Share

Bab 22

Darian tidak menyalahkan Rachel.

Sudah terlanjur dipukul, apakah dia harus membalas?

Matanya tertuju pada sketsa milik Rachel, lalu dia bertanya, "Apa ini mural untuk dinding luar Grup Haryan?"

"Iya, bagaimana menurutmu?" tanya Rachel sambil memperlihatkan buku sketsanya.

"Lumayan," puji Darian dengan tulus.

Standar Darian selalu tinggi. Jadi, mendapatkan kata pujian ini berarti sudah sangat baik.

Wajah kecil Rachel tampak murung, dia sedikit tidak senang. Dia merasa bahwa jika Darian hanya mengatakan lumayan, berarti hasil karyanya tidak terlalu istimewa.

Padahal kemampuannya sangat bagus, semua orang juga selalu memujinya. Ternyata benar bahwa seorang sopir tidak memiliki jiwa seni, tidak bisa menghargai karya seni sama sekali.

Rachel meletakkan buku sketsanya, lalu berencana untuk mulai memasak. Dia berbalik masuk ke dapur, mulai menyiapkan makan malam hari ini.

Darian menatap punggung Rachel dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan, dengan sedikit mengerutkan kening.

Apa wanita itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status