Home / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 46. Menyulitkan Raja?

Share

46. Menyulitkan Raja?

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2025-02-01 20:00:49

Mendengar jawaban Gary Davis, Xylan Wellington sontak mengernyitkan dahi.

Apa benar ini pemuda yang sama yang selalu memberikan solusi-solusi bagus kepadaku? Xylan membatin.

Sang calon raja tersebut semakin dalam menatap Gary dan akhirnya mengangkat alis kanan ketika dia sadar dia telah berpikir sesuatu yang bodoh.

Semakin lama Xylan semakin menyadari bahwa Gary Davis mungkin memang cerdas dan cekatan serta memiliki pengetahuan yang cukup luas.

Tapi, seseorang yang cerdas seperti itu juga bisa saja memiliki sifat polos seperti yang baru saja ditunjukkan oleh pemuda itu pada dirinya.

“Yang Mulia, mengapa Anda tidak menjawab pertanyaan saya? Apakah saya-”

“Lupakan saja!” Xylan memotong cepat.

Gary pun menggaruk belakang telinganya karena kebingungan.

Xylan menghela napas dan berujar, “Gary. apa kau cemas menunggu pengumuman perubahan staf dan pejabat istana nanti?”

Gary berjengit, cukup terkejut dengan pertanyaan Xylan.

Pemuda itu membuka mulut dan terbata-bata berkata, “Yang Mulia, sa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    47. Pemberontakan

    Gary Davis pun menjawab dengan ekspresi serius, “Yang Mulia, saya mohon maaf jika perkataan saya Anda anggap lancang, namun ….”“Katakan saja! Katakan semua yang ingin kau katakan!” Xylan memerintah.Dari nada suaranya, Xylan jelas terdengar sudah tidak sabar. “Aku siap mendengarkan! Dan … aku tidak akan marah kepadamu, jangan khawatir!” Xylan menambahkan setelah dia melihat raut wajah Gary yang terlihat ragu-ragu.Xylan berpikir mungkin Gary takut jika dia akan dihukum jika mengatakan apa yang ada di dalam kepalanya sehingga salon calon raja tersebut harus meyakinkan Gary agar pria muda itu menjadi lebih berani.Gary mengangguk, terlihat lega. Setidaknya dia memiliki sebuah jaminan bahwa dia tidak akan dihukum. “Yang Mulia, Anda … akan diangkat menjadi raja baru Kerajaan Ans De Lou. Anda masih sangat muda dan Anda sendiri juga pasti sudah bisa menebak bahwa … itu … saya ….”Xylan mendecak lidah dengan tidak sabar, “Katakan saja! Aku tidak masalah. Tenang saja!”Sekali lagi Gary kem

    Last Updated : 2025-02-03
  • Sang Dewa Perang Terkuat    48. Tapi, Tidak denganku

    Hening.Gary Davis terdiam, namun tampak terlihat sedang berpikir serius.“Apa lagi yang kau pikirkan, Gary?” Xylan Wellington berkata dengan nada terdengar sangat lelah. Dia bahkan juga memperlihatkan ekspresi yang tidak sabar.Hal tersebut membuat Gary meringis. “Yang Mulia, tapi Jenderal Gardner hanyalah seorang Jenderal Perang pengganti. Apakah-”“Iya, iya kau benar. Dia memang seorang jenderal pengganti,” Xylan memotong perkataan Gary cepat-cepat.Gary mendengarkan, tidak berniat menyela dan malah menunggu Xylan menjelaskan lebih lanjut.Xylan mendesah pelan, “Tapi … dia juga bukan orang yang bisa dianggap remeh. Semua orang menghormatinya. Terlebih lagi dialah yang menyelamatkan kerajaan kita. Dia memenangkan peperangan yang bahkan kakak iparku tidak bisa melakukannya.”Pria muda itu membasahi bibir sebentar dan melanjutkan sembari mengerutkan dahi, “Dengan prestasi yang besar itu, aku sangat yakin tidak akan ada yang berani menentangnya. Dan aku … akan aman selama dia menjadi

    Last Updated : 2025-02-07
  • Sang Dewa Perang Terkuat    49. Tekad James

    Dengan begitu santainya James menjawab, “Tidak ada apa-apa.”Gary tentu saja tidak percaya. Pria muda itu menatap James dengan tatapan penuh ingin tahu.Dikarenakan tidak ingin membuat Gary curiga, James pun berkata, “Aku hanya tidak menyangka kalau kau … ternyata begitu sangat dekat Pangeran Xylan.”“Sudah berapa lama kau melayani Pangeran Xylan?” James menambahkan.“Baru beberapa tahun, Jenderal Gardner. Kurang lebih tiga tahun,” jelas Gary.James manggut-manggut. Sang jenderal perang tersebut langsung berpikir serius. Tapi, kali itu dia mencoba menggali sesuatu dari Gary Davis sehingga dia memilih untuk melempar sebuah pernyataan untuk asisten pribadi Xylan Wellington yang mencurigakan itu.“Kau bukan berasal dari kalangan pejabat istana, juga tidak memiliki latar belakang yang menakjubkan tapi … Pangeran Xylan begitu sangat percaya kepadamu. Kau … pasti memiliki kelebihan yang lain sampai Pangeran Xylan memilihmu,” kata James dengan nada senormal mungkin agar Gary tetap tidak wasp

    Last Updated : 2025-02-08
  • Sang Dewa Perang Terkuat    50. Keterkejutan

    “Silakan, Yang Mulia,” James berujar pelan pada sang raja muda itu.Xylan Wellington pun mengangguk penuh kelegaan.Dengan keberanian yang memang selalu dimilikinya, Xylan mulai memberikan sambutan pertamanya sebagai raja Kerajaan Ans De Lou.Pemuda itu tampak luwes dan bahkan sangat karismatik. Dengan sangat lancar dia menyampaikan seluruh pidatonya. Tidak sekalipun dia tersendat-sendat. Begitu banyak orang yang langsung mengaguminya. Tidak hanya para pejabat dan staf istana saja yang terkesan akan kemampuan berpidato Xylan, tapi sebagian besar penghuni istana itu juga terlihat menyukai Xylan.“Dia memang masih sangat muda, tapi aku yakin dia akan bisa menjadi raja yang baik, seperti ayah dan kakeknya,” kata salah seorang pelayan perempuan di istana besar itu.Seorang teman yang berdiri di sebelahnya menanggapi, “Dia tidak hanya memiliki wajah yang sangat tampan, tapi juga sangat berwibawa. Aku … sampai tidak percaya rasanya kalau pangeran kecil itu sekarang telah resmi menjadi raja

    Last Updated : 2025-02-10
  • Sang Dewa Perang Terkuat    51. Para Menteri

    Rupanya Ashton tidak tersinggung meskipun Philip berkata kepadanya dengan nada sinis.Ashton malah tersenyum menenangkan, “Aku tidak mungkin menertawakan seniorku, Perdana Menteri.”Usia Ashton memang lima belas tahun lebih muda daripada Philip. Selain usianya yang jauh di bawah Philip, Ashton juga memiliki lebih sedikit pengalaman dibandingkan Philip.Ashton Rowles baru menginjakkan kakinya di istana itu sekitar dua belas tahun lalu, tepat di saat dia berusia 30 tahun. Dia diangkat sebagai Menteri Pendidikan 4 tahun yang lalu di saat usianya baru 38 tahun.Dia memang salah satu menteri termuda yang pernah ada di Kerajaan Ans De Lou, tapi jika dibandingkan dengan Philip Crawford yang telah mengabdikan diri di istana selama lebih dari dua puluh tahun, tentu saja dia tidak sebanding.“Lalu, kenapa?” Philip bertanya, masih dengan nada sebal.Ashton pun menjawab, “Raja Xylan menghargai orang lain. Aku … sangat yakin bila dia akan mempertahankan kau, Perdana Menteri.”Philip terpana, “Kenap

    Last Updated : 2025-02-12
  • Sang Dewa Perang Terkuat    52. Ya, Perdana Menteri?

    “Tidak, sudah aku katakan dia tidak mungkin melakukannya, Perdana Menteri,” Ashton Rowles berkata pelan.Namun, dari nada suaranya, Philip merasakan bila Ashton pun tidak yakin dengan apa yang dia katakan.Hal itu membuat Philip mendecakkan lidah, sedangkan Ashton sendiri juga sebenarnya mulai tidak yakin dan keheranan.Akan tetapi, dia tidak akan mengungkapkan keraguannya itu pada Philip karena tidak mau seniornya tersebut merasa kesal.“Sudahlah, kalau dia memang berniat memecatku, aku akan terima. Mungkin ini memang sudah waktunya aku pensiun dari istana,” kata Philip dengan nada terdengar muram.Ashton sontak merasa kasihan tapi dia tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu keputusan raja.“Jabatan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou tetap akan dipegang Philip Crawford yang telah berjasa begitu banyak untuk kerajaan ini,” kata Xylan.Philip melongo tak percaya.Sementara Ashton langsung tertawa lega dan berkata, “Aku benar kan, Perdana Menteri? Dia tidak memecatmu.”“Sel

    Last Updated : 2025-02-13
  • Sang Dewa Perang Terkuat    53. Demi Kebaikan

    Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh

    Last Updated : 2025-02-15
  • Sang Dewa Perang Terkuat    54. Raja Terbaik?

    Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang

    Last Updated : 2025-02-18

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    89. Dia Sudah Tahu?

    James Gardner malah hanya terdiam, tidak memberikan jawaban yang jelas pada pertanyaan Reiner.Sebuah kecemasan langsung mendera sang komandan perang darat. Tidak mau diabaikan oleh james, maka Reiner kembali bertanya, “James, katakan padaku. Apa kau akan tetap tinggal di istana? Kau tidak akan pergi kan?”Dia menatap James yang sedang menatap ke arah luar jendela mobil dengan cemas. Tetapi, setelah dia cukup bersabar menunggu dia akhirnya mendengar James menjawab, “Aku tidak tahu.”Hati Reiner seperti dihantam oleh batu seketika.“Jadi … kau akan pergi?” pria itu bertanya dengan nada terdengar kecewa.“Tergantung.”Reiner yang masih menatap James pun menaikkan alis, tampak bingung, “Tergantung pada apa?”James mendesah pelan, “Tergantung pada jawaban Raja Xylan.”Reiner semakin kebingungan. Namun, dia tidak memiliki waktu untuk bertanya lebih lanjut lantaran mobil yang mereka naiki telah memasuki gerbang utama istana Kerajaan Ans De Lou. Meskipun begitu, Reiner tetap tidak mau menye

  • Sang Dewa Perang Terkuat    88. Tidak Akan Terkejar, James!

    Pada awalnya Michelle Veren tidak memahami apa yang ditanyakan oleh James Gardner. Namun, ketika dia melihat air muka sang jenderal, dia langsung tahu yang dimaksud tentu saja waktu tentang kepergian tiga orang yang sedang mereka cari.Sehingga, sang pemilik butik Veren itu pun menjawab, “Sekitar satu jam yang lalu, Jenderal Gardner.”Mendengar jawaban itu, Reiner langsung lemas. Tapi, itu berbanding terbalik dengan James yang malah penuh semangat. Hal tersebut bisa terlihat dari James yang malah berkata, “Ayo, Rei. Kita kejar dia.”Reiner menatap sedih ke arah sahabat baiknya itu dan membalas, “Tidak akan terkejar, James. Itu sudah terlalu lama.”James malah tidak mendengarkan ucapan Reiner dan memerintah beberapa anak buahnya, “Siapkan mobil, kita kejar mereka.”“James,” Reiner memanggil pelan.James mengabaikan panggilan itu dan tetap berkata pada anak buahnya yang masih diam menunggu, “Cari tahu melalui CCTV saat ini mereka sudah berada di daerah mana. Mereka … pasti terlihat ji

  • Sang Dewa Perang Terkuat    87. Rencana Putri Rowena

    Sayangnya semuanya itu telah terlambat disadari oleh gadis muda itu. Semua perkataan dari gadis bernama Alice Porter itu jelas-jelas didengar oleh Reiner Anderson dan James Gardner.Dengan raut wajah menggelap James pun berkata, “Nona, kau-”“Tidak, tidak. Aku hanya salah berbicara, aku … aku tidak tahu apapun. Kalian salah dengar,” kata Alice yang wajahnya kian memucat. Apalagi ketika dia melihat bagaimana aura James Gardner, sang jenderal perang yang menakutkan itu, dia semakin kesulitan untuk bernapas.Reiner pun juga sudah tidak bisa menahan diri sehingga berkata dengan nada jengkel, “Katakan apa saja yang kau ketahui atau kau … akan tahu betapa mengerikannya jika kau berhadapan dengan kami berdua.”“Aku tidak peduli kau itu seorang wanita. Aku masih bisa mencarikan sebuah hukuman yang pantas diterima olehmu,” lanjut Reiner dengan dingin.Alice menelan ludah dengan kasar. Tentu gadis muda itu sangat kebingungan. Terlebih lagi, saat itu tidak ada yang mencoba membantu dirinya sam

  • Sang Dewa Perang Terkuat    86. Butik Veren

    Pertanyaan James tersebut seketika membuat Reiner terdiam selama beberapa saat. Dia terpaku menatap ke arah butik itu dengan air muka bingung.Sementara James tidak ingin membuang waktu lebih banyak sehingga tanpa kata dia berjalan cepat menuju ke arah butik yang dimiliki oleh Michelle Veren, seorang desainer wanita berusia empat puluh tahun yang cukup terkenal di negara itu.Reiner pun tidak hanya bengong dan berdiam diri, meratapi ketidaktelitiannya. Dia mengikuti James dengan berlari-lari kecil tepat di belakang James tanpa kata.Begitu James lebih cepat darinya mencapai pintu, dia langsung melihat dua penjaga butik yang membukakan pintu itu untuk mereka.“Ada yang bisa saya bantu?” salah satu penjaga butik itu bertanya pada James.“Saya mencari Putri Rowena. Di mana dia sekarang?” James balik bertanya tanpa basa-basi seraya mengedarkan dua matanya ke segala penjuru lantai satu butik itu.Meskipun saat itu ada sebuah rasa curiga yang mencuat di dalam kepala James, pria muda itu leb

  • Sang Dewa Perang Terkuat    85. Keanehan Lain

    Reiner tidak kunjung menjawab pertanyaan James. Dia malah menampilkan ekspresi wajah yang terlihat ragu-ragu sekaligus bingung.Tentu saja hal itu membuat James menjadi semakin kesal. “Ayolah, katakan cepat! Apa yang aneh dari Putri Rowena?” desak James dengan tidak sabar.Reiner menelan ludah dan menggaruk telinganya sebelum menjawab, “Yah, aku tidak yakin apa ini memang aneh buatmu. Tapi … menurutku ini sangat aneh.”James menggertakkan giginya lantaran semakin jengkel dan tidak sabar.Beruntunglah, dia tidak perlu bertanya lagi karena Reiner menambahkan, “Jadi, menurut laporan dia pergi ke luar istana.”Mendengar jawaban Reiner, James sontak mendengus kasar. “Apa yang aneh dari hal itu? Setahuku dia memang sering pergi ke luar istana.”Reiner mendesah pelan, “Memang. Tapi, kali ini … beberapa jam yang lalu, dia pergi tanpa pengawal. Dan dia … pergi membawa putra mereka, Pangeran Kharel.”Seketika James melotot kaget, “Apa? Kau … yakin?”“Iya, James. Dan-”“Bagaimana mungkin? Raja

  • Sang Dewa Perang Terkuat    84. Katakan, Rei!

    Gary Davis tidak menjawab pertanyaan Xylan. Dia hanya memasang ekspresi memelas. Hal itu seketika menimbulkan rasa bersalah pada diri Xylan Wellington.Oh, tidak. Apa yang sudah aku lakukan? Apa … aku sudah berlebihan karena telah menaruh curiga pada asisten pribadiku sendiri? Xylan membatin seraya menatap wajah polos Gary.Sang raja muda itu mendesah pelan. Dia pun kembali berpikir keras. Dia mencoba mengingat segala hal tentang Gary. Dia tidak pernah membuat kesalahan, tak sekalipun. Dia juga tidak pernah melakukan hal yang mencurigakan selama ini. Astaga, apa aku sudah salah mencurigai seseorang? pikir Xylan.Akan tetapi, dia menggelengkan kepalanya dengan cepat saat dia menyadari sesuatu.Tapi, tunggu dulu. James Gardnerlah yang mencurigai dia. Dia tidak mungkin berbicara sembarangan. Kalau tidak, tidak mungkin dia bisa terpilih menjadi wakil jenderal perang. Instingnya pasti sangat kuat sehingga dia memiliki kecurigaan pada Gary Davis, Xylan berpikir serius.Dia lalu menatap k

  • Sang Dewa Perang Terkuat    83. Pencarian Terakhir

    Ben tidak tahu bagaimana dia harus menanggapi perkataan temannya itu, tapi yang bisa dia lakukan hanyalah pergi mendekati James lalu menepuk punggungnya dengan perlahan berulang kali dengan tujuan menenangkan sang sahabat.“Dia benar-benar tidak akan kembali, Ben.”“Tidak. Itu hanya-”“Dia tidak akan memberi pesan semacam itu jika dia tidak serius dengan ucapannya,” James memotong ucapan Ben.Ben mendesah pelan, “James, yang aku maksud adalah … dia mungkin tidak ingin dicari lagi karena dia ingin pulang sendiri ke istana.”Perkataan Ben tersebut membuat James yang semula begitu sangat kalut menegakkan punggungnya. Jenderal perang itu kemudian menoleh ke arah Ben dan menanggapi, “Apa maksudmu?”Ben sebetulnya tidak yakin atas apa yang dia pikirkan tapi dia tetap menyampaikan buah pikirnya itu, “Menurutku … dia hanya mau pulang sendiri.”James terdiam, berusaha mencerna ucapan temannya.“Begini saja … bagaimana kalau kita pulang saja ke istana, siapa yang tahu kalau mungkin Riley benar-

  • Sang Dewa Perang Terkuat    82. Pilihan yang Sulit

    Ricky Drilon hanya bisa terbengong-bengong saat mendengarkan pertanyaan itu.Oh, dia sering kali mendapati dirinya dalam sebuah situasi yang membingungkan. Tapi, dia tidak pernah merasa tertekan sekalipun.Padahal dia pun sangat sering dihadapkan pada sebuah pilihan yang sulit. Namun, lagi-lagi hal-hal semacam itu bisa diselesaikannya dengan baik tanpa adanya pergolakan batin.Akan tetapi, satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Riley Mackenzie berhasil membuatnya berada di dalam fase tersulitnya. “Kenapa kau diam saja? Siapa yang akan kau patuhi? Aku atau Jenderal Gardner?” Riley mengulang kembali pertanyaannya itu.Ricky menelan ludah dengan kasar, semakin bingung.Dahinya pun berkerut, jelas menunjukkan sebuah kebimbangan yang sangat besar. Berulang kali dia merapikan rambutnya hanya dalam satu menit saja. Hal itu membuat Riley tersenyum aneh, “Jadi, bagaimana? Kau akan memilih untuk mematuhi siapa?” Ricky menggigit giginya sendiri.Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Dan k

  • Sang Dewa Perang Terkuat    81. Dua Perintah

    Ricky tidak langsung menjawab pertanyaan James, dia justru kembali menoleh ke arah Steven, saudara laki-lakinya. Dari tatapan matanya, terlihat sangat jelas laki-laki muda itu meminta persetujuan dari Ricky.Rupanya, kebiasaan itu disadari oleh James Gardner sehingga dengan raut wajah jengkel dia pun berkomentar, “Ayolah! Apa kalian harus berdiskusi terlebih dulu sebelum menjawab pertanyaan sederhana seperti yang aku tanyakan tadi?”“Apa kalian tidak memiliki pendapat kalian sendiri?” James melanjutkan dengan nada dingin.Wajah Ricky dan Steven memerah dengan sempurna.Ben meringis melihat ketegasan James itu tapi dia tidak membuat sebuah interupsi. Tidak ingin membuat James menjadi semakin marah, pada akhirnya Ricky pun menjawab, “Jika itu orang biasa, kemungkinan besar kita masih bisa mengejarnya. Namun, jika itu Jenderal Mackenzie, saya ….”Pria muda itu tidak berani melanjutkan perkataannya. Dari raut wajahnya dia terlihat ragu-ragu hingga James yang melanjutkan perkataannya deng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status