Mereka berpikir jika Shakira adalah gadis lemah, namun mereka salah. Karena ucapan Shakira tersebut memicu para preman untuk kembali menyerang membabi buta.
"Kalian semua jangan beri dia kesempatan untuk menghirup udara sampai besok. Habisi sekarang juga!" perintah ketua preman kembali membuat anak buahnya menyerang Reyhan dan juga Shakira.
Baik Reyhan atau pun Shakira melakukan perlawanan dengan sisa kemampuan yang mereka miliki. Tapi kondisi Reyhan yang mengalami cidera membuat tubuhnya berkali-kali ambruk ke lantai.
Sedangkan Shakira terlihat kesulitan mengatasi para preman itu, karena kondisi Reyhan yang cidera. Tiada henti para preman itu menyerang seperti ingin membunuh mereka berdua. 'Mereka seperti bukan preman sembarangan. Siapa mereka sebenarnya?' batin Shakira.
Saat pertarungan itu terjadi, entah dari mana datangnya beberapa orang dengan membawa motor gede menghampiri area perkelahian. Tanpa aba-aba mereka yang baru saja datang langsung menyerang para preman dengan tak kalah brutalnya. Seperti sudah terkomando sebelumnya.
Dalam hitungan menit beberapa preman itu sudah terkapar di lantai aspal dengan kondisi babak belur. Sedangkan Shakira yang masih berusaha melakukan perlawanan tidak sempat memperhatikan siapa yang datang menolongnya.
"Kamu kira kamu sudah menang? Jangan mimpi!" ucap ketua preman itu seakan tak terima dengan kekalahannya.
Terlihat dengan susah payah mereka semua bangkit dan bersiap untuk menyerang kembali. Tapi sebuah tendangan kuat kearah sang ketua preman membuat mereka semua saling pandang dan mundur secara bersamaan. Terlihat wajah ketakutan dari para preman.
'Bukankah dia orang dari organisasi Perlindungan? Ternyata organisasi itu sudah bergerak lebih dulu.' batin ketua preman yang melihat siapa orang yang baru saja menendang dadanya dengan begitu kuat.
"Kamu tidak apa-apa kan, Baby?" tanya orang yang baru saja datang menghampiri Ara dengan penuh rasa khawatir.
Ara menggeleng walau ia merasakan nyeri di dadanya, mata Ara melihat kearah Reyhan yang masih kesulitan untuk berdiri. "Aku akan membantu Rey dulu, kak." ucap Ara yang di angguki lelaki muda itu.
Sedangkan lelaki muda itu menatap tajam kearah sang ketua preman, dari tatapan mata itu tersirat amarah yang begitu kuat seolah ingin melenyapkan ketua preman itu dari muka bumi.
Sedangkan Ara berlari mendekati Reyhan dan membantunya bangun lalu memapah tubuh Rey untuk mendekati motornya. Sedangkan orang yang di panggil 'kak' oleh Ara, sekilas tersenyum kearah Shakira. Lalu kembali melihat kearah orang yang ada didepannya.
"Kalian berani berbuat onar di sini? Kalian pikir berapa lapis nyawa kalian? Sehingga berani berbuat kerusuhan di wilayah ini. Dan lagi, kalian telah salah berani melukai calon istriku." desis lelaki muda itu dengan tatapan tajamnya seakan tidak ada ampun untuk mereka yang berani melukai Shakira.
Mendengar ucapan lelaki muda itu membuat mereka sangat ketakutan, bahkan mereka saling pandang memberi kode untuk segera meninggalkan lokasi. Sebegitu menyeramkan melihat lelaki muda yang kini berada didepan mereka. Lebih menyeramkan dari ancaman bos yang menyuruh mereka jika mereka gagal melaksanakan tugas.
Tidak ingin menjadi santapan lelaki muda yang kini ada di hadapannya, para preman itu dengan cepat segera meninggalkan lokasi. Bagi mereka saat ini menyelamatkan diri lebih penting dari pada terus melanjutkan perkelahian yang sudah jelas siapa pemenangnya.
Apalagi lelaki muda yang mereka ketahui adalah lelaki tak tersentuh ada di tempat itu, membuat para preman memilih untuk kabur tanpa berhasil melaksanakan tugas.
"Sebenarnya mereka siapa, Rey? Kenapa mereka menyerang kita?" tanya Ara sambil memapah Reyhan.
"Aku juga nggak tahu." jawab Reyhan. Karena memang dirinya tidak tahu siapa mereka.
"Biar aku saja yang memapahnya, Baby." ucap lelaki muda yang tadi menolong mereka. Lelaki itu mengambil alih tugas Ara memapah Reyhan.
Ara yang mendengar ucapan lelaki muda itu pun melepaskan tangannya yang memapah Reyhan dan membiarkan lelaki yang ia panggil kak untuk menyelesaikan tugasnya. Lalu Ara berjalan ke arah motor Reyhan bersiap untuk memakai helm-nya.
"Baby, tunggu!" teriak lelaki muda itu menghentikan Shakira saat melihat Shakira bersiap untuk menaiki motor.
"Apa kak?"
"Aku yang akan mengantarmu pulang." ucapnya.
"Nggak perlu kak, aku bisa sendiri." ucap Shakira.
"Tidak ada bantahan, Baby." ucap lelaki muda itu memberi penekanan di setiap kata-katanya.
Lalu lelaki muda itu menyerahkan tubuh Reyhan pada orang-orang yang ada di situ, yang tidak lain adalah anak buahnya. Lalu ia berjalan mendekati Ara yang terlihat cemberut. "Kamu adalah calon istriku, bagaimana bisa aku membiarkan orang yang aku cintai pulang sendirian setelah kejadian ini." ucap lelaki itu setelah berada di samping Shakira.
"Keselamatan kamu lebih penting dari segalanya, baby." ucap lelaki muda itu sambil memberikan tatapan lembut pada Shakira.
"Kalian! Antar Rey ke dokter. Pastikan kondisi dia aman sampai rumah sakit." perintah lelaki muda itu pada anak buahnya.
"Baik, bos Arka." jawab mereka kompak atas perintah lelaki muda yang ternyata bernama Arka itu.
Bersambung ...
Reyhan terlihat sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit sambil bermain ponsel. Walau ada luka lebam di wajah dan juga luka ringan di bagian tubuhnya yang lain, namun sepertinya Reyhan terlihat baik-baik saja. Terbukti dia masih bisa tertawa bahagia saat melihat video lucu di ponselnya.Sebenarnya Reyhan bisa saja langsung minta pulang, namun dokter tidak mengijinkan sebelum orangtuanya datang. Apalagi saat dibawa ke rumah sakit, Reyhan masih memakai seragam sekolah. Pasti Dokter yang menanganinya mengira jika Reyhan terlibat tawuran antar pelajar. Sedangkan dokter di rumah sakit tersebut mengenal baik siapa orangtua Reyhan."Wuih, bisa-bisanya sudah babak belur gitu masih tertawa bahagia." ujar Benny yang baru saja datang bersama 2 sahabatnya yang lain yaitu Bagas dan Alex memasuki ruangan dimana Reyhan di rawat saat ini. "Sepertinya kamu sangat menikmati empuknya ranjang rumah sakit." ejek Benny dengan gaya khasnya.Mendengar suara para sahabatnya datang,
Serly dan para sahabat Reyhan yang masih ada didalam ruangan itu terlihat masih sangat penasaran akan siapa yang sudah menyerang Reyhan dan juga Ara. Padahal yang mereka tahu, hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Mereka saling menebak siapa dalang dibalik penyerangan itu terjadi. Bahkan raut wajah Serly terlihat sangat cemas akan keadaan Reyhan yang sudah babak belur karena kejadian tersebut. Apa mungkin ini tawuran antar pelajar seperti dugaannya sebelum dia tiba di rumah sakit?"Jadi sebenarnya siapa yang sudah membuatmu sampai babak belur begini sih, Rey?" Serly terlihat begitu khawatir dengan kondisi anak sewata wayangnya itu. Sampai-sampai dia memeriksa setiap inci dari tubuh anaknya tersebut. Serly takut kalau-kalau ada cidera serius yang dialami Rey.Walau dokter sudah mengatakan jika tidak ada yang serius dengan luka di tubuh Rey. Namun Serly seperti orangtua pada umumnya yang belum percaya jika tidak memeriksanya sendiri."Atau
Hari sudah berlalu begitu cepat, setelah kejadian penyerangan preman beberapa hari yang lalu. Kini Reyhan sudah kembali bersekolah seperti biasa. Sebelumnya Reyhan memang ijin tidak masuk karena beberapa luka lebam yang dideritanya. Walau karena hal itu, Rey jadi bertanya-tanya siapa dalang dibalik penyerangan itu terjadi. Namun Rey bersikap seolah itu bukanlah hal besar yang harus membuatnya takut. Anggap saja ini sebagian dari resiko yang harus dia ambil sebagai seorang hacker. Diawal Rey menerima job dari Andi, dari itu juga teror mulai bermunculan. Mulai dari teror surat kaleng, ancaman melalui email yang masuk, hingga penyerangan preman tempo hari. Itu semua semakin menguatkan kecurigaan Rey bahwa semua yang dialaminya akhir-akhir ini pasti ada hubungan dengan Andi. Dari yang awalnya Rey menduga bahwa orang-orang itu adalah suruhan Andi, hingga kecurigaan mengarah bahwa orang-orang itu bisa jadi suruhan musuh Andi yang menginginkan data yang sama s
Matahari mulai meninggi, tapi seorang pemuda masih asyik dengan selimut dan bantal di atas ranjang kamarnya. Bias cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamarnya seakan tidak mampu untuk membangunnya. Ia terlihat masih enggan meninggalkan mimpi indahnya saat ini. Hingga suara ponselnya yang berbunyi beberapa kali menyadarkan pemuda itu dari tidurnya yang terlalu nyenyak."Siapa sih pagi-pagi gini mengganggu tidurku?" Gumamnya dengan suara serak khas orang bangun tidur. Ia pun meraih ponselnya di atas meja kecil yang ada di samping ranjangnya."Hallo,""Cepat bangun woy! Udah jam berapa ini?" ucap seseorang di seberang sana dengan suaranya yang keras sehingga membuat pemuda itu menjauhkan ponselnya dari telinga."Memangnya ada apa? Masih ngantuk nih." tanyanya dengan nada malas, karena baginya memejamkan matanya kembali akan terasa lebih nikmat saat ini ketimbang melakukan aktivitas yang lain. Mengingat jika tadi malam ia harus begadang sem
Ketiga sahabatnya itu saling pandang lalu kemudian tergelak tawanya. Mereka semua tahu bagaimana Reyhan sangat patuh pada mamanya. Jadi tidak heran jika Reyhan melakukan pekerjaan sampingan itu tanpa sepengetahuan dari sang Mama.Perlu di ketahui jika Reyhan adalah ahli komputer dan juga programmer. Ia mampu menemukan orang yang sulit di cari sekalipun asal orang itu masih menggunakan jasa internet. Kemampuannya tidak perlu di ragukan lagi, kehebatannya tak lepas dari pengaruh papanya yang juga ahli dalam bidang yang sama.Dari kecil Reyhan sudah terbiasa dengan benda yang bernama komputer atau sejenisnya. Bahkan karena hal itu juga membuat Reyhan sangat menyukai bidang komputer. Dengan mendapat bimbingan langsung dari papanya, membuat keahlian Reyhan sudah setara dengan hacker dan programmer profesional."Sorry, aku tadi hanya khawatir saja. Kamu tahulah bagaimana perjuangan Alex demi bisa mendapatkan proyek ini." ucap Benny menepuk bahu Reyhan.&nbs
Pagi itu seperti biasa Reyhan menjemput Shakira (Ara) untuk berangkat sekolah bersama. Kedekatannya dengan Shakira sempat menjadi topik hangat di sekolah yang mengira bahwa mereka adalah pasangan kekasih."Ara, tuh bodyguard kamu selalu ngikutin kita terus. Apa nggak capek?" tunjuk Reyhan pada kaca spion motornya yang memperlihatkan sebuah mobil yang selalu mengikuti mereka kemanapun mereka pergi."Abaikan aja, kamu tahu sendiri gimana kak Arka." jawab Shakira seakan tak peduli."Cie, yang di kawal calon suami." goda Reyhan.Bugghh!!Sebuah pukulan mendfarat di punggung Reyhan, sehingga membuat Reyhan oleng saat membawa motornya. "Dasar gadis bar-bar. Bisa nggak sih nggak perlu pakai mukul? Lagi dijalan ini." ucap Reyhan."Bisa nggak sih nggak perlu bawa-bawa calon suami? Dia itu bukan calon suamiku." jawab Shakira kesal.Reyhan justru tertawa melihat amarah Shakira. "Nggak usah ngelak, jodoh nggak ada yang
Jam pelajaran telah usai, kini Reyhan bersiap untuk pulang. Ia terlihat menunggu seseorang di tempat parkir motor yang di sediakan pihak sekolah. Tidak lama kemudian terlihat Shakira berjalan menghampirinya. "Dasar lamban." gerutu Reyhan sambil menyodorkan helm kearah Shakira."Cerewet. Ayo jalan." jawab Shakira (Ara).Reyhan hanya tertawa mendengar nada perintah dari Shakira. Gadis cantik namun galak yang menjadi sahabat dekatnya itu memang selalu seperti itu. Tidak ada sisi feminimnya sama sekali, apalagi sisi manja seperti gadis pada umumnya."Latihan kan hari ini?" tanya Reyhan."Hem.""Ok."Reyhan mulai menyalakan mesin motornya, lalu dengan cepat melesat meninggalkan halaman parkir sekolah. Seperti biasanya mereka akan ke tempat latihan taekwondo, kegiatan itu sudah menjadi rutinitas yang mereka lakukan hampir setiap hari.Di saat sedang berada di jalanan yang sepi. Di belakang Reyhan muncul beberapa moto