Share

Bab 105

Sepanjang jalan pulang aku tidak mengeluarkan suara sedikit pun, sebab masih tidak menyangka ini semua akan terjadi. Terasa seperti mimpi, mimpi buruk sekali.

Apalagi nanti saat sampai di rumah, tidak tahu bagaimana caranya memberi tahu Bapak dan Ibuk tentang perceraianku. Tentu keduanya pasti terpukul. Belum lagi Ahmad. Apa yang harus kukatakan padanya jika bertanya tentang ibunya. Haruskah jujur dengan keadaan sesungguhnya?

Ah, entahlah kepala berdenyut. Kupijat pangkal hidung untuk mengurang rasa sakit.

"Pusing? Nyesel udah nalak Laila?"

Seketika menoleh, lalu menggeleng. Akhirnya bercerita akan kegundahan yang ada di hati.

"Bapak sama Ibuk pasti ngerti. Gue kira ini keputusan terbaik karena kalau di pertahankan pasti lebih sakit. Lu mau berbagi istri sama laki-laki lain?"

"Ya nggaklah. Tapi, Bapak dan Ibuk pasti kecewa aku anak laki satu-satunya malah mencoreng nama keluarga karena perceraian ini."

Ada beban tersendiri menjadi anak lelaki. Aku harus bisa menjaga nama baik keluarga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indah Hayati
keterlaluan bangat sih laila tega sekali nyakitin ahmad dn bikin hendra makin emosi dngan sikap nya moga kedepan nya ahmad dn hendra bisa hidup tanpa laila gapaian lagi berharap orang kayak gitu bener2 gk punya hati lanjut lagi thor makin seru dn greget ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status