"Bulan depan kalian menikah!"
"Heuhh!""Apa menikah?" Kayara membulatkan mata sangat terkejut. Namun, Rendy santai saja sekalipun dia sama terkejut.Dua manusia yang kini, tengah duduk sebelahan saling memandang wajah terkejut. Seketika Rendy bangun menarik tangan Kayara."Mau kemana Rendy?" tanya Guntur, melihat anaknya, menarik calon istrinya, terlihat akan pergi."Mau bicara berdua dengan Kayara penting," sahutnya dan Kayara bengong. Namun, orang tua hanya mengangguk."Heuh, bicara?" ucap Kayara menatap calon suaminya yang baru beberapa hari dia mengenalnya, karena kedua orang tua yang menjodohkan mereka.Seketika Rendy menarik tangan Kayara untuk keluar dari ruang tamu dan gadis ini mengikuti kemana Rendy akan membawanya, sedangkan yang lain di dalam."Ikut gue dulu," pinta Rendy. Lalu tersenyum pada orang tua dan semua mengangguk tersenyum. Namun, tidak dengan Mami Rendy yang sedari awal memasang wajah datar.Rendy membawa Kayara ke taman. Keduanya duduk saling berhadapan. Seketika, Rendy melihat pada tubuh Kayara dengan tatapan mesum.Sedangkan gadis ini yang tahu tatapan pria ini mencurigakan, menyilangkan tangan di depan dada merasa pria di depannya tidaklah baik."Apaan sih, lihatnya begitu? Dijaga ya, itu mata. Mau gue colok?!" seru Kyara dan Rendy berdecak."Cih, najis amat jual mahal. Padahal mah halal-halal saja orang gue ini calon suami lo!" kata Rendy senyum devil, menatap Kayara."Heh, ingat baru calon, bukan sudah!" tepis Kayara menekan perkataan Randy."Berisik lebih baik dengarkan gue baik-baik, kan kita mau nikah nih ya, sebentar lagi. Bahkan lusa tunangan. Ini gue mau bilang sama lo, jika nanti kita nikah jangan kaget gue punya pacar dan gue menerima ini semua demi warisan. Agar tidak jatuh pada panti asuhan. Ya kali, gue yang kerja keras lalu diamalkan begitu saja pada yayasan, rugi!" kata Rendy dan Kayara bengong ternyata calon suaminya tipe pria yang perhitungan.Astaga pria macam apa ini? Dia perhitungan sekali hidupnya, bagaimana nanti berumah tangga? Jangan-jangan, aku nanti cuma dikasih makan dengan garam. Batin Kayara, tidak habis pikir pada pria ini yang begitu perhitungan pada amal saja."Lalu lo menerima ini karena warisan saja?" tanya Kayara memastikan dugaannya."Jelas, itu karena warisan keluarga Guntur, lo pikirlah jika semua itu jatuh pada yayasan apa yang terjadi? Semua miskin!" celetuk Rendy menegaskan pada Kayara.Pria ini membeberkan semua pada Kayara kenapa dia setuju dengan pernikahan yang direncanakan oleh sang Papi."Tapi walaupun ini karena warisan ingat pernikahan kita sah dan kewajiban lo melayani suami itu wajib. Tidak ada istilah pisah kamar dan kawin kontrak! lo, istri. Gue suami. Jalankan seperti suami istri," jelas Rendy dan Kayara bengong tidak habis pikir pada pria ini."Lalu bagaimana simpanan lo?" protes Kayara masih bingung dengan keadaan."Lah, dia kan di luar rumah kenapa lo pusing-pusing mikirin? Toh gue dan Manda nggak main di depan lo, begitu juga gue dan lo tidak main di depan dia, bereskan?" ucap Rendy dan Kayara semakin sesak mendengarnya."Apa lo gila?!" teriak Kayara."Hey, jangan berteriak di depan muka gue miskin!"Sontak Kayara tersentak akan kenyataan calon suaminya amatlah menakutkan. Ternyata ketampanan tidak mencerminkan perilaku.Bahkan dia tidak percaya akan menikah dengan seorang pria gila, seperti Rendy yang begitu kasar pada wanita. Bukan ini harapan suami idaman Kayara."Lo kasar Ren," protes Kayara terkejut mendapatkan suami seperti ini. Terlebih sikap Rendy amatlah bar-bar menakutkan.Seketika Rendy menarik rambut Kayara dengan kuat dan gadis ini semakin terkejut jika pria ini ringan tangan."Auw, sakit Randy!" keluh Kayara memberontak namun Randy malah tertawa."Hahaha!!!""Ini baru dimulai Kayara, lo pikir gue mau dengan lo, ciih, menjijikan anak miskin," kata Randy dengan wajah keki pada Kayara, gadis yang datang tiba-tiba, sebagai calon istrinya sebagai pilihan Guntur sang Papi."Dengar baik-baik jangan cerita pada semuanya tentang kita, jika lo, cerita ingat Papa lo, akan mati dengan penyakit jantungnya," ucap Rendi. Lalu melepaskan jambakan dan berdiri kembali membenarkan, penampilannya. Lalu pergi ke dalam kembali untuk menemui semuanya kembali.Seketika Kayara terpaku akan kisah apa ini bagaimana bisa dia terjerat dalam sebuah pernikahan, tanpa cinta yang jelas akan menjadi momok menakutkan bagi dia.Bahkan inilah sosok Rendy yang sebenarnya kejam tanpa kebohongan di depan matanya. Kini malah membuat Kayara merasa menyesal, telah setuju dengan permintaan sang Papa. Namun apa daya. Semua telah terjadi dan terlanjur, bagaikan nasi telah menjadi bubur tidak bisa dia merubahnya kembali.Kayara meneteskan air mata kesakitan akankah dia masuk dalam neraka, setelah sah menjadi istri Rendy. Entahlah, hanya takdir yang tahu seperti apa nanti rumah tangganya yang dimulai dengan rasa sakit dan tekanan.Kayara menghapus air matanya yang kini telah tumpah, bahkan kini hatinya ingin menjerit. Namun tidak bisa."Mungkin ini adalah takdir Kayara menikah dengan pria kejam seperti Rendy," ucapnya lalu bangun untuk masuk ke dalam rumah lagi. Karena semua telah menunggu untuk makan malam. Bahkan Rendy telah masuk lebih dulu tadi."Kayara mana, Ren?" tanya Yopi calon mertuanya."Eum. Itu Om, lagi di luar katanya cari angin dulu, nanti nyusul," kilahnya sambil senyum.Semua saling senyum bahagia terlihat pada wajah masing- masing namun, berbeda dengan Mia orang tua Rendy yang terlihat tidak suka namun, dia paksakan."Kalau begitu kita langsung makan malam aja yuk, nggak enak kalau sudah dingin," ajak Yopi dan Nia mengangguk.Semua bangun dari ruang tamu untuk makan sebelum pulang, seketika Kayara datang dengan wajah dingin. Terlihat murung, sontak Rendy yang melihat kedatangan wanita ini mendekat dan menggandeng tangan Kayara, seketika gadis ini bingung pada sikap Rendy sesaat dia ingat ini di depan orang tua."Lepaskan gue, Ren," gumamnya. Namun, pria ini melotot seakan tatapan mata berkata diam dan ikuti saja.Seketika Kayara mengalah dan pasrah akan pria ini membawanya kemanapun. Walau kini hidup dengan topeng kepalsuan."Tunjukan wajah bahagia, jika kamu tidak mau Papamu masuk rumah sakit setelah ini," bisik Rendy pada telinga Kayara, dan wanita ini hanya diam sekalipun pria ini sangatlah membuat dia jengkel.Tidak mungkin dia membatalkan pernikahan ketika semua telah di depan mata. Bahkan sang Papa begitu bahagia."Cih, pria nggak punya akhlak," balas Kayara kesal sekali pada Rendy. Namun pria ini seolah pura-pura tidak mendengar. Dia menarik kursi untuk Kayara semua keluarga tersenyum namun tidak dengan Mia."Silahkan duduk calon istriku," kata Rendy semua menahan tawa sedangkan Kayara menahan mual.Waktu menunjukan pukul 09:00 sedangkan seorang Kayara, masih nyaman di balik selimut lembut. Bahkan Nia sudah terbiasa dengan kebiasaan anaknya ini, kadang membuat dia sangat jengkel. Mengurus satu gadis sudah seperti mengurus 30 anak TK. Nia berjalan menuju jendela membuka gorden yang masih setia tertutup, menghalangi sinar matahari masuk kedalam kamar.Setelah tadi malam mengadakan pertemuan dua keluarga, rencananya hari ini Nia akan mengajak sang anak ke salon. Karena besok adalah acara pertunangan antara Rendy dan juga Kayara.Nia menghela nafas begitu panjang dirinya bisa dikatakan, sangat bosan selalu melihat seperti ini anak gadisnya. Jika di hari libur terlebih baru saja seminggu lulus dari SMA dan rencananya, Yopi akan menikahkan terlebih dahulu sang anak dengan Rendy anak dari sahabatnya yaitu Guntur.“Kyara bangun ini sudah terlalu siang bahkan ayam s
"Sial, gila apes banget hari kemarin ketemu wanita gila pengen rasanya bungkam mulutnya sama mulut gue!" umpatnya menjatuhkan tubuh pada kasur king size Randy.Pemilik kamar terkejut kedatangan sahabatnya yang tiba-tiba datang dan menggerutu hingga mengumpat."Siapa men?" tanya Randy pada sahabatnya Andra yang kini memangku gitar memainkan senar gitar."Itu men, cewek gila aku rasa masa dia nyebrang asal nggak lihat-lihat. Lalu hampir ketabrak dan dia yang marah. Memecahkan kaca mobil pakai high heel. Kan gila, itu pasti itu cewek habis diputusin sama cowoknya. Makanya kepalanya nggak ada isinya," ucap Andra lalu duduk menghadap Randy yang kini memangku gitar.Randi menaruh gitarnya pada sisi
Kayara dan Nia sudah datang dari tadi di salah satu butik, keduanya menunggu kedatangan Rendy dan juga Mia. Kayara terlihat sangat kesal karena pria itu belum juga datang.Padahal sudah 1 jam keduanya menunggu namun, belum terlihat tanda-tanda kedatangan Rendy dan juga Mia. Sesekali Nia melihat jam di tangan, sang anak sudah begitu kesal karena Rendy yang telat datang."Ma ... Apa mereka tidak mengerjai kita? Ini sudah 1 jam pasti bohong nih!" Kayara begitu sangat kesal. Bagaimana juga menunggu itu sangatlah menyebalkan."Sabarlah dulu Kayara ...." kata Nia dan sang anak menghela napas kasar, lalu kembali bermain ponsel di tangannya.Tidak lama mobil hitam masuk
Hari Pertunangan.Di rumah kediaman Yopi kini telah ramai oleh para tamu yang menghadiri acara bahagia dua keluarga bahkan, saat ini Kayara begitu cantik dengan gaun malam warna putih. Namun sedari tadi Kayara berpikir akan cincin pertunangan yang mana Randy malah membeli untuk pacarnya bukan untuk dia."Awas saja jika itu cincin tidak ada, gue remas mulutnya Si Rendy!" serunya berbicara sendiri di depan cermin tengah bersolek.Sedangkan sahabat Kayara Wilona memakai gaun malam selutut dengan punggung terbuka memperlihatkan punggung putihnya. Dia yang melihat Kayara gelisah mendekatinya."Cie, cie tunangan sebentar lagi hatinya berdebar kayak ketemu mantan di jalan. Hari minggu ba
Wilona tertawa begitu keras namun tidak dengan Andra. Sontak pria ini yang melihat jus di tangan Wilona dengan cepat, mengambil dan menyiram pada wajah Wilona.Burrr!!!"Hahaha!!!" Andra balik menertawakan."You're crazy!" Wilona berteriak kepada Andra yang menyiram dia, dengan jus."Gue nggak gila hanya sengaja menyiram wajah kamu, bagaimana rasanya? Manis kan jusnya?" Andra tersenyum tipis, menggelengkan kepala. Melihat pada Wilona yang kini telah basah gaunnya."Dasar cewek sinting, jus bukan diminum malah dibuang." kata Andra.
"Wanita sampah sepert lo, tidak cocok memakai cincin berlian, paham udik kampung?!" ejek Randy senyum sinisKayara tersenyum tipis, lalu dia menarik kera kemeja Rendy meremasnya dengan kuat, dengan tatapan melotot."Walaupun gue dari keluarga sederhana, tapi akhlak gue masih baik dan gue, tidak se-kampungan diri lo bastard!" Kayara mendorong dada Rendy hingga pria ini bergeser.Pria ini baru mengetahui jika calon istrinya memiliki keberanian. Dari awal dia tidak melihatnya. Namun kini seolah membuat dia tertarik dengan sosok Kayara."Ternyata seorang Kayara itu manis ketika ngamuk," Rendy tersenyum dan Kayara memutar bola matanya lalu membuang muka. Namun seketika Rendy mendekat dan menjepit dagu K
Di klub malam saat ini Rendy dan Andra, sudah berada. Dimana tempat yang sering didatangi oleh anak-anak gaul dan banyak pasangan muda-mudi menghabiskan waktu untuk bersenang- senang setelah seharian, penat dengan aktivitas.Suara DJ memainkan musik begitu memekik gendang telinga dan ada juga bartender, menunjukan kebolehannya meracik minuman.Andra kini tengah menikmati minuman alkohol, ditemani dengan kacang, serta wanita. Sedangkan Rendy tengah berada di salah satu kamar, melakukan aktivitas seperti biasanya bermain wanita."Oh Baby, kamu sudah basah," bisik Rendy di telinga wanita yang kini di bawah tubuhnya. Telah polos dan dia memainkan dua jari dalam kerang lembeknya, wanita malam ini tanpa bosan.
"Anjir itu sude, tumpah nggak ketampung bra. Enak tuh kayaknya tenggelam," gumam Rendy. Lalu kembali menikmati wine dan menawarkan dari jauh pada wanita yang kini, melihatnya dengan buah dada yang terbilang besar. Hingga tumpah membuat Dipsy kembali bangun."Sayang," panggil seseorang tak lain adalah Manda, kekasihnya yang malam ini berada di gelap malam.Sudut bibir Rendy tersenyum melihat sang kekasih, berada di tempat sekarang dia tengah mencari hiburan."Sayangku!" Rendy bangun berjalan mendekati wanita yang kini mendekatinya. Keduanya berpelukan dan cipika-cipiki, hingga ciuman bibir."Kangen banget sama kamu, sedang apa di sini?" tanya Manda.