Share

74. Kejujuran Bill

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-07 17:30:18
"Katakan saja apa yang kau mau katakan!" kata Cassandra, sudah tak sabar.

Bill menggenggam tangan istrinya lalu berkata, "Sebelum aku bertemu denganmu, aku adalah tentara, Cassie. Aku bekerja di istana, tapi ...."

"Tapi apa?" tanya Cassandra dengan napas tertahan.

"Aku mengundurkan diri lebih dari 3 tahun yang lalu dan di perjalanan pulang aku diserang sampai aku hampir mati," kata Bill.

Cassandra menatap kaget, "Diserang gimana, Bill? Siapa yang menyerangmu?"

Bibir wanita cantik itu terlihat bergetar saat mengucapkannya dan hal itu membuat Bill menjadi lebih hati-hati.

"Aku tidak tahu, Cassie. Di saat itulah aku diselamatkan oleh Nenek Minerva dan akhirnya menikahimu," jelas Bill.

Cassandra masih sedikit agak bingung, "Bagaimana dia bisa menyelamatkanmu?"

Bill tidak mungkin berkata dia dibuang di pinggiran kota karena itu akan lebih memeperumit semuanya. Maka, dia memilih berkata, "Nenek menemukanku yang sedang sekarat di jalan. Dia yang menyembuhkan aku."

Cassandra terdiam s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    75. Posisi untuk Cassandra

    Cassandra malah semakin curiga pada sang suami tetapi dia menahan diri untuk bertanya. Dengan sigap wanita cantik itu bahkan menyodorkan segelas air minum kepada sang suami. "Terima kasih, Cassie!" ucap Bill dengan cepat. Dia buru-buru menenggak air minum itu hingga habis dan ketika dia meletakkan gelas itu di atas meja, dia masih melihat sang istri sedang menatapnya tanpa berkedip. "Apa yang kau pikirkan?" tanya Bill setelah menyeka mulutnya menggunakan tisu. Cassandra membuat gerakan seolah dia tidak berpikir apapun dan tidak juga memaksa sang suami untuk berbicara. Bill malah semakin bingung dan berpikir mungkin saja istrinya itu telah mengetahui jika dirinya memiliki perusahaan yang jumlahnya tidak hanya satu. Akan tetapi, saat dia melihat tatapan istrinya yang tersimpan sebuah tanda tanya itu, dia segera membuang pikiran itu dari dalam kepalanya. "Aku ... belum berpikiran untuk membangun sebuah perusahaan tapi jika kau menginginkan hal itu, aku bisa membangunnya untukmu," u

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Sang Dewa Perang Terkuat    76. Pekerjaan Bill

    Bill masih berusaha bersabar, "Ah, guci itu. Kalau kau tak sengaja tentu saja tidak masalah, tapi kalau kau sengaja ya tentu saja aku akan menuntut ganti rugi."Mendengar jawaban Bill yang dikatakan dengan sangat tenang itu pun membuat Shirley kesal, "Kau mau menuntut adik iparmu sendiri?""Shirley!" ucap Cassandra yang diabaikan sepenuhnya oleh adik kandungnya itu.Bill mengangkat bahu, "Aku tidak peduli apakah itu adik iparku atau bukan tapi jika seseorang mencoba mengganggu milikku maka aku tidak akan tinggal diam."Shirley hanya membuang napas kasar dan kemudian ia melihat saudara laki-lakinya serta sang kakek dan juga suaminya yang terlihat begitu antusias memasuki rumah itu pun menuju ke sana.Cassandra dengan segera menyapa keluarganya, "Kakek, George, Peter. Selamat datang di rumah kami."Christopher Wood mengernyit mendengar kalimat itu, "Rumah kalian? Bukankah itu sangat berlebihan ketika kalian menyebut sebuah properti sewaan menjadi milik kalian?"Cassandra seketika melemp

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Sang Dewa Perang Terkuat    77. Dugaan Cassandra

    "Kurang lebih seperti itu," ungkap Bill.Ketiga anggota keluarga Cassandra membeku di tempat mereka masing-masing, sementara dengan begitu tenang Peter berkata, "Ah, pantas saja kau bisa mendapatkan piringan emas itu. Luar biasa, Kakak Ipar!"Peter tidak menutupi kekagumannya pada Bill dan kini dia sedang merasa sikap dirinya yang begitu buruk di masa lalu kepada Bill.Tetapi, Peter bukanlah seseorang yang begitu mudahnya mengucap kata maaf sehingga dia tidak mengatakan ucapan itu sepatah kata pun.Bill menoleh kepada istrinya yang hanya diam saja dan ini membuat dirinya begitu tidak tenang."Kek, George, Shirley dan Peter, silakan ke ruang makan karena pelayan kamu sudah menyiapkan makanan untuk kalian," ucap Bill.Peter membalas, "Ah, aku jadi penasaran apa yang disajikan oleh pelayan dari rumah semewah ini."Peter kemudian memaksa istrinya untuk berjalan bersamanya menuju ke ruang makan, meninggalkan George dan Christopher di belakang mereka tanpa kata.Namun, tidak lama kemudian d

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • Sang Dewa Perang Terkuat    78. Dengan Cara Apa?

    Dengan bersusah payah Bill akhirnya membalas, "Iya, Cassie. Aku berjanji tidak akan melakukan hal yang melenceng."Cassandra pun mengangguk kecil. Wanita itu memang sudah mengenal suaminya selama lebih dari 3 tahun lamanya tetapi dia masih belum mengetahui segala hal tentang sang suami selain apa yang diperlihatkan suaminya itu.Selama ini dia sama sekali tidak pernah bertanya ataupun mengorek informasi tentang sang suami kepada suaminya langsung. Mungkin hal ini juga karena dirinya yang selalu merasa kecewa dan kesal terhadap Bill yang tidak pernah bisa dia andalkan.Baginya, Bill yang dulu hanyalah seorang suami yang tidak berguna dan hanya bisa menyusahkan dirinya saja. Semua pengeluaran dialah yang menanggung dan uang yang dihasilkan Bill dari menjaga toko buah hanya cukup untuk memberi beberapa macam barang mereka.Akan tetapi, siapa yang menyangka bila nyatanya saat ini pria itu justru berubah begitu drastis. Selain pergi dari rumah dan kembali dengan membawa sejumlah kejutan ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Sang Dewa Perang Terkuat    79. Kau Tertawa?

    Peter yang saat itu mendengar rencana Christopher hanya mencibir tetapi tidak menanggapi dengan perkataan apapun. Sementara itu, istrinya, Shirley tampak begitu puas mendengar sang kakek akan melakukan sesuatu terhadap kakak iparnya yang begitu sombong itu."Kakek, aku yakin pasti belum memiliki musuh yang sangat banyak di sana," kata Shirley.Christopher menanggapi, "Dan itu tugas kakakmu untuk menemukan siapa saja yang bermusuhan dengan Bill sehingga bisa kita manfaatkan."Ah, Shirley sungguh menyukai rencana sang kakek. Dia sudah benar-benar sangat muak terhadap kakak iparnya yang telah menghancurkan pernikahannya itu. Jika saja saat itu bila tidak memberikan hadiah berupa piringan emas yang begitu disukai oleh Peter, maka kehidupan pernikahannya dengan Peter pasti masih berlangsung dengan begitu harmonis.Namun, Bill telah menghancurkan segalanya sehingga saat ini pernikahannya telah diambang kehancuran. Bisa dikatakan Peter sama sekali tidak pernah peduli kepadanya dan hanya me

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Sang Dewa Perang Terkuat    80. Biarkan Dia Pergi!

    "Mau kami tentu saja menjauhkan Cassandra dari Bill. Menikahkan dia dengan orang yang jauh lebih baik," jawab Christopher dengan begitu tenangnya.Peter tak habis pikir dengan jawaban itu. "Ah, tentu saja. Bill emang sudah kayak tadi dia tidak bisa kau kontrol. Maka dari itu, kau sama sekali tidak menyukai dia. Kau mencari seseorang yang bisa kau kontrol. Benar begitu kan, Kek?"Christopher tidak mau memberi tanggapan ucapan Peter. Seketika pria itu pun merasa tidak bisa lagi berada di dalam keluarga busuk itu.Secara kebetulan mobil itu sedang berhenti di lalu lintas karena lampu merah. Atas kesempatan itu, Peter pun berkata, "Shirley, maaf aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kita. Aku akan melayangkan gugatan cerai kepadamu dan jangan khawatir, aku pasti akan memberi tunjangan untukmu."Shirley Wood membelalakkan mata dan langsung berkata, "Apa maksudmu? Kau mau bercerai denganku?"George dan Christopher sungguh begitu terkejut mendengar ucapan Peter yang tak pernah mereka duga it

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Sang Dewa Perang Terkuat    81. Menantu Hebat?

    "Bantuanku?" tanya Bryan dengan penuh tanda tanya."Iya. Ini soal adik iparku," jawab George.Bryan semakin bingung, "Hei, apa ini masalah rumah tangga? Aku tak bisa membantumu. Kenapa kau tidak menghubungi konsultan pernikahan saja?"George segera menggeleng tegas, "Oh, tidak. Kau salah paham. Ini bukan soal rumah tangga seperti yang kau maksud.""Lantas apa?" Alis kanan Bryan terangkat sebelah, terlihat agak heran.Percakapan mereka pun terhenti sejenak setelah sang pelayan datang dengan membawa pesanan mereka. Bryan tersenyum senang, "Ah, kau masih ingat makanan dan minuman favoritku.""Tentu saja, Bryan. Kita berteman tidak sebentar, aku masih ingat."Bryan mengangguk senang dan ketika sang pelayan meninggalkan area mereka, George pun dengan cepat melanjutkan percakapan mereka. "Kau ingat tentang apa yang pernah aku tanyakan saat pernikahan adikku saat itu? Tentang piringan emas milik Jenderal Mackenzie yang agung?"Bryan menyesap capucino miliknya beberapa kali sebelum menjawab,

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Sang Dewa Perang Terkuat    82. Kejutan Lain

    George tersenyum misterius menanggapi ucapan temannya itu. "Kemarilah! Aku punya rencana bagus."Bryan mendekat ke arah George lalu pria bertubuh tinggi tegap dan berparas tampan itu pun membisikkan sesuatu kepada Bryan.Begitu selesai mendengar rencana George, Bryan terpekur. Tapi sejurus kemudian dia ikut tersenyum lalu mengangkat gelasnya dan seakan mengajak temannya itu untuk bersulang. "Untuk keberhasilan kita.""Tentu saja, kita pasti akan berhasil," sahut George dengan begitu yakin.Di sisi lain, Bill sudah berniat untuk segera kembali ke istana dan kini sedang membereskan beberapa barang-barangnya. Cassandra yang hanya mengawasi itu pun bertanya, "Kapan kau akan pulang lagi ke sini?""Tidak akan lama," jawab Bill."Berapa hari yang dimiliki oleh staff istana untuk berlibur?"Bill segera menghentikan kegiatannya lalu menoleh kepada sang istri, "Aku tidak tahu, tapi sepertinya aku bisa mengajukan libur jika aku menyelesaikan satu tugasku."Cassandra mengangkat alis kanannya, "Ja

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    58. Penumpang Cerewet

    Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en

  • Sang Dewa Perang Terkuat    57. Satu Hari Cukup?

    “Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    56. Katakanlah, Yang Mulia!

    “Jenderal Gardner, kau selalu bisa membaca apa yang ada di dalam otakku,” Xylan menjawab pelan.Sudut bibir James pun terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis.“Katakanlah, Yang Mulia! Saya siap membantu Anda,” James berujar santai.Xylan menganggukkan kepala, “Ini tentang kau.”“Tentang saya?” James mengulang dengan ekspresi terkejut.Pria muda itu sama sekali tidak mengira bahwa jawaban dari sang raja justru mengenai dirinya. Dia pikir yang dimaksud Xylan adalah kekhawatirannya terhadap pemerintahan. Dengan nada bingung dia bertanya, “Apakah ada sesuatu yang saya lakukan mengganggu Anda, Yang Mulia?” Xylan menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak. Kau justru lebih banyak membantuku dan itu sudah di luar ekspektasiku.”Hal itu tentu semakin membuat James tidak mengerti, “Lantas apa yang Anda pikirkan tentang saya?”“Ini soal perjanjian kita sebelum aku dilantik,” jawab Xylan.Dahi lebar James mengerut, tapi dia segera menyadari dengan cepat tentang apa yang dimaksud oleh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    55. Tidak Kecewa?

    Seorang staf wanita dari kementerian lain seketika menertawakan perkataan Celine Klein. Wanita muda itu adalah Lucy Berry.Tetapi Celine, wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Dia tidak tampak terganggu sama sekali, justru penasaran.Beberapa orang juga akhirnya ikut tertawa bersama wanita yang juga terlihat seusia dengan Celine.Dikarenakan tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang dia inginkan, Lucy berkata dengan nada sinis, “Kenapa kalau Raja Xylan memilih seorang wanita dari kalangan biasa? Apa … kau berminat menjadi istrinya?”Celine hendak menjawab, tapi Lucy menertawakan dirinya lagi dan berujar, “Jangan terlalu banyak berharap! Meskipun Raja Xylan memilih seorang wanita yang bukan berasal dari anggota keluarga kerajaan, dia tetap tidak mungkin melirik seorang staf biasa sepertimu.”Tatapan matanya pada Celine jelas sangat meremehkan, namun Celine tetap terlihat tenang dan santai.Wanita muda itu malah dengan berani berkata,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    54. Raja Terbaik?

    Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    53. Demi Kebaikan

    Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    52. Ya, Perdana Menteri?

    “Tidak, sudah aku katakan dia tidak mungkin melakukannya, Perdana Menteri,” Ashton Rowles berkata pelan.Namun, dari nada suaranya, Philip merasakan bila Ashton pun tidak yakin dengan apa yang dia katakan.Hal itu membuat Philip mendecakkan lidah, sedangkan Ashton sendiri juga sebenarnya mulai tidak yakin dan keheranan.Akan tetapi, dia tidak akan mengungkapkan keraguannya itu pada Philip karena tidak mau seniornya tersebut merasa kesal.“Sudahlah, kalau dia memang berniat memecatku, aku akan terima. Mungkin ini memang sudah waktunya aku pensiun dari istana,” kata Philip dengan nada terdengar muram.Ashton sontak merasa kasihan tapi dia tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu keputusan raja.“Jabatan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou tetap akan dipegang Philip Crawford yang telah berjasa begitu banyak untuk kerajaan ini,” kata Xylan.Philip melongo tak percaya.Sementara Ashton langsung tertawa lega dan berkata, “Aku benar kan, Perdana Menteri? Dia tidak memecatmu.”“Sel

  • Sang Dewa Perang Terkuat    51. Para Menteri

    Rupanya Ashton tidak tersinggung meskipun Philip berkata kepadanya dengan nada sinis.Ashton malah tersenyum menenangkan, “Aku tidak mungkin menertawakan seniorku, Perdana Menteri.”Usia Ashton memang lima belas tahun lebih muda daripada Philip. Selain usianya yang jauh di bawah Philip, Ashton juga memiliki lebih sedikit pengalaman dibandingkan Philip.Ashton Rowles baru menginjakkan kakinya di istana itu sekitar dua belas tahun lalu, tepat di saat dia berusia 30 tahun. Dia diangkat sebagai Menteri Pendidikan 4 tahun yang lalu di saat usianya baru 38 tahun.Dia memang salah satu menteri termuda yang pernah ada di Kerajaan Ans De Lou, tapi jika dibandingkan dengan Philip Crawford yang telah mengabdikan diri di istana selama lebih dari dua puluh tahun, tentu saja dia tidak sebanding.“Lalu, kenapa?” Philip bertanya, masih dengan nada sebal.Ashton pun menjawab, “Raja Xylan menghargai orang lain. Aku … sangat yakin bila dia akan mempertahankan kau, Perdana Menteri.”Philip terpana, “Kenap

  • Sang Dewa Perang Terkuat    50. Keterkejutan

    “Silakan, Yang Mulia,” James berujar pelan pada sang raja muda itu.Xylan Wellington pun mengangguk penuh kelegaan.Dengan keberanian yang memang selalu dimilikinya, Xylan mulai memberikan sambutan pertamanya sebagai raja Kerajaan Ans De Lou.Pemuda itu tampak luwes dan bahkan sangat karismatik. Dengan sangat lancar dia menyampaikan seluruh pidatonya. Tidak sekalipun dia tersendat-sendat. Begitu banyak orang yang langsung mengaguminya. Tidak hanya para pejabat dan staf istana saja yang terkesan akan kemampuan berpidato Xylan, tapi sebagian besar penghuni istana itu juga terlihat menyukai Xylan.“Dia memang masih sangat muda, tapi aku yakin dia akan bisa menjadi raja yang baik, seperti ayah dan kakeknya,” kata salah seorang pelayan perempuan di istana besar itu.Seorang teman yang berdiri di sebelahnya menanggapi, “Dia tidak hanya memiliki wajah yang sangat tampan, tapi juga sangat berwibawa. Aku … sampai tidak percaya rasanya kalau pangeran kecil itu sekarang telah resmi menjadi raja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status