Share

Bab 97

"Tumben pagi-pagi udah di sini?"

Saka baru datang langsung duduk di sofa. Setelah mengantar Laila tadi aku memang memutuskan ke bengkel. Malas sekali kembali ke rumah, pasti terasa sunyi.

"Alah mau pagi atau siang sama aja. Aku mau periksa pembukuan."

"Mana mungkin sama aja, lu kan sekarang tambah bucin tuh sama si Laila canggung. Nggak mungkin dong, pagi-pagi udah di sini kalau nggak ada apa-apa."

Bugh!

Bantal sofa melayang. Untung cepat Saka menghindar kalau tidak bisa kupastikan mengenai wajahnya. Enak sekali menyematkan panggilan sesuka hati pada istriku.

"Hayo ngapa lu datang cepat?" Sebelum mendapat jawaban yang memuaskan Saka terus bertanya, tetapi aku enggan menjawab karena jika dia tahu pasti akan diejek habis-habisan.

"Nggak asik ah, lu nggak mau cerita." Dia beranjak ingin keluar ruangan ini. Jurus andalan, merajuk. Seperti perempuan saja.

"Laila pulang ke rumah ibunya," kataku dengan ekspresi malas.

Dia berbalik.

"Hah? Serius? Kenapa, kalian udah pisah? Apa gue bilang dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status