Jam pelajaran telah usai, kini Reyhan bersiap untuk pulang. Ia terlihat menunggu seseorang di tempat parkir motor yang di sediakan pihak sekolah. Tidak lama kemudian terlihat Shakira berjalan menghampirinya. "Dasar lamban." gerutu Reyhan sambil menyodorkan helm kearah Shakira.
"Cerewet. Ayo jalan." jawab Shakira (Ara).
Reyhan hanya tertawa mendengar nada perintah dari Shakira. Gadis cantik namun galak yang menjadi sahabat dekatnya itu memang selalu seperti itu. Tidak ada sisi feminimnya sama sekali, apalagi sisi manja seperti gadis pada umumnya.
"Latihan kan hari ini?" tanya Reyhan.
"Hem."
"Ok."
Reyhan mulai menyalakan mesin motornya, lalu dengan cepat melesat meninggalkan halaman parkir sekolah. Seperti biasanya mereka akan ke tempat latihan taekwondo, kegiatan itu sudah menjadi rutinitas yang mereka lakukan hampir setiap hari.
Di saat sedang berada di jalanan yang sepi. Di belakang Reyhan muncul beberapa motor gede yang sepertinya itu dari club motor atau sejenisnya. 'Sepertinya ada yang tidak beres dengan geng motor di belakang. Apa mereka sedang mengikutiku?' batin Reyhan.
Reyhan memang menyadari semenjak keluar dari sekolahnya, beberapa motor itu selalu ada di belakangnya. Awalnya Reyhan tidak begitu peduli, tapi saat di tempat sepi seperti ini geng motor itu semakin mendekatinya. Bahkan dengan berani menghadang Reyhan di depannya.
"Ara, sepertinya kita akan berolahraga sebentar." ucap Reyhan.
"Aku tahu." jawab Ara.
Reyhan dan Shakira turun dari motor. Mereka berdua melepas helm dan meletakkannya di atas motor. "Kalian siapa? Kenapa menghalangi jalanku?" tanya Reyhan.
"Kamu tidak perlu tahu siapa kami. Cukup serahkan saja data itu." gertak salah satu dari mereka.
Reyhan tersenyum mengejek. "Data apa maksud kalian? Aku tidak mengerti."
"Jangan banyak bicara. Cepat serahkan saja data itu pada kami. Kalau tidak ..."
Bukannya takut, Reyhan mengangkat sebelah alisnya. "Kalau tidak kenapa?" tanyanya.
Dengan cepat orang itu mengambil sesuatu di balik jaket kulitnya. "Kalau tidak. Aku akan membunuhmu." ucapnya dengan mengacungkan senjata tajam kearah Reyhan.
Shakira terkejut melihat hal itu. Ia penasaran data apa yang orang-orang itu inginkan dari Reyhan? Kenapa sepertinya itu data yang sangat penting?
Sedangkan Reyhan menelan ludahnya susah payah melihat bagaimana para preman itu sepertinya tidak main-main dengan gertakannya. Reyhan merentangkan tangannya untuk melindungi Ara yang ada di belakangnya. 'Aku harus melindungi Ara. Jangan sampai dia terluka karena masalah ini.' batin Reyhan.
"Habisi mereka! Dan ambil data yang kita butuhkan!" seruan dari orang yang tadi mengancam Reyhan membuat beberapa orang anak buahnya maju menyerang Reyhan dan Shakira secara bersamaan.
Perkelahian yang tidak seimbang antara dua orang remaja dengan beberapa preman pun terjadi di jalanan sepi yang jarang di lalui oleh kendaraan lain. Dengan cepat mereka terpecah menjadi dua kubu, sebagian menyerang Reyhan dan sebagian mengepung Shakira.
Terlihat bagaimana beberapa preman itu berusaha melumpuhkan Reyhan, dan di sisi lain ada juga yang menyerang Shakira tanpa memandang jika Shakira adalah seorang gadis.
Beruntungnya Shakira pandai bela diri, sehingga tidak terlalu membebani Reyhan yang kini sedang sibuk dengan pertarungannya melawan beberapa orang preman yang sedang mengepungnya.
Serangan demi serangan mereka arahkan kepada Reyhan, bagi para preman itu Reyhan-lah target utama mereka. Beberapa sabetan senjata tajam mereka hanya mampu mengenai udara. Reyhan begitu gesit menghindari serangan senjata tajam mereka yang bertubi-tubi dan hampir mengenainya.
'Kalau begini terus, maka aku dan Ara akan terdesak, atau bisa jadi kami berdua menjadi mayat di sini.' batin Reyhan saat mengamati serangan para musuh yang tiada hentinya itu.
Shakira yang sudah terlatih dengan ilmu beladiri, sedikit kerepotan menghadapi beberapa orang preman yang tiada henti menyerangnya.
Beberapa kali tendangan berhasil mengenai dada Shakira yang membuat Shakira meringis menahan sakit. Tapi dengan cepat Shakira kembali melakukan perlawanan. 'Sebenarnya siapa mereka? Kenapa mereka sangat berambisi ingin membunuh kami?' batin Shakira penuh tanya.
Walaupun Shakira dan Reyhan pernah beberapa kali terlibat dalam perkelahian di jalanan seperti ini. Namun kali ini terasa sedikit berbeda. Naluri membunuh dari para preman yang kini mereka hadapi jauh di atas preman jalanan. Mereka semua terlihat profesional seperti pembunuh bayaran.
Keadaan semakin membuat Reyhan dan Shakira terdesak. Kebrutalan para preman itu tidak bisa di anggap remeh. Kini Reyhan terjatuh ke lantai aspal dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah segar. Tangan Reyhan memegang dadanya yang terasa nyeri.
Aroma anyir dari bibirnya membuat Reyhan meludah kearah samping tubuhnya. Mata Reyhan menatap nyalang preman yang mengelilinginya saat ini. Seakan Reyhan tidak takut sama sekali.
"Cepat serahkan data itu pada kami. Atau kami tidak akan segan menghabisi nyawa kalian di sini." ancam sang ketua preman dengan mengacungkan senjata tajam ke arah Reyhan yang sudah tak berdaya.
Melihat kondisi Reyhan yang sedang terluka dan juga terkepung, Shakira yang masih berusaha melumpuhkan beberapa anak buah preman itu pun segera berlari menghampiri Reyhan. Ia menendang senjata tajam ketua preman sehingga senjata itu terjatuh ke lantai. "Kamu tidak apa-apa kan, Rey?" tanya Shakira dengan nada khawatir.
Terlihat gelengan kepala Reyhan sebagai jawaban atas pertanyaan Shakira.
"Keparat! Ternyata kamu punya nyali juga gadis kecil." ucap ketua preman dengan penuh amarah. Lalu ia kembali mengambil senjatanya yang terjatuh. "Cepat serahkan data itu!" ucapnya yang kembali mengacungkan senjata kearah Reyhan dan Shakira.
Shakira memandang kearah Reyhan yang ada disampingnya, seolah dari sorot matanya dia menanyakan data apa yang dimaksudkan oleh preman didepan mereka kini.
Reyhan yang mengerti arti tatapan mata Shakira hanya diam dan berusaha bangkit dan kembali memberikan perlawanan pada para preman yang entah dari mana datangnya itu.
Perlahan Reyhan bangkit dengan bantuan Ara. Setelah meregangkan otot-ototnya, Reyhan kembali menatap ketua preman. "Data apa yang kamu inginkan? Aku benar-benar tidak mengerti." jawab Reyhan.
"Dasar bocah tengik, ternyata nyalimu cukup tinggi. Kalau ingin setor nyawa, maka dengan senang hati aku akan mengabulkannya."
Tak ada sedikitpun rasa takut Shakira karena gertakan dari para preman itu, tapi justru tatapan menantang yang Shakira berikan. "Jika ingin mengambil nyawa kami, maka berikan perlawanan terbaik kalian." nada dingin Shakira membuat para preman itu saling pandang.
Mereka berpikir jika Shakira adalah gadis lemah, namun mereka salah. Karena ucapan Shakira tersebut memicu para preman untuk kembali menyerang membabi buta.
Bersambung ...
Mereka berpikir jika Shakira adalah gadis lemah, namun mereka salah. Karena ucapan Shakira tersebut memicu para preman untuk kembali menyerang membabi buta."Kalian semua jangan beri dia kesempatan untuk menghirup udara sampai besok. Habisi sekarang juga!" perintah ketua preman kembali membuat anak buahnya menyerang Reyhan dan juga Shakira.Baik Reyhan atau pun Shakira melakukan perlawanan dengan sisa kemampuan yang mereka miliki. Tapi kondisi Reyhan yang mengalami cidera membuat tubuhnya berkali-kali ambruk ke lantai.Sedangkan Shakira terlihat kesulitan mengatasi para preman itu, karena kondisi Reyhan yang cidera. Tiada henti para preman itu menyerang seperti ingin membunuh mereka berdua. 'Mereka seperti bukan preman sembarangan. Siapa mereka sebenarnya?' batin Shakira.Saat pertarungan itu terjadi, entah dari mana datangnya beberapa orang dengan membawa motor gede menghampiri area perkelahian. Tanpa aba-aba mereka yang baru saja datang langsung m
Reyhan terlihat sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit sambil bermain ponsel. Walau ada luka lebam di wajah dan juga luka ringan di bagian tubuhnya yang lain, namun sepertinya Reyhan terlihat baik-baik saja. Terbukti dia masih bisa tertawa bahagia saat melihat video lucu di ponselnya.Sebenarnya Reyhan bisa saja langsung minta pulang, namun dokter tidak mengijinkan sebelum orangtuanya datang. Apalagi saat dibawa ke rumah sakit, Reyhan masih memakai seragam sekolah. Pasti Dokter yang menanganinya mengira jika Reyhan terlibat tawuran antar pelajar. Sedangkan dokter di rumah sakit tersebut mengenal baik siapa orangtua Reyhan."Wuih, bisa-bisanya sudah babak belur gitu masih tertawa bahagia." ujar Benny yang baru saja datang bersama 2 sahabatnya yang lain yaitu Bagas dan Alex memasuki ruangan dimana Reyhan di rawat saat ini. "Sepertinya kamu sangat menikmati empuknya ranjang rumah sakit." ejek Benny dengan gaya khasnya.Mendengar suara para sahabatnya datang,
Serly dan para sahabat Reyhan yang masih ada didalam ruangan itu terlihat masih sangat penasaran akan siapa yang sudah menyerang Reyhan dan juga Ara. Padahal yang mereka tahu, hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Mereka saling menebak siapa dalang dibalik penyerangan itu terjadi. Bahkan raut wajah Serly terlihat sangat cemas akan keadaan Reyhan yang sudah babak belur karena kejadian tersebut. Apa mungkin ini tawuran antar pelajar seperti dugaannya sebelum dia tiba di rumah sakit?"Jadi sebenarnya siapa yang sudah membuatmu sampai babak belur begini sih, Rey?" Serly terlihat begitu khawatir dengan kondisi anak sewata wayangnya itu. Sampai-sampai dia memeriksa setiap inci dari tubuh anaknya tersebut. Serly takut kalau-kalau ada cidera serius yang dialami Rey.Walau dokter sudah mengatakan jika tidak ada yang serius dengan luka di tubuh Rey. Namun Serly seperti orangtua pada umumnya yang belum percaya jika tidak memeriksanya sendiri."Atau
Hari sudah berlalu begitu cepat, setelah kejadian penyerangan preman beberapa hari yang lalu. Kini Reyhan sudah kembali bersekolah seperti biasa. Sebelumnya Reyhan memang ijin tidak masuk karena beberapa luka lebam yang dideritanya. Walau karena hal itu, Rey jadi bertanya-tanya siapa dalang dibalik penyerangan itu terjadi. Namun Rey bersikap seolah itu bukanlah hal besar yang harus membuatnya takut. Anggap saja ini sebagian dari resiko yang harus dia ambil sebagai seorang hacker. Diawal Rey menerima job dari Andi, dari itu juga teror mulai bermunculan. Mulai dari teror surat kaleng, ancaman melalui email yang masuk, hingga penyerangan preman tempo hari. Itu semua semakin menguatkan kecurigaan Rey bahwa semua yang dialaminya akhir-akhir ini pasti ada hubungan dengan Andi. Dari yang awalnya Rey menduga bahwa orang-orang itu adalah suruhan Andi, hingga kecurigaan mengarah bahwa orang-orang itu bisa jadi suruhan musuh Andi yang menginginkan data yang sama s
Matahari mulai meninggi, tapi seorang pemuda masih asyik dengan selimut dan bantal di atas ranjang kamarnya. Bias cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamarnya seakan tidak mampu untuk membangunnya. Ia terlihat masih enggan meninggalkan mimpi indahnya saat ini. Hingga suara ponselnya yang berbunyi beberapa kali menyadarkan pemuda itu dari tidurnya yang terlalu nyenyak."Siapa sih pagi-pagi gini mengganggu tidurku?" Gumamnya dengan suara serak khas orang bangun tidur. Ia pun meraih ponselnya di atas meja kecil yang ada di samping ranjangnya."Hallo,""Cepat bangun woy! Udah jam berapa ini?" ucap seseorang di seberang sana dengan suaranya yang keras sehingga membuat pemuda itu menjauhkan ponselnya dari telinga."Memangnya ada apa? Masih ngantuk nih." tanyanya dengan nada malas, karena baginya memejamkan matanya kembali akan terasa lebih nikmat saat ini ketimbang melakukan aktivitas yang lain. Mengingat jika tadi malam ia harus begadang sem
Ketiga sahabatnya itu saling pandang lalu kemudian tergelak tawanya. Mereka semua tahu bagaimana Reyhan sangat patuh pada mamanya. Jadi tidak heran jika Reyhan melakukan pekerjaan sampingan itu tanpa sepengetahuan dari sang Mama.Perlu di ketahui jika Reyhan adalah ahli komputer dan juga programmer. Ia mampu menemukan orang yang sulit di cari sekalipun asal orang itu masih menggunakan jasa internet. Kemampuannya tidak perlu di ragukan lagi, kehebatannya tak lepas dari pengaruh papanya yang juga ahli dalam bidang yang sama.Dari kecil Reyhan sudah terbiasa dengan benda yang bernama komputer atau sejenisnya. Bahkan karena hal itu juga membuat Reyhan sangat menyukai bidang komputer. Dengan mendapat bimbingan langsung dari papanya, membuat keahlian Reyhan sudah setara dengan hacker dan programmer profesional."Sorry, aku tadi hanya khawatir saja. Kamu tahulah bagaimana perjuangan Alex demi bisa mendapatkan proyek ini." ucap Benny menepuk bahu Reyhan.&nbs
Pagi itu seperti biasa Reyhan menjemput Shakira (Ara) untuk berangkat sekolah bersama. Kedekatannya dengan Shakira sempat menjadi topik hangat di sekolah yang mengira bahwa mereka adalah pasangan kekasih."Ara, tuh bodyguard kamu selalu ngikutin kita terus. Apa nggak capek?" tunjuk Reyhan pada kaca spion motornya yang memperlihatkan sebuah mobil yang selalu mengikuti mereka kemanapun mereka pergi."Abaikan aja, kamu tahu sendiri gimana kak Arka." jawab Shakira seakan tak peduli."Cie, yang di kawal calon suami." goda Reyhan.Bugghh!!Sebuah pukulan mendfarat di punggung Reyhan, sehingga membuat Reyhan oleng saat membawa motornya. "Dasar gadis bar-bar. Bisa nggak sih nggak perlu pakai mukul? Lagi dijalan ini." ucap Reyhan."Bisa nggak sih nggak perlu bawa-bawa calon suami? Dia itu bukan calon suamiku." jawab Shakira kesal.Reyhan justru tertawa melihat amarah Shakira. "Nggak usah ngelak, jodoh nggak ada yang