Share

259. Ini Salahku!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-21 06:22:13

Rowena mengangguk lemah, sementara keempat prajurit yang juga berada di dalam ruang rawat itu langsung saling lempar pandang.

Riley sendiri butuh beberapa waktu untuk memproses informasi tersebut.

Namun, Reiner langsung bertanya, “Yang Mulia, lalu … di mana wakil jenderal perang berada sekarang?”

Rowena menoleh dengan cepat, “Aku tidak tahu. Aku … hanya mendengar berita itu dari pelayan istana, baru saja. Mungkin … dia sudah kembali ke asrama atau-”

“Terima kasih, Yang Mulia,” Reiner memotong ucapan Rowena dengan cepat akibat terlalu panik.

Setelah itu Reiner langsung memberi penghormatan pada sang putri raja dan cepat-cepat meninggalkan area tersebut bersama dengan Diego.

Ben juga berujar, “Riley, aku ke sana dulu. Nanti aku … akan ke sini lagi.”

Alen ikut mengangguk, “Jangan khawatir! Kami akan langsung memberitahumu bila kami sudah tahu apa yang sedang terjadi.”

Riley hanya bisa menatap kepergian teman-temannya dengan tatapan penuh kebingungan.

Tinggalah hanya Rowena yang berada d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    260. Akhir

    Orang-orang pun berniat mendekati Riley, hendak membantunya. Akan tetapi, ketika mereka melihat James Gardner yang bergerak mendekati Riley, mereka pun hanya bisa diam di tempat mereka.James dengan cepat menangkap tubuh Riley yang terhuyung-huyung seolah tidak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri.James mendesah pelan, “Apa yang kau sedang lakukan?”“Mencegahmu pergi,” jawab Riley dengan lemah.James membuang napas dengan kasar dan memapah Riley yang ternyata masih begitu lemah.“Kau tidak perlu membuang-buang waktu dan tenagamu,” kata James.“Mengapa? Kau tidak harus pergi, James. Kau-”“Ini sudah keputusanku,” potong James cepat.Riley menggelengkan kepala, menatap pemuda yang hanya terpaut satu tahun lebih tua darinya itu. “Kau tidak bersalah. Akulah yang brengsek karena ingin mempertahankan sebagai sahabatku.”“Senang sekali kau mengakuinya,” balas James yang kemudian diiringi senyuman samar.“Jika ada yang harus pergi dari sini, maka akulah orangnya, bukan kau,” kata Riley.Ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Sang Dewa Perang Terkuat    Author's Note

    Dear, ReadersIni Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 2 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuat buku ini dengan sepenuh hati.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Selanjutnya, saya akan membuat season 3 dari buku ini, tapi Season 3 ini akan menjadi buku dengan tokoh utama “James Gardner.”Semoga Anda semua akan menyukainya.Salam hangat selaluZila Aicha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Kau Siap?

    “Jenderal, kita sudah terkepung.”Seorang prajurit dengan luka tembak di kaki menyeret dirinya untuk berjalan menuju ke tempat di mana sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou sedang mempersiapkan senjatanya.Prajurit yang terseok-seok ketika berjalan itu sudah tidak mengenakan pelindung kepala dan juga pelindung badannya yang lain. Hal itu membuat sang jenderal perang mendelik marah kepadanya, “Apa yang kau sudah lakukan? Di mana semua pelindungmu?”Sang prajurit dari kelas satu itu hanya bisa meringis menahan sakit dan menjawab, “Tidak bisa digunakan lagi, terlalu banyak luka tembakan.”Riley Mackenzie membelalakkan mata dan seketika melepas kacamata pelindung yang melindungi matanya.Pria muda itu sontak berjongkok dan melihat luka Benedict Arkitson yang ternyata sangat parah. Tidak hanya kakinya saja yang tertembak, tapi bagian perut kirinya rupanya juga terluka parah. Di samping itu, Riley melihat banyak luka lain yang tidak terhitung jumlahnya. “Tetaplah di sini! Staf medis a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Sang Dewa Perang Terkuat    2. Bagaimana Jika Saya Menolak?

    James seketika menghentikan kegiatannya tapi tetap tidak menoleh ke arah Diego.Diego yang melihat gerakan berhenti James yang tiba-tiba itu seketika menampar mulutnya sendiri seakan sadar bila dia telah salah berbicara.“Ah, apa yang sudah aku katakan? Kau … tentu saja masih menganggapnya sebagai sahabat baikmu. Kalau tidak, mana mungkin kau selalu membuatkannya senjata khusus?” kata Diego dengan penuh rasa bersalah.James mendesah pelan, “Dia pasti bisa lolos tanpa ikut campur tangan dariku.”“Aku tidak yakin, James. Kalau aku yakin, aku tidak mungkin datang lagi ke sini dan memintamu kembali. Bahkan, Putri Rowena dan Pangeran Xylan ….”James mengerutkan kening dan akhirnya menoleh ke arah Diego, “Ada apa dengan mereka?”“Putri Rowena secara khusus mendatangiku saat aku baru saja tiba di istana. Dia memintaku untuk mencari tahu keberadaanmu, James. Pangeran Xylan juga mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Sang Dewa Perang Terkuat    3. Sang Putra Mahkota

    Xylan kembali tersenyum santai menanggapi sikap James yang masih belum berubah.Sang raja calon raja masa depan itu pun dengan tenang menjawab, “Karena aku sudah di sini, tentu saja … konsekuensi yang kau terima akan jauh lebih buruk, Wakil Jenderal Perang.”Brengsek, James hanya berani mengumpat dalam hati.Tentu saja meskipun dia sangat kesal pada pria yang usianya terpaut beberapa tahun lebih muda darinya itu, dia tidak bisa langsung mengumpat secara langsung. Dia tidak bodoh. Xylan bisa memenggal kepalanya dengan mudah.“Jadi, bagaimana? Apa kau … masih tetap menolak, Wakil Jenderal Perang?” Xylan bertanya dengan nada mendesak.James menggertakkan gigi dan dengan menahan kesal dia pun menjawab, “Mana bisa saya menolak jika Anda sudah mengancam saya seperti itu, Yang Mulia?”Xylan terkekeh pelan.Hal itu membuat James menjadi waspada. Setelah dia melihat perubahan Xylan Wellington, dari yang dulu adalah remaja belasan tahun lalu saat berdiri tidak jauh darinya menjadi seorang pri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Sang Dewa Perang Terkuat    4. Perubahan di Istana

    Dipukul, dimaki oleh sahabatnya sendiri ternyata tidak membuat James Gardner naik pitam. Pria itu justru tertawa kecil lalu malah membalas pelukan Shin. Dia berujar dengan nada yang begitu sangat pelan, “Maafkan aku.”Shin sesungguhnya terkejut saat mendengar permintaan maaf James tersebut. Dia merasa bila pada dasarnya James tidak bersalah sedikitpun. Sahabatnya itu hanya kecewa dan reaksinya juga tidak berlebihan. Meskipun memang dia memilih untuk pergi, James tetap saja tidak bisa dianggap bertindak di luar batas. Dia tetap memiliki hak untuk memilih tinggal di istana atau keluar dari kehidupan istana.Maka Shin cepat-cepat berkata, “Sudah, lupakan saja. Kau … sama sekali tidak bersalah.”James mendesah pelan dan kemudian melepaskan pelukannya pada Shin. Shin sontak menoleh ke arah Diego yang tiba-tiba tidak berani menatapnya. Pria yang telah berusia empat puluh tahun itu menyipitkan matanya lantaran curiga.“Apa ini artinya kau … selama ini tahu-”Diego segera berdeham pelan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Sang Dewa Perang Terkuat    5. Apa yang Anda Perintahkan?

    Setelah berhasil menguasai diri, Shin menatap Diego dengan pandangan penuh rasa penasaran. Diego langsung tahu dengan pasti bila Shin pastilah ingin bertanya lebih banyak tentang kehidupan James.Tapi yang bisa dikatakan oleh prajurit yang bekerjasama dengan James itu hanyalah, “Kau tahu dia hebat dalam merakit bom, bukan? Namun, ternyata tidak hanya itu. Kemampuannya lebih mengagumkan daripada sekedar pembuatan bom. Dia juga bisa membuat senjata-senjata yang menakjubkan.”“Selain itu, dia mengelola bisnis cafe yang dijalankannya bersama Bibi Dorothy. Akan tetapi, sesungguhnya … pekerjaan utamanya selama ini tentu saja adalah membuat senjata untuk kerajaan kita,” Diego menjelaskan.Shin manggut-manggut, mengerti dengan mudah.Saking bersemangatnya dia ingin tahu lebih banyak, dia pun kembali bertanya, “Lalu, bagaimana dengan … asmaranya? Apa dia sudah menikah?”Diego menggelengkan kepala, “Mana pernah dia memikirkan masalah itu? Kau … tahu dia seperti apa, bukan?”Shin pun tidak lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Sang Dewa Perang Terkuat    6. Kenapa Begitu?

    Xylan ingin membantu sang ayah, tapi akhirnya pria muda yang terlihat sangat mencemaskan ayahnya itu diminta untuk menunggu di luar istana raja oleh Keannu.Setelah Keannu hanya tinggal berdua saja dengan James, dia kembali menatap James secara serius.“Wakil Jenderal Perang, tolong selamatkanlah … kerajaan ini. Jangan biarkan kerajaan kita diambil oleh mereka. Apa kau … bisa melakukannya?” Keannu bertanya dengan tatapan penuh harap yang terlihat begitu jelas.James mengerutkan dahi. Sejujurnya dia memprediksi bahwa rajanya akan menyebut perihal Riley terlebih dulu, tapi rupanya dia lebih mengutamakan keseluruhan negeri itu dibandingkan dengan keselamatan menantunya.Seakan bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh James, Keannu menambahkan, “Aku bukan tidak peduli pada Riley. Aku … juga tidak tahu putriku menderita karena nasib suaminya yang masih belum jelas.”Dia menelan ludah dengan susah payah dan melanjutkan kembali, “Namun, jika aku memintamu untuk fokus menyelamatkan Riley

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    8. Tiga Komandan Perang

    “Kenapa kau memanggil mereka?” salah seorang prajurit kelas satu bertanya dengan alis berkerut.James mendesah pelan dan hanya bisa menjawab, “Karena aku memiliki strategi perang baru. Kenapa? Apa kau keberatan?”James menatapnya dengan tatapan dingin dan tentu saja hal itu membuat sang prajurit yang masih belum pulih dari luka beratnya itu tidak bisa membalasnya.Bagaimanapun juga James Gardner masih merupakan seorang wakil jenderal perang. Dia tidak ingin membuat masalah dengan pria itu sehingga dia memilih untuk tidak mempertanyakan keputusan yang telah diambil James.Setelah tahu bahwa prajurit itu tidak lagi membantahnya, James langsung memerintah, “Siapkan semuanya. Aku akan segera menjelaskan strategi perang baru kita pada kalian semua begitu para komandan perang tiba di sini.”“Baik, Wakil Jenderal Perang,” kata prajurit kelas satu tersebut.James cepat-cepat masuk ke dalam gedung perak dan segera menggelar kertas besar. Di sampingnya dia melihat beberapa catatan yang telah di

  • Sang Dewa Perang Terkuat    7. Kita Belum Kalah!

    “Wakil Jenderal Perang,” Rowena memanggil pelan.James seketika mengalihkan arah pandangnya yang semula pada anak kecil yang dia perkirakan berusia sekitar dua tahun ke arah sang putri raja tersebut.“Ya, Yang Mulia? Apa Anda ingin berbicara dengan saya?” James bertanya dengan pelan.Rowena mengangguk dan segera menyerahkan putranya pada sang pengasuh, “Jaga Pangeran Kharel sebentar. Aku tidak akan lama.”Sang pengasuh segera mengangguk dan menggendong sang pangeran kecil. Di samping itu, Diego dan Shin yang tahu apabila Rowena membutuhkan kesempatan untuk berbicara dengan James pun segera menyingkir.Sebelum pergi, keduanya tidak lupa memberi penghormatan pada sang putri.Setelah pergi, James segera bertanya kembali, “Apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya, Yang Mulia?”Rowena menelan ludah, “Apa kau … sudah setuju untuk mencari Riley, Wakil Jenderal Perang?”James mengangguk, “Tentu saja, itu sudah menjadi salah satu tugas saya, Yang Mulia.”Bibir Rowena bergetar dan tiba-tiba s

  • Sang Dewa Perang Terkuat    6. Kenapa Begitu?

    Xylan ingin membantu sang ayah, tapi akhirnya pria muda yang terlihat sangat mencemaskan ayahnya itu diminta untuk menunggu di luar istana raja oleh Keannu.Setelah Keannu hanya tinggal berdua saja dengan James, dia kembali menatap James secara serius.“Wakil Jenderal Perang, tolong selamatkanlah … kerajaan ini. Jangan biarkan kerajaan kita diambil oleh mereka. Apa kau … bisa melakukannya?” Keannu bertanya dengan tatapan penuh harap yang terlihat begitu jelas.James mengerutkan dahi. Sejujurnya dia memprediksi bahwa rajanya akan menyebut perihal Riley terlebih dulu, tapi rupanya dia lebih mengutamakan keseluruhan negeri itu dibandingkan dengan keselamatan menantunya.Seakan bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh James, Keannu menambahkan, “Aku bukan tidak peduli pada Riley. Aku … juga tidak tahu putriku menderita karena nasib suaminya yang masih belum jelas.”Dia menelan ludah dengan susah payah dan melanjutkan kembali, “Namun, jika aku memintamu untuk fokus menyelamatkan Riley

  • Sang Dewa Perang Terkuat    5. Apa yang Anda Perintahkan?

    Setelah berhasil menguasai diri, Shin menatap Diego dengan pandangan penuh rasa penasaran. Diego langsung tahu dengan pasti bila Shin pastilah ingin bertanya lebih banyak tentang kehidupan James.Tapi yang bisa dikatakan oleh prajurit yang bekerjasama dengan James itu hanyalah, “Kau tahu dia hebat dalam merakit bom, bukan? Namun, ternyata tidak hanya itu. Kemampuannya lebih mengagumkan daripada sekedar pembuatan bom. Dia juga bisa membuat senjata-senjata yang menakjubkan.”“Selain itu, dia mengelola bisnis cafe yang dijalankannya bersama Bibi Dorothy. Akan tetapi, sesungguhnya … pekerjaan utamanya selama ini tentu saja adalah membuat senjata untuk kerajaan kita,” Diego menjelaskan.Shin manggut-manggut, mengerti dengan mudah.Saking bersemangatnya dia ingin tahu lebih banyak, dia pun kembali bertanya, “Lalu, bagaimana dengan … asmaranya? Apa dia sudah menikah?”Diego menggelengkan kepala, “Mana pernah dia memikirkan masalah itu? Kau … tahu dia seperti apa, bukan?”Shin pun tidak lagi

  • Sang Dewa Perang Terkuat    4. Perubahan di Istana

    Dipukul, dimaki oleh sahabatnya sendiri ternyata tidak membuat James Gardner naik pitam. Pria itu justru tertawa kecil lalu malah membalas pelukan Shin. Dia berujar dengan nada yang begitu sangat pelan, “Maafkan aku.”Shin sesungguhnya terkejut saat mendengar permintaan maaf James tersebut. Dia merasa bila pada dasarnya James tidak bersalah sedikitpun. Sahabatnya itu hanya kecewa dan reaksinya juga tidak berlebihan. Meskipun memang dia memilih untuk pergi, James tetap saja tidak bisa dianggap bertindak di luar batas. Dia tetap memiliki hak untuk memilih tinggal di istana atau keluar dari kehidupan istana.Maka Shin cepat-cepat berkata, “Sudah, lupakan saja. Kau … sama sekali tidak bersalah.”James mendesah pelan dan kemudian melepaskan pelukannya pada Shin. Shin sontak menoleh ke arah Diego yang tiba-tiba tidak berani menatapnya. Pria yang telah berusia empat puluh tahun itu menyipitkan matanya lantaran curiga.“Apa ini artinya kau … selama ini tahu-”Diego segera berdeham pelan d

  • Sang Dewa Perang Terkuat    3. Sang Putra Mahkota

    Xylan kembali tersenyum santai menanggapi sikap James yang masih belum berubah.Sang raja calon raja masa depan itu pun dengan tenang menjawab, “Karena aku sudah di sini, tentu saja … konsekuensi yang kau terima akan jauh lebih buruk, Wakil Jenderal Perang.”Brengsek, James hanya berani mengumpat dalam hati.Tentu saja meskipun dia sangat kesal pada pria yang usianya terpaut beberapa tahun lebih muda darinya itu, dia tidak bisa langsung mengumpat secara langsung. Dia tidak bodoh. Xylan bisa memenggal kepalanya dengan mudah.“Jadi, bagaimana? Apa kau … masih tetap menolak, Wakil Jenderal Perang?” Xylan bertanya dengan nada mendesak.James menggertakkan gigi dan dengan menahan kesal dia pun menjawab, “Mana bisa saya menolak jika Anda sudah mengancam saya seperti itu, Yang Mulia?”Xylan terkekeh pelan.Hal itu membuat James menjadi waspada. Setelah dia melihat perubahan Xylan Wellington, dari yang dulu adalah remaja belasan tahun lalu saat berdiri tidak jauh darinya menjadi seorang pri

  • Sang Dewa Perang Terkuat    2. Bagaimana Jika Saya Menolak?

    James seketika menghentikan kegiatannya tapi tetap tidak menoleh ke arah Diego.Diego yang melihat gerakan berhenti James yang tiba-tiba itu seketika menampar mulutnya sendiri seakan sadar bila dia telah salah berbicara.“Ah, apa yang sudah aku katakan? Kau … tentu saja masih menganggapnya sebagai sahabat baikmu. Kalau tidak, mana mungkin kau selalu membuatkannya senjata khusus?” kata Diego dengan penuh rasa bersalah.James mendesah pelan, “Dia pasti bisa lolos tanpa ikut campur tangan dariku.”“Aku tidak yakin, James. Kalau aku yakin, aku tidak mungkin datang lagi ke sini dan memintamu kembali. Bahkan, Putri Rowena dan Pangeran Xylan ….”James mengerutkan kening dan akhirnya menoleh ke arah Diego, “Ada apa dengan mereka?”“Putri Rowena secara khusus mendatangiku saat aku baru saja tiba di istana. Dia memintaku untuk mencari tahu keberadaanmu, James. Pangeran Xylan juga mend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Kau Siap?

    “Jenderal, kita sudah terkepung.”Seorang prajurit dengan luka tembak di kaki menyeret dirinya untuk berjalan menuju ke tempat di mana sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou sedang mempersiapkan senjatanya.Prajurit yang terseok-seok ketika berjalan itu sudah tidak mengenakan pelindung kepala dan juga pelindung badannya yang lain. Hal itu membuat sang jenderal perang mendelik marah kepadanya, “Apa yang kau sudah lakukan? Di mana semua pelindungmu?”Sang prajurit dari kelas satu itu hanya bisa meringis menahan sakit dan menjawab, “Tidak bisa digunakan lagi, terlalu banyak luka tembakan.”Riley Mackenzie membelalakkan mata dan seketika melepas kacamata pelindung yang melindungi matanya.Pria muda itu sontak berjongkok dan melihat luka Benedict Arkitson yang ternyata sangat parah. Tidak hanya kakinya saja yang tertembak, tapi bagian perut kirinya rupanya juga terluka parah. Di samping itu, Riley melihat banyak luka lain yang tidak terhitung jumlahnya. “Tetaplah di sini! Staf medis a

  • Sang Dewa Perang Terkuat    Author's Note

    Dear, ReadersIni Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 2 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuat buku ini dengan sepenuh hati.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Selanjutnya, saya akan membuat season 3 dari buku ini, tapi Season 3 ini akan menjadi buku dengan tokoh utama “James Gardner.”Semoga Anda semua akan menyukainya.Salam hangat selaluZila Aicha

DMCA.com Protection Status