Home / Pernikahan / Salah Pengantin / Malam Pengantin

Share

Malam Pengantin

Author: ARCELYOS
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Jo ... tunggu napa? Aku pake gaun panjang nih, susah jalannya!" Archy mengeluh sambil mengikuti langkah kaki Jo yang terasa sangat cepat meninggalkannya. "Mana pake high heels, susah banget buat jalan tahu!"

Jo berbalik dan memandang Archy dengan tatapan datar. Ia bisa melihat pengantinnya itu berjalan pelan sekali sambil menarik-narik gaun panjangnya. Jo mendesah pelan, perlahan ia berjalan mendekati Archy dan membantu gadis itu mengangkat gaun.

"Lagian kenapa cewek ribet-ribet sih? Udah tahu susah masih aja dipake baju megar kayak gini." Jo mengomel sambil mengangkat gaun tersebut. "Lain kali suruh orang, jangan nyuruh gue."

"Ih jahat banget sih? Lagian cuma bantu ngangkatin gaun kok kayak dimintai tolong bikin candi?" Archy mendengus kesal. "Ya udah gue jalan sendiri!"

"Oh ya udah."

Jo langsung melepaskan gaun itu dan berjalan duluan tanpa tedeng aling-aling. Dasar manusia kardus! Archy ingin sekali menendang Jo hingga lelaki itu minta ampun kepadanya. Enteng sekali ia berbuat seperti demikian, benar-benar pria paling menyebalkan yang pernah Archy kenal!

Untungnya beberapa pelayan membantu Archy. Mereka juga memasangkan sandal rumah mengganti high heels tujuh centi itu sehingga Archy bisa berjalan cepat ke arah kamar pengantin yang terletak di ujung rumah. Archy heran, kenapa jarak dari kamar ke kamar di kediaman Suryakancana itu sangat berjauhan? Lalu kenapa Nathan memilih kamar paling ujung sebagai kamar pengantin?

Archy tertegun memandang kamar pengantin dengan dekorasi super mewah tersebut. Wanginya tidak usah ditanya, benar-benar menyegarkan sekaligus membuat rileks setiap orang yang masuk! Suasana tersebut bertambah romantis dengan beberapa hiasan bunga yang berada di sudut-sudut kamar tersebut. Sayang suasana itu rusak karena Archy malah harus bersama dengan lelaki menyebalkan seperti Jo. Andai saja semua ia lewati bersama Nathan, tentu mereka akan melewati malam pengantin dengan penuh cinta serta penuh keromantisan.

Kalau dengan Jo? Nampaknya malam itu akan menjadi malam satu suro bagi Archy.

"Kalian berdua ngedekor kamar pengantin kayak gini?" tanya Jo yang nampak berkacak pinggang memandangi kasur. "Apa gak takut gatel kena ulat? Bisa-bisanya sekamar isinya bunga semua, berasa tidur di toko bunga tahu?" omel Jo.

"Yeh, gue kan sama Nathan menikah. Wajar aja dong banyak bunga, masa kita ngedekor kamar pengantin pake galon?" Seloroh Archy pada Jo dengan sengit.

Jo hanya mendengus mendengar pernyataan Archy. Ia memandang pakaian yang menggantung di kamar itu. Nampak dua buah pakaian tidur yang membuat Jo sakit mata. Bagaimana tidak? Pakaian "haram" itu tergantung dan membuatnya tidak bisa membayangkan akan seperti apa jika Archy mengenakan pakaian tersebut.

"Tapi lo gak akan pake baju ini kan? Lo gak akan pake kan?" Jo memastikan.

Archy yang malu itu langsung menarik pakaian tersebut dan menyembunyikannya di lemari. Astaga, niat hati menggoda Nathan yang melihat malah adiknya! Sungguh ini membuat mental Archy lelah, tapi ia harus bagaimana lagi? Jo yang telah menjadi suaminya, dan ia harus benar-benar tabah menjalani semua itu.

"Ya gila aja, masa gue pake baju dinas di depan elo. Gue gak mau disentuh sama lo!" Archy mencebik kesal. "Gue bawa piyama, gak usah geer ya."

"Emangnya gue mau lihat lo pake baju gituan? Mending gue lihat babi telanjang kali daripada lihat lo pake baju belom jadi kayak gitu. Gak usah geer, gue gak tertarik sama lo."

Archy yang sudah tidak tahan itu menginjak kaki Jo keras-keras. Lelaki itu mengaduh kesakitan sambil mendesis, kedua bola matanya menatap Archy dengan nanar.

"Heh, jahat banget lo nginjek gue! Beneran ya udah manja, rese banget lo jadi orang!"

"Lo yang mulai ya, Bapak Jo. Gue ini orangnya kalau enggak di duluin enggak akan ngelunjak. Jangan main-main sama gue, sepanjang hari gue akan bikin lo menderita di sisi gue."

Jo tertawa kecil, ia berkacak pinggang dan tubuhnya menunduk. Wajah Jo tepat berada di depan wajah Archy dan memandangi gadis itu dengan tajam. Sebenarnya Archy takut, akan tetapi ia berusaha baik-baik saja dan memberanikan diri melawan Jo. Jangan sampai Jo berbuat seenaknya pada Archy, lelaki rese itu harus ditegasi supaya tidak bisa sembarangan memperlakukan Archy!

"Dengar ya anak manja. Pertama gue enggak tertarik sama lo, kedua gue juga kepaksa ngelakuin ini sama kayak lo. Gue males ribut apalagi sama istri Kakak gue sendiri! Gue gak akan nyentuh lo apalagi ngelakuin aneh-aneh, jadi tolong jangan bikin gue emosi semalaman. Kamar ini besar dan gue akan tidur di sofa. Lewati malam ini tanpa membuat gue serasa uji nyali, oke?" Jo menegaskan kalimatnya.

Archy hanya meringis mendengar penuturan Jo. Lelaki itu menarik diri kemudian melepas singlet hitamnya hingga dada dan perut Jo terpampang dengan jelas. Archy terpekik, ia menutup muka dan menyembunyikan pandangannya.

"Jo! Lo ngapain buka baju?!" Archy merasakan pipinya memerah. "Lo bener-bener kurang ajar ya?!"

"Dih, lo gak pernah lihat cowok telanjang dada emang? Gue mau mandi, lagian kan elo gak tertarik sama gue, kenapa harus malu?" Jo berjalan mendekati Archy. "Apa jangan-jalan lo deg-degan ya lihat gue buka baju?"

Pertanyaan itu membuat Archy ingin berteriak pada Jo seperti gorila lepas. Ia melempar piyama yang seharusnya dikenakan Nathan ke arah Jo. Archy menyeka rambut jatuh di mukanya kemudian menatap Jo lekat-lekat.

"Kagak ya, gue kagak nafsu lihat badan lo yang tatoan itu! Tapi seenggaknya lo mesti sopan, buka baju di kamar mandi kek?"

"Oh iya? Terus gue harus gimana cara nutupin mandi gue ke elo? Bukannya sama aja ya gue buka baju di kamar mandi pun?"

Archy baru sadar bila kamar mandi di ruangan tersebut dibuat transparan sehingga dari arah ranjang ia bisa melihat jelas aktifitas seseorang yang tengah mandi. Bukan tanpa alasan Nathan membuat seperti itu, tentu saja untuk kebutuhan batin suami istri yang bisa dikonsumsi bersama. Namun, Archy saat itu kan bersama Jo. Sial sekali ia harus melewati malam pengantin dengan perasaan menyebalkan seperti ini!

"Gue gak akan lihat." Archy memalingkan wajah.

"Awas kalau pura-pura ngintip, gue gak akan segan-segan jambak rambut lo." Jo mengancam.

Archy berbalik dari arah kamar mandi. Terdengar bunyi shower dinyalakan dan jantung Archy berdebar sangat kencang. Oh sial, andai Jonathan tahu semua ini apa yang akan ia lakukan? Archy harus cepat-cepat menemukan keberadaan Nathan sehingga semua hal mengenai Jo akan berakhir. Tapi ke mana ia harus mencari Nathan? Bahkan Kepolisian saja belum menemukan keberadaan Nathan saat itu.

Archy sedang asyik berpikir, tapi entah mengapa ia merasa kakinya geli. Bola matanya berputar ke arah kaki dan ia bisa melihat ada seekor cicak sedang duduk manja di atas punggung kakinya. Seketika tubuh Archy panas dingin, ia langsung berteriak histeris.

"Mama!!!"

Archy melonjak-lonjakan tubuhnya dan cicak itu malah naik ke arah gaun. Dengan otak yang tidak bisa berpikir jernih karena ketakutan, Archy melepas gaun yang dikenakannya dan ia berlari ke arah Jo dengan kondisi hanya memakai pakaian dalam. Ia menangis histeris, sungguh Archy sangat takut pada cicak di sepanjang hidupnya! Lebih baik berlindung pada Jo yang menyebalkan daripada harus berhadapan dengan cicak.

Jo yang sedang keramas itu terkejut melihat Archy masuk begitu saja sambil menangis dan bergidik ngeri. Jo buru-buru menutupi tubuhnya dengan mata melotot.

"Lo kenapa masuk sembarangan sih?! Mana gak pake baju! Lo mau apa?!" Jo berteriak sambil menutupi bagian bawah tubuhnya yang masih penuh sabun.

"Ada cicak naik ke gaun gue. Tolong gue takut banget, hueeeeee."

Jo bisa melihat Archy benar-benar ketakutan, tubuh gadis itu gemetar hingga Jo mau tidak mau menarik Archy mendekat. Perlahan Jo memegang bahu Archy, berusaha menenangkannya.

"Tar gue bunuh. Udah jangan nangis, tunggu gue beres mandi. Ehm ... gue bingung nih gue gak pake baju." Jo terlihat malu.

Archy yang masih menangis itu berjongkok sambil menutup mukanya yang menangis. Sebelah tangannya memegang kaki Jo hingga kemudian ia membuka mata dan di hadapan wajahnya terpampang masa depan yang seharusnya tidak ia lihat. Jo menyesal kenapa tidak mencegah gadis itu berjongkok?

"Aaaaaa!!!"

Archy langsung pingsan saat tak sengaja menatap kepunyaan Jo secara jelas. Jo benar-benar hilang akal, harus bagaimana ia sekarang?

"Ya Tuhan, kenapa gue harus mengalami ini semua? Dia yang jongkok dia yang pingsan. Anjir, rusak sudah masa depan gue." Jo bermonolog.

Perlahan ia menarik Archy dan menggendong gadis itu keluar dari kamar mandi. Bagaikan mimpi buruk, apakah Archy dan Jo harus benar-benar melewati malam itu bersama-sama? Apalagi yang akan terjadi nanti?

**

Related chapters

  • Salah Pengantin   Menyebalkan

    "Jo kamu ngapain Archy sampe pingsan gini sih?! Mana enggak pake baju, pasti kamu paksa ngapa-ngapain ya?!" Mama yang membantu menyadarkan Archy langsung mengomeli putranya saat melihat kondisi Archy."Dih Mama, aku gak nafsu kali sama dia. Tuh lihat, gara-gara cicak nempel di gaunnya dia langsung kerasukan reog!" Jo membela diri sambil menunjukan plastik bening berisi cicak. "Lagian rumah sebagus ini kok bisa ada cicak?""Ya emangnya rumah bagus gak boleh ada cicak? Makannya diam di rumah lebih lama, kamu keluyuran terus travelling jadi gak tahu keadaan rumah."Jo hanya diam mendengar perkataan sang Mama. Bukan tanpa alasan mengapa ia memilih berkeliling dunia daripada mengurus perusahaan yang menjadi privillage dari sang Ayah. Namun, ada sakit yang tidak bisa ia jelaskan, ada perasaan pribadi yang juga tidak bisa ia ungkapkan karena takut menyinggung banyak pihak. Karena itu Jo memilih diam selama ini daripada banyak bicara."Archy, kamu enggak apa-apa nak?" Mama langsung memegang p

  • Salah Pengantin   Pertemuan Keluarga

    Archy mendapati Jo menghilang pagi itu. Ah, pasti lelaki itu sudah mandi dan meninggalkannya lebih dulu. Archy menggosok matanya dan merasakan kepala yang masih terasa pusing. Seharusnya ia bangun lebih pagi supaya tidak ditinggalkan.Akan tetapi saat Archy bangun dari tempat tidur, ia terkejut melihat Jo di dekat televisi tengah push up dengan mengenakan celana boxer dan bertelanjang dada. Otomatis Archy langsung berteriak seperti meneriaki maling."Chy? Berisik anjir lo malah teriak-teriak." Jo mulai kesal dengan Archy yang selalu membuat keributan.Jo mendekat ke arah Archy dan membungkam bibir Archy. Diperlakukan begitu Archy malah makin menjadi, ia kemudian menendang tepat di arah kemaluan Jo hingga lelaki itu mengaduh kesakitan."Chy, lo jahat banget jadi orang! Aduh." Jo mengaduh sambil memegangi masa depannya itu dalam keadaan membungkuk."Suruh siapa gak pake baju?! Mau pamer body atau gimana sih? Situ bukan idol." Archy mendengus kemudian menyambar handuk. "Keluar, aku mau m

  • Salah Pengantin   Selalu Bertengkar

    Keluarga besar Jo ternyata banyak sekali. Archy lumayan pusing mengingat nama-nama yang berada di sekitarnya tersebut, apalagi ia canggumg dan sendirian. Tidak ada Nathan di sana sehingga Archy harus mandiri menghadapi beragam sanak saudara dari Jo."Duh ayune Archy ini, Nathan itu jago sekali mencari istri." Komentar salah satu Bibi Nathan di kediaman tersebut. "Sama Jo juga cocok kok."Jo mendengar itu semua sambil makan pudding, ia tiba-tiba batuk mendengarkan komentar Bibinya tersebut."Jangan mentang-mentang kita kembar jadi dianggap cocok ama ni mahluk." Jo mendengus jijik, seolah melihat sosok yang sangat mengerikan.Archy mendelikan matanya, kurang ajar sekali preman ini! Memang Archy apa sehingga ia dikatai mahluk? Ya memang benar dirinya adalah mahluk bumi, tapi kenapa harus disebut mahluk segala sih?"Diem ya Jo, gue juga enggak mau sama lo. Gak usah sok paling ganteng deh, lo juga bukan selera gue." Archy mendesis."Oh ya? Masa? Kan lo sukanya ama Nathan, berarti selera lo

  • Salah Pengantin   Tinggal Bersama???

    Sepanjang perjalanan pulang Archy dan Jo tidak saling bicara. Malas sekali rasanya bicara pada manusia menyebalkan macam Joseph! Archy lebih baik bungkam daripada harus bicara pada Jo.Archy meraih botol thai tea kesukaannya. Ia hendak membuka tutup botol minum itu dengan sekuat tenaga, akan tetapi nihil, entah mengapa botol thai tea itu tidak mau terbuka di tangannya. Archy melirik Jo yang tengah menyetir, masa ia harus minta tolong? Gengsi!"Ah tar lagi." Archy menaruh kembali botol thai teanya.Jo melirik ke arah Archy, ia berdeham kemudian fokus ke arah jalanan."Kenapa? Mau minta dibukain?" tanya Jo."Enggak usah, ngerepotin. Entar lo ngomel." Archy melipat tangan di atas perut."Dih, mau dikasih bantuan malah ketus. Ya udah gak akan gue tolongin, biar lo haus aja sampe rumah. Mana masih jauh, rasain." Jo menyeringai sambil terus menyetir.Archy jadi kesal pada dirinya sendiri. Kenapa minta tolong seperti itu saja dirinya harus gengsi segala sih? Lagipula Archy tidak minta uang at

  • Salah Pengantin   Apa Ini Lengket?!

    Archy menatap foto dirinya dan Nathan di dalam ponsel sesudah mandi. Ia sengaja membelakangi kamar mandi karena Jo tengah mandi. Tidak mungkin kan ia memandangi tubuh telanjang Jo yang terpampang nyata dalam kamar mandi tembus pandang seperti itu? Dirinya mendesah, sedih teringat akan Nathan yang lembut dan juga sangat lucu."Archyku sayang, kelinciku, sayangku, cintaku ... Nathan sayaaaang banget sama kamu. Janji buat selamanya hidup sama aku ya cinta?"Kalimat Nathan yang gombal itu terngiang di telinga Archy. Archy bahkan masih bisa merasakan aroma tubuh Nathan, kehangatan pelukan Nathan serta bagaimana tangannya digenggam dengan sangat hangat. Ini menyedihkan, bagaimana bisa Archy harus terjebak pada pernikahan yang sama sekali tidak ia inginkan? Archy benci pada kenyataan, tapi satu sisi juga ia tidak ingin harga diri serta perasaan keluarganya hancur karena Nathan meninggalkan ia di hari pernikahan.Air mata Archy meleleh, ia rindu dan ingin sekali marah pada Nathan. Kenapa lela

  • Salah Pengantin   Kok Baper

    Archy berbaring di sebelah Jo. Ia mencoba menutup mata tapi karena sudah menangis matanya terasa lebih berat daripada biasanya. Jo sudah tertidur tepat di sampingnya dalam keadaan memunggungi Archy. Insiden ingus itu setidaknya membuat Archy tertawa sejenak melupakan Nathan. Akan tetapi saat ia sendiri, dirinya teringat lagi.Archy berbalik dan menatap punggung Jo. Jo memang sangat menyebalkan juga mengesalkan. Tapi dibalik semua itu ia begitu berani mempertaruhkan nama serta mengorbankan hatinya sendiri hanya demi Archy tidak menanggung malu. Ia juga telah mengesampingkan hatinya demi keluarga. Bukankah Jo adalah pahlawan? Tidak seharusnya kan Archy membenci Jo?"Tidur hey udah malem." Jo yang terbangun itu melirik Archy. "Kamu ngapain melototin punggung aku sih? Mau buang ingus lagi?""Kagak, sori punggung lo kayak tembok jadi enak buat merenung." Archy mendesis kemudian berbalik memunggungi Jo. "Udah balik tidur lagi aja, jangan peduliin gue.""Kalau lo butuh sesuatu bilang aja. Ha

  • Salah Pengantin   Bisa Jalan Gak?

    Archy dan Jo sudah tiba di kediaman yang hendak ditempati Nathan beserta Archy. Rumah itu indah, aesthetic juga pemilihan perabot serta furniture yang cukup minimalis. Archy membelalakan mata, rumah itu bagus sekali! Apa benar itu akan menjadi rumah tinggalnya bersama Jo?"Gila, kayak rumah Indosiar ya?" Archy bermonolog sambil menarik kopernya. "Wah ada kolam lele.""Alay lu." Jo mencibir. "Lagian ini kolam ikan hias, udah jelas ikannya ikan koi. Dasar aneh."Archy mendelikan mata, lagipula ia juga tahu itu ikan koi. Archy 'kan cuma bercanda, kenapa Jo serius sekali?"Oh iya kah? Di negara aku namanya ikan sapu-sapu, suka dibikin bakso ikan." Archy tersenyum iseng. "Pasti anak orang kaya gak pernah makan bakso ikan.""Sok tahu, gue pas ke Bandung suka jajan Bakso ikan depan Bandung Indah Plaza. Lo pasti belom pernah makan kan? Sok ngatain gue segala." Jo melingkarkan tangannya di leher Archy dan menjitaknya."Gue orang Bandung, jelas tahu lah!" Archy berusaha melepaskan lingkaran len

  • Salah Pengantin   Kita Udah Nikah!

    Archy memalingkan wajah saat Jo berkata demikian. Perasaan macam apa ini? Kenapa jantungnya berdebar keras saat Jo bertanya demikian?"Jalan ke mana? Gak usah bercandain gue, dosa!" omel Archy sambil mendengus.Tubuh Jo yang setengah berbaring itu mendekat ke arah Archy. Ia mengulas senyum dan hal itu membuat Archy semakin tak karuan. Dasar iguana! Bisa-bisanya seberani itu ia menatap Archy dengan kedua bola matanya yang tajam tapi menenangkan. Archy mendengus, ia memalingkan wajah kembali."Lo kalau ngomong tuh tatap lawan bicaranya, lihat muka gue sini, hmm?" Jo menarik wajah Archy agar menatapnya."Gak mau." Archy bersikeras menolak."Aih, kenapa? Takut jatuh cinta ya?"Pertanyaan Jo membuat Archy sebal, kenapa sih dia sangat percaya diri bila Archy akan menyukainya? Archy akhirnya menatap Jo dan melihat kedua bola mata itu memandangnya dengan lembut. Archy tahu Jo mirip sekali dengan Nathan, tapi ada yang berbeda dari Jo.Tatapan Jo adalah tatapan paling menenangkan yang selama in

Latest chapter

  • Salah Pengantin   Permainan Siapa?

    Jo duduk di tepi ranjangnya, tangannya gemetar saat ia memegang telepon genggamnya. Pesan yang baru saja diterimanya masih tampak di layar: [Lepaskan Archy, dan nama baikmu akan kembali.]Ia merasakan kepalanya semakin berat. Archy, istrinya, menghilang. Tidak ada yang tahu ke mana ia pergi. Jo sudah berusaha menghubungi semua orang yang mengenal Archy, tetapi tak ada satu pun yang bisa memberi jawaban. Yang paling membuatnya tertekan adalah bahwa fitnah terus beredar mengenai dirinya—bahkan mengenai saudaranya sendiri, Nathan, yang juga menghilang. Nathan, kembarannya, hilang tanpa jejak, dan orang-orang mulai menuduh Jo sebagai pelaku.Jo terus menerus berpikir, dari mana semua ini berawal? Hubungannya dengan Archy baru saja dimulai, akan tetapi tiba-tiba istrinya itu menjauh tanpa ada kejelasan.Kenapa ini? Ada apa dengan rumahtangganya?**Hari itu, saat semuanya dimulai, Jo masih bisa mengingatnya dengan jelas. Ia sedang duduk di kantor ketika mamanya, tiba-tiba menelepon dengan

  • Salah Pengantin   Nathan, maafkan aku....

    "Archy?"Tangis Archy pecah seketika. Sosok pria yang telah membersamainya selama bertahun-tahun itu berada di jeruji besi di sebuah kediaman yang dijaga oleh puluhan orang suruhan Mas Bulan. Mas Bulan memang memiliki kuasa, akan tetapi Archy tidak menyangka bila kekuasaannya itu ternyata dipergunakan oleh Mas Bulan kepada Nathan.Entah sudah berapa lama calon suaminya itu dikurung. Rambutnya yang semula rapi menjadi panjang sebahu, tubuh Nathan juga kurus, dengan penampilan seperti itu Nathan menjadi sangat mirip dengan Jo. Archy tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaannya.Hati Archy sangat hancur. Ia berlutut di depan jeruji besi itu dan tidak diperkenankan masuk. Air mata Archy tumpah ruah sambil menggenggam jeruji besi."Sayang, maafkan aku...." tutur Nathan lirih. "Kamu pasti kecewa karena aku tidak datang di hari pernikahan kita. Aku benar-benar tidak tahu harus menjelaskan apa."Archy menangis dan menggeleng. Terasa Nathan memegang tangannya dari dalam jeruji besi. Tubuh

  • Salah Pengantin   Obsesi Gila

    "Maaas tolong pertemukan aku dengan Nathan, aku mohon!"Archy menangis tersedu-sedu. Mas Bulan yang duduk itu hanya memandangi Archy dengan saksama. Istri sepupunya itu bersimpuh, berlutut di hadapannya dengan kedua tangan terkepal. Archy benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini untuk menemui Nathan."Mas sudah susah payah culik Nathan, kenapa Mas harus pertemukan kamu dengannya? Mas ingin kamu, untuk apa Mas mempertemukan orang yang Mas sayang dengan penghalang cinta Mas?" tanya Mas Bulan sambil menyesap rokoknya. "Sekarang tinggal menyingkirkan Joseph."Archy membelalakan mata. Tidak mungkin, selama ini ia melihat Mas Bulan sebagai sosok pria yang sangat baik dan penyayang bahkan di mata Jo sekalipun! Apakah semua yang ada di hadapan Archy ini nyata?"Mas gila! Buat apa semua ini?! Aku nggak pantas buat Mas, kenapa Mas berbuat sejauh ini hanya demi perempuan seperti aku?" tanya Archy sambil menangis.Mas Bulan mematikan rokoknya kemudian mendekat. Ia mengulurkan tan

  • Salah Pengantin   Maaf Terlambat Mengatakannya

    "Archy, lo kenapa sih sayang?"Jo tidak mengerti. Sudah satu minggu Archy mengurung diri di kamar dengan alasan menstruasi. Akan tetapi Archy sama sekali tidak mau disentuh oleh Jo, hal itu membuat Jo bingung karena Archy berkata bila ia hanya tidak ingin bersama Jo selama beberapa waktu."Lo bikin gue kesel loh Chy, udah satu minggu loh lo diemin gue dan ngehindarin gue. Gue ada salah apa ya sama lo?!" Jo berkacak pinggang. "Gue gak bisa gak ngobrol atau meluk lo sehari pun, gue bisa gila lo diemin kayak gini!"Jo mendekat ke arah Archy dan menarik tubuh istrinya itu agar menghadap ke arahnya. Archy tampak pucat, karena penasaran Jo membuka pakaian dalam Archy untuk melihat seberapa banyak menstruasi yang istrinya alami. Tidak ada noda darah menstruasi sama sekali, Jo tak mengerti oleh istrinya itu. Ada apa dengan semua sikapnya selama satu minggu penuh?"Udah beres mensnya?" tanya Jo. "Kenapa masih gini sih?""J-jangan minta gituan dulu ya Jo, gue gak mau. Maaf." jawab Archy dengan

  • Salah Pengantin   Mas Bulan Yang Sesungguhnya

    (Adegan disturbing, dilarang membaca bagi yang memiliki trauma dan lain sebagainya.)Jo sudah berangkat kerja pagi itu. Archy duduk di depan meja makan sambil mencatat daftar belanjaan yang akan ia beli untuk rumah tangga. Jo memberikan uang cukup untuk hidup mereka berdua, akan tetapi Archy tetap harus mengatur belanjaan apa saja bagi kedua suami istri itu.Namun, di tengah catatan yang sedang ia kerjakan. Tampak Bu Suk menghampiri Archy dari arah depan, Archy mengangkat dagu kemudian memandangi asistennya itu."Ada apa bu?" tanya Archy."Ada Mas Bulan, Nyonya." jawab Bu Suk. "Saya persilakan masuk apa bagaimana?"Archy menghela napas berat. Bisa-bisanya lelaki itu datang di saat Jo sudah pergi ke kantor. Jika seperti ini Archy seperti sedang dikejar oleh seseorang. Namun, orang-orang akan salah paham jika Archy menolak kehadiran saudara ke kediamannya."Biarkan beliau masuk." ujar Archy.Tampak Mas Bulan datang dengan senyum manis dan lembutnya. Ia membawa sekotak kue cokelat serta

  • Salah Pengantin   Penyataan Cinta Gila!

    "Mas enggak seharusnya berkata seperti itu, karena aku istri sepupu Mas sekarang." ujar Archy sambil menghela napas. "Jika ada yang mendengar hal ini, semuanya hanya akan jadi masalah besar.""Mas menyukai kamu sebelum Joseph. Apakah Mas salah menyatakan ini meskipun terlambat?" tanya Mas Bulan.Napas Archy rasanya berat mendengar pernyataan cinta itu. Bagaimana bisa Mas Bulan sangat berani menyatakan perasaannya ketika seluruh keluarga besar tengah berkumpul? Jo terlihat asyik tertawa bersama saudara-saudaranya yang lain. Archy rasanya ingin berlari ke arah Jo dan mengatakan perasaan sesaknya."Aku tidak ingat kapan Mas melihatku. Tapi aku rasa Mas jatuh cinta terlalu cepat pada orang yang salah." terang Archy."Sejak Nathan mengenalkanmu pada khalayak, aku melihatmu. Aku pikir ada kesempatan, tapi nyatanya tidak pernah ada kesempatan bagi Mas mendekatimu. Mas jatuh hati sama kamu Chy, sangat." Archy berdeham kemudian beranjak dari sofa. Ia tidak ingin melanjutkan pembicaraan dan me

  • Salah Pengantin   Memuji Orang Yang Salah

    Hari itu adalah perayaan keluarga yang diadakan di kediaman Eyang Putri. Archy memakai blouse dengan motif cherry dan rok panjang. Rambutnya yang panjang sepinggang hanya digerai dan wajahnya sudah bermakeup. Jo terlihat mondar-mandir dengan handuk yang masih ia kenakan di pinggang, ia sama sekali belum memakai pakaian."Nyari apa sih lo? Mondar mandir mulu." omel Archy. "Tanya gue kalau ada yang dicari, biar gue bantu.""Gue nyari lensa kamera. Hari ini ada acara jadi gue mau motret pake kamera baru. Tapi gue taro di mana ya?" Jo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jo tampak indah meski hanya memakai handuk di pinggangnya. Tubuh Jo memang tinggi dan atletis, benar-benar idaman banyak wanita di luar sana. Archy menghampiri suaminya, mengecup pelan lengan sang suami kemudian merogoh sesuatu dalam tas."Ini, lo nitip gue biar gak lupa. Udah gue amanin kok." ujar Archy sambil menekan-nekan dada Jo dengan telunjuknya. "Cari tuh pake mata bukan pake idung.""Yeeeeh, gue kan lupa. Makasih

  • Salah Pengantin   Obsesi Mas Bulan

    "Tuan Chandra, ini yang anda minta."Mas Bulan menatap sebuah dokumen berisi beberapa data yang ia minta pada suruhannya. Ia mengulas senyum memandangi tulisan demi tulisan beserta beberapa foto yang ia minta."Tuan, maaf bukankah itu Nyonya Archy istri Tuan Joseph?" tanya Bams, sang sekretaris. "Anda mengumpulkan segala hal tentangnya melalui seseorang selama satu tahun ini. Apakah ini ada hubungannya dengan perusahaan?" imbuhnya.Mas Bulan menatap Bams dengan tajam. Ia menghela napas kemudian mengambil satu buah foto."Keluarga Joseph dan Jonathan sangat menarik, bahkan anak kembar itu jatuh cinta pada wanita yang sama begitu saja. Archy memang sangat menarik sejak pertama kali aku melihatnya bersama Jonathan." terang Mas Bulan.Bams terlihat bingung, akan tetapi ia hanyalah karyawan. Walaupun ada banyak pertanyaan, Bams tidak berani bertanya."Sejak dikelola oleh tuan Joseph, perusahaan berjalan jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Karya Nyonya Archy juga meningkatkan penjualan di

  • Salah Pengantin   Bibir Yang Bagus?

    Archy melirik Jo yang tengah sarapan pagi itu. Ia berkutat dengan tablet yang tengah ia pelototi sejak duduk di kursi meja makan. Archy meringis, menahan rasa perih karena digempur semalaman oleh Jo. Perlahan Archy duduk di samping Jo sambil mendesis."Kenapa Chy? Ambeien lo?" tanya Jo sambil sibuk memelototi tabletnya."Matamu ambeien. Lo pikir gue kesakitan gini gara-gara siapa?!" omel Archy.Joseph terkekeh mendengar omelan Archy. Ia menutup layar tabletnya kemudian sontak mencumbui bibir istrinya. Archy memukul pelan bahu suaminya kemudian mendengus."Sekarang nyosor melulu." keluh Archy."Emang kagak ada rasa bersyukurnya ya lo jadi orang! Gue dingin salah, gue anget salah. Dispenserkah gue ini?" Jo balik mengomeli Archy. "Gue kan cuma cium bini gue sendiri.""Ya cium sih cium, tapi yang di bawah basah nih!" omel Archy. "Lo kan mesti kerja, gue bisa nahan gak ya. Gue bergairah terus kalau sama lo."Jo memandangi istrinya itu dengan gemas. Sekarang ia paham mengapa Jonathan tergil

DMCA.com Protection Status