur tubuhnya. Byaarshk..! Seketika sekujur tubuh Pandu diselimuti aura merah keemasan. Lalu ... Haauummrrhs...!! Pandu mengeluarkan auman dahsyat dari mulutnya, perbawanya sungguh menggetarkan dada dan nyali orang yang mendengarnya. Bahkan Angga tak urung sampai mengeluarkan perisai tenaga dalamnya, untuk menetralisir 'daya gempur' batin, akibat auman dahsyat Pandu. Lalu auman dahsyat itu disusul lompatan tinggi ke udara oleh P
Klik.! "Ya halo Bos." sahut Jojo. "Jojo..! Sudah sejauh mana persiapan gankmu dalam misi kali ini..?" tanya Samuel. "Sudah saya siapkan 25 orang terlatih, untuk menyambangi para pemilik saham tertinggi di perusahaan Bos," sahut Jojo. "Baik Jojo. Ingat..! Tidak ada kata gagal dalam misi ini..! Mengerti..!" "Baik Bos..! Pokoknya Bos terima beres saja nantinya." "Bagus..! Panteng terus ponselmu Jojo, karena aku hanya akan berkomunikasi denganmu..!" "Siap Bos..!" Klik.! *** Seminggu kemudian. Nampak sebuah Pagero Sport hitam terparkir, tak jauh dari sebuah rumah bertingkat dengan garasi besar di bagian lantai bawahnya. Garasi besar ini sepertinya lebih tepat dikatakan sebagai aula, karena cukup luas. Di bagian depan lantai atasnya ada sebuah simbol yang tak terlalu besar, tapi sangat 'eye catching', bagi orang-orang yang melintasi rumah bertingkat itu. Simbol itu berupa hewan berbentuk kadal, dengqn warna kombinasi hitam, emas, dan merah. Bagian tubuh hewannya secara kesel
Tugh..! Brughh..! Hanya dengan sentilan jari kelingkingnya, ke arah sisi leher Jojo. Maka tubuh kekar Jojo pun terkapar ambruk ke lantai, bagai sehelai kain. Ya, Bara baru saja mempraktekkan hasil latihan totokan jarak jauhnya dari Gatot. Dan hasilnya memang sesuai harapannya. Kini lantai aula makin basah, karena digenangi oleh air seni para anggota gank. Rupanya makin banyak anggota gank Salamander, yang ikut kencing di celana. "Kalian semua dengarlah..! Jangan ada lagi yang berpikir soal 'misi' intimidasi para pemegang saham 'Kharisma Group'..! Jika ada yang masih membandel, maka nasib kepalanya akan seperti ini..!" Wusshk..! Braalgghk...!! David berseru memperingatkan, lalu lontarkan pukulan jarak jauhnya ke arah dinding aula yang berjarak 5 meter darinya. Dinding tebal itu pun jebol dan ambyar, hingga menembus pemandangan di luar aula itu. "Hahhh...!!!" seruan kaget, tegang, dan ketakutan, kembali memenuhi ruangan itu. Dan genangan air seni di lantai pun bertambah meleba
"Hmm, Angga. Ada hal yang menyebabkan aku hanya bisa mewariskan sampai level keenam saja, dari aji 'Singa Langit'. Karena kunci rahasia level k-7nya adalah 'Mustika Taring Singa', yang hanya ada satu di dunia ini. Dan mustika itu kini berada dalam tubuh Pakde," Haryo akhirnya menjelaskan hal rahasia, yang tak pernah diceritakannya pada siapapun itu. Kecuali hanya pada tiga orang saja. Yaitu pada Graito, Pandu, dan baru saja pada Angga yang terakhir. "Ohh, begitu Pakde. Baik Pakde, Angga mengerti." "Angga, malam ini bulan terang sekali walau tak sebulat bulan purnama. Sebaiknya kau serap energinya, pergilah kau ke belakang rumah, dan bermeditasilah di atas batu tinggi di sana," Haryo memerintahkan muridnya itu. "Baik Guru," demikianlah keluwesan Angga, dia sangat paham kapan memanggil Haryo sebagai pakde, dan kapan memanggilnya guru. Namun ada hal mengerikkan dalam bathin pemuda dingin penuh 'ambisi' ini. 'Kini aku tinggal mencaritahu 'di mana' letak 'Mustika Taring Singa' itu
"Saya menolak diberhentikan, walau dengan hasil vooting sekalipun! Karena memang masa jabatan saya masihlah belum genap setahun. Dan masih ada kesempatan bagi saya. Untuk mendongkrak kembali nilai saham, dan juga dividen bagi para pemegang saham..!" sanggah keras Samuel. Sontak suasana rapat pun menjadi tegang dan memanas. David pun berdiri dari kursinya dan berkata, "Jika anda tak memiliki sangkutan dengan hukum. Kami para pemilik saham mungkin masih bisa mengerti, dan memberi kesempatan pada anda untuk terus mengelola perusahaan ini. Tapi anda banyak memilki 'urusan' dengan hukum pidana, yang harus anda selesaikan dalam waktu dekat ini Samuel..!" seru David. "Maaf David, bukankah anda sendiri seharusnya masih mendekam di penjara saat ini..?! Bagaimana bisa kamu hadir di dalam rapat ini..?!" sentak Samuel membalas. "Tentunya tak mungkin saya bisa keluar masuk penjara seenaknya Samuel. Ada pihak yang menjamin kebebasan saya. Sedangkan kehadiran saya disini juga sebagai s
"Donny, Jojo, masuklah kalian! Sekaranglah saat kalian bersaksi. Katakan dengan sejujurnya, seluruh isi ruangan mendukung kalian," ucap David tegas. "Baik," sahut keduanya. Mereka ikut melangkah di belakang David, kembali masuk ke ruang rapat. Mereka berjalan mendekat ke arah depan ruang rapat. Di mana jajaran Dewan Direksi berada. Dan satu-satunya wajah yang tak bisa menyembunyikan 'keterkejutan' yang teramat sangat, pastilah sudah bisa ditebak, Samuel..! Ya, Samuel bagai melihat 'raja mataram kuno' yang hidup kembali. Sepasang matanya terbelalak kaget dan gentar, mulutnya pun 'ternganga' tanpa suara. Lalu saat kesadaran Samuel menyadari, bahwa yang dilihat dan dihadapinya adalah kenyataan. Maka... "Ka-kalian berdua memang bajingan..!! Keparat..!! Pengkhianat..!!" Samuel reflek memaki Donny dan Jojo, dengan rasa marah tingkat Dewa. Kendali dirinya hilang..! Samuel merasa sangat 'putus asa' saat itu. Dan dia juga menyadari, jika segalanya sudah berakhir saat itu juga. Dan dari
'Hukuman Mati atau seumur hidup..!'Dan itu masih ditambah lagi dengan kasus percobaan pembunuhan oleh Samuel terhadap David, di dalam ruang RUPS LB tadi. Dan saksinya adalah seluruh orang yang hadir dalam RUPS LB tersebut! Maka sudahlah pasti, Samuel tak bisa lolos lagi dari jerat hukum! 'Selamat menikmati hidup sampai mati di penjara Samuel', itulah intinya bagi David. Karena dia percaya akan pengaruh Bara di seluruh lapas wilayah Jakarta. Sesuai dengan julukannya sebagai Sang Penguasa Wilayah. *** Tak terasa sebulan sudah Bara dan para sahabat telah 'menggembleng diri' di Sukabumi. Level kemampuan mereka kini sudah meningkat pesat, dari kemampuan sebelumnya. Baik dari sisi tenaga dalam maupun kematangan ilmu. Bahkan peningkatan level mereka sungguh 'mencengangkan' diri mereka sendiri. Ini terbukti nyata, saat mereka melepaskan pukulan jarak jauh mereka. Karena sebelum berlatih khusus, pukulan mereka hanya memiliki jangkauan kurang dari 10 meter. Kini bahkan rata-rata daya
"Bara, aku curiga pihak penyelenggara merencanakan sesuatu yang buruk, terhadap pertarungan perdanamu," ucap David serius. "Aku belum berpikir sampai ke situ David. Namun sebaiknya setelah kita kembali ke Jakarta besok, kita harus menyebar ke pos-pos misi kita semula," sahut Bara, seraya mengutarakan pendapatnya. "Benar Mas Bara. Dan sebaiknya aku secepatnya berangkat ke posko pengintaian kediaman jendral Graito di Bandung. Hatiku belum tenang jika belum berbicara dengan Paman Drajat di sana. Aku akan mencuri kesempatan, untuk bertemu dan bicara dengannya," ucap Dimas tegas. Mengutarakan keinginan yang sudah dipendamnya, sejak sebelum keberangkatan mereka ke Sukabumi. "Baiklah Mas Dimas. Tapi berhati-hatilah di sana ya. Karena kita tak tahu siapa saja lawan yang berada di sana, selain yang sudah di kabarkan oleh Sandi," ujar Bara mengingatkan. "Hati-hati disana ya Mas Dimas," ucap Marsha tersenyum lembut. "Baik Mas Bara, Marsha. Aku akan bertindak dengan hati-hati." "Hei..hei
Taph..! Tak salah memang Bara menjuluki Brian sebagai sahabat tercepat setelah dirinya, dalam hal ilmu meringankan tubuh. Bara pun terselamatkan dan langsung di bawa oleh Brian, ke tempat agak jauh dari arena pertarungan. Para sahabat pun berlesatan cepat menghampiri Brian, untuk melihat kondisi Bara yang masih tak sadarkan diri. Gatot langsung menotok beberapa titik di tubuh Bara. Untuk mempercepat dan memperlancar sirkulasi darah dan energi di tubuh Bara. Akhirnya, para sahabat memutuskan untuk meninggalkan area pertarungan final malam itu. Mereka pun berniat kembali ke kediaman Joseph, yang saat itu masih setia menanti mereka. Tampak wajah Joseph pucat pasi dilanda ketakutan, akibat merasakan kondisi alam yang tadi bagaikan hendak kiamat. Namun rasa cemasnya atas keselamatan Bara cs, membuatnya tetap bertahan menanti di posisinya. Sungguh orang yang tabah dan setia kawan si Joseph ini. Dimas dan Leonard memutuskan ikut ke rumah Joseph, setelah mereka melihat kond
Lengkap sudah tiga elemen langit, es, dan bumi menyatu..! Dalam satu badai gelombang power raksasa di sekitar Bara.Semua orang yang berada di sekitar arena pertarungan itu, mereka langsung bergerak secepat mungkin. Untuk menjauh dari lokasi pertarungan, yang bagaikan sedang dilanda kiamat itu. Bahkan dua helikopter yang tersisa di udara, mereka hanya bisa mengambil gambar itu dari jarak yang sangat jauh. Tentu saja mereka bergidik ngeri, setelah melihat dua helikopter rekan mereka yang sudah menjadi bangkai. Tanpa ada satu pun penumpangnya yang bisa selamat. Dengan saling menguatkan tekat. Keempat sosok lawan Bara secara bersamaan bergerak, menyerang dan menerjang..! "Hiyaahh...!! Haaurmmsh.!! Hiyaathh..!! Huuppsh..!!" Keempat sosok itu serentak melesatkan pukulan andalan mereka ke arah Bara. BLANNGGGKSHHZTT...!!!! Sebuah gelombang besar bak bola energi raksasa pun melesat deras ke arah Bara. Gelombang energi yang tercipta dari 4 serangan lawannya tersebut, terdiri atas berb
"Tembak..!" seru Dimas, saat dia melihat para sniper penyelenggara mulai menarget ke arah Bara. Splazth..! Splatsh..! ... Splatzh..! Dengan serentak para sniper Pasukan Super Level segera melesatkan pelurunya. Clakh..! Clakhs..! Clapsh..! Claksh..! ... Clakgssh..! Dan seluruh sniper pihak penyelenggara pun terhentak tewas, dengan kepala berlubang.! Karena memang mereka sudah dalam target para sniper Pasukan Super Level sejak tadi. Seth..! Sethh..! Sethh..! Sang Jendral, Freedy, dan Pandu, yang melihat Hong Chen sudah bergerak menyerang Bara. Akhirnya mereka semua pun ikut melesat, hendak menyerang Bara. Para sahabat yang melesat juga telah bersiap dengan ilmu pamungkas mereka masing-masing. Ajian 'Sayap Pembelah Langit' disiapkan oleh Brian, ajian 'Tendangan Halilintar Semesta' disiapkan Sandi, Gatot siagakan 'Jari Singa Neraka'nya, dan David juga telah menyiapkan ilmu 'Tapak Budha Mengguncang Langit' miliknya. Seth..! Sett..! Dimas dan Leonard juga tak mau ketinggalan, mere
Langit bagai terbelah, saat menyambar sebuah kilatan halilintar bercahaya keemasan ke arah tangan Chen Sang yang teracung. Dan nampaklah kini, betapa tangan kanan Chen Sang di selimuti cahaya keemasan yang berkeredepan menyilaukan. Sebuah cambuk dengan 3 lidah petir berkilat-kilat, dengan mengeluarkan bunyi tegangan listrik yang mengerikkan di udara. Krrtzzh...! Krttzzkh..!! Krrttzzsk..!!Bara melirik ke arah timer, yang menunjukkan pertarungan sudah berada di menit ke 21. 'Hmm. Apa boleh buat, ini terpaksa', bathin Bara resah. "KALIAN SEMUA YANG DI BAWAH..! MENYINGKIRLAH LEBIH JAUH..!!" seru Bara memperingatkan, dengan lambaran tenaga dalamnya, pada semua orang yang berada di sekitar arena. Seketika semua orang di bawah pun bergerak menjauhi garis batas arena. Hati mereka semua sama berdebar. Ya, mereka semua sangat sadar, kiranya puncak pertarungan final telah tiba. Dan 'Pukulan Dua Naga' pamungkas Bara pun di siapkan tanpa ragu lagi. "Hyaarrghks...!!" Blaatzhs..!! Blaatzks
"Terimalah ini bedebah.!" Byaarshk..!! Chen Sang berseru keras, seraya kembali meledakkan energi dalam dirinya. Kini nampak sosoknya berubah di selubungi cahaya hitam pekat kemerahan. Inilah ilmu gabungan, antara power Naga Bumi dan ilmu 'Badai Bumi Neraka'..! Byaarshk..!!Bara juga meledakkan 'power' dalam dirinya. Seketika sosoknya berubah menjadi dua warna yang berbeda. Nampak sebagian sisik tubuhnya berwarna emas di kanannya, dan sisik putih cemerlang kebiruan di sebelah kirinya. Kedua matanya mencorong, dengan warna merah menyala dan biru berkilau. 'Ahh..! Penyelarasan dua Mustika Naga..!' seru bathin Chen Sang terkejut. Walau dia sudah mendengar dari gurunya, soal pemuda yang sanggup menyelaraskan dua power Mustika Naga ini. Namun tetap saja hatinya merasa tergetar. Melihat keindahan sekaligus kengerian 'power', di balik sosok Bara itu. Namun tentu saja Chen Sang juga sangat yakin, dengan 'power'nya sendiri. Segera Chen Sang menerapkan ilmu 'Badai Neraka Naga Bumi'nya.
Slaph..! Slaph..! Hampir bersamaan dan dengan kecepatan yang setara, Bara dan Chen Sang kini telah saling berhadapan di tengah arena pertarungan yang luas itu. Keduanya masih dalam posisi melayang tak menyentuh tanah. Keduanya nampak saling tatap dengan pandangan tajam, dalam jarak sekitar 15 meter. "Apakah kau yang membunuh kedua adik seperguruanku..?!" seru tajam Chen Sang. "Maaf, adik seperguruanmu yang mana..?" Bara balik bertanya tenang. Karena dia memang tak tahu, jika Cin Hai dan Han Jian adalah adik seperguruan dari Chen Sang. "Si Kipas Neraka dan si Naga Terbang..!" seru Chen sang geram bukan main, melihat ketenangan Bara. 'Seolah tak bersalah saja kau bangsat..!' seru hati Chen Sang murka. Nampak 4 buah helikopter dari pihak channel khusus telah terbang mengudara, di empat titik mereka dalam bentuk 'plus' di empat sisi arena. "Ohh..! Si Tukang Kipas dan si Pendek Kekar itu. Iya aku membunuhnya, karena mereka berbuat onar di negeriku," sahut Bara tersen
"Hmm. Sepertinya ini akan memakan waktu agak lama. David, konfirmasikan saja waktu pasang pertaruhan khusus pada menit ke 25 pada para rekanan kita. Pada menit tersebut akan bisa ditentukan, aku atau Chen Sang yang akan tewas," ucap Bara. Sepasang mata Bara pun langsung terpejam, bathinnya berusaha membaca alur pertarungan yang akan terjadi nanti malam. "Baraa..! Kau harus memenangkan pertarungan nanti malam, sobatku!" seru Sandi terkejut waswas, mendengar ucapan terakhir Bara. "Kau pasti menang Bara..! Jangan ragu untuk menghabisi lawanmu nanti malam!" seru Gatot yakin. 'Andai sampai kau kalah, maka aku juga akan turun arena dan menghabisi Graito..! Dialah biang kerok dari semuanya ini!' bathin Gatot bertekad."Mas Bara.! Kau harus memenangkan pertarungan nanti..!" seru Brian serak, dia sangat terkejut mendengar ucapan terakhir Bara yang sangat dikaguminya itu."Baik akan ku infokan waktu pasang taruhan itu pada seluruh rekan kita. Aku percaya padamu Bara..!" seru David mantap.
"Bara! Sebentar lagi aku landing di bandara A.A. Bere Tallo." "Ahh..! Kau merepotkan diri untuk datang Leonard. Kali ini sepertinya akan berbahaya Leonard. Apakah Marsha kau bawa serta..?" "Tidak ada alasan bagiku untuk tak berada di sisimu, saat kalian menghadapi bahaya. Tidak Bara, Marsha tak kuijinkan ikut, walaupun dia memaksa," sahut Leonard mantap. "Syukurlah Marsha tak ikut serta. Baiklah Leonard. Kau sudah datang, maka Brian akan menemuimu. Brian akan menunjukkan hotel, di mana Mas Dimas dan Pasukkan Super Level akan menginap. Untuk sementara kau bisa menempatinya, sambil menunggu Mas Dimas datang tak lama lagi," ujar Bara lega, mendengar Marsha tak ikut serta. Bara pun memberi arahan pada Leonard. "Baik Bara, aku mengerti." Klik.! "Brian kau berangkatlah sekarang juga ke pintu keluar Bandara. Untuk menyambut Leonard. Antarkan dia ke hotel tempat Mas Dimas dan Pasukkan Super Level akan bermalam. Dan temani dia hingga Mas Dimas datang, lalu kau kembalilah ke sini," uj
"Wah..! Mantap Norman..! Kau memang pandai menangkap angin surga rupanya! Hahaa..!" David merasa senang atas pasrtisipasi Norman, dalam rencana Bara cs menghabisi 'bisnis' sang Jendral. "Hahaaa..! Baik David, sementara itu dulu yang bisa kupertaruhkan saat ini. Jika ada rejeki mendadak, maka pasti akan kutambahkan taruhanku." Klik.!"Semuanya. Norman telah menyiapkan dana 9 triliun untuk bertaruh besok," ujar David, dengan wajah berseri. "Wah..! Sepertinya Graito akan nangis darah bila mengetahui hal ini. Hehe," Dimas menimpali. "Bukan hanya nangis darah Mas Dimas. Tapi nangis sambil bugil dia, kayak ODGJ baru..! Hahaha..!" timpal Gatot tergelak. "Mantap David..! Hehehe..!" seru Bara senang, seraya terkekeh mendengar celotehan para sahabatnya. Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.! Ponsel Bara kembali berdering. Klik.! "Ya Andrei." "Bara, aku mendengar dari Tuan Winston, kalau dia ikut bertaruh atas kemenanganmu di kompetisi internasional itu. Apakah aku boleh ikut bertaruh atas keme