Share

88. Aku Memaksa!

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2024-04-30 22:40:33

"Kenapa kau terlihat terkejut begitu, Greg?" Keannu malah balik bertanya.

Andrew Reece yang melihat dua orang yang tengah bersitegang itu tidak mencoba menyela. Dia hanya mendengarkan dengan teliti, membiarkan mereka berdua beradu argumen.

Dengan tatapan mata penuh ketidakpercayaan Greg menjawab, "Anda meminta saya untuk mencurangi James Gardner. Bagaimana mungkin saya tidak terkejut?"

Keannu mendesah dan segera berbicara dengan ekspresi tidak sabar, "Yang kau curangi itu James Gardner, putra dari seorang pengkhianat. Kau tak perlu berpikir dua kali untuk melakukannya."

Greg tetap tidak setuju, "James Gardner sangat jauh berbeda dari Jody Gardner, Yang Mulia. Sejauh ini anak itu tak membuat onar. Bahkan, kemampuannya juga bagus. Dia hanya kalah dari Riley Wood."

Keannu menggigit giginya karena kesal, "Greg, dulu Jody Gardner juga terlihat baik saat dia masih muda. Dan dia bahkan menjadi salah satu anak buah Jenderal Mackenzie yang terbilang sangat patuh. Tapi ... siapa yang menyangka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    89. Itu Terlalu Aneh!

    Tetapi, James Gardner yang memasang wajah datar itu kemudian lebih memikirkan hal lain. Dahinya bahkan membentuk sebuah kerutan, menandakan dirinya sedang merasa aneh akan sesuatu.Ketika sang putri sulung raja itu berjalan menjauh dari meja mereka, tanpa menunggu jawaban Riley, James segera bertanya, "Kenapa dia ingin berbicara denganmu? Dan kenapa sepertinya kalian ....""Jangan coba-coba berasumsi apapun, James!" Riley memperingatkan dirinya dengan nada tegas."Kenapa aku tidak boleh melakukannya?" dua alis tebal milik James menyatu karena keheranan.Riley tidak menjawab dan malah menghabiskan air mineralnya. Kesal karena diacuhkan James berkata lagi, "Siapa yang tidak heran kalau putri raja yang bahkan sangat jarang terlihat di acara-acara umum, sekarang malah datang ke sini untuk menemuimu.""Menemui seorang calon prajurit. Itu terlalu aneh!" tambah James.Dia masih menatap dengan penuh selidik ke arah Riley, berharap mendapatkan jawaban yang memuaskan.Akan tetapi, dengan santa

    Last Updated : 2024-05-02
  • Sang Dewa Perang Terkuat    90. Putri Sang Raja

    Riley membasahi bibirnya selama beberapa detik sebelum menjawab, "Yang Mulia, identitas saya memang tak mungkin disembunyikan selamanya. Tapi ... ada sesuatu hal yang membuat saya tidak bisa menjauhinya.""Apa? Dia juga memiliki kemampuan yang sama hebatnya denganmu, meski kau lebih unggul. Dia bisa jadi musuhmu kelak. Mengapa kau malah berteman dengan orang yang mungkin akan menjadi sainganmu di masa depan?" cecar Rowena sembari menggigit gigi karena gemas.Dia benar-benar heran atas tindakan Riley yang menurutnya sangat tidak hati-hati itu.Pemuda bermata hijau itu menghela napas panjang, "Ada alasan-alasan yang tidak bisa saya katakan dan tidak perlu saya katakan. Namun, yang pasti saya akan menanggung semua hal yang telah saya putuskan."Rowena menjadi lebih kesal dari pada sebelumnya. Dia hampir saja mengatakan tentang kedatangan ayahnya yang sangat mencemaskan putranya tapi dia tidak bisa melakukannya.Dia telah berjanji pada William Mackenzie sehingga mengingkari janjinya itu s

    Last Updated : 2024-05-02
  • Sang Dewa Perang Terkuat    91. Kau Tadi Apa?

    Riley segera membungkukkan badan dan hanya bisa berkata, "Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya ...."Dia terdiam sejenak, seakan mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan situasi yang terjadi. Namun, tiba-tiba Keannu malah berkata lagi, "Simpan penjelasanmu! Temui aku setelah tahap seleksi selesai."Riley mengangkat perlahan wajahnya dan memperlihatkan ekspresi tenang meskipun sesungguhnya dia benar-benar bingung. "Aku harap kau memiliki jawaban yang bagus, anak muda ... kalau tidak, aku rela membuangmu meski aku harus kehilangan salah satu calon prajurit terbaik sekalipun," lanjut Keannu dengan tatapan dingin.Andai itu orang biasa, orang itu pasti tak akan berani bernapas ketika ditatap sedemikian rupa oleh rajanya. Tapi, Riley dididik oleh ayah dan ibunya untuk menjadi pria yang berani dan tak kenal rasa takut, maka hal itu tak berlaku untuknya.Riley tidak takut, melainkan hanya bingung. Sedangkan, Keannu terlihat keheranan melihat sikap anak muda itu yang masih terli

    Last Updated : 2024-05-03
  • Sang Dewa Perang Terkuat    92. Urus Sendiri!

    "Sialan! Siapa yang mau menyerahkan nyawa? Apa kau pikir aku bodoh?" balas Riley dengan gigi bergemeletuk akibat rasa kesal yang mulai muncul. James tertawa renyah, "Kawanku yang baik, kau memang sangat-sangat bodoh. Ayolah, kau bisa saja bermain-main dengan gadis manapun. Tapi, mengapa kau malah memilih seorang putri raja?" "Itu tidak sesuai ... maksudku aku tidak pernah menduga hal ini akan terjadi," ucap Riley membela diri. Oh, ini mulai terasa rumit baginya. Riley baru menyadari hal itu sepenuhnya. Sayangnya, dia tidak bisa menghindar dari hukuman yang mungkin akan dia terima dari sang raja. James menggelengkan kepala, tak berdaya melihat kebodohan temannya itu, "Memang kau tidak tahu bagaimana Raja Keannu begitu sangat berlebihan melindungi putrinya? Kau lupa kalau ... hm, aku yakin kau pasti tahu rumor-rumor yang beredar." Riley mengusap wajahnya dan sekali lagi berkata, "Hentikan! Aku tahu aku sudah salah melangkah. Daripada kau terus menerus mengejekku, tidakkah kau mau se

    Last Updated : 2024-05-04
  • Sang Dewa Perang Terkuat    93. Pintu Gerbang Utama

    Tidak hanya itu saja tapi Riley bahan mendengar James bertanya, "Lalu, di mana dia sekarang, Wood?" Sebelum Riley bisa menjawab, dengan wajah panik pria muda itu malah beralih ke Alen, "Smith, di mana dia?" Alen yang terkejut dengan reaksi James balik bertanya, "Memang kenapa kau bertanya?" "Jawab saja di mana dia sekarang!" ucap James dengan mengertakkan gigi. Dengan jengkel Alen menjawab, "Mungkin dia sudah di depan gerbang pintu utama. Mereka yang tidak lolos-" James sudah berdiri tanpa mendengarkan perkataan Alen sampai tuntas. Dia langsung berlari meninggalkan meja itu. Refleks, Riley dan Alen ikut bangkit dan menyusul James. Di tengah-tengah perjalanan, Alen berkomentar, "Dia berlari seperti seekor cheetah." "Dia ... lebih unggul dariku soal ini," balas Riley dengan napas terengah-engah. Riley dan James pernah berlatih bersama sehingga pemuda itu tahu kemampuan lari James yang memang mengesankan. "Kau bercanda? Dia lebih hebat?" ucap Alen tak percaya. Riley mengangg

    Last Updated : 2024-05-05
  • Sang Dewa Perang Terkuat    94. Jadilah Anak yang Baik!

    James dan Diego seolah tidak sadar jika ada Riley. Tapi Riley cukup paham untuk membiarkan dua orang itu berbicara.Saat dia membalikkan badan, dia berpapasan dengan Alen yang baru saja naik ke dalam masuk. "Ada apa? Diego tak ada di sini?""Ada.""Lalu, mengapa kau malah turun, Riley?" tanya Alen dengan napas yang masih tak beraturan.Pemuda itu sampai memegang dadanya untuk menenangkan diri. Riley menunjuk dua orang yang terlihat masih berpelukan. Alen langsung mengernyit, "Hei, apa yang mereka lakukan?"Riley menjawab, "Berbicara. Ayo, kita turun!""Hah? Kenapa? Aku juga ingin berbicara dengan Diego. Aku tak berlari sampai kehabisan napas begini untuk mengejar James. Aku tidak-"Pemuda itu sudah tak bisa melanjutkan ucapannya karena Riley telah menyeretnya turun dari bus dengan paksa.Sementara itu, rupanya James dan Diego mendengar suara berisik Alen. Keduanya pun melepaskan diri dengan canggung.James berdeham keras, menyamarkan rasa malu lalu berkata, "Kalau kau pergi, lalu sia

    Last Updated : 2024-05-06
  • Sang Dewa Perang Terkuat    95. Sungguh Sia-Sia!

    Riley pun hanya bisa mendesah sebal melihat tingkah kekanakan James yang seperti biasa.Setelah James dan Alen sudah melangkah agak lebih jauh, dia berkata pada salah satu pengawal, "Saya siap pergi sekarang.""Silakan! Mari ikut kami!" ucap pengawal itu.Riley pun dibawa menuju ke istana raja merupakan istana paling besar dan luas di kerajaan itu. Luasnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan istana anak-anaknya ataupun ratunya sekalipun.Penjagaannya juga jauh lebih ketat dibandingkan dengan bagian istana lain. Tapi, Riley menyadari bila hal itu memang perlu dilakukan. Keannu Wellington adalah seorang pemimpin kerajaan sehingga sudah sepantasnya mendapatkan perlindungan yang maksimal.Istana raja memiliki sebuah aula besar yang biasanya digunakan untuk menyambut kedatangan para tamu yang merupakan pejabat ataupun staf lainnya. Tetapi, Riley tahu bila sang raja memiliki sebuah taman yang merupakan taman favorit raja. Dia mengetahuinya dari sang ayah yang pernah beberapa kali me

    Last Updated : 2024-05-06
  • Sang Dewa Perang Terkuat    96. Bukan Dia!

    Tetapi, kemurkaan Keannu ternyata tak hilang begitu saja, sehingga dia berkata dengan nada kesal, "Kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan." "Iya, Yang Mulia," balas Riley tanpa membantah ataupun membela diri. Namun, rupanya Rowena tak terima. "Ayah, dia tak bersalah." "Rowena, apa maksudmu? Dia tak bersalah bagaimana? Dia sudah berani memelukmu, kau ...." Monica sungguh tak habis pikir dengan jalan pikiran sang putri. "Bukan dia, Ibu," kata Rowena, sembari melirik ke arah Riley yang terlihat tenang. Sementara Keannu mendesis marah lagi, "Kau pikir aku buta sehingga aku tak bisa mengenali anak laki-laki itu, gadis kecil?" Rowena menggelengkan kepala, "Bukan begitu, Ayah. Memang benar dia. Tapi, yang aku maksud adalah ... aku ...." "Berjanjilah, jika aku mengatakan semuanya kau dan ibu tidak akan memberi hukuman kepadanya," lanjut Rowena dengan mata berkedip-kedip penuh permohonan. Monica tidak setuju dan mengibaskan tangannya bahwa jelas dia menolak permint

    Last Updated : 2024-05-07

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    34. Perdana Menteri

    Philip Crawford terbatuk-batuk begitu mendengar perkataan James Gardner.James menaikkan alis kanan, tampak menanti penjelasan Philip.Philip pun berdeham kecil dan membalas tanpa berani melihat ke arah James, “Bukan saya yang menuduh Anda, Jenderal Gardner. Hanya saja … seluruh penghuni Kerajaan Ans De Lou membicarakan hal ini. Anggap saja saya hanya menyampaikan apa yang sedang dipikirkan oleh mereka.”James tertawa pelan, membuat Philip seketika menoleh ke arah dirinya. Begitu juga dengan Monica dan kedua anaknya yang tampak terkejut melihat reaksi sang jenderal perang.“A-apa yang lucu dari perkataan saya sampai Anda tertawa, Jenderal Gardner?” Philip berkata dengan nada tersinggung.James menghentikan tawanya dan mendesah pelan sebelum berkata, “Tidak ada yang lucu. Hanya saja aku merasa kau sangat pengecut sekali, Perdana Menteri.”“Pe-pengecut? Apa maksudmu, Jenderal?” Philip membelalakkan mata, jelas semakin tersinggung.“Benar. Tentu saja kau hanyalah seorang pengecut. Kau m

  • Sang Dewa Perang Terkuat    33. Penyebab

    “Jadi, kalian bisa memberi kami waktu untuk meratapi anggota keluarga kami, bukan? Kalian tidak lupa bukan bahwa Keannu Wellington bukan hanya seorang raja negeri ini, tapi dia adalah kepala keluarga kami. Dia suamiku, ayah dari kedua anakku dan seorang kakek dari cucuku,” kata Monica dengan nada datar tapi tegas.Perkataan sang ratu rupanya berhasil membuat para pejabat istana itu saling lirik dan akhirnya terbungkam.Beberapa di antara mereka tampak mundur beberapa langkah seakan memang benar-benar tidak ingin mengganggu lagi anggota keluarga kerajaan. James Gardner sendiri tersenyum melihat para pejabat istana yang sebagian merupakan jajaran menteri penting itu tidak berkutik di hadapan sang ratu. James tidak bisa tidak terkesan pada kemampuan sang ratu yang mampu membuat orang-orang tunduk atas perintahnya. Hal itu karena menurut James sangatlah langka dan jarang terjadi.Sebelum dia melepaskan jabatannya sebagai seorang wakil jenderal perang, dia telah bertemu dengan begitu ba

  • Sang Dewa Perang Terkuat    32. Bukankah Kami Berhak?

    Dikarenakan James tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri dan malah terdiam seperti sebuah patung, Rowena langsung melirik ke arah Xylan.Xylan tentu saja mengerti maksud dari kakak perempuannya itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Jenderal Gardner, apa … kau baik-baik saja?”James sontak tersadar dari lamunannya dan mengangguk pada Xylan. Dengan kebingungan yang sedang menguasai pikirannya, dia tetap melangkah masuk ke dalam kamar sang raja.Begitu dia memasuki area itu untuk pertama kalinya, James bisa melihat jasad raja Kerajaan Ans De Lou yang terbaring kaku di atas tempat tidur mewah itu. Dia hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat orang yang pernah bertanggung jawab atas kerumitan hubungan antara ayahnya dan juga ayah Riley itu. Akibat kesalahan raja yang telah wafat itu, hubungannya dengan Riley pun meregang.Akan tetapi, sang raja telah meminta maaf kepadanya dan dia pun telah memaafkan segala kesalahannya sehingga saat itu sudah tidak ada rasa amarah ataupun dend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    31. Perisai

    Sebelum James memberikan jawaban atas perkataan Xylan Wellington, sang putra mahkota yang masih sangat muda itu, Xylan telah kembali berbicara, “Jenderal Gardner, aku tahu permintaanku ini sangat berlebihan.”“Dan aku tahu … tujuanmu bersedia kembali ke istana ini adalah demi kakak iparku, namun … aku sangat membutuhkan bantuanmu, Jenderal Gardner,” Xylan menambahkan dengan raut wajah penuh permohonan.James menghela napas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Xylan lemas dan juga kecewa. Tetapi, itu hanya berlangsung sementara karena tidak lama kemudian Xylan mendengar James berkata, “Anda tidak perlu meminta saya sampai seperti ini, Yang Mulia.”Xylan terhenyak. Terlebih lagi James melanjutkan dengan berkata, “Sebagai seorang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou, tugas saya tidak hanya melindungi negeri ini. Tapi juga melindungi kepala pemimpin kerajaan ini.”Mulut Xylan terbuka sedikit karena terkejut mendengar jawaban James yang tanpa sedikitpun keraguan it

  • Sang Dewa Perang Terkuat    30. Kau Bisa Membantuku?

    “Apa yang sedang terjadi sebenarnya?” Reiner terlihat semakin bingung.Biasanya, jika mereka memenangkan sebuah peperangan, mereka akan disambut dengan begitu meriah.Tidak hanya sejumlah prajurit istana saja yang menyambut mereka, namun juga para pejabat istana serta anggota keluarga kerajaan akan menyambut kedatangan mereka.Akan tetapi, saat itu hanya ada sejumlah prajurit dan prajurit pengawal pangeran saja yang ada di lapangan tempat pesawat mereka akan segera mendarat.Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan yang akhirnya mencuat di kepala para prajurit yang baru kembali dari pertempuran antara hidup dan mati itu. “Apa mereka tidak mendengar kabar kemenangan kita?” celetuk salah seorang prajurit kelas satu dengan nada penuh rasa kecewa.Seorang prajurit kelas dua menanggapi, “Tidak mungkin. Mereka pasti mendengarnya. Ini sebuah kemenangan besar yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak mungkin tidak tahu.”“Betul. Istana pasti telah mengumumkan berita paling membahagiakan i

  • Sang Dewa Perang Terkuat    29. Keresahan

    “Astaga, Xylan! Mengapa kau meragukan dia?” Rowena membalas dengan nada pelan, seolah takut membuat putra kecilnya yang sedang tertidur dalam gendongannya terbangun akibat suaranya yang mungkin terlalu kencang.Xylan menggelengkan kepala, “Aku sama sekali tidak bermaksud meragukan dia. Hanya saja, aku tahu tujuan utamanya kembali ke istana ini, Rowena. Dia ….”“Berhenti berpikir seperti itu! Dia akan sangat kecewa kalau dia tahu ternyata kau meragukan kesetiaannya,” kata Rowena dengan tajam.Rupanya nada suaranya kali itu sedikit agak lebih keras sehingga sang putra, Kharel Mackenzie terganggu tidurnya sampai bocah kecil itu menggerakkan tubuhnya.Rowena pun kembali mencoba untuk membuat pangeran kecil itu terlelap lagi dengan cara menimangnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.Xylan terdiam, seakan dia tahu sang kakak masih belum selesai berbicara.Ternyata memang benar dugaan Xylan. Usai keponakan kesayangannya itu tertidur tenang lagi, Rowena pun berkata lagi, “Xylan, menuru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    28. Kegagalan?

    Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji

  • Sang Dewa Perang Terkuat    27. Apa yang Harus Aku Lakukan?

    Seakan baru tersadar, James sontak mengangguk perlahan, “Kau benar, Rei. Kita … harus kembali ke istana dan menyusun strategi lagi untuk menemukan Riley.”Reiner pun akhirnya bisa bernapas dengan penuh kelegaan.“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini terlebih dulu,” ucap Reiner.James melihat sekeliling area tersebut untuk yang terakhir kalinya. Setelah dia merasa semua usahanya sudah cukup untuk saat itu, dia segera naik ke pesawat yang akan membawanya kembali menuju Kerajaan Ans De Lou.Selama dalam perjalanan, James lebih banyak terdiam.Sementara Reiner dan Ben yang juga berada di dalam pesawat yang sama dengan James berulang kali masih mengajak James berbicara. Namun, pria muda itu tetap memilih untuk diam.Padahal, Reiner ingin menghiburnya dengan cara mengalihkan perhatian James dari masalah Riley yang belum ditemukan. Sayangnya, dia masih gagal melakukannya. James masih terlihat tidak ing

  • Sang Dewa Perang Terkuat    26. Prasangka Buruk

    Sang prajurit sontak mendadak takut.Apalagi, sorot mata James Gardner tiba-tiba berubah tajam seolah sedang menusuk dirinya.Oh, dia sungguh hanya bermaksud untuk mengungkapkan apa yang sedang dia pikirkan. Dia tidak bermaksud menyinggung jenderal perang itu.Dia tentu saja tidak berani melawan James Gardner. Nyalinya pun seketika semakin menciut kala dia mendengar James berbicara kembali, “Ayo! Katakan padaku! Apa kau bermaksud mengatakan kalau Riley tidak mau bertemu denganku?”Prajurit bernama Joseph Zow itu dengan segera menggelengkan kepala kuat-kuat. “Tidak, Jenderal Gardner. Bukan itu maksud saya. Saya hanya-”“Lalu, apa? Bagaimana bisa kau berpikir Riley tidak ingin keluar dari tempat persembunyiannya?” kini nada suara James semakin terdengar frustasi.Tidak mau suasana di sana semakin tidak terkendali, Reiner segera mendekati sahabatnya itu dan berkata, “James, hentikan!&r

DMCA.com Protection Status