Home / CEO / Salah Ranjang / STOP BULLYING!

Share

STOP BULLYING!

Author: Si Mendhut
last update Last Updated: 2021-04-09 13:42:47

              Shassy yang melihat wanita itu pun terkejut dan segera membuka lebar-lebar pintu ruangan  yang ada di dekatnya itu. 

Shassy pun melihat wanita tersebut sedang tersungkur di lantai, dengan beberapa luka memar di tubuhnya.

"Apa yang kalian lakukan!" teriak Shassy pada 2 orang laki-laki yang ada di dalam ruangan itu.

Kedua laki-laki itu pun segera menatap ke arah Shassy yang hanya menggunakan handuk di tubuhnya.

"Nah, kalau ini ... baru yang namanya pelayan osen," ujar salah seorang laki-laki yang ada di ruangan tersebut.

"Kalian laki-laki bodoh, apa yang kalian lakukan ini sangat memalukan," ujar shassy sambil membatu karyawan tersebut berdiri dan  Shassy pun melangkah untuk mengambilkan kaca mata milik pegawai tersebut yang tergeletak di lantai, agak jauh dari tempat Shassy berdiri saat ini.

Ke dua laki-laki itu pun mendekat ke arah karyawan tadi, dan dengan cepat menarik rambut karyawan tersebut. "Wanita seperti ini mengganggu pemandangan saja."

Shassy pun segera menatap tajam laki-laki tersebut. "Kalian jangan keterlaluan!" teriak Shassy

"Maafkan saya Tuan, tapi saya yang di tugaskan untuk melayani kamar ini, dan tidak ada karyawan lain yang tersisa," sahut wanita tersebut,

"Lalu, apa kamu pikir, kamu itu pantas melayani kami?" 

"Saya tau saya tidak cantik, tapi ini sudah—"

"Kamu itu bukan tidak cantik, tapi super jelek," sela laki-laki tersebut, "Udah gemuk, buluk, keriting lagi, bagaimana tempat sebagus ini bisa mempekerjakan wanita buruk seperti kamu."

Wanita tersebut hanya terus menunduk, tak berani melawan.

Shassy pun mengepalkan tangannya. "Hei wanita bodoh!" teriak Shassy.

Wanita  itu pun  menatap ke arah Shassy.

"Kesini Kamu!" panggil Shassy

Wanita itu pun mendekat ke arah Shassy.

"Ini kaca matamu," ujar Shassy sambil memberikan kaca mata di tangannya pada wanita tersebut.

"Terima kasih Nona." 

Lalu wanita itu pun segera memakai kaca matanya, dan akhirnya bisa melihat Shassy dengan jelas.

Shassy pun menepuk pundak wanita tersebut dengan penuh tenaga. "Kamu itu sebagai wanita, jangan mau direndahakan, mengerti?" 

"Tapi, apa yang dikatakan oleh mereka itu benar. Saya sadar, kalau saya memang jelek." Wanita itu pun menundukkan kepalanya.

Shassy yang medengar ucapan wanita tersebut, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Jangan dengarkan mereka, Kamu itu cantik," ujar Shassy.

"Cih, cantik ...." Salah satu laki-laki itu menyahut dan menghina wanita itu lagi.

Lalu Shassy menatap ke arah 2 laki-laki yang ada di ruangan itu, penuh amarah. "Mereka itu buta, apa kamu percaya pada penilaian orang buta?"

Wanita itu pun menggeleng pelan.

Kedua laki-laki itu pun mendekat ke arah Shassy dan mencengkeram dagunya. "Hei wanita, beraninya kamu menghina kami."

Shassy lalu tersenyum sinis. "Lalu apa yang harus aku lakukan? memuji kalian? Laki-laki picik yang suka menghina, merendahkan, bahkan tega menganiaya wanita lemah."

"Pintar sekali mulutmu bicara," ujar laki-laki tersebut sambil semakin erat mencengkeram wajah Shassy.

Shassy pun dengan sekuat tenaga, menepis tangan laki-laki tersebut. "Jangan mengira semua wanita itu lemah, dan akan menerima begitu saja perlakuan kamu," ujar Shassy sambil menatap tajam laki-laki tersebut.

Laki-laki itu pun menyenggol temannya. "Yang seperti ini pasti asyik di ranjang, hehehe." 

"Kamu benar," sahut temannya.

    Kedua laki-laki itu pun segera mendekat pada Shassy, dan mencoba menyergap Shassy. Tapi dengan cepat, Shassy pun melawan.

Ia mulai menendang kedua laki-laki tersebut, dan juga memukul wajah salah satu laki-laki tersebut dengan vas bunga yang ada di dekatnya.

"Heh, dasar wanita liar. Jangan panggil aku Marko, kalau aku tidak bisa menaklukkanmu." ujar laki-laki tersebut sambil mengusap bibirnya yang meneteskan darah, akibat pukulan dari vas bunga yang ada di tangan Shassy.

**

               Di dalam ruangan yang sebelumnya, terlihat Keen, Raka, dan Liora sedang berendam dengan tenang menikmati relaksasi di dalam kolam tersebut. Beberapa pegawai  juga ada di dalam ruangan tersebut, dan kini terlihat tengah memijat kepala mereka bertiga.

 'Kemana wanita ini, kenapa lama sekali keluarnya,' batin Keen yang mulai gelisah, ketika menyadari kalau Shassy sudah lama pergi dari ruangan itu.

Keen pun akhirnya berdiri dan naik ke atas kolam.

"Kamu mau ke mana Keen?" tanya Raka yang kini masih menutup matanya, menikmati pijatan dari karyawan tempat tersebut.

"Aku mau keluar sebentar," jawab Keen dengan santai, sambil berjalan menjauh dari kolam tersebut.

            Keen yang sudah mengganti handuknya pun segera meninggalkan ruangan itu. 

"Di mana sih wanita itu?" gumam Keen sambil berjalan menyusuri lorong yang ada di tempat itu.

Setelah cukup lama berjalan, akhirnya Keen melihat ada salah satu ruangan yang terlihat ramai.

"Apa mungkin ... ah, tapi tidak mungkin," ujar Keen.

 Tapi, tiba-tiba ...

"Mampus gak Lo!" Terdengar teriakan dari dalam ruangan yang terbuka tersebut.

Keen pun bergegas pergi ke ruangan tersebut, dan ...

"Nona, tolong hentikan," lirih karyawan wanita tadi, yang terlihat ketakutan dan hanya bisa berdiri di pojokan ruangan tersebut.

"Heh, mampus gak Lo, dasar laki-laki jahat!" ujar Shassy yang kini tengah menendang laki-laki yang  tersungkur di depannya.

 Mata Keen pun membulat melihat kejadian tersebut. 

'Hah, wanita ini sungguh menarik,' batin Keen yang masih menatap Shassy dengan sebuah senyum tipis di wajahnya.

Tiba-tiba ...

"Wanita sialan!" teriak laki-laki lainnya sambil melemparkan sebuah vas bunga ke arah Shassy,

Shassy yang tak sempat menghindar  hanya bisa menutupi kepalanya menggunakan tangannya. 'Ah, bocor nih kepalaku,' batin Shassy sambil memejamkan matanya.

PYARRR! Terdengar suara vas bunga tersebut pecah.

'Eh, kok gak sakit,' batin Shassy.

Shassy pun membuka matanya dan menyadari ada orang lain yang  kini sedang berdiri di belakangnya dan melindungi dirinya.

 Shassy pun menoleh ke belakang, dan menatap sosok di belakangnya itu.

"Pak Keen," ujar Shassy.

Keen pun menatap tajam ke arah laki-laki yang baru saja melempar vas bunga itu. "Berani sekali kamu!" ucap Keen dengan nada mengancam.

Laki-laki itu pun terkejut ketika Keen mendekat ke arahnya. 'Tatapan ini ... ah, laki-laki ini pasti bukan orang biasa. Apa aku sanggup menyinggungnya.'

Nyali laki-laki itu pun semakin menciut ketika melihat Keen mengangkat kursi yang ada ruangan tersebut dengan ringan dan membawa kursi tersebut ke arahnya.

"Brakkk!" keen dengan sekuat tenaga melemparkan kursi tersebut ke arah laki-laki tersebut hingga kursi itu patah menjadi dua bagian.

"Akhhhh!" teriak laki-laki tersebut lalu tersungkur di lantai.

"Berani kamu menyakiti orangku! Apa kamu bosan hidup?" teriak Keen.

"Ampun Tuan, ampun," ujar laki-laki yang ada di depan Keen sambil terus memegangi tangannya, yang terasa seakan patah karena lemparan kursi dari Keen.

"Berdiri kamu!" bentak Keen.

Laki-laki itu pun segera berusaha berdiri dengan tubuh yang terasa seperti remuk itu.

             Keen pun mendekat kembali ke arah Shassy yang kini tengah melongo menatap dirinya.

"Apa masalah kamu dengan mereka?" tanya Keen.

Saat mendengar suara Keen, Shassy pun segera mengganti sikapnya.

"Ah, aku ...," ujar Shassy yang sempat melupakan masalah sebenarnya, "Itu, tadi mereka menghina karyawan itu," ujar Shassy sambil menunjuk ke arah karyawan yang meringkuk di pojokan karena ketakutan.

Keen lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil mengusap lembut salah satu sudut bibir Shassy yang memerah karena terkena pukulan saat berkelahi tadi.

"Isssh," desis Shassy.

"Sakit?" tanya Keen sambil menatap dalam-dalam wajah Shassy.

"Sedikit," jawab Shassy dengan canggung.

"Kalau Kamu tau sakit, kenapa kamu berkelahi?"

Shassy lalu mengerucutkan bibirnya. "Ya habis, mereka membully karyawan itu. Lihatlah, badannya terluka karena mereka."—Shassy menunjuk ke arah karyawan—"Apa karena wanita itu kurang menarik di mata mereka, jadi mereka  boleh menghina sesuka hati. Semua wanita itu cantik, dan berharga. Aku tidak bisa menerima hal seperti ini terjadi di depanku." 

Suara Shassy pun terdengar semakin lama semakin serak, dan seolah ingin menangis.

Keen pun segera memeluk Shassy, hingga akhirnya Shassy benar-benar menangis di dalam pelukannya.

*

Di balik pintu ruangan tersebut.

"Jadi seperti ini," geram Raka.

Related chapters

  • Salah Ranjang   Kamu Harus Sabar, Raka

    Setelah Shassy puas menangis, akhirnya Keen pun melepaskan pelukannya.Keen menatap ke arah 2 laki-laki itu."Ingat, siapa yang melakukan ini semua?" Kalimat ini seolah adalah pertanyaan, tapi sangat terasa kalau ada ancaman di balik pertanyaan yang di ucapkan oleh Keen ini.Laki-laki yang tengah bersender di dinding pun segera menjawab. "Ini semua kami yang melakukan Tuan.""Bagus," tandas Keen sambil tersenyum menyeringai ke arah orang tersebut. Keen pun segera membawa Shassy keluar dari ruangan tersebut dan berjalan bersama ke ruang ganti."Kamu segera pakai bajumu, aku akan menunggumu di lorong," ujar Keen.Shassy pun mengangguk pelan dan pe

    Last Updated : 2021-04-09
  • Salah Ranjang   Lamaran dari Raka

    "Masa sih ada hujan mawar?" gumam Shassy sambil mengambil setangkai mawar yang ada di hadapannya. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang memeluk Shassy dari belakang. Shassy pun dengan cepat menginjak sepatu orang yang ada di belakangnya, lalu menarik sikunya ke belakang dan mengenai tepat ke perut orang yang ada di belakangnya."Hah, rasakan kamu!" teriak Shassy sambil menjauh dari orang yang ada di belakangnya.Lalu Shassy pun terkejut melihat orang yang ada di belakangnya tadi."Ishhh!" desis orang tersebut sambil memegangi perutnya terlihat kesakitan."Kamu Mas," ujar Shassy sambil mendekat ke arah Raka, "Kamu sih, ngagetin aku," ujar Shassy sambil mengusap-usap perut Raka.Raka pun segera berdiri tegap, sedangkan Shassy masih terus

    Last Updated : 2021-04-09
  • Salah Ranjang   Malaikat Penggoda di Apartemen

    Wajah Keen dan Shassy begitu dekat, nafas pun bisa terdengar dengan jelas di antara mereka. Detak jantung Keen pun terasa makin cepat, ketika Shassy pun mulai mengendus-ngendus tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke leher Keen."Kamu wangi sekali," ujar Shassy."Kamu suka?" tanya Keen."Tentu saja aku suka."Degup jantung Keen semakin cepat, ketika tangan Shassy mulai memegang wajahnya."Kamu mau apa?" tanya Keen.Shassy pun mulai tersenyum menggoda. "Aku ya … tentu saja aku mau …."Keen pun kaget, ketika Shassy tiba-tiba saja menggigit lehernya."Rasakan itu, hehehe," tawa Shassy setelah puas menggigit leher

    Last Updated : 2021-04-10
  • Salah Ranjang   Apa Ini Karma

    Brak!! Shassy yang sudah tidak tahan dengan tingkah Keen pun akhirnya menggebrak meja itu."Pak, saya itu butuh kepastian dari Anda," ujar Shassy dengan nada tinggi.Keen lalu melirik Shassy sekilas.'Apa maksud lirikan itu?' batin Shassy yang kini menjadi canggung sendiri, karena Keen tak menanggapi hal tersebut."Pak …." panggil Shassy,"Kenapa Kamu takut sekali pada Raka? Bukankah dia kekasih kamu?" ujar Keen dengan santai, lalu ia menyesap kopi buatan Shassy."Ya justru karena Mas Raka itu kekasihku, maka dari itu aku tidak ingin dia salah paham," ujar Shassy yang semakin kesal saja."Seharusnya dia itu percaya pada kamu, apapun yang kamu katakan," ujar Keen sambil

    Last Updated : 2021-04-18
  • Salah Ranjang   Kecemburuan Raka

    "STOP!" teriak Shassy."SSST!" Suara rem mobil Keen, karena ia menghentikan mobilnya saat itu juga."Ada apa?" bentak Keen yang kesal karena tindakan Shassy yang sembarangan.Shassy yang terkejut mendengar teriakan itu pun, hanya membalasnya dengan senyum canggung."Apa Kamu gila, ini jalan raya!" teriak Keen dengan tatapan tajam mengikuti kalimatnya."Ya, maaf Pak.""Lalu, kenapa Kamu berteriak seperti tadi?" tanya Keen sambil memijat-mijat kepalanya dan membawa mobilnya menepi."Anu Pak, biarkan saya turun di sini."'Apa wanita ini malu pergi ke kantor denganku, sombong sekali dia,' batin Keen sambil menatap tajam

    Last Updated : 2021-04-21
  • Salah Ranjang   Versi Istana Harem?

    "Selamat siang Tante," ucap Shassy dengan senyum manis mengembang di wajahnya.Melati yang mendengar suara Shassy pun langsung menoleh. "Siang juga," ucap Melati dengan nada datar.'Wah, sudah kena racun sepertinya,' batin Shassy sambil terus tersenyum pada tante Melati yang enggan menatapnya, karena salah paham yang belum terselesaikan."Eh, ada Sherin. Kamu sejak kapan di sini Sher?" tanya Shassy masih dengan nada ramahnya, padahal rasanya ia sudah ingin melemparkan vas bunga yang ada di dekatnya ke wajah adik tirinya itu."Ah, Kak Shassy, aku baru saja datang. Kamu jangan salah paham," ujar Sherin dengan nada lembutnya. Nada lembut itu terucap dari bibirnya yang menggunakan lipstik berwarna pink terang.Sherin lalu menatap ke arah Raka yang sedang berdiri di samping Shassy. "Eh

    Last Updated : 2021-04-22
  • Salah Ranjang   Masakan Calon Menantu

    Deg-deg-deg! Jantung Shassy berdegup kencang, saat ayah Raka menggantung kalimatnya.'Oh tuhan, apa tidak enak ya ….' batin Shassy yang terlihat begitu gugup, ia pun terus menundukkan wajahnya dan terus berharap jawaban baik yang di berikan oleh ayah Raka."Lumayan," Ayah Raka melanjutkan kalimatnya.Shassy pun langsung tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya menyembunyikan perasaan yang begitu senang di hatinya.'Kalau gak ada orang, aku udah nyanyi seriosa di sini,' batin Shassy yang masih menyembunyikan perasaan senang di dalam dirinya.Lalu …"Paman, coba juga kueku. Ini tadi aku antri 1 jam loh untuk membelinya," ujar Sherin sambil mengambilkan sepotong kue, Sherin bermaksud memberikan sepotong kue itu pada Ayah Raka.

    Last Updated : 2021-04-22
  • Salah Ranjang   Panggilan Aneh Dari Dira

    "AAAAAA!" teriak Shassy yang begitu ketakutan saat itu."Diam!" bentak Keen."Astaga! Pak Ken, Anda mengagetkanku saja," ujar Shassy sambil mengusap-usap dadanya."Kamu itu yang ngapain malam-malam begini teriak di kantor, apa kamu kurang kerjaan? Mau, aku tambahin lagi kerjaan kamu?" ujar Keen yang kini dengan santai berjalan di depan Shassy.'Hais, kalau bukan karena kamu, mana mungkin aku berteriak seperti ini,' gerutu Shassy di dalam hati.Shassy pun terus berjalan di belakang Keen hingga mereka sampai di di luar gedung tersebut. Setelah sampai di luar gedung perusahaan, ia segera berlari ke tempat parkir.Saat ia sampai di tempat parkir, ia mulai menggaruk pelipisnya. "Di mana motorku?"ujar Shassy sambil menatap s

    Last Updated : 2021-04-23

Latest chapter

  • Salah Ranjang   Gaun Asta

    Dua puluh tahun kemudian. Hari itu semua orang sudah repot sejak pagi, Shassy pun tak kalah sibuknya dari yang lain."Bagaimana, apa Asta sudah siap?" tanya Shassy pada salah seorang pelayan yang baru turun dari lantai dua, tempat kamar Asta berada."Hampir Nyonya, tinggal sedikit lagi," jawab pelayan tersebut dengan cepat."Ya sudah kamu cepat bantu yang lain, para tamu undangan sudah mulai berdatangan," perintah Shassy.Lalu pelayan itu pun segera pergi melakukan apa yang Shassy perintahkan."Haduh ... kenapa dia belum sampai ya," gumam Shassy sambil mondar-mandir gelisah.Lalu seseorang dari

  • Salah Ranjang   Positif Apa

    Setelah menyelesaikan acara pernikahan dengan meriah, mereka pun kembali ke kediaman Keen."Ma, hari ini kami akan pindah," ucap Keen yang kini sedang duduk di taman belakang bersama Nyonya Tiara dan juga Shassy.Nyonya Tiara pun menghela napas panjang saat mendengar hal tersebut. "Kenapa cepat sekali?" tanyanya yang terdengar tidak rela."Kami sudah memutuskan akan pindah setelah acara pernikahan, dan aku juga sudah mengatur semuanya di sini," ucap Keen yang tetap menunjukkan tanggung jawabnya."Mama tidak bisa melarang kalian, hanya saja Mama—" Nyonya Tiara tak meneruskan kalimatnya.Shassy yang sedari tadi mendengarkan pun akhirnya menyahut, "Ma, kami akan sering berkunjung kok. Lagi pula Cakra sebentar lagi akan

  • Salah Ranjang   Pengumuman Untuk Sahabat Si Mendhut

    Hai sahabat pembaca setia yang ter-lope!Perkenalkan aku Si Mendhut, penulis 'Salah Ranjang' kisah Si Shassy dan Mas Keenan ini.Aku mengucapkan banyak terima kasih pada kalian semua yang sudah sabar dan setia menunggu update ceritaku yang terkadang lambat. Aku sebagai penulis juga memohon maaf yang sebesar-besarnya jika terselip kata-kata kasar di dalam novel ini. Terima kasih juga karena telah memaklumi segala bentuk kesalahan dalam penulisan novel ini yang tidak pernah aku sengaja."SUMPAH! Aku gak mungkin sengaja nyalah-nyalahin tulisan kok. Hehehe ..." Sebenarnya novel ini sudah tamat hari ini. Tapi karena permintaan beberapa pembaca, aku akan memberikan ekstra bab yang akan menceritakan kisah selanjutnya.

  • Salah Ranjang   Kerelaan

    "Papa, mama mana?" tanya Cakra kecil sambil menatap sekitar yang terlihat remang-remang karena Keen berhasil mematikan lampu kamar tersebut sebelum Cakra datang."Apa tidak bersama kamu?" tanya Keen sambil dengan cepat memakai celananya."Papa pipis?" tanya Cakra dengan polos karena melihat Keen yang sibuk memakai celana.Keen lalu berjalan ke arah Cakra. "I-iya, tadi Papa baru dari kamar mandi lalu mendengar kamu memanggil Mama, jadi Papa terburu-buru," jawabnya dengan santai."Mama mana?" Cakra kembali pada pertanyaan semula."Mama ... oh, mama pasti sedang ke dapur," jawab Keen dengan asal sambil melemparkan pakaian Shassy ke bawah.Shassy yang sedang tengkurap di lantai pun dengan cepat mengambil pakaiannya d

  • Salah Ranjang   Hidup Atau Mati Terserah

    Kemudian terlihat beberapa orang masuk dan segera melumpuhkan anak buah Tuan Bastomi yang ada di tempat itu.Shassy pun makin kebingungan melihat hal tersebut. 'Apa ini?' pikirnya.Lalu ia pun teringat dengan Keen yang tergeletak di dekatnya. Dengan cepat ia menarik tubuh suaminya itu sekuat tenaga dan segera memangku kepala suaminya tersebut sambil terus membelai lembut rambutnya."Mas kamu berat sekali, kamu banyak dosa pasti," ucap Shassy dengan senyum pahit dan air mata yang mengiringi kalimat tersebut.*Di sisi lain ... Terlihat Tuan Bastomi yang tengah terbaring di lantai, sedangkan Raka kini duduk santai duduk di kursi yang tadi digunakan oleh Tuan Bastomui.

  • Salah Ranjang   Kamu Menipuku

    Suasana di ruangan itu pun mulai kacau, beberapa tamu undangan berteriak histeris bahkan ada yang sampai pingsan saat melihat hal tersebut.Hingga akhirnya Tuan Bastomi dan beberapa orang masuk ke dalam tempat tersebut."Cepat periksa dia," perintah Tuan Bastomi pada anak buahnya sambil menunjuk ke arah calon istrinya tersebut."Maaf Tuan," ujar orang yang baru saja memeriksa keadaan wanita tersebut.Tuan Bastomi lalu mengarahkan pandangannya ke sekitar dan memakukan pandangannya pada Keen yang juga sedang menatapnya dari kejauhan. "Kurang ajar," geramnya.Lalu Tuan Bastomi pun dengan cepat melewati mayat calon pengantinnya itu dan berjalan ke arah Keen. "Kurang ajar, ini pasti ulah kamu!" teriak Tuan Ba

  • Salah Ranjang   Suami Yang Paling Bodoh

    Tiga hari kemudian. Sore itu Keen kembali ke rumah lebih awal."Shass," panggil Keen mencari Shassy di dalam kamar mereka."Aku di balkon," sahut Shassy dari arah balkon.Keen pun segera masuk ke dalam balkon kamar tersebut, ia melihat Shassy yang tengah duduk santai di sana. "Kamu belum bersiap?" tanyanya sambil duduk di kursi yang ada di dekat Shassy.Shassy pun menatap Keen. "Andaikan aku tidak ikut, bagaimana?" tanyanya."Apa kamu takut?" tanya Keen sambil tersenyum meremehkan."Aku hanya tidak ingin ada masalah. Jika aku ke sana, kamu tahu sendiri orang tua itu pasti akan membuat masalah seperti kemarin," jawab Shassy lalu menggigi

  • Salah Ranjang   Paman Datang

    Shassy yang mendengar hal tersebut pun hanya bisa menghela napas panjang. "Aku adalah Shassy," ujar Shassy menjawab kebingungan laki-laki terebut.Laki-laki itu pun langsung berbalik dan menatap Shassy dengan heran. "Apa maksud kamu?" tanyanya."Ya … nama asliku Shassy bukan Ana, walaupun namaku memang Shassy anastasya sih," jawab Shassy dengan santai."Lalu maksud laki-laki itu?""Ben, dia memang suamiku," jawab Shassy sambil berjalan ke arah laki-laki tersebut."Tapi bukannya Cakra itu …""Beni," panggil Shassy memotong kalimat Beni yang hampir saja keceplosan."Maaf, tapi aku pikir kamu itu …" ujar Beni yang tiba-tiba teringat sesuatu. "Ah, jangan

  • Salah Ranjang   Untung Ada Bu Nur

    Semua wanita itu pun langsung menatap ke arah pisau yang ada di tangan Shassy tersebut."Lihat itu," ujar salah satu wanita itu sambil menunjuk ke arah pisau di tangan Shassy.Shassy pun langsung menyahut, "Aku baru—""Geledah tempat ini!" teriak yang lainnya.Kemudian para ibu-ibu itu pun masuk ke dalam rumah tersebut, mereka masuk ke dalam setiap ruangan dan juga ke dapur."Kamu tidak apa-apa Wen?" tanya Shassy kembali memperhatikan keadaan temannya."Sedikit benjol sepertinya, tadi digetok pakai teplon sama ibu baju merah," jawab Weni sambil mengusap usap keningnya.Shassy pun mendesah kasar. "Sebenarnya mereka itu kenapa," ujarnya kesal.

DMCA.com Protection Status