Ketiga sahabatnya itu saling pandang lalu kemudian tergelak tawanya. Mereka semua tahu bagaimana Reyhan sangat patuh pada mamanya. Jadi tidak heran jika Reyhan melakukan pekerjaan sampingan itu tanpa sepengetahuan dari sang Mama.
Perlu di ketahui jika Reyhan adalah ahli komputer dan juga programmer. Ia mampu menemukan orang yang sulit di cari sekalipun asal orang itu masih menggunakan jasa internet. Kemampuannya tidak perlu di ragukan lagi, kehebatannya tak lepas dari pengaruh papanya yang juga ahli dalam bidang yang sama.
Dari kecil Reyhan sudah terbiasa dengan benda yang bernama komputer atau sejenisnya. Bahkan karena hal itu juga membuat Reyhan sangat menyukai bidang komputer. Dengan mendapat bimbingan langsung dari papanya, membuat keahlian Reyhan sudah setara dengan hacker dan programmer profesional.
"Sorry, aku tadi hanya khawatir saja. Kamu tahulah bagaimana perjuangan Alex demi bisa mendapatkan proyek ini." ucap Benny menepuk bahu Reyhan.
Lalu ketiganya mulai berbincang santai setelah masalah Alex teratasi. Mereka bercanda satu sama lain seperti biasanya.
"Apa di antara kalian ada yang bernama Reyhan?" tanya seseorang dengan mengenakan setelan jas hitam yang sangat rapi, menginterupsi perbincangan mereka.
Mereka saling pandang, "Namaku Reyhan. Kamu siapa? Apa kita saling kenal sebelumnya?" tanya Reyhan.
Lelaki itu tersenyum. "Perkenalkan namaku, Andi. Orang yang mengirimkan email semalam untuk proyek kerjasama DOS (detect of secret)." ucap orang itu.
Mendengar itu Reyhan terkejut bahkan sampai tersedak minumannya sendiri. Dengan segera ia membenahi duduknya, dan mempersilahkan orang itu untuk duduk di kursi yang ada di depannya.
"Silahkan duduk."
Reyhan tidak menyangka akan secepat itu bertemu dengan orang yang memberikan pekerjaan sampingan untuknya. Ia pun melirik kearah tiga sahabatnya yang menatapnya tak mengerti dan penuh tanya itu.
"Silahkan dilanjutkan obrolannya, kami bertiga permisi." ucap Alex dengan sopan sambil menyikut lengan Benny dan juga Bagas.
Mereka bertiga seakan paham dengan isyarat yang di berikan oleh Reyhan, maka dari itu ketiganya beranjak dari tempat itu menuju ke arah pantry.
"Kalian berdua kenal nggak sama orang itu?" tanya Benny pada kedua sahabatnya itu sambil dagunya menunjuk kearah meja tempat Reyhan sedang berbincang dengan lelaki asing yang tadi mengaku bernama Andi.
Karena memang kini ketiganya sedang berada di meja panjang yang biasa di pakai untuk para karyawan menyiapkan minuman dan juga makanan dari dapur yang sudah siap saji. Meja panjang itu juga menyatu dengan mesin kasir.
"Ck, kalian kayak nggak tahu aja apa pekerjaan tuh bocah. Ketemu orang asing udah biasa kan, bagi dia?" jawab Bagas sambil sibuk menyiapkan minuman untuk orang yang menjadi topik perbincangan mereka.
"Iya aku tahu, tapi lihatlah pakaian orang itu." sahut Benny lagi. "Kelihatannya ini bukan proyek sembarangan, dari gaya pakaian orang itu kelihatan kalau ini proyek besar untuk, Rey."
"Bisa jadi, Ben. Kemampuan sohib kita itu tidak perlu di ragukan lagi. Sepertinya akan banyak yang meminta jasa dia untuk melindungi data-data penting. Contohnya seperti aku tadi, kalau tidak ada Rey. Habislah proyek ratusan juta itu amblas tak bersisa." ucap Alex.
"Nah bener kata si Alex, Ben. Melihat kemampuan Rey, tidak menutup kemungkinan dia akan sangat terkenal di kalangan pebisnis untuk mengamankan data-data mereka supaya tidak di curi para hacker dari lawan bisnisnya. Bahkan siapa tahu aja suatu saat nanti sohib kita di lirik anggota cyber crime untuk mencari para penjahat yang sering buat resah di dunia maya. Bener nggak, Lex?" ucap Bagas. Lalu ia mulai berjalan menjauh meninggalkan kedua sahabatnya untuk mengantarkan minuman ke meja Reyhan dan Andi.
Alex hanya mengangguk sebagai jawaban. Sedangkan Benny masih memperhatikan interaksi antara Reyhan dengan orang asing itu dari balik meja panjang tersebut. Entah kenapa perasaan Benny mengatakan bahwa lawan bicara Reyhan adalah orang yang sangat berbahaya.
Pekerjaan Reyhan yang sangat pandai dalam bidang komputer, tidak jarang membuatnya bertemu dengan orang-orang misterius. Salah satunya lelaki yang kini mengaku bernama Andi yang ada di depannya saat ini. Nama Reyhan terkenal karena dirinya ikut tergabung dalam komunitas tersembunyi yang memang semuanya ahli dalam bidang komputer ataupun programmer.
Tapi yang membuat Reyhan terkejut bukanlah karena komunitas tersebut, melainkan bagaimana Andi dapat menemukan dirinya di dunia nyata. Sedangkan selama ini Reyhan selalu rapi menyembunyikan jati dirinya. Di balik nama R_C Zero1, Reyhan menerima beberapa pekerjaan sampingan selama ini.
"Kamu tidak perlu takut kalau data diri kamu akan terbongkar, saya jamin selama kamu pandai merahasiakan semua tentang proyek DOS (detect of secret) dari orang terdekat kamu sekalipun. Maka semua akan berjalan aman, termasuk dengan keamanan kamu sendiri." ucap Andi seperti sedang memberi peringatan kepada Reyhan.
Setelah berbincang beberapa saat, tidak terlihat kecanggungan diantara keduanya. Bahkan diawal pertemuan tadi, Andi yang memakai bahasa formal. Kini sudah tidak memakainya lagi.
Reyhan mengerutkan keningnya, "Anda mengancam saya?" tanya Reyhan seperti paham akan arah pembicaraan Andi. Namun wajah Reyhan tidak mengisyaratkan rasa takut sedikitpun. Ia terlihat tenang walau di dalam hatinya merasa gentar dengan ancaman tersebut.
Andi tertawa kecil, "Ini hanya peringatan kecil untuk orang yang bekerjasama dengan kami. Tapi aku yakin Tuan Reyhan, atau mungkin aku bisa memanggil dengan sebutan nama Reyhan saja, karena sepertinya usia kamu masih sangat muda. Akan sangat memahami aturan mainnya, bagaimana cara bekerja di dunia yang kamu tekuni saat ini." jelas Andi.
Reyhan mengulas senyum tipis kearah Andi. "Dan saya juga mengerti akan satu hal, tidak ada yang berani memberikan saya pekerjaan itu jika dia tidak percaya akan kemampuan saya." ucap Reyhan dengan sangat percaya diri.
Andi tergelak tawanya mendengar jawaban Reyhan yang sepertinya tidak mengenal rasa takut sedikitpun akan ancaman darinya. "Aku percaya akan kemampuan kamu anak muda. Maka dari itu aku menemuimu secara pribadi ketempat ini." ucap Andi.
Reyhan mengambil gelas minumannya di atas meja, lalu ia meminum sisa minumannya yang tadi belum habis. "Sekarang katakan. Pekerjaan macam apa yang membuat tuan Andi repot-repot datang menemui saya disini." ucap Reyhan kemudian meletakkan gelas minumnya di atas meja.
Wajah Andi berubah menjadi serius saat mendengar pertanyaan dari Reyhan. Ia lalu mengambil laptop dari dalam tas hitam miliknya, "Aku hanya ingin kamu membobol dan mengambil semua data penting dari organisasi ini." ucap Andi sambil memperlihatkan sebuah lambang dari sebuah organisasi di layar laptopnya.
Bukan hanya lambang organisasi saja yang Andi tunjukkan pada Reyhan. Melainkan juga beberapa dokumen di dalam sebuah amplop coklat yang ia berikan pada Reyhan sebagai bahan pelengkap untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Reyhan mengerutkan keningnya, ia gusar apakah akan mengambil job tersebut atau tidak. Dari data yang ia baca, sepertinya ini bukan organisasi sembarangan. "Apa jaminan untuk saya jika saya bisa selesaikan tugas ini?"
"Akan kuberikan apapun yang kamu inginkan." jawab Andi tanpa ragu.
"Apapun yang saya inginkan? Apa tuan yakin?"
"Ya, tentu aku sangat yakin dengan ucapanku anak muda. Tapi jika kamu tidak mampu menyelesaikan pekerjaan ini. Jangan harap kamu akan lolos dariku. Bahkan nyawamu sekali pun sudah ada didalam genggamanku." ucap Andi dengan tatapan mata penuh ancaman pada Reyhan.
Reyhan mengangkat sebelah alisnya dan melihat kearah Andi, ia tak percaya bahwa lelaki didepannya itu berani terang-terangan mengancamnya. "Saya semakin penasaran data seperti apa yang anda inginkan dari organisasi itu. Sehingga anda sampai berani menjadikan nyawa saya sebagai sebuah ancaman." ucap Reyhan yang kemudian membaca dokumen yang ada di tangannya.
"Sudah aku katakan ini hanya peringatan kecil untuk memastikan bahwa aku tidak salah memilih orang untuk bekerjasama. Dari beberapa yang aku temui, baru kamu yang usianya masih sangat muda dan masih duduk di bangku sekolah." ucap Andi yang kemudian mengambil sebatang rokok, dan mulai menyalakan api untuk membakar ujungnya.
Reyhan tersenyum, "Dan anda mengancam seorang pelajar seperti saya?" sarkas Reyhan.
"Itu bagian dari tugasku. Keamanan data yang kamu ketahui adalah kunci dari semua itu. Jika data itu bocor, maka nyawa kamulah taruhannya." ucap Andi yang setengah berbisik kearah Reyhan.
Lagi-lagi Reyhan mengangkat sebelah alisnya dan menatap kearah Andi. Kenapa pekerjaan kali ini sepertinya sangat berbahaya? Apa sebenernya pekerjaan Andi? Dan dunia macam apa yang digelutinya? Karena bagi Andi sepertinya nyawa bukanlah hal yang paling berharga.
Bersambung ...
Pagi itu seperti biasa Reyhan menjemput Shakira (Ara) untuk berangkat sekolah bersama. Kedekatannya dengan Shakira sempat menjadi topik hangat di sekolah yang mengira bahwa mereka adalah pasangan kekasih."Ara, tuh bodyguard kamu selalu ngikutin kita terus. Apa nggak capek?" tunjuk Reyhan pada kaca spion motornya yang memperlihatkan sebuah mobil yang selalu mengikuti mereka kemanapun mereka pergi."Abaikan aja, kamu tahu sendiri gimana kak Arka." jawab Shakira seakan tak peduli."Cie, yang di kawal calon suami." goda Reyhan.Bugghh!!Sebuah pukulan mendfarat di punggung Reyhan, sehingga membuat Reyhan oleng saat membawa motornya. "Dasar gadis bar-bar. Bisa nggak sih nggak perlu pakai mukul? Lagi dijalan ini." ucap Reyhan."Bisa nggak sih nggak perlu bawa-bawa calon suami? Dia itu bukan calon suamiku." jawab Shakira kesal.Reyhan justru tertawa melihat amarah Shakira. "Nggak usah ngelak, jodoh nggak ada yang
Jam pelajaran telah usai, kini Reyhan bersiap untuk pulang. Ia terlihat menunggu seseorang di tempat parkir motor yang di sediakan pihak sekolah. Tidak lama kemudian terlihat Shakira berjalan menghampirinya. "Dasar lamban." gerutu Reyhan sambil menyodorkan helm kearah Shakira."Cerewet. Ayo jalan." jawab Shakira (Ara).Reyhan hanya tertawa mendengar nada perintah dari Shakira. Gadis cantik namun galak yang menjadi sahabat dekatnya itu memang selalu seperti itu. Tidak ada sisi feminimnya sama sekali, apalagi sisi manja seperti gadis pada umumnya."Latihan kan hari ini?" tanya Reyhan."Hem.""Ok."Reyhan mulai menyalakan mesin motornya, lalu dengan cepat melesat meninggalkan halaman parkir sekolah. Seperti biasanya mereka akan ke tempat latihan taekwondo, kegiatan itu sudah menjadi rutinitas yang mereka lakukan hampir setiap hari.Di saat sedang berada di jalanan yang sepi. Di belakang Reyhan muncul beberapa moto
Mereka berpikir jika Shakira adalah gadis lemah, namun mereka salah. Karena ucapan Shakira tersebut memicu para preman untuk kembali menyerang membabi buta."Kalian semua jangan beri dia kesempatan untuk menghirup udara sampai besok. Habisi sekarang juga!" perintah ketua preman kembali membuat anak buahnya menyerang Reyhan dan juga Shakira.Baik Reyhan atau pun Shakira melakukan perlawanan dengan sisa kemampuan yang mereka miliki. Tapi kondisi Reyhan yang mengalami cidera membuat tubuhnya berkali-kali ambruk ke lantai.Sedangkan Shakira terlihat kesulitan mengatasi para preman itu, karena kondisi Reyhan yang cidera. Tiada henti para preman itu menyerang seperti ingin membunuh mereka berdua. 'Mereka seperti bukan preman sembarangan. Siapa mereka sebenarnya?' batin Shakira.Saat pertarungan itu terjadi, entah dari mana datangnya beberapa orang dengan membawa motor gede menghampiri area perkelahian. Tanpa aba-aba mereka yang baru saja datang langsung m
Reyhan terlihat sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit sambil bermain ponsel. Walau ada luka lebam di wajah dan juga luka ringan di bagian tubuhnya yang lain, namun sepertinya Reyhan terlihat baik-baik saja. Terbukti dia masih bisa tertawa bahagia saat melihat video lucu di ponselnya.Sebenarnya Reyhan bisa saja langsung minta pulang, namun dokter tidak mengijinkan sebelum orangtuanya datang. Apalagi saat dibawa ke rumah sakit, Reyhan masih memakai seragam sekolah. Pasti Dokter yang menanganinya mengira jika Reyhan terlibat tawuran antar pelajar. Sedangkan dokter di rumah sakit tersebut mengenal baik siapa orangtua Reyhan."Wuih, bisa-bisanya sudah babak belur gitu masih tertawa bahagia." ujar Benny yang baru saja datang bersama 2 sahabatnya yang lain yaitu Bagas dan Alex memasuki ruangan dimana Reyhan di rawat saat ini. "Sepertinya kamu sangat menikmati empuknya ranjang rumah sakit." ejek Benny dengan gaya khasnya.Mendengar suara para sahabatnya datang,
Serly dan para sahabat Reyhan yang masih ada didalam ruangan itu terlihat masih sangat penasaran akan siapa yang sudah menyerang Reyhan dan juga Ara. Padahal yang mereka tahu, hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Mereka saling menebak siapa dalang dibalik penyerangan itu terjadi. Bahkan raut wajah Serly terlihat sangat cemas akan keadaan Reyhan yang sudah babak belur karena kejadian tersebut. Apa mungkin ini tawuran antar pelajar seperti dugaannya sebelum dia tiba di rumah sakit?"Jadi sebenarnya siapa yang sudah membuatmu sampai babak belur begini sih, Rey?" Serly terlihat begitu khawatir dengan kondisi anak sewata wayangnya itu. Sampai-sampai dia memeriksa setiap inci dari tubuh anaknya tersebut. Serly takut kalau-kalau ada cidera serius yang dialami Rey.Walau dokter sudah mengatakan jika tidak ada yang serius dengan luka di tubuh Rey. Namun Serly seperti orangtua pada umumnya yang belum percaya jika tidak memeriksanya sendiri."Atau
Hari sudah berlalu begitu cepat, setelah kejadian penyerangan preman beberapa hari yang lalu. Kini Reyhan sudah kembali bersekolah seperti biasa. Sebelumnya Reyhan memang ijin tidak masuk karena beberapa luka lebam yang dideritanya. Walau karena hal itu, Rey jadi bertanya-tanya siapa dalang dibalik penyerangan itu terjadi. Namun Rey bersikap seolah itu bukanlah hal besar yang harus membuatnya takut. Anggap saja ini sebagian dari resiko yang harus dia ambil sebagai seorang hacker. Diawal Rey menerima job dari Andi, dari itu juga teror mulai bermunculan. Mulai dari teror surat kaleng, ancaman melalui email yang masuk, hingga penyerangan preman tempo hari. Itu semua semakin menguatkan kecurigaan Rey bahwa semua yang dialaminya akhir-akhir ini pasti ada hubungan dengan Andi. Dari yang awalnya Rey menduga bahwa orang-orang itu adalah suruhan Andi, hingga kecurigaan mengarah bahwa orang-orang itu bisa jadi suruhan musuh Andi yang menginginkan data yang sama s
Matahari mulai meninggi, tapi seorang pemuda masih asyik dengan selimut dan bantal di atas ranjang kamarnya. Bias cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamarnya seakan tidak mampu untuk membangunnya. Ia terlihat masih enggan meninggalkan mimpi indahnya saat ini. Hingga suara ponselnya yang berbunyi beberapa kali menyadarkan pemuda itu dari tidurnya yang terlalu nyenyak."Siapa sih pagi-pagi gini mengganggu tidurku?" Gumamnya dengan suara serak khas orang bangun tidur. Ia pun meraih ponselnya di atas meja kecil yang ada di samping ranjangnya."Hallo,""Cepat bangun woy! Udah jam berapa ini?" ucap seseorang di seberang sana dengan suaranya yang keras sehingga membuat pemuda itu menjauhkan ponselnya dari telinga."Memangnya ada apa? Masih ngantuk nih." tanyanya dengan nada malas, karena baginya memejamkan matanya kembali akan terasa lebih nikmat saat ini ketimbang melakukan aktivitas yang lain. Mengingat jika tadi malam ia harus begadang sem
Hari sudah berlalu begitu cepat, setelah kejadian penyerangan preman beberapa hari yang lalu. Kini Reyhan sudah kembali bersekolah seperti biasa. Sebelumnya Reyhan memang ijin tidak masuk karena beberapa luka lebam yang dideritanya. Walau karena hal itu, Rey jadi bertanya-tanya siapa dalang dibalik penyerangan itu terjadi. Namun Rey bersikap seolah itu bukanlah hal besar yang harus membuatnya takut. Anggap saja ini sebagian dari resiko yang harus dia ambil sebagai seorang hacker. Diawal Rey menerima job dari Andi, dari itu juga teror mulai bermunculan. Mulai dari teror surat kaleng, ancaman melalui email yang masuk, hingga penyerangan preman tempo hari. Itu semua semakin menguatkan kecurigaan Rey bahwa semua yang dialaminya akhir-akhir ini pasti ada hubungan dengan Andi. Dari yang awalnya Rey menduga bahwa orang-orang itu adalah suruhan Andi, hingga kecurigaan mengarah bahwa orang-orang itu bisa jadi suruhan musuh Andi yang menginginkan data yang sama s
Serly dan para sahabat Reyhan yang masih ada didalam ruangan itu terlihat masih sangat penasaran akan siapa yang sudah menyerang Reyhan dan juga Ara. Padahal yang mereka tahu, hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Mereka saling menebak siapa dalang dibalik penyerangan itu terjadi. Bahkan raut wajah Serly terlihat sangat cemas akan keadaan Reyhan yang sudah babak belur karena kejadian tersebut. Apa mungkin ini tawuran antar pelajar seperti dugaannya sebelum dia tiba di rumah sakit?"Jadi sebenarnya siapa yang sudah membuatmu sampai babak belur begini sih, Rey?" Serly terlihat begitu khawatir dengan kondisi anak sewata wayangnya itu. Sampai-sampai dia memeriksa setiap inci dari tubuh anaknya tersebut. Serly takut kalau-kalau ada cidera serius yang dialami Rey.Walau dokter sudah mengatakan jika tidak ada yang serius dengan luka di tubuh Rey. Namun Serly seperti orangtua pada umumnya yang belum percaya jika tidak memeriksanya sendiri."Atau
Reyhan terlihat sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit sambil bermain ponsel. Walau ada luka lebam di wajah dan juga luka ringan di bagian tubuhnya yang lain, namun sepertinya Reyhan terlihat baik-baik saja. Terbukti dia masih bisa tertawa bahagia saat melihat video lucu di ponselnya.Sebenarnya Reyhan bisa saja langsung minta pulang, namun dokter tidak mengijinkan sebelum orangtuanya datang. Apalagi saat dibawa ke rumah sakit, Reyhan masih memakai seragam sekolah. Pasti Dokter yang menanganinya mengira jika Reyhan terlibat tawuran antar pelajar. Sedangkan dokter di rumah sakit tersebut mengenal baik siapa orangtua Reyhan."Wuih, bisa-bisanya sudah babak belur gitu masih tertawa bahagia." ujar Benny yang baru saja datang bersama 2 sahabatnya yang lain yaitu Bagas dan Alex memasuki ruangan dimana Reyhan di rawat saat ini. "Sepertinya kamu sangat menikmati empuknya ranjang rumah sakit." ejek Benny dengan gaya khasnya.Mendengar suara para sahabatnya datang,
Mereka berpikir jika Shakira adalah gadis lemah, namun mereka salah. Karena ucapan Shakira tersebut memicu para preman untuk kembali menyerang membabi buta."Kalian semua jangan beri dia kesempatan untuk menghirup udara sampai besok. Habisi sekarang juga!" perintah ketua preman kembali membuat anak buahnya menyerang Reyhan dan juga Shakira.Baik Reyhan atau pun Shakira melakukan perlawanan dengan sisa kemampuan yang mereka miliki. Tapi kondisi Reyhan yang mengalami cidera membuat tubuhnya berkali-kali ambruk ke lantai.Sedangkan Shakira terlihat kesulitan mengatasi para preman itu, karena kondisi Reyhan yang cidera. Tiada henti para preman itu menyerang seperti ingin membunuh mereka berdua. 'Mereka seperti bukan preman sembarangan. Siapa mereka sebenarnya?' batin Shakira.Saat pertarungan itu terjadi, entah dari mana datangnya beberapa orang dengan membawa motor gede menghampiri area perkelahian. Tanpa aba-aba mereka yang baru saja datang langsung m
Jam pelajaran telah usai, kini Reyhan bersiap untuk pulang. Ia terlihat menunggu seseorang di tempat parkir motor yang di sediakan pihak sekolah. Tidak lama kemudian terlihat Shakira berjalan menghampirinya. "Dasar lamban." gerutu Reyhan sambil menyodorkan helm kearah Shakira."Cerewet. Ayo jalan." jawab Shakira (Ara).Reyhan hanya tertawa mendengar nada perintah dari Shakira. Gadis cantik namun galak yang menjadi sahabat dekatnya itu memang selalu seperti itu. Tidak ada sisi feminimnya sama sekali, apalagi sisi manja seperti gadis pada umumnya."Latihan kan hari ini?" tanya Reyhan."Hem.""Ok."Reyhan mulai menyalakan mesin motornya, lalu dengan cepat melesat meninggalkan halaman parkir sekolah. Seperti biasanya mereka akan ke tempat latihan taekwondo, kegiatan itu sudah menjadi rutinitas yang mereka lakukan hampir setiap hari.Di saat sedang berada di jalanan yang sepi. Di belakang Reyhan muncul beberapa moto
Pagi itu seperti biasa Reyhan menjemput Shakira (Ara) untuk berangkat sekolah bersama. Kedekatannya dengan Shakira sempat menjadi topik hangat di sekolah yang mengira bahwa mereka adalah pasangan kekasih."Ara, tuh bodyguard kamu selalu ngikutin kita terus. Apa nggak capek?" tunjuk Reyhan pada kaca spion motornya yang memperlihatkan sebuah mobil yang selalu mengikuti mereka kemanapun mereka pergi."Abaikan aja, kamu tahu sendiri gimana kak Arka." jawab Shakira seakan tak peduli."Cie, yang di kawal calon suami." goda Reyhan.Bugghh!!Sebuah pukulan mendfarat di punggung Reyhan, sehingga membuat Reyhan oleng saat membawa motornya. "Dasar gadis bar-bar. Bisa nggak sih nggak perlu pakai mukul? Lagi dijalan ini." ucap Reyhan."Bisa nggak sih nggak perlu bawa-bawa calon suami? Dia itu bukan calon suamiku." jawab Shakira kesal.Reyhan justru tertawa melihat amarah Shakira. "Nggak usah ngelak, jodoh nggak ada yang
Ketiga sahabatnya itu saling pandang lalu kemudian tergelak tawanya. Mereka semua tahu bagaimana Reyhan sangat patuh pada mamanya. Jadi tidak heran jika Reyhan melakukan pekerjaan sampingan itu tanpa sepengetahuan dari sang Mama.Perlu di ketahui jika Reyhan adalah ahli komputer dan juga programmer. Ia mampu menemukan orang yang sulit di cari sekalipun asal orang itu masih menggunakan jasa internet. Kemampuannya tidak perlu di ragukan lagi, kehebatannya tak lepas dari pengaruh papanya yang juga ahli dalam bidang yang sama.Dari kecil Reyhan sudah terbiasa dengan benda yang bernama komputer atau sejenisnya. Bahkan karena hal itu juga membuat Reyhan sangat menyukai bidang komputer. Dengan mendapat bimbingan langsung dari papanya, membuat keahlian Reyhan sudah setara dengan hacker dan programmer profesional."Sorry, aku tadi hanya khawatir saja. Kamu tahulah bagaimana perjuangan Alex demi bisa mendapatkan proyek ini." ucap Benny menepuk bahu Reyhan.&nbs
Matahari mulai meninggi, tapi seorang pemuda masih asyik dengan selimut dan bantal di atas ranjang kamarnya. Bias cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamarnya seakan tidak mampu untuk membangunnya. Ia terlihat masih enggan meninggalkan mimpi indahnya saat ini. Hingga suara ponselnya yang berbunyi beberapa kali menyadarkan pemuda itu dari tidurnya yang terlalu nyenyak."Siapa sih pagi-pagi gini mengganggu tidurku?" Gumamnya dengan suara serak khas orang bangun tidur. Ia pun meraih ponselnya di atas meja kecil yang ada di samping ranjangnya."Hallo,""Cepat bangun woy! Udah jam berapa ini?" ucap seseorang di seberang sana dengan suaranya yang keras sehingga membuat pemuda itu menjauhkan ponselnya dari telinga."Memangnya ada apa? Masih ngantuk nih." tanyanya dengan nada malas, karena baginya memejamkan matanya kembali akan terasa lebih nikmat saat ini ketimbang melakukan aktivitas yang lain. Mengingat jika tadi malam ia harus begadang sem