Wushh..! Weshh..! Baghhk..! David melentingkan tubuhnya ke atas dengan cepat, setelah dia melumpuhkan satu lawannya. Dan dia pun langsung membagikan tendangan dan pukulan bertenaga dalamnya dari udara ke arah kepala kedua lawannya. Wukhs..! Wesshk..! Kedua lawannya yang masih dalam keadaan terkesima, menatap rekannya yang tak sadarkan diri segera melakukan gerakan mengelak. Kragghk..! Klasshk..! Namun mereka terlambat, tendangan David mengenai telak kepala lawannya hingga tengkorak kepalanya retak dan tewas seketika. Sedangkan pukulannya ke arah kepala lawan satunya meleset dan mengenai pundak orang itu. Namun walau meleset, tetap saja rasa ngilu, pegal, dan sesak dirasakan oleh lawannya itu. Kini mereka hanya tinggal 'one by one' di halaman dalam dekat gerbang vila itu. Lawan David itu pun menjadi nekat, kali ini dia menghimpun seluruh tenaga dalamnya. Kedua otot tangannya pun menegang keras dan bergetar. "Hiahh..!" Wesshk..! Lalu dengan gerakan cepat dia menerjang ke
"Wah..! Berkelas sekali mobilnya Mas Bara," ucap Marsha kagum, dia memang penyuka barang-barang klasik."Keren juga mobilnya Mas Bara," timpal Clara, melihat mobil antik yang masih mulus dan terawat itu."Hehe. Itu mobil warisan dari Kakek. Marsha, Clara, silahkan naik saja. Pak Tono, hati-hati di jalan ya," sahut Bara terkekeh, seraya berpesan pada supirnya itu."Baik Mas Bara," sahut Tono."Kami pulang dulu Mas Bara," ucap Marsha tersenyum, sambil melambaikan tangannya bersama Clara dari dalam mobil.Bara tersenyum membalas lambaian mereka, dan akhirnya mobil yang dikemudikan pak Tono itu pun menghilang di balik pagar rumahnya.Kini rasa sunyi kembali merayapi hati Bara,'Ibu, Ayah. Semoga kalian tenang di sana', bathin Bara. Entah untuk yang keberapa kalinya hari ini. Hati Bara selalu mengucapkan harapan dan doanya bagi kedamaian kedua orangtuanya itu, di tengah rasa sepi dan kehilangannya.Tutt ... Tuttt ... Tuttt.!Ponsel bara berdering, 'Resti memanggil'.Klik."Ya Resti.""Mas
Tin..! Tinn..!David membunyikan klakson di depan gerbang rumahnya, segera saja Ato sang satpam membukakan gerbang pagar rumah bagi tuan mudanya itu."Itu Dave Ko pulang Mah," ucap Revina pada Vivian. Serentak mereka menoleh dan tersenyum ke arah David, yang terlihat melambaikan tangannya pada mereka berdua.Ya, Revinda dan Vivian memang tengah sibuk menyiapkan angpao di teras rumah."Halo Mah, Revi. Maaf agak terlambat pulang, jalanan dari puncak dan lepas tol agak macet tadi," sapa David tersenyum pada keduanya."David, sebaiknya kau bantu Revina di sini menyiapkan angpao untuk besok. Mamah mau ke belakang dulu membantu Bi Mely dan yang lain, menyiapkan kue-kue untuk besok," ucap Vivian tersenyum senang, melihat David telah pulang dan bisa membantunya mempersiapkan perayaan besok. Dia pun beranjak meninggalkan teras menuju dapur."Baik Mah." sahut David patuh."Bagaimana Dave Ko, apakah berkas dan rekening Dave Ko sudah diambil..?" tanya Revina."Sudah Revi, berkas dan rekening suda
Sementara di kamar pribadinya.Samuel kini menggunakan gigi palsu permanen di bagian gigi atas depannya. Akibat tiga buah giginya tanggal 'dihajar' oleh orang bersarung kepala, di vilanya tempo hari.Dia juga tak berani menghubungi Marsha, karena dia berpikir Marsha telah diculik bahkan mungkin dibunuh oleh kedua penjahat bersarung kepala itu.Terakhir kali dia memang hanya bisa melihat Marsha yang sedang diseret, oleh seorang dari penjahat tak dikenal itu. Samuel juga mendengar suara meminta tolong Marsha padanya, dengan nada penuh ketakutan.Samuel berpikir tentulah kedua penjahat itu mengincar Marsha dan bukan dirinya. Karena dia merasa tak kehilangan apapun di kamar vilanya itu, dan hanya Marsha yang dibawa pergi oleh kedua penjahat itu.Dan Samuel sendiri baru bebas dari ikatan tubuhnya di kursi keesokkan harinya, saat penjaga vilanya datang dan curiga melihat pintu vila yang terbuka lebar pagi harinya.'Pasti Marsha memiliki masalah, dengan orang yang menyuruh kedua penjahat itu
Ya, ajian tertinggi yang dikeluarkan Dirga selama ini adalah aji 'Rajeg Wesi', yang dikombinasikan dengan jurus 'Trenggiling' miliknya. Sehingga dari situ lahirlah julukan 'Trenggiling Siluman' yang melekat pada dirinya.Aji 'Rajeg Wesi' sendiri adalah semacam ilmu kebal, yang membuat seluruh tubuh Dirga menjadi keras bagai besi dan kebal bacokan senjata tajam, bahkan tahan oleh lesatan peluru sekalipun.Dan jika ajian itu dikombinasikan dengan jurus Trenggiling miliknya, maka hasilnya akan sangat mencengangkan. Karena dengan kombinasi itu, Dirga mampu membuat semua lawan-lawannya tewas dengan tubuh berlubang-lubang. Bagai di bor dengan mata bor baja sebesar tangan, kaki, bahkan kepala Dirga. Ngeri..!Untuk tenaga dalam, masih belum ada taksiran pasti dari kekuatan puncak tenaga dalam si Dirga ini. Dia begitu pandai menyembunyikan kekuatan tenaga dalam yang sesungguhnya. Yang pasti selama pertarungannya di level Area, Dirga sama sekali belum pernah terlihat mengeluarkan tenaga dalam p
"Kenapa hanya Marsha..?" tanya Bara seperti pada dirinya sendiri."Itulah yang membuatku bingung Bara. Apakah karena Marsha telah memenangkan taruhan 1 triliun itu, atau ada hal lainnyakah..? Aku benar-benar dibuat bingung dalam hal ini Bara," sahut David, yang juga bingung sendiri."Namun apapun itu, sebaiknya kita mulai menjaga Marsha sebisa mungkin David.""Benar Bara. O iya, ada satu hal lagi Bara. Para penghadang itu mengenakan seragam hitam dengan simbol Harimau Besi di dada kiri pakaian mereka Bara," cetus David, teringat akan hal itu."Hmm. Harimau Besi ya. Lalu senjata api jenis apa yang mereka pakai David..?" gumam Bara bertanya."Aku kurang paham dalam hal itu Bara. Aku ragu saat hendak mengambil salah satu senjata api itu sebagai bukti. Tapi sepertinya itu termasuk senjata otomatis Bara," sahut David."Hmm. Aku akan coba menyelidiki ini lebih lanjut David. Sepertinya ada sesuatu yang perlu kutanyakan pada warga sekitar tempat tinggalku nanti," ujar Bara.Ya, Bara seperti m
"Mas Bara, apakah David sudah cerita sama Mas soal kejadian di vila waktu itu..?""Iya Marsha, dia sudah cerita padaku kemarin di rumahnya. Yang aku herankan kenapa kamu bisa di jadikan target oleh mereka Marsha..?""Aku sendiri tak tahu Mas Bara. Dalam beberapa hari terakhir ini Marsha juga terus berpikir dan bertanya-tanya soal itu Mas.""Ahh..! Marsha, sebaiknya untuk sementara waktu kau jangan tinggal di rumah dulu. Sepertinya mereka dan kelompoknya akan terus berusaha mencari dan menculikmu, entah dengan alasan apa.""Sepertinya memang sebaiknya begitu Mas Bara. Marsha sendiri sudah memutuskan untuk berhenti dari profesi yang Marsha geluti selama ini. Marsha akan ikut bisnis Mas Bara dan David saja nantinya ya. Hehe.""Hahaa, Marsha. Aku dan David saja belum berfikir ke arah bisnis saat ini. Statusku dan David kan masih narapidana saat ini. Walau kami bebas pergi kemana kami suka, tapi tetap saja kami belum bebas sepenuhnya dan masih terikat oleh pihak penyelenggara kompetisi.""
"Wahh..! Bener banget Bang Bara..! Kayaknya itu memang gambar harimau dengan warna silver seperti besi. Ya, gambar harimau benar itu bang..! Kok bang Bara bisa tahu ya..?" seru Panjul membenarkan Bara, seraya bertanya heran. "Terimakasih Bang Panjul, jika benar itu gambar harimau besi berarti dugaan saya tak salah. Soalnya ada kejadian lain yang melibatkan kelompok berseragam hitam ini Bang Panjul," ucap Bara.Dan misteri di benak Bara 'agak' menjadi terang kini, bahwa kelompok yang menyerang rumahnya dan yang hendak menculik Marsha, adalah kelompok yang sama. Harimau besi..! Bara segera menghabiskan kopi susunya, dia hendak mencari keterangan lebih jelas soal kelompok 'Harimau Besi' ini. "Bang Bara. Saya curiga dengan dua orang yang selama belakangan ini selalu datang ke warung kopi saya Bang. Mereka berdua seperti mengawasi rumah Bu Marini setiap harinya. Dan pagi sebelum kejadian mereka juga datang ke warung saya seperti biasa.Lalu dia menghubungi seseorang saat melihat ada ban