Hari Pertunangan.
Di rumah kediaman Yopi kini telah ramai oleh para tamu yang menghadiri acara bahagia dua keluarga bahkan, saat ini Kayara begitu cantik dengan gaun malam warna putih. Namun sedari tadi Kayara berpikir akan cincin pertunangan yang mana Randy malah membeli untuk pacarnya bukan untuk dia.
"Awas saja jika itu cincin tidak ada, gue remas mulutnya Si Rendy!" serunya berbicara sendiri di depan cermin tengah bersolek.
Sedangkan sahabat Kayara Wilona memakai gaun malam selutut dengan punggung terbuka memperlihatkan punggung putihnya. Dia yang melihat Kayara gelisah mendekatinya.
"Cie, cie tunangan sebentar lagi hatinya berdebar kayak ketemu mantan di jalan. Hari minggu bakal jadi deh nikah, dan secepatnya punya anak dan gue bakal punya keponakan," goda Wilona pada Kayara yang kini tengah bersolek.
"Cie yang putus dari Bisma selamat ya turut berduka atas patah hatinya, Alhamdulillah," balas Kayara dan Wilona mendesis. Lalu duduk di sisi kasur kembali mengingat betapa kesal dia pada Bisma. Saat terakhir acara perpisahan sekolah, mengetahui pacarnya dekat dengan wanita lain.
"Nggak usah dibahas nanti dia keselek kalau lagi makan Kya," kata Wilona.
"Bagus itu Wil, biar mati sekalian jadi orang ngeselin sih," tepis Kayara dan semuanya tertawa begitu renyah.
"Hahaha!!"
"Sabarin aja Wil orang seperti Bisma, nanti juga nyariin lo lagi, kalau sudah rindu. Percaya deh pasti nyari lagi setelah seminggu tidak ada kabar."
Wilona tersenyum pada Kayara dia juga berpikir demikian karena, Bisma telah biasa seperti itu jika marahan dengan dia.
Setelah satu minggu pasti mencari kabar Wilona dan akhirnya, balikan kembali. Seolah tidak pernah ada kata berantem dan orang ketiga.
"Cih, ogah ya kali ini balikan," katanya lalu berdiri mendekati Kayara yang kini duduk di depan cermin.
Wilona duduk di sisi meja rias menatap sahabatnya telah begitu cantik terlebih kini keduanya, telah menjadi orang dewasa.
"Nggak kuliah?" tanya Wilona mengambil liptint dipakai pada bibirnya sedikit.
"Nggak tahu, bagaimana nanti aja. Lo nggak kuliah?" Kayara bertanya balik pada Wilona.
"Nggak, kerja ajalah!" ucapnya menaruh kembali liptint di tempatnya.
Kayara menggenggam tangan Wilona, lalu tersenyum keduanya saling menatap dengan begitu dalam.
"Wil, saat aku bertemu dengan lo, disitu gue telah berjanji pada diri ini. Jika gue ingin berteman dengan lo, sampai kita dipisahkan oleh maut. Karena bagi gue, lo adalah sahabat rasa saudara," ucap Kayara dan Wilona terharu.
Bahkan air mata mengalir pada pipi wanita ini bagaimana tidak haru. Kenyataan Kayara adalah wanita satu-satunya yang dekat dengan dia, begitu tulus dan menghargai sebuah persahabatan.
"Walah, anak-anak Mama belum keluar? Padahal tamu-tamu sudah datang loh. Apa kalian tidak ingin cepat-cepat melihat tampannya calon tunangan," sela Nia yang berdiri pada ambang pintu dan Kayara serta Wilona melihat pada asal suara tersenyum.
"Mama," ucap Kayara menatap sang Mama yang kini terlihat cantik dengan kebaya merah maroon.
Andaikan Mama tahu, bagaimana pria itu pada anak Mama dia yang sangat kejam, dia yang menyakiti Kayara terlalu dalam. Bagaimana nasib anak Mama? Jika hidup dengan pria moster, pasti sangatlah gelap dunia Kayara. Namun apa daya? Semua telah terjadi. Karena rasa hormat dan berbakti Kayara pada Mama, hingga tidak membicarakan sifat Randy yang sebenarnya. Batin Kayara membayangkan senyum manis, Nia akan hancur jika dia menceritakan apa yang telah terjadi pada Mamanya.
"Ayo dong cepat, Randy pasti ingin melihat calon istrinya yang cantik seperti ini." ajak Wilona.
Kayara senyum terpaksa dia sangat tahu ini semua tidak mungkin terjadi pada Randy Guntur Triyoga yang kenyataan, jahat padanya. Bahkan pertemuan pertama dirinya malah mendapatkan kesakitan dan kenyataan jika calon suaminya kejam.
Keluarga Guntur telah datang dengan Randy begitu tampan dengan setelan jas formal hitam serta Andra dengan gayanya sendiri, kemeja hitam melekat pada tubuh machonya, begitu sempurna. Terlebih rambut tertata rapi dengan minyak rambut dan juga kulit yang putih terlihat begitu segar.
Randy dan Andra masuk dalam rumah yang tidak besar namun, memiliki halaman luas. Terlebih acara dilangsungkan di halaman terbuka.
Wanita serta para Ibu-ibu gaduh melihat kedatangan dua pria dengan rahang tegas masuk dalam acara menjadi sorotan banyak orang.
Terlebih sosok Randy yang menjadi icon malam ini, sebagai calon pengantin. Namun, tidak ada yang tahu bagaimana pria ini begitu kejam pada Kayara.
"Selamat malam Tuan Guntur," sapa Yopi berpelukan dengan besannya.
"Selamat malam juga Yopi maaf baru datang macet."
"Tidak masalah, ayo kita temui kolega yang lain dulu sebelum acaranya dimulai," ajak Yopi pada besannya untuk gabung dengan yang lain.
"Acara apaan ini? Ih, sangat rendah sekali dekorasinya. Tidak terkesan mewah. Untung saja saya tidak mengundang teman-teman sosialita saya dan ada bagusnya, dekorasi bulan depan saya ikut pilih, jadi tidak seperti ini. Kalau mengundang mereka malu deh acara tunangan di lakukan di halaman rumah, tanpa menggunakan hotel mewah," ucap Mia melihat dekorasi yang amat sederhana tidak terlihat mewah.
"Pokoknya setelah menikah Randy jangan tinggal bersama keluarga ini. Saya tidak bisa jamin makanan yang mereka masak itu sehat," gerutu Mia lalu pergi menemui besannya.
Dari tempat lain Kayara dan Wilona melihat pada tamu undangan yang telah berdatangan bahkan sudah terlihat Randy dan keluarga membuat Kayara menghela napas berat.
"Kya … Gue mau ngambil air minum dulu ya haus," sela Wilona dan Kyara mengangguk.
Wilona pergi untuk minum meninggalkan Kayara yang tengah berdiri dengan memandang para tamu yang ikut berbahagia.
"Semuanya telah dimulai Kayara selamat datang pada dunia penderitaan neraka yang Randy ciptakan," gumam Kayara.
Kayara menunduk meratapi semua jalan yang telah terjadi didepan mata semua, dia lakukan demi berbakti pada orang tuanya dan tidak ingin Mama, Papanya kecewa.
Sedangkan di tempat lain. Wilona tengah memilih jus apa untuk Kayara dan terlihat bingung.
"10 juta untuk kaca mobil yang telah lo pecahkan," celetuk Andra di belakang Wilona. Sontak yang tengah memilih jus mengernyitkan kening ingat betul, suara siapa itu tak lain adalah pria yang telah dirusak mobilnya, olehnya ketika Wilona patah hati putus dari Bisma. Sekilas kini otaknya kembali mengingat kejadian itu.
Tak, tak, tak ....
Draf sepatu mendekati Wilona sontak yang tengah memilih jus, jantungnya berdebar tak karuan takut akan sesuatu terjadi.
Wilona menghela napas lalu menghembuskan kembali. Berusaha berani ditengah rasa cemas yang kini dia hadapi.
Kenyataan dia mana punya uang sebanyak itu karena, keluarganya hanya memiliki usaha warung sembako untuk bertahan hidup.
"Hei wanita gila!" teriak Andra dan Wilona balik badan dengan jus dan ....
Burrr!!!
Wilona menyiram muka Andra dengan jus jeruk dan pria yang kini, telah tampan begitu terkejut melihat dirinya yang kini kotor.
"Hahaha!!!"
Wilona tertawa begitu keras namun tidak dengan Andra. Sontak pria ini yang melihat jus di tangan Wilona dengan cepat mengambil dan menyiram pada wajah Wilona.
Burrr!!!
"Hahaha!!!" Andra balik menertawakan.
Wilona tertawa begitu keras namun tidak dengan Andra. Sontak pria ini yang melihat jus di tangan Wilona dengan cepat, mengambil dan menyiram pada wajah Wilona.Burrr!!!"Hahaha!!!" Andra balik menertawakan."You're crazy!" Wilona berteriak kepada Andra yang menyiram dia, dengan jus."Gue nggak gila hanya sengaja menyiram wajah kamu, bagaimana rasanya? Manis kan jusnya?" Andra tersenyum tipis, menggelengkan kepala. Melihat pada Wilona yang kini telah basah gaunnya."Dasar cewek sinting, jus bukan diminum malah dibuang." kata Andra.
"Wanita sampah sepert lo, tidak cocok memakai cincin berlian, paham udik kampung?!" ejek Randy senyum sinisKayara tersenyum tipis, lalu dia menarik kera kemeja Rendy meremasnya dengan kuat, dengan tatapan melotot."Walaupun gue dari keluarga sederhana, tapi akhlak gue masih baik dan gue, tidak se-kampungan diri lo bastard!" Kayara mendorong dada Rendy hingga pria ini bergeser.Pria ini baru mengetahui jika calon istrinya memiliki keberanian. Dari awal dia tidak melihatnya. Namun kini seolah membuat dia tertarik dengan sosok Kayara."Ternyata seorang Kayara itu manis ketika ngamuk," Rendy tersenyum dan Kayara memutar bola matanya lalu membuang muka. Namun seketika Rendy mendekat dan menjepit dagu K
Di klub malam saat ini Rendy dan Andra, sudah berada. Dimana tempat yang sering didatangi oleh anak-anak gaul dan banyak pasangan muda-mudi menghabiskan waktu untuk bersenang- senang setelah seharian, penat dengan aktivitas.Suara DJ memainkan musik begitu memekik gendang telinga dan ada juga bartender, menunjukan kebolehannya meracik minuman.Andra kini tengah menikmati minuman alkohol, ditemani dengan kacang, serta wanita. Sedangkan Rendy tengah berada di salah satu kamar, melakukan aktivitas seperti biasanya bermain wanita."Oh Baby, kamu sudah basah," bisik Rendy di telinga wanita yang kini di bawah tubuhnya. Telah polos dan dia memainkan dua jari dalam kerang lembeknya, wanita malam ini tanpa bosan.
"Anjir itu sude, tumpah nggak ketampung bra. Enak tuh kayaknya tenggelam," gumam Rendy. Lalu kembali menikmati wine dan menawarkan dari jauh pada wanita yang kini, melihatnya dengan buah dada yang terbilang besar. Hingga tumpah membuat Dipsy kembali bangun."Sayang," panggil seseorang tak lain adalah Manda, kekasihnya yang malam ini berada di gelap malam.Sudut bibir Rendy tersenyum melihat sang kekasih, berada di tempat sekarang dia tengah mencari hiburan."Sayangku!" Rendy bangun berjalan mendekati wanita yang kini mendekatinya. Keduanya berpelukan dan cipika-cipiki, hingga ciuman bibir."Kangen banget sama kamu, sedang apa di sini?" tanya Manda.
Sedangkan Kayara setelah acara selesai. Kini dia tengah berdiri di depan balkon, melihat bintang di langit begitu bersinar. Seketika dia melihat pada jarinya, tidak ada cincin pertunangan begitu sangat sedih. Bagaimana ceritanya setelah bertunangan tidak memiliki tanda yang harusnya melingkar di jari manis. "Seharusnya melingkar cincin, pertunangan kita. Namun kenyataan tidak. Cih, sangat menjijikan laki-laki seperti Rendy sangat brengsek." ucapnya. "Bagaimana bisa mempunyai calon suami begitu bobrok kelakuannya. Sumpah tidak bisa aku bayangkan hidup bersama dia sudah sangat jelas, begitu egois ingin dimengerti. Namun tidak mau paham dengan hati wanita." ucapnya. Kayara tersenyum tipis, hatinya sangat tidak terima, memiliki calon seperti Rendy yang memang kenyataan seperti itu. Tidak mungkin, bisa membahagiakan dirinya. Kayara menarik napas dalam menghembuskan kembali dan memejamkan mata. Menikmati hembusan angin malam, menerpa wajahnya. Bahkan rambut terbawa angin menghalangi waja
"Bulan depan kalian menikah!" "Heuhh!" "Apa menikah?" Kayara membulatkan mata sangat terkejut. Namun, Rendy santai saja sekalipun dia sama terkejut. Dua manusia yang kini, tengah duduk sebelahan saling memandang wajah terkejut. Seketika Rendy bangun menarik tangan Kayara. "Mau kemana Rendy?" tanya Guntur, melihat anaknya, menarik calon istrinya, terlihat akan pergi. "Mau bicara berdua dengan Kayara penting," sahutnya dan Kayara bengong. Namun, orang tua hanya mengangguk. "Heuh, bicara?" ucap Kayara menatap calon suaminya yang baru beberapa hari dia mengenalnya, karena kedua orang tua yang menjodohkan mereka. Seketika Rendy menarik tangan Kayara untuk keluar dari ruang tamu dan gadis ini mengikuti kemana Rendy akan membawanya, sedangkan yang lain di dalam. "Ikut gue dulu," pinta Rendy. Lalu tersenyum pada orang tua dan semua mengangguk tersenyum. Namun, tidak dengan Mami Rendy yang sedari awal memasang wajah datar. Rendy membawa Kayara ke taman. Keduanya duduk saling berhadapan
Waktu menunjukan pukul 09:00 sedangkan seorang Kayara, masih nyaman di balik selimut lembut. Bahkan Nia sudah terbiasa dengan kebiasaan anaknya ini, kadang membuat dia sangat jengkel. Mengurus satu gadis sudah seperti mengurus 30 anak TK. Nia berjalan menuju jendela membuka gorden yang masih setia tertutup, menghalangi sinar matahari masuk kedalam kamar.Setelah tadi malam mengadakan pertemuan dua keluarga, rencananya hari ini Nia akan mengajak sang anak ke salon. Karena besok adalah acara pertunangan antara Rendy dan juga Kayara.Nia menghela nafas begitu panjang dirinya bisa dikatakan, sangat bosan selalu melihat seperti ini anak gadisnya. Jika di hari libur terlebih baru saja seminggu lulus dari SMA dan rencananya, Yopi akan menikahkan terlebih dahulu sang anak dengan Rendy anak dari sahabatnya yaitu Guntur.“Kyara bangun ini sudah terlalu siang bahkan ayam s
"Sial, gila apes banget hari kemarin ketemu wanita gila pengen rasanya bungkam mulutnya sama mulut gue!" umpatnya menjatuhkan tubuh pada kasur king size Randy.Pemilik kamar terkejut kedatangan sahabatnya yang tiba-tiba datang dan menggerutu hingga mengumpat."Siapa men?" tanya Randy pada sahabatnya Andra yang kini memangku gitar memainkan senar gitar."Itu men, cewek gila aku rasa masa dia nyebrang asal nggak lihat-lihat. Lalu hampir ketabrak dan dia yang marah. Memecahkan kaca mobil pakai high heel. Kan gila, itu pasti itu cewek habis diputusin sama cowoknya. Makanya kepalanya nggak ada isinya," ucap Andra lalu duduk menghadap Randy yang kini memangku gitar.Randi menaruh gitarnya pada sisi