"Wanita sampah sepert lo, tidak cocok memakai cincin berlian, paham udik kampung?!" ejek Randy senyum sinis
Kayara tersenyum tipis, lalu dia menarik kera kemeja Rendy meremasnya dengan kuat, dengan tatapan melotot.
"Walaupun gue dari keluarga sederhana, tapi akhlak gue masih baik dan gue, tidak se-kampungan diri lo bastard!" Kayara mendorong dada Rendy hingga pria ini bergeser.
Pria ini baru mengetahui jika calon istrinya memiliki keberanian. Dari awal dia tidak melihatnya. Namun kini seolah membuat dia tertarik dengan sosok Kayara.
"Ternyata seorang Kayara itu manis ketika ngamuk," Rendy tersenyum dan Kayara memutar bola matanya lalu membuang muka. Namun seketika Rendy mendekat dan menjepit dagu Kayara dengan kuat.
"Lepaskan gue nyet!" tepis Kayara memberontak.
Namun Rendy sepertinya begitu suka untuk menggoda wanita ini. Lalu dia berusaha untuk mencium bibir Kayara. kepala wanita ini berusaha bergerak agar, Rendy tidak bisa menciumnya. Namun percuma bibir Rendy berhasil mencium bibir tipis Kayara dan dia menaikkan kedua tangan Kayara, ke atas kepala dengan satu tangan.
Rendy melumat habis bibir Kayara dan lidah menerobos, berusaha membuka belahan bibir calon istrinya. Namun mulut Kayara, begitu kuat merapatkan. Bukan Rendy jika langsung menyerah. Pria ini dengan satu tangan, mengelus paha Kayara. Sontak saja membuat wanita ini terkejut dan membuka mulutnya, hingga akhirnya lidah dapat menerobos rongga mulut Kayara dengan paksa
Namun seketika Kayara, menggigit bibir bawah Rendy dengan kuat. Hingga pria ini mengaduh kesakitan dan melepaskan ciuman yang tengah berlangsung.
"Anjir!"
"Mesum!" teriak Kayara, dia mengusap bibirnya yang kini telah dinikmati oleh Rendy, begitu paksa. Namun seketika pria yang tadi menikmatinya, tertawa kecil.
"Anggap saja itu permulaan permainan kita kucing kecil," kata Rendy.
"Najis!" kata Kayara, menepis semua kalimat pria itu.
"Sekarang bisa kamu mengatakan najis tapi, nanti ketika gue membungkam mulut Lo, dengan Dipsy melotot, Lo, sambil mendesah!" kata Rendy.
Kayara menggelengkan kepala bagaimana mungkin, pria itu begitu mesum dan membuat Kayara takut. Jika berada di dekat Rendy.
"Gue mending pergi ke rumah Manda. Bosan bersama dengan wanita udik yang tidak bisa diajak bergairah," Rendy balik badan. Dia pergi meninggalkan Kayara, lalu dia mencium cincin milik Manda yang tadi dipakai oleh calon istrinya. Sontak saja Kayara memutar bola matanya, sangat jengkel pada calon suaminya. Bahkan acara belum selesai namun, dia malah akan pergi menemui kekasihnya.
"Sumpah punya dosa apa? Sampai memiliki calon suami seperti monster begitu Ya, Tuhan." ucap Kayara.
Wanita ini akhirnya pergi untuk kembali ke tempat acara, karena masih terdengar ramai dari jauh.
"Amit-amit siapa yang mau tidur dengan manusia, setan seperti Rendy? Bahkan diciumnya saja sangat menyesal." lanjutnya.
Kayara yang telah kembali ke tempat acara, melihat Wilona telah berganti baju. Dia mendekati wanita yang kini menikmati jamuan.
"Dari mana Kayara? Tadi gue nyari, tapi nggak ketemu. Jadi akhirnya makan saja habis lapar setelan bertemu dengan pria brengsek yang begitu gila!" gerutu Wilona.
Kayara tersenyum, tadi dia sempat melihat sahabatnya berdebat dengan pria yang dia tidak tahu siapa itu.
"Tapi lumayan tuh, ganteng!" kata Kayara dan Wilona berlagak mual.
"Mata Lo, kelilipan, Markonah!" seru Wilona. Terlihat kesal dan Kayara tertawa. Lalu mengambil sendok dan mencoba makanan yang berada di tangan Wilona.
"Rendy mana?" tanya Wilona dan Kayara melihat pada sahabatnya.
"Kebelet pengen muncrat pergi ke rumah ceweknya." balas Kayara asal.
Wilona tertawa mendengarnya, memang laki-laki brengsek selalu seperti itu. Kemudian Wilona kembali menikmati makanan yang tengah dinikmati oleh Kayara juga.
***
"Orang tuh pertunangan anteng sama calonnya, lah ini malah ngajak dugem!"Andra menggelengkan kepala. Ketika dia tadi selesai dari toilet, Rendy malah menariknya keluar dan kini keduanya ada di dalam mobil akan pergi ke club malam, untuk menikmati wanita.
"Malas kucing kecilnya, kurang hot yang ada bikin kentang!" tepis Rendy.
Andra tertawa ngakak mendengar sahabatnya berkata demikian dapat dipastikan, Rendy telah melakukan sesuatu kepada calon istrinya.
"Emang yang paling hot cuma lubang haram, ayolah kita muncrat!" ajak Andra dan Rendy mengangguk.
Akhirnya keduanya memilih meninggalkan tempat acara tunangan tanpa, menunggu acara selesai.
Bagi keduanya menikmati wanita sudahlah biasa, bahkan baik Andra maupun Rendy, serius satu wanita? Jelas tidak mungkin. Pikirnya selagi masih asik sana sini, kenapa tidak.
"Memangnya tidak mau ke tempat Manda? Kan gratis muncrat dengan kekasih sendiri," Andra kembali membuka kalimat dan Rendy tersenyum, menanggapinya.
"Rencananya setelah dari klub akan pulang ke rumah Manda. Lanjut bro, ronde kedua," kata Rendy kini duduk di samping Andra.
"Semoga sarung pengaman bocor, aamiin!" canda Andra dan Rendy mepukul kepala Andra yang kelewat sengklek.
"Nggak jelas nyet berdoanya!"
"Hahaha!"
Di klub malam saat ini Rendy dan Andra, sudah berada. Dimana tempat yang sering didatangi oleh anak-anak gaul dan banyak pasangan muda-mudi menghabiskan waktu untuk bersenang- senang setelah seharian, penat dengan aktivitas.Suara DJ memainkan musik begitu memekik gendang telinga dan ada juga bartender, menunjukan kebolehannya meracik minuman.Andra kini tengah menikmati minuman alkohol, ditemani dengan kacang, serta wanita. Sedangkan Rendy tengah berada di salah satu kamar, melakukan aktivitas seperti biasanya bermain wanita."Oh Baby, kamu sudah basah," bisik Rendy di telinga wanita yang kini di bawah tubuhnya. Telah polos dan dia memainkan dua jari dalam kerang lembeknya, wanita malam ini tanpa bosan.
"Anjir itu sude, tumpah nggak ketampung bra. Enak tuh kayaknya tenggelam," gumam Rendy. Lalu kembali menikmati wine dan menawarkan dari jauh pada wanita yang kini, melihatnya dengan buah dada yang terbilang besar. Hingga tumpah membuat Dipsy kembali bangun."Sayang," panggil seseorang tak lain adalah Manda, kekasihnya yang malam ini berada di gelap malam.Sudut bibir Rendy tersenyum melihat sang kekasih, berada di tempat sekarang dia tengah mencari hiburan."Sayangku!" Rendy bangun berjalan mendekati wanita yang kini mendekatinya. Keduanya berpelukan dan cipika-cipiki, hingga ciuman bibir."Kangen banget sama kamu, sedang apa di sini?" tanya Manda.
Sedangkan Kayara setelah acara selesai. Kini dia tengah berdiri di depan balkon, melihat bintang di langit begitu bersinar. Seketika dia melihat pada jarinya, tidak ada cincin pertunangan begitu sangat sedih. Bagaimana ceritanya setelah bertunangan tidak memiliki tanda yang harusnya melingkar di jari manis. "Seharusnya melingkar cincin, pertunangan kita. Namun kenyataan tidak. Cih, sangat menjijikan laki-laki seperti Rendy sangat brengsek." ucapnya. "Bagaimana bisa mempunyai calon suami begitu bobrok kelakuannya. Sumpah tidak bisa aku bayangkan hidup bersama dia sudah sangat jelas, begitu egois ingin dimengerti. Namun tidak mau paham dengan hati wanita." ucapnya. Kayara tersenyum tipis, hatinya sangat tidak terima, memiliki calon seperti Rendy yang memang kenyataan seperti itu. Tidak mungkin, bisa membahagiakan dirinya. Kayara menarik napas dalam menghembuskan kembali dan memejamkan mata. Menikmati hembusan angin malam, menerpa wajahnya. Bahkan rambut terbawa angin menghalangi waja
"Bulan depan kalian menikah!" "Heuhh!" "Apa menikah?" Kayara membulatkan mata sangat terkejut. Namun, Rendy santai saja sekalipun dia sama terkejut. Dua manusia yang kini, tengah duduk sebelahan saling memandang wajah terkejut. Seketika Rendy bangun menarik tangan Kayara. "Mau kemana Rendy?" tanya Guntur, melihat anaknya, menarik calon istrinya, terlihat akan pergi. "Mau bicara berdua dengan Kayara penting," sahutnya dan Kayara bengong. Namun, orang tua hanya mengangguk. "Heuh, bicara?" ucap Kayara menatap calon suaminya yang baru beberapa hari dia mengenalnya, karena kedua orang tua yang menjodohkan mereka. Seketika Rendy menarik tangan Kayara untuk keluar dari ruang tamu dan gadis ini mengikuti kemana Rendy akan membawanya, sedangkan yang lain di dalam. "Ikut gue dulu," pinta Rendy. Lalu tersenyum pada orang tua dan semua mengangguk tersenyum. Namun, tidak dengan Mami Rendy yang sedari awal memasang wajah datar. Rendy membawa Kayara ke taman. Keduanya duduk saling berhadapan
Waktu menunjukan pukul 09:00 sedangkan seorang Kayara, masih nyaman di balik selimut lembut. Bahkan Nia sudah terbiasa dengan kebiasaan anaknya ini, kadang membuat dia sangat jengkel. Mengurus satu gadis sudah seperti mengurus 30 anak TK. Nia berjalan menuju jendela membuka gorden yang masih setia tertutup, menghalangi sinar matahari masuk kedalam kamar.Setelah tadi malam mengadakan pertemuan dua keluarga, rencananya hari ini Nia akan mengajak sang anak ke salon. Karena besok adalah acara pertunangan antara Rendy dan juga Kayara.Nia menghela nafas begitu panjang dirinya bisa dikatakan, sangat bosan selalu melihat seperti ini anak gadisnya. Jika di hari libur terlebih baru saja seminggu lulus dari SMA dan rencananya, Yopi akan menikahkan terlebih dahulu sang anak dengan Rendy anak dari sahabatnya yaitu Guntur.“Kyara bangun ini sudah terlalu siang bahkan ayam s
"Sial, gila apes banget hari kemarin ketemu wanita gila pengen rasanya bungkam mulutnya sama mulut gue!" umpatnya menjatuhkan tubuh pada kasur king size Randy.Pemilik kamar terkejut kedatangan sahabatnya yang tiba-tiba datang dan menggerutu hingga mengumpat."Siapa men?" tanya Randy pada sahabatnya Andra yang kini memangku gitar memainkan senar gitar."Itu men, cewek gila aku rasa masa dia nyebrang asal nggak lihat-lihat. Lalu hampir ketabrak dan dia yang marah. Memecahkan kaca mobil pakai high heel. Kan gila, itu pasti itu cewek habis diputusin sama cowoknya. Makanya kepalanya nggak ada isinya," ucap Andra lalu duduk menghadap Randy yang kini memangku gitar.Randi menaruh gitarnya pada sisi
Kayara dan Nia sudah datang dari tadi di salah satu butik, keduanya menunggu kedatangan Rendy dan juga Mia. Kayara terlihat sangat kesal karena pria itu belum juga datang.Padahal sudah 1 jam keduanya menunggu namun, belum terlihat tanda-tanda kedatangan Rendy dan juga Mia. Sesekali Nia melihat jam di tangan, sang anak sudah begitu kesal karena Rendy yang telat datang."Ma ... Apa mereka tidak mengerjai kita? Ini sudah 1 jam pasti bohong nih!" Kayara begitu sangat kesal. Bagaimana juga menunggu itu sangatlah menyebalkan."Sabarlah dulu Kayara ...." kata Nia dan sang anak menghela napas kasar, lalu kembali bermain ponsel di tangannya.Tidak lama mobil hitam masuk
Hari Pertunangan.Di rumah kediaman Yopi kini telah ramai oleh para tamu yang menghadiri acara bahagia dua keluarga bahkan, saat ini Kayara begitu cantik dengan gaun malam warna putih. Namun sedari tadi Kayara berpikir akan cincin pertunangan yang mana Randy malah membeli untuk pacarnya bukan untuk dia."Awas saja jika itu cincin tidak ada, gue remas mulutnya Si Rendy!" serunya berbicara sendiri di depan cermin tengah bersolek.Sedangkan sahabat Kayara Wilona memakai gaun malam selutut dengan punggung terbuka memperlihatkan punggung putihnya. Dia yang melihat Kayara gelisah mendekatinya."Cie, cie tunangan sebentar lagi hatinya berdebar kayak ketemu mantan di jalan. Hari minggu ba