Home / Romansa / Salahkah Aku Mencintaimu? / Bab 26 - Terjebak Oleh Keadaan

Share

Bab 26 - Terjebak Oleh Keadaan

Author: Jezlyn
last update Last Updated: 2022-08-25 19:03:16

Anin yang panik sampai tidak bisa berpikir jernih saat ini. Yang dilakukannya hanya jadi penonton saja.

Untung saja sakit keram itu berangsur-angsur pulih. Ares mulai bisa menggerakkan kaki sebelah kirinya dan mencoba untuk bangun yang dibantu oleh Anin.

“Kayaknya ini efek aku kurang olahraga akhir-akhir ini,” celetuk Ares, memberitahukan Anin penyebab kakinya keram. “Maaf sudah buat kamu panik barusan.”

Anin yang memang ketakutan dan khawatir hanya bisa menatap Ares sebal. Apalagi pria itu sekarang tampak biasa-biasa aja setelah membuat jantung miliknya ingin copot.

“Au ah sebel!” rajuk Anin, sembari memanyunkan bibirnya.

Ares tersenyum dan terkekeh kecil. “So-sorry Anin,” katanya lagi meminta maaf. “Nanti aku traktir es krim sebagai bentuk permintaan maafku deh.”

Anin yang dirayu seperti itu merasa tersipu malu sendiri. Namun, tidak bisa dipungkiri kalau rayuan dari Ares membuat hatinya senang.

Dengan ekspresi sok jual mahalnya, Anin menatap Ares. “Emangnya aku anak kecil pakai diso
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 27 - Ketahuan

    Merasa ikut hanyut dalam situasi ini membuat Anin pun membalas pelukan yang diberikan oleh Ares. Anin bahkan merasakan kenyamanan ketika berada di dekapan pria yang baru dikenalnya belum lama ini.Ketika merasa sudah tenang, Anin akhirnya melepaskan pelukannya itu. Ares pun menatap Anin dengan tatapan lembut.“Jangan pernah berpikiran seperti itu lagi. Aku ikhlas kalau memang ini sudah jalan hidupku. Kita tinggal jalani saja semua scenario yang Tuhan berikan.”Anin mendongak—manatap Ares dengan tatapan tak kalah lembut dan dalam. Anin merasa beruntung sekali dipertemukan dan dikenalkan pria seperti Ares.“Makasih,” sahutnya dengan suara serak.Ares pun hanya tersenyum saja. Pria itu langsung menekan tombol untuk kembali melanjutkan ke lantai tujuan.Anin baru menyadari jika Ares tadi menghentikan lift-nya. Merasa dalam kondisi normal, Anin merasa canggung juga malu. Mereka berdua pun sama-sama terdiam—memandang kotak besi itu yang memantulkan wajah keduanya yang tampak sama-sama mal

    Last Updated : 2022-08-28
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 28 - Penawaran Seorang Ares

    Saking lamanya diam-diaman, akhirnya Anin mulai merasa ngantuk dan tertidur di sofa. Ares sendiri sibuk mengeceki email pekerjaannya sejak tadi.Sampai akhirnya Ares menyadari ketika suara dengkuran kecil milik Anin terdengar ke telinganya. Ares tersenyum kecil ketika melihat mulut Anin yang sedikit melongo hingga tampak terlihat begitu menggemaskan.“Maaf, Pa, Ma. Ampun, hiks!” rancau Anin, sembari kedua matanya terpejam. Yang membuat Ares semakin kaget, Anin menangis dalam tidurnya. “Ampun, Pa, Ma,” imbuhnya sembari menangis tergugu.Melihat Anin yang terus menangis dalam tidur membuat Ares merasa benar-benar tidak tega. Entah kenapa hatinya ikut terasa sakit luar biasa.Air mata yang berjatuhan membasahi pipi membuat Ares langsung mengusapinya dengan lembut. Dibelainya pipinya itu perlahan-lahan.Isak tangis Anin benar-benar membuat hati Ares sangat nyeri. “Kamu kenapa, Nin? Apa setiap tidur selalu menangis seperti ini?” gumam Ares, terus memandangi wajah ayu perempuan itu.Setelah

    Last Updated : 2022-09-04
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 29 - Ciuman Pertama

    Mendengar penawaran konyol dari Ares justru membuat Anin kini langsung tertawa begitu terbahak-bahak. Bukan hanya itu saja. Tetapi air matanya ikut keluar dengan begitu deras.Ares yang melihat Anin seperti ini justru merasa sedih dan kasihan. “Kamu bilang apa? Mau jadi Bapak untuk anak ini?” Anin menuding perutnya sendiri dengan telunjuk. “Apa kamu sudah gila?! Kamu itu tampan. Sukses. Mau dapatin model perempuan kayak gimana juga bakalan dapat. Sedangkan aku hanya perempuan kotor yang hamil di luar nikah! Perempuan murahan!” imbuh Anin, mulai merancau dengan tatapan mata kosong.Ares yang mendengar ucapan caci maki Anin kepada tubuhnya sendiri membuat hatinya tergores.Tanpa banyak kata, Ares langsung memeluk Anin ke dalam pelukannya. Anin yang kaget langsung saja berontak minta dilepaskan.“Lepas.”“Enggak.”“Ares!”“Enggak, Anindya!”“Aku itu perempuan kotor!”“Kamu perempuan berharga! Kamu itu spesial buat aku!” teriak Ares, saking emosinya. “Aku nyaman sama kamu, Anin.”Anin yan

    Last Updated : 2022-09-05
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 30 - Penyesalan

    Ares merasa bingung sendiri ingin mengatakan keinginannya itu. Ares takut akan membuat Anin merasa keberatan.“Ares,” panggil Anin, lembut.“Enggak jadi,” jawabnya sembari tersenyum. Tangannya mengusapi rambut milik Anin dengan pelan dan penuh kelembutan.“Ih tuhkan!” Anin merajuk sebal jika seperti ini. Pasalnya ia sudah dibuat penasaran tetapi dengan enak dan gampangnya Ares mengatakan ‘tidak jadi’ benar-benar menjengkelkan.Ares yang melihat Anin cemberut seperti itu justru tampak lucu dan menggemaskan. Ingin rasanya terus meledek tetapi naluri dan hati kecilnya merasa tidak tega.“Aku ingin kamu manggil aku dengan panggilan Mas.” Ares mendadak jujur mengungkapkan keinginannya ini. Meski malu, tapi biarlah dari pada melihat Anin mengambek seperti itu. Lagipula ia tidak pandai merayu atau membujuk wanita mengambek.“Oh … gitu? Jadi pengin dipanggil Mas?” goda Anin, tampak meledek Ares yang langsung bersikap seolah-olah tengah sibuk menatap gawainya. “Ciye … ekhem!”Ares yang diledek

    Last Updated : 2022-10-14
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 31 - Gangguan Mental

    Ketika sampai di sebuah Villa, Anin merasa canggung dan tidak enak sendiri. Ares pun memahami perasaan wanita-nya itu yang pasti masih merasa tidak nyaman.“Di sini aman. Ayo turun,” ajak Ares, lembut. Tetap terus menyakinkan Anin agar mau turun dari dalam mobil. “Kamu pasti butuh istirahat dan makan, kan?”Anin hanya menoleh saja—menatap Ares dengan ragu. Tapi melihat pria itu tampak menyakinkan membuat Anin pun akhirnya luluh.Ares memilih turun dari mobil terlebih dahulu. Pria itu membukakan pintu mobil penumpang yang terdapat Anin.“Makasih,” ucap Anin, tersenyum malu-malu.Ares sendiri membalas senyuman milik Anin dengan senyuman menggoda. Sampai akhirnya Ares menuju ke bagasi mobil untuk mengambil tas dan barang bawaan Anin di sana.Setelah semua sudah diturunkan dari mobil, tak lama keluar seorang pria dan wanita paruh baya yang menyambut Ares begitu ramah. Bahkan seperti menyambut kedatangan anak sendiri yang sudah lama tidak pulang ke rumah.“Ares,” sambut Nengsih—wanita paru

    Last Updated : 2022-10-15
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 32 - Ancaman

    Hari ini Nadia dan Sekar mendatangi kediaman rumah Anin. Niatnya ingin melabrak dan menyemprot berbagai kata sumpah serapah kepada perempuan gatal itu karena sudah mengganggu putranya.Namun, baru sampai di depan gerbang halaman rumah justru Sekar dan Nadia dibuat tercengang dengan aksi berantem antara pasangan suami istri yang wajahnya sering muncul di berita politik.“Bu, itu orangtuanya Anin,” gumam Nadia, menunjuk ke arah Rosa dan Budi. “Pantas saja anaknya liar! Orangtuanya aja begitu!” lanjutnya menilai.“Hussttt, diam aja kamu, Nad.” Sekar melerai dan terus melihat aksi perdebatan soal kampanye. Sampai akhirnya Sekar mulai berani turun ketika salah satu dari mereka telah masuk mobil dan pergi keluar dari halaman rumah. “Ayo kita turun, Nad,” ajak Sekar, menoel bahu Nadia.Nadia sendiri menurut untuk turun. Perempuan itu terus setia mendampingi ibu-nya. Soal anak sudah Nadia titipkan sama ART di rumah. Sedangkan Kalla sudah aman di sekolah.“Permisi,” seru Sekar, yang membuat Ro

    Last Updated : 2022-10-16
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 33 - Terjebak Sebuah Perangkap

    Di lain tempat Anin dan Ares baru saja selesai makan pagi. Ares sengaja hari ini tidak berangkat ke kantor karena ingin menemani Anin di hari pertama tinggal di Villa. Ares takut kalau ditinggal nantinya Anin merasa resah.“Kamu enggak kerja, Mas?” tanya Anin, semakin menenggelamkan kepalanya di dada bidang milik Ares. Menikmati perlakuan romantis dari pria matang ini yang membuat Anin terasa nyaman.“Enggak. Mau nemenin kamu.”Jujur saja Anin langsung merasa ge’er dengan ucapan yang dilontarkan oleh Ares. Akan tetapi sebisa mungkin Anin menutupi perasaan bahagianya.Sebelum membalas ucapan dari Ares, Anin mencoba berdeham terlebih dahulu agar saluran tenggorokannya ini terasa lega.“Enggak perlu ditemenin juga gapapa kok. Lagian mana ada yang mau nyulik aku.”“Aku yang bakalan nyulik kamu nanti ke depan penghulu.”Anin benar-benar tersipu malu saat ini. Bibirnya yang sejak tadi mencoba mengulum senyum kini akhirnya tersungging dengan lebar.Ares yang melihat ekspresi Anin merasa begi

    Last Updated : 2022-10-19
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 34 - Mengatur Strategi

    Nadia yang sudah mengetahui keberadaan Anin langsung segera menghubungi Rosa—mama dari perempuan laknat itu.Tentu saja Nadia melaporkan ini tanpa sepengetahuan dari Ares. Nadia memberikan kode kepada Sekar untuk berkongkalingkong untuk mengalihkan perhatian Ares—Kakaknya.Ketika merasa sudah aman, Nadia pun mengeluarkan ponsel dan segera memencet nomor Rosa. Setelah tersambung, panggilan telepon Nadia langsung diangkat.“Halo.”“Halo, Bu Rosa.”“Ini—““Ini Nadia adiknya Ares. Maaf menghubungi Ibu Rosa mendadak seperti ini. Saya ingin menyampaikan kabar kepada Ibu soal keberadaan Anin.”“Keberadaan Anin? Di mana dia?”“Dia sekarang berada di Villa milik Kakak saya.”“Villa? Kamu yakin?”“Tentu saja sangat yakin! Pasalnya sekarang Kakak saya sudah berada di rumah karena sudah kami jebak! Sebaiknya Ibu Rosa segera menjemput Anin dan membawanya pergi!” tekan Nadia, penuh kebencian.“Kalau begitu kirimkan alamatnya biar nanti saya menyuruh anak buah untuk menjemput Anin.”“Baik! Saya akan

    Last Updated : 2022-11-11

Latest chapter

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 87 - Hadiah Terindah [TAMAT]

    Hari ini adalah hari yang paling bersejarah di dalam keluarga Sastrowidjojo. Apalagi pagi ini Sekar tengah menanti dengan perasaan harap-harap cemas. Anindya—menantunya tengah berada di dalam kamar mandi untuk menguji kebenaran apa yang dikatakan oleh Ibu Nyai. Apakah benar hamil atau hanya mual-mual biasa karena asam lambung ataupun masuk angin.Semoga saja hasilnya sesuai harapan. Sekar ingin sekali menimang cucu dari Ares. Bukan ingin menuntut, tapi Sekar sadar jika usianya sudah tidaklah lagi muda. Sekar ingin menggendong anak hasil dari Ares agar bisa adil dengan Nadia. Di samping itu mumpung ia masih hidup juga karena usia tiada yang tahu bukan? Untuk itu Sekar selalu berdoa supaya Anin bisa sehat selalu dan mengandung benih dari Ares.Ceklek! “Bagaimana hasilnya?” tanya Sekar, harap-harap cemas.Anin diam saja. Ia justru langsung menyerahkan alat tes kehamilan itu kepada Sekar. “Enggak tahu, Bu. Anin enggak lihat soalnya takut,” jawab

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 86 - Harapan

    Semua orang yang berada di kamar itu tentu saja terkejut dengan ucapan Ibu Nyai. Apalagi hanya dengan memegang perut saja langsung berasumsi seperti itu.“Iya betul ini lagi hamil,” ulang Ibu Nyai.“Itu seriusan Ibu Nyai?” tanya Sekar, masih tidak percaya akan ucapan Ibu Nyai. Tapi memang suka betul ucapan Ibu Nyai ini.“Iya, Ibu Sekar. Coba saja diperiksa ke dokter pasti hasilnya positif.” Ibu Nyai masih terus mengusap-usap perut milik Anin lembut. “Belum datang bulan, ‘kan, Nduk?” tanya Ibu Nyai kepada Anin.Anin tampak terdiam sesaat. Mencoba mengingat kapan terakhir dirinya kedatangan tamu bulanan.Dan, ketika ingat jika terakhir datang bulan saat akan menikah. Sedangkan ini sudah satu bulan lebih dirinya menikah dengan Ares. Sedangkan ia belum datang bulan lagi.“Astagfirullah! Anin belum datang bulan, Bu,” ucap Anin menatap ke arah Sekar dengan ekspresi wajah kebingungan. “Apa benar Anin hamil, ya, Bu?”“Walah Ibu juga tidak tahu, Nin. Kamu ada tespack?” tanya Sekar, jadi penasa

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 85 - Mual-Mual

    Meski tidak enak badan, Anin harus tetap bersiap-siap untuk pergi ke rumah Mama Rosa. Apalagi kue Mama Rosa mulai banjir orderan dari teman-temannya.Tok! Tok! Tok!“Nin,” panggil Sekar dari luar kamar.“Masuk, Bu. Pintunya enggak dikunci.”Ceklek! Sekar membawa nampan yang berisi wedang jahe juga menu sarapan untuk Anin. Apalagi menantu-nya ini sedang tidak enak badan karena ulah dari Ares, putranya.“Lho, Bu. Tidak perlu repot.”“Kata Ares kamu lagi enggak enak badan.”“Hanya masuk angin aja kok, Bu. Nanti juga sembuh.”“Maafkan anak Ibu, ya. Maaf kalau dia terlalu menggebu-gebu,” kata Sekar, merasa tidak enak sendiri. Padahal yang melakukan perbuatan itu Ares bukan dirinya.Anin hanya menyengir saja karena yang dibahas sudah ke ranah sana. Meski merasa tidak enak dengan Sekar karena diperlakukan sangat baik, Anin tetap menghargai dengan memakan dan meminum wedang jahe itu.“Makasih banyak ya, Bu. Ibu sudah makan?”“Ibu sudah makan tadi setelah A

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 84 - Indahnya Pengantin Baru

    Dari banyaknya tempat perbelanjaan entah kenapa harus bertemu dengan Vivi di mal ini. Anin juga kaget tetapi ia harus tetap sopan serta ramah.“Eh, Anin. Sendirian aja?” tanya Vivi, masih fokus menatap cermin karena sedang memakai bulu mata palsu jadi harus fokus.“Sama Mama dan suami.”“Hah?! Suami? Kamu udah nikah?” Vivi langsung berputar badan menatap Anin yang memang berdiri di belakangnya ini. Ekspresinya benar-benar terkejut luar biasa. “Sama Ares?” lanjut Vivi, sambil menelan ludahnya susah payah.Anin tersenyum manis sambil mengangguk. “Iya, Tante.”“Kapan?” Ada rasa kecewa di dalam hati Vivi karena teringat akan lamarannya yang ditolak. Akan tetapi kali ini Vivi bisa mengendalikan diri karena banyak orang di toilet. Di samping itu juga sudah janji dengan Rayyan untuk bersikap baik kepada Anin. “Kok Tante enggak diundang?”“Baru kemarin, Tante. Kami mengadakan pernikahan sederhana saja. Yang datang juga dari pihak keluarga saja dan memang tidak mengundang orang lain.”Vivi men

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 83 - Keramas Setiap Pagi

    Pagi ini Anin terbangun dengan perasaan yang berbunga-bunga. Apalagi semalam Ares telah menggagahi-nya dengan penuh kelembutan meski sedikit beringas kalau kata Bayu. Mungkin bagi dia mumpung sudah halal hingga sedikit beringas. Tapi semuanya membuat Anin puas juga terngiang-ngiang akan permainan pria itu.Ketika sedang mengeringkan rambut akibat keramas pagi pun membuat Anin tidak kuat menahan untuk tidak tersenyum. Alhasil Anin selalu cengar-cengir di depan cermin tempat ia make-up.Tak lama pintu kamar mandi terbuka yang menampilkan Ares. Anin pun rasanya malu ingin menoleh—melihat tubuh kekar suaminya yang semalam ia kecupi.“Sayang, bisa ambilkan bajuku tidak?”“Kamu mau kerja?”“Enggak lah. Aku cuti seminggu. Ambil baju santai aja. Terserah kamu pilih yang mana. Yang pasti hari ini kita akan jenguk Papa.”Mendengar ingin ‘menjenguk papa’ membuat Anin segera berdiri dari kursi. Sampai akhirnya Anin tidak sengaja melihat tubuh atletis milik Ares. Sontak hal ini membuat Anin segera

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 82 - Malam Pertama

    Anin bergegas turun dari atas ranjang. Ia melihat penampilan dirinya yang begitu acak-acakan. Merasa gerah membuat Anin memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum akhirnya merias wajahnya ulang.Tak lupa Anin meminta bantuan kepada MUA, teman kuliahnya yang Anin undang ke acara pernikahan ini.“Enggak nyangka kalau lo nikah duluan, Nin.”“Hehehe, makasih banyak, Sara.”“Pokoknya doa yang baik buat lo dan suami. Kangen masa-masa kuliah deh. Enggak ada lo kurang rame di kampus.”“Ck! Masa, sih.”“Hm, betul dong. Pokoknya di kampus selalu heboh berita soal lo sama Rayyan. Tapi lo seriusan bakalan pindah kampus dan ngulang dari semester awal lagi?”“Kalau diizinkan sama suami, Sar.”“Kalau dilihat-lihat secara langsung tipikal Ares itu bucin banget tahu. Dih, betapa beruntungnya lo dapatin dia. Mimpi apa deh lo kemarin bisa dinikahi pengusaha kaya raya.”“Hahaha, ada-ada aja lo.”Akhirnya Anin selesai di make-up. Penampilannya kembali cantik bahkan lebih fress dari sebelumnya. Anin bahkan

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 81 - Akhirnya Nikah

    Bayu kini disibukkan dengan dua pekerjaan sekaligus. Soal kantor dan pernikahan sang boss. Bayu harus bolak-balik pergi ke rumah Anin untuk meminta dokumen agar bisa segera didaftarkan ke pihak KUA nanti. Selain itu juga ia harus pergi ke rumah Sekar untuk mengambil dokumen sang boss.“Bay, kira-kira tempat bulan madu yang bagus di mana?” tanya Ares, melamun sambil berkhayal jika sudah sah menikah. “Pengin buat Anin bahagia.”“Boss! Mendingan situ kerja deh. Enggak kasihan apa sama sekretarismu ini yang udah pontang-panting ke sana kemari.”“Ck! Itu tugas lo, Bay,” balas Ares, mendengkus. “Kalau pengin uang harus kerja keras.”“Sialan lo, Boss!” Mode sopan santun seketika lenyap. Bayu yang sudah lelah luar biasa akhirnya tidak terkendali ketika sedang di kantor.Namun, untungnya Ares tidak marah ketika dirinya berbicara informal. Mungkin ini semua efek rasa kasmaran di dalam hati sang boss. Semua hari-harinya begitu indah.Bahkan Ares dengan gampangnya memberikan Bay

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 80 - Tunangan

    Bayu yang mendapat telepon serta amanat dari kanjeng mami alias nyonya besar langsung segera menghampiri bos-nya itu. Bayu yang mendengar telepon Sekar begitu menggebu-gebu langsung tidak memedulikan jika bos-nya akan mengomel jika meeting-nya diganggu.“Boss, ada berita penting,” bisik Bayu, di samping telingaAres.Ares yang masih meeting di sebuah restoran menoleh ke arah Bayu dengan tatapan membunuh. Akan tetapi tampaknya Bayu tidak takut sama sekali.“Ibu Sekar telepon nyuruh pulang cepetan,” lanjut Bayu, berbisik.“Kamu enggak lihat kalau saya lagi meeting!” geram Ares, mencoba tetap terlihat ramah di depan klien-nya. “Pergi sana!” lanjutnya mengusir.“Ini soal Anin, Bos! Kata Ibu Sekar kalau tidak pulang sekarang juga bakalan menyesal!”Ares mendengar nama Anin disebut langsung oleng. Apalagi sekarang Bayu sudah berjalan pergi menuju ke meja-nya kembali.Saking penasaran apa yang diucapkan Bayu itu. Ares akhirnya berbicara kepada klien-nya jika meeting hari ini disudahi saja. Ga

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 79 - Pria Terbaik Pilihanku

    Setelah mantap dengan pilihannya untuk menerima sebuah pinangan. Kini Anin bersiap-siap pergi ke rumah Rayyan sembari membawa tentengan kue untuk Vivi juga Adam. Anin sudah menghubungi Rayyan jika hari ini dirinya akan bertamu memberikan jawaban.Ketika sampai di depan rumah Rayyan, pria itu ternyata sudah menunggu dengan pakaian yang begitu rapi.“Assalamualaikum,” salam Anin, memilih bersalaman dengan Vivi saja dan menautkan kedua tangan di depan dada ketika bersalaman dengan Rayyan juga Adam.“Waalaikumsalam,” jawab Vivi, tersenyum lebar. “Ayo masuk, Nin. Kamu sendirian aja? Mama tidak ikut?”“Mama lagi sibuk buat kue. Kebetulan ini Anin bawa hasilnya buat Tante dan keluarga.”“Whoa! Mama kamu rajin banget.” Vivi menerima tentengan kue dari Anin sambil memuji kerajinan Rosa. “Duduk, Nin.”Anin duduk di depan Vivi juga Adam. Tidak lupa juga di sisi sampingnya ada Rayyan yang tengah mesam-mesem bahagia.“Kedatangan Anin ke sini ingin memberikan jawaban atas lamaran Rayyan kemarin. Ma

DMCA.com Protection Status