Home / Romansa / Salah Mencintai / Jadi Mata-Mata

Share

Jadi Mata-Mata

Author: Istikharoh
last update Last Updated: 2021-10-01 20:10:40

       Terlalu cinta atau memang tidak mau kehilangan. Sampai-sampai setiap tindakan harus ada pengawasan. Jatuh cinta beda tipis dengan buta. Apa yang terlihat dan dirasa itu semuanya indah.

       Sedari pagi Rifda terus dihujani pesan dari Sonia. Karena sejak dia tidak mau ketinggalan info mengenai Reyhan. Rifda membalas pesan Sonia dengan malas.

“Iya.” Hanya itu balasannya.

 Tidak terima dengan balasan pesan Rifda, cewek  cantik itu mengirim pesan lagi.

 “Kalau nanti dia main mata, lo cubit saja ya Reyhan.” Isi pesan Sonia.

 Rifda hanya membalas dengan emoticon senyum.

 “Emangnya gue ngak ada kerjaan apa disuruh ngawasin tuh cowok,” gerutu Rifda.

 Pagi ini dia mau membuat sarapan yang simpel saja, telor ceplok dan kecap yang menghiasi nasi putihnya.

 “Alhamdulillah,” ucapnya setelah memasukkan satu suap nasi.

 Rifda melihat handphonenya yang berdering.

 “Ibu,” ucapnya. “Assalamualaikum,” sapanya.

 “Waalaikumsalam, apa kabar Nak?” tanya bu Hanum. Dialah budhe yang selama ini merawat Rifda.

 “Alhamdulillah Bu. Ini aku lagi sarapan, mau berangkat praktik.” Rifda menceritakan kegiatannya.

 “Ibu ngak nganggu ni?” tanya bu Hanum.

 “Ngak lah Bu. Ibu apa kabarnya, jangan kecapekan ya, terus makannya dijaga,” ucap Rifda sambil menuju dapur untuk mencuci piring. Sebelumnya dia membesarkan volume panggilan suaranya.

 “Iya, Ibu selalu ingat pesan kamu. Kamu juga harus jaga kesehatan. Ibu kangen banget sama kamu.” Nada bicara bu hanum sedikit melemah.

 Rifda menuju kamar dan meletakkan piring di meja kos yang berukuran kecil itu, “Aku juga kangen banget sama Ibu.”

 “Bulan ini aku ngak bisa pulang Bu, kayaknya,” ucap Rifda.

 “Iya ngak papa. Yaudah kamu siap-siap berangkat gih. Assalamualaikum.” Bu Hanum menutup panggilan telponnya. 

 “Waalaimusalam,” sahut Rifda.

 Dia bergegas mengambil keperluan praktik dan segera turun ke bawah.

                         ***

       Baru sampai di rumah sakit, Rifda disugukan pemandangan yang kacau. Karena dia harus melewati IGD, maka mau tak mau dia melihatnya. Terlihat ada seorang wanita paruh baya menangis begitu keras. Kemungknan dia sedang menangisi suaminya yang berlumur darah itu. Rifda jadi merinding melihatnya.

“Lihat apa?” sapa suara cowok dari belakang Rifda.

Sontak Rifda kaget dengan suara itu, “Ngagetin orang aja sih.”

“Lagian lo ngapain lihat-lihat sampek ngiler gitu. Menarik ya?” ucap Reyhan yang juga melihat kejadian di depan IGD tersebut.

“Bukan urusan lo.” Rifda berlalu pergi.

“Hey tunggu,” teriak Reyhan. Dia berusaha mengejar Rifda dan berhasil menarik pergelangan tangannya. 

Mereka salng beradu mulut disamping lobi.

“Apa-apan sih lo, bukan mahram tau,” ucap Rifda dengan kesal.

“Lo itu sebenernya pura-pura lupa atau beneran amnesia sih? Dari kemarenkok merasa ngak bersalah?” ucap Reyhan.

“Maksud lo apa?” tanay Rifda.

Reyhan tertawa sejenak, “Lo lupa yang udah buat mobil gue lecet?”

Rifdapun langsung ingat, “Hey, itu bukan salah gue ya.”

“Mentang-mentang lo yang jatuh jadi gue sang salah gitu. Hem.” Reyhan bertolak pinggang dengan tatapan yang menghakimi.

“Dan, mentang-mentang lo yang bawa mobil, lo seenaknya gitu sama gue.” Rifda juga bertolak pinggang dengan tatapan yang menghakimi untuk Reyhan.

“Lo itu cewek yang batu ya, gnak mau kena salah padahal salah,” ucap Reyhan dengan nada yang naik satu oktaf.

“Sorry ya, kalau gue salah pasti ngaku tapi untuk kejadian kemaren emang gue ngak salah.” Rifda tak kalah amarahnya.

Mereka saling memandang dengan kemarahan. Sedangkan disudut sana ada Kevin yang berjalan dan melihat teman kelompoknya itu saling beradu mulut. Dia segera menghampiri mereka.

“Kalian apa-apaan sih, pagi-pagi udah berantem?” ucap Kevin.

“Bukan urusan lo,” ucap Rifda dan Reyhan bebarengan.

Kevin heran melihat mereka berdua.

“Udahlah. Loh ngalah Rey, cowok harus ngalah aja sama cewek. Lagian yang bener kan cewek bagaimapun keadaannya,” ucap Kevin dengan sedikit menghakimi. Mungkin karena masalahnya dnegan Dinda sehingga dia berucap seperti itu.

Rifda terpancing oleh ucapan Kevin dan pandangannya mengarah ke cowok itu, “Enak aja lo kalau ngomong.”

“Emang bener kok kata Kevin. Urusan kita belum selesai ya,” ancam Reyhan kemudian pergi. Kevin juga ikut pergi bersama Reyhan.

“Dasar cowok,” ucap Rifda Kesal.

***

Di dalam ruangan itu terlihat semua orang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Rifda bersama Tania menerapi seorang kakek pasca stroke.

Kedua gadis itu membantu kakek tersebut berdiri dan mengarahkan untuk memegang walker.

“Pelan-pelan ya Kek?” ucap Tania.

Kakek itu fokus mengerakkan kakinya. Tania yang tadi semangat tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri. Rifda sedikit berteriak dengan kejadian itu.

“Sonia,” ucap Rifda.

“Cu, bantuin temenmu dulu,” ucap kakek.

“Kakek duduk di kursi roda dulu ya,” ucap Rifda sambil membantu kakek untuk duduk.

Rifda menghampiri Tania dengan wajah yang panik, “Tan, Tan, bangun.”

Ada kak Kamal dan Reyhan yang menghampiri Tania.

“Ada apa Dek,” tanya kak Kemal.

“Ngak tau Kak, tiba-tiba aja pingsan,” ucap Rifda.

“Bawa temenmu ke ruangan kalian ya. Biar pasiennya saya tangani,” ucap kak Kamal.

“Iya Kak,” sahut Reyhan.

Rifda mengangkat bagian kaki sedangkan Reyhan mengangkat bagian kepala dengan teknik yang sudah diajarkan di kampus mereka.

Rifda mengambil minyak kayu putih di tasnya dan mengoleskan ke kedua tangan Tania dan juga mengharum-harumkan ke hidungnya.

“Bangun dong Tan. Bangun,” ucap Rifda dengan wajah khawatir.

“Lo kasih lagi deh minyak kayu putihnya,” saran Reyhan.

Rifda menuruti saran Reyhan. Dua menit kemudian Tania membuka matanya.

“Alhamdulillah lo udah sadar Tan,” ucap Rifda.

“Rey kamu bawa air putih ngak? Boleh minta tolong kasih ke Tania, soalnya aku ngak bawa,” pinta Rifda.

Reyhan mengambil botol minumnya dan membantu Tania bangun untuk minum. Sedangkan Rifda berganti posisi berdiri. Kejadian itu tak luput dari Dinda. Dia berhasil mengabadikan momen dimana Reyhan membantu Tania minum dan mengirimkannya kepada Sonia. 

“Berhasil,” ucap Dinda dengan senang karena dia masih kesal dengan Tania.

Tak lama kemudian Dinda menyadari dari jauh ada pembimbingnya yang datang, dia segera pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Pak Anto masuk ke ruangan tersebut, “Gimana keadaannya?”

Reyhan berdiri, “Udah siuaman Pak.”

“Sudah di cek tekanan darahnya?” tanya pak Anto.

“Belum Pak,” ucap Rifda.

“Yaudah di cek dulu,” pinta pak Anto.

Rifda segera mengambil tensi meter yang ada di meja samping bed. 

“90/70 Pak,” ucap Rifda setelah mengukur tekanan darah Tania.

“Kamu ada riwayat darah rendah?” tanya pak Anto pada Tania.

“Iya Pak. Maaf ya merepotkan, tapi saya sudah baik-baik saja,” ucap Tania. Meskipun dia berucap seperti itu tapi wajah pucatnya tidak bisa dibohongi.

“Lebih baik kamu hari izin dulu nanti biar nanti saya hubungi pembimbing kampus. Melihat keadaanmu yang seperti ini nanti malah jadi lebih parah,” ucap pak Anto.

“Tapi Pak saya udah ngak papa kok,” ucap Tania.

“Benar kata Pak Anto Tan, mendingan istirahat dulu aja,” ucap Rifda.

“Mungkin untuk ganti jadwal kamu hari ini ada tambahan tugas,” ucap pak Anto.

“Kamu tadi bawa kendaraan?” tanya pak Anto.

“Tadi saya naik bus Pak,” jawab Tania.

“Gini aja kalau gitu. Kamu anterin temanmu pulang ya,” pinta pak Anto dengan menunjuk Reyhan.

“Saya Pak?” tanya Reyhan.

“Kamu bawa mobil kan? Soalnya tadi saya lihat kamu turun dari mobil,” ucap pak Anto.

“Iya Pak,” ucap Reyhan.

“Kamu anterin temenmu ya. Tapi dengan catatan, kamu harus segera balik,” ucap pak Anto.

“Saya pulang sendiri saja Pak. Saya bisa naik taxi online,” ucap Tania.

“Biar temenmu saja.” Pak Anto bersikukuh dengan ucapannya.

Rifda membantu Tania berdiri. Tania dan Reyhan berlalu pergi menuju parkiran. Rifda mengecek handphonenya sudah ada lima pesan dari Sonia yang menanyakan kabar Reyhan. Dengan malas Rifda membaca pesan itu, dia sengaja hanya membaca tanpa membalas.

Istikharoh

Selamat membaca teman2, jangan lupa kasih note dan vote ya. I love you all😊

| Like

Related chapters

  • Salah Mencintai   Kenapa Marah Kepada Ku?

    Kaki yang tertutup rok span itu berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda motor. Dan melajukannya untuk keluar dari rumah sakit. Rifda berhenti di warung makan padang dan membeli lauk pauk di sana. Dia harus super hemat dalam hal makan dan kebutuhan pribadinya. Untuk nasi dia selalu menyediakan di kos dan masak sendiri. Kalau untuk lauk dia hanya beli sehari sekali dengan harga duapuluh ribu, terkadang lauknya itupun buat satu hari selanjutnya. Dia memilih dua potong ayam kecap dan tumis buncis wortel. Setelah itu dia melanjutkan perjalanan untuk pulang ke kos. Dia kaget karena ada Sonia dan mobilnya yang berdiri di depan gerbang kosnya. Terpaksa Rifda memberikan senyum dan menyapanya.Sonia, ucap Rifda sambil memarkir sepedabya di depan gerbang kos. Sonia menghampiri Rifda, "Lo itu apa-apaan sih Rif, kok malah ngedeketin cewek genit itu dengan Reyhan. Lo ngak sadar dengan janji lo?" "Ni, lo itu ngomong apa sih?" t

    Last Updated : 2021-12-05
  • Salah Mencintai   Kenapa Salah Ku?

    Kaki yang tertutup rok span itu berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda motor. Dan melajukannya untuk keluar dari rumah sakit. Rifda berhenti di warung makan padang dan membeli lauk pauk di sana.Dia harus super hemat dalam hal makan dan kebutuhan pribadinya. Untuk nasi dia selalu menyediakan di kos dan masak sendiri. Kalau untuk lauk dia hanya beli sehari sekali dengan harga duapuluh ribu, terkadang lauknya itupun buat satu hari selanjutnya. Dia memilih dua potong ayam kecap dan tumis buncis wortel.Setelah itu dia melanjutkan perjalanan untuk pulang ke kos. Dia kaget karena ada Sonia dan mobilnya yang berdiri di depan gerbang kosnya. Terpaksa Rifda memberikan senyum dan menyapanya.Sonia, ucap Rifda sambil memarkir sepedabya di depan gerbang kos.Sonia menghampiri Rifda, "Lo itu apa-apaan sih Rif, kok malah ngedeketin cewek genit itu dengan Reyhan. Lo ngak sadar dengan janji lo?""Ni, lo itu ngomong apa s

    Last Updated : 2021-12-09
  • Salah Mencintai   Belum Kenal

    Lagi-lagi Rifda lupa menaruh buku catatan kedalam tasnya. Alhasil dia meminta satu kertas pada teman sampingnya.“Ni, gue minta selembar kertas dong. Buku gue ketinggalan,” pinta Rifda.Nia mengambil selembar kertas dari bindernya, kemudian menyerahkan kepada Rifda.“Makasih ya,” ucap Rifda.“Sama-sama,” sahut Nia.Dosen datang tepat waktu. Mana mungkin pak Handoko telat. Bila telat satu menit saja beliau langsung membatalkan jadwal kuliah dan mengantinya dilain hari. Kedisiplinannya begitu tinggi. Jika mahasiswa telat satu orang, beliau juga tidak mau mengajar. Teman satu kelas harus kompak untuk datang lebih awal tigapuluh menit. Jadwal pak Handoko yang padat membuat PJMK kuwalahan untuk mengontrak jika tidak sesuai jadwal yang ditetapkan kampus. Maka dari itu semua harus menyepakati keputusan PJMK guna mempermudah mendapatkan ilmu dari pak Handoko.Beliau merupakan dosen sekaligus dokter bedah ortopedi. Tidak heran jika kedisi

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Mencintai   Teman Tapi Mencinta

    Terkadang tak semua perasaan sama dengan kejadian. Telihatnya baik-baik saja kenyataan berantakan ataupun sebaliknya. Tapi tak semua yang terlihat baik-baik saja seperti itu dan memang benar baik-baik saja.Banyak kerahasiaan padahal sudah lama mengenal. Ehhh, kenyataan memang Rifda baru tau kalau Niswa telah menjalin hubungan dengan cowok yang selalu ia ceritakan pada sahabatnya itu. Sakit rasanya, menyembunyikan sesuatu yang menyangkut perasaan. Dan sakit itu bertambah saat kepercayaan dihancurkan.Rifda bersusah payah membuat kue ulang tahun pada Riswan. Dan berniat memberikan kejutan padanya. Dia sengaja tidak memberitau akan ke rumah Niswa, ingin mengajaknya untuk memberikan kejutan padaRiswan. Pemandangan tak terduga terlihat di depan mata Rifda. Sepasang kekasih yang saling berpelukan dan menyatakan ungkapan sayang. Seketika kotak kue berwarna coklat berhiaskan pita itu jatuh. Kue itupun hancur. Mata Rifda memerah melihat kejadian itu. Tak ada kata yang keluar dari mulu

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Mencintai   Merelahkan

    Bila memang tak seharusnya dimiliki pasti akan menjauh. Tidak perlu memaksa jika memang tidak bisa dilanjutkan. Daripada hubungan itu menjadi bengkok bahkan sampai patah. Hanya perlu waktu saja untuk merelakan. Bukankah melihat orang yang disayang bahagia, kita juga ikut bahagia. Jatuh cinta hal yang wajar. Tapi jika cinta itu membuat orang lain tersiksa, lebih baik bersahabat saja. Menyayangi tanpa harus ada rasa yang lebih. Bersama tanpa harus ada cemburu. Melengkapi tanpa harus bersatu dalam ikatan yang namanya cinta.“Rif tunggu.” Niswa mengejar Rifda yang berlari kecil menjauhinya.“Rif, gue bisa jelasin semuanya.”Rifda hanya diam, langkahnya semakin cepat untuk meninggalkan kampus. Dia berjalan begitu cepat di jalan raya untuk mencari angkutan umum.“Rif jangan gini dong. Kita udah janji loh untuk saling menjaga satu sama lain.”Rifda mulai menyebrang, tapi ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi yang melaju. R

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Mencintai   Praktik Terakhir Sebelum Lulus

    Akhirnya pendidikan ini akan segera berakhir. Harapan demi harapan terwujud, meskipun sampai sekrang Rifda belum menemukan ayah kandungnya. Merantau sendiri di kota besar mengajarkan arti dari kehidupan yang lebih dalam. Menjadi pribadi yang bisa mengambil keputusan dengan tepat.Praktik kali ini dilaksanakan dengan jangka waktu enam bulan setelah itu Rifda akan menjalani sidang skripsinya.Ada yang menjangal di hati Rifda, kenapa dia harus satu kelompok dengan Reyhan. Cowok yang kasar dan punya banyak cewek itu.“Rif, lo satu kelompok sama Reyhan,” ucap Niswa yang melihat layar monitor di aula.Rifda hanya diam dan tak menanggapi Niswa.“Alhamdulillah kelompok ku jos-jos semua. Kenapa kita ngak pernah sekelompok ya. Udah kelasnya beda lagi,” celoteh Niswa.Rifda masih dalam kekesalannya karena memikirkan kelakukan Reyhan nantinya.“Rif,” panggil Sonia teman sekelasnya yang duduk di belakannya.“Ya,” s

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Mencintai   Perkenalan Hari Pertama

    Kepala ruangan dan pegawai yang lain berkumpul untuk menyambut kedatangan kami.“Assalamualaikum semuanya,” ucap kepala ruangan.“Waalaikumsalam,” jawab kami yang hadir kecuali Rendy. Entah kemana anak itu.“Selamat datang di Rumah Sakit Jaya Medika, selamat datang di ruangan rehabilitasi medik. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya Anto Wijaya. Kalian bisa panggil Pak Anto, couch Anto, Kak Anto atau yang lebih romantis yaitu Mas Anto,” ucap pak Anto diselingi candaan.Tubuhnya tegap memilki kulit putih rambutnya cukup lebat, seperti perawakan tentara, kelihatannya keras tapi kalau sudah mendengar ucapannya dia sosok yang hangat.Semua yang hadir tertawa kecil mendengar ucapan pak Anto.“Gini-gini saya masih muda loh. Masih duapuluhan,” tambahnya.“Duapuluh kali dua ya pak,” ucap salah satu fisioterapis cowok.“Hahahaha,” tawa pak Anto.“Baiklah tugas kalian disini membantu kami dal

    Last Updated : 2021-08-20

Latest chapter

  • Salah Mencintai   Kenapa Salah Ku?

    Kaki yang tertutup rok span itu berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda motor. Dan melajukannya untuk keluar dari rumah sakit. Rifda berhenti di warung makan padang dan membeli lauk pauk di sana.Dia harus super hemat dalam hal makan dan kebutuhan pribadinya. Untuk nasi dia selalu menyediakan di kos dan masak sendiri. Kalau untuk lauk dia hanya beli sehari sekali dengan harga duapuluh ribu, terkadang lauknya itupun buat satu hari selanjutnya. Dia memilih dua potong ayam kecap dan tumis buncis wortel.Setelah itu dia melanjutkan perjalanan untuk pulang ke kos. Dia kaget karena ada Sonia dan mobilnya yang berdiri di depan gerbang kosnya. Terpaksa Rifda memberikan senyum dan menyapanya.Sonia, ucap Rifda sambil memarkir sepedabya di depan gerbang kos.Sonia menghampiri Rifda, "Lo itu apa-apaan sih Rif, kok malah ngedeketin cewek genit itu dengan Reyhan. Lo ngak sadar dengan janji lo?""Ni, lo itu ngomong apa s

  • Salah Mencintai   Kenapa Marah Kepada Ku?

    Kaki yang tertutup rok span itu berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda motor. Dan melajukannya untuk keluar dari rumah sakit. Rifda berhenti di warung makan padang dan membeli lauk pauk di sana. Dia harus super hemat dalam hal makan dan kebutuhan pribadinya. Untuk nasi dia selalu menyediakan di kos dan masak sendiri. Kalau untuk lauk dia hanya beli sehari sekali dengan harga duapuluh ribu, terkadang lauknya itupun buat satu hari selanjutnya. Dia memilih dua potong ayam kecap dan tumis buncis wortel. Setelah itu dia melanjutkan perjalanan untuk pulang ke kos. Dia kaget karena ada Sonia dan mobilnya yang berdiri di depan gerbang kosnya. Terpaksa Rifda memberikan senyum dan menyapanya.Sonia, ucap Rifda sambil memarkir sepedabya di depan gerbang kos. Sonia menghampiri Rifda, "Lo itu apa-apaan sih Rif, kok malah ngedeketin cewek genit itu dengan Reyhan. Lo ngak sadar dengan janji lo?" "Ni, lo itu ngomong apa sih?" t

  • Salah Mencintai   Jadi Mata-Mata

    Terlalu cinta atau memang tidak mau kehilangan. Sampai-sampai setiap tindakan harus ada pengawasan. Jatuh cinta beda tipis dengan buta. Apa yang terlihat dan dirasa itu semuanya indah. Sedari pagi Rifda terus dihujani pesan dari Sonia. Karena sejak dia tidak mau ketinggalan info mengenai Reyhan. Rifda membalas pesan Sonia dengan malas.“Iya.” Hanya itu balasannya.Tidak terima dengan balasan pesan Rifda, cewek cantik itu mengirim pesan lagi.“Kalau nanti dia main mata, lo cubit saja ya Reyhan.” Isi pesan Sonia.Rifda hanya membalas dengan emoticon senyum.“Emangnya gue ngak ada kerjaan apa disuruh ngawasin tuh cowok,” gerutu Rifda.Pagi ini dia mau membuat sarapan yang simpel saja, telor ceplok dan kecap yang menghiasi nasi putihnya.“Alhamdulillah,” ucapnya setelah memasukkan satu suap nasi.Rifda melihat handphonenya yang berdering.“Ibu,” ucapn

  • Salah Mencintai   Perkenalan Hari Pertama

    Kepala ruangan dan pegawai yang lain berkumpul untuk menyambut kedatangan kami.“Assalamualaikum semuanya,” ucap kepala ruangan.“Waalaikumsalam,” jawab kami yang hadir kecuali Rendy. Entah kemana anak itu.“Selamat datang di Rumah Sakit Jaya Medika, selamat datang di ruangan rehabilitasi medik. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya Anto Wijaya. Kalian bisa panggil Pak Anto, couch Anto, Kak Anto atau yang lebih romantis yaitu Mas Anto,” ucap pak Anto diselingi candaan.Tubuhnya tegap memilki kulit putih rambutnya cukup lebat, seperti perawakan tentara, kelihatannya keras tapi kalau sudah mendengar ucapannya dia sosok yang hangat.Semua yang hadir tertawa kecil mendengar ucapan pak Anto.“Gini-gini saya masih muda loh. Masih duapuluhan,” tambahnya.“Duapuluh kali dua ya pak,” ucap salah satu fisioterapis cowok.“Hahahaha,” tawa pak Anto.“Baiklah tugas kalian disini membantu kami dal

  • Salah Mencintai   Praktik Terakhir Sebelum Lulus

    Akhirnya pendidikan ini akan segera berakhir. Harapan demi harapan terwujud, meskipun sampai sekrang Rifda belum menemukan ayah kandungnya. Merantau sendiri di kota besar mengajarkan arti dari kehidupan yang lebih dalam. Menjadi pribadi yang bisa mengambil keputusan dengan tepat.Praktik kali ini dilaksanakan dengan jangka waktu enam bulan setelah itu Rifda akan menjalani sidang skripsinya.Ada yang menjangal di hati Rifda, kenapa dia harus satu kelompok dengan Reyhan. Cowok yang kasar dan punya banyak cewek itu.“Rif, lo satu kelompok sama Reyhan,” ucap Niswa yang melihat layar monitor di aula.Rifda hanya diam dan tak menanggapi Niswa.“Alhamdulillah kelompok ku jos-jos semua. Kenapa kita ngak pernah sekelompok ya. Udah kelasnya beda lagi,” celoteh Niswa.Rifda masih dalam kekesalannya karena memikirkan kelakukan Reyhan nantinya.“Rif,” panggil Sonia teman sekelasnya yang duduk di belakannya.“Ya,” s

  • Salah Mencintai   Merelahkan

    Bila memang tak seharusnya dimiliki pasti akan menjauh. Tidak perlu memaksa jika memang tidak bisa dilanjutkan. Daripada hubungan itu menjadi bengkok bahkan sampai patah. Hanya perlu waktu saja untuk merelakan. Bukankah melihat orang yang disayang bahagia, kita juga ikut bahagia. Jatuh cinta hal yang wajar. Tapi jika cinta itu membuat orang lain tersiksa, lebih baik bersahabat saja. Menyayangi tanpa harus ada rasa yang lebih. Bersama tanpa harus ada cemburu. Melengkapi tanpa harus bersatu dalam ikatan yang namanya cinta.“Rif tunggu.” Niswa mengejar Rifda yang berlari kecil menjauhinya.“Rif, gue bisa jelasin semuanya.”Rifda hanya diam, langkahnya semakin cepat untuk meninggalkan kampus. Dia berjalan begitu cepat di jalan raya untuk mencari angkutan umum.“Rif jangan gini dong. Kita udah janji loh untuk saling menjaga satu sama lain.”Rifda mulai menyebrang, tapi ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi yang melaju. R

  • Salah Mencintai   Teman Tapi Mencinta

    Terkadang tak semua perasaan sama dengan kejadian. Telihatnya baik-baik saja kenyataan berantakan ataupun sebaliknya. Tapi tak semua yang terlihat baik-baik saja seperti itu dan memang benar baik-baik saja.Banyak kerahasiaan padahal sudah lama mengenal. Ehhh, kenyataan memang Rifda baru tau kalau Niswa telah menjalin hubungan dengan cowok yang selalu ia ceritakan pada sahabatnya itu. Sakit rasanya, menyembunyikan sesuatu yang menyangkut perasaan. Dan sakit itu bertambah saat kepercayaan dihancurkan.Rifda bersusah payah membuat kue ulang tahun pada Riswan. Dan berniat memberikan kejutan padanya. Dia sengaja tidak memberitau akan ke rumah Niswa, ingin mengajaknya untuk memberikan kejutan padaRiswan. Pemandangan tak terduga terlihat di depan mata Rifda. Sepasang kekasih yang saling berpelukan dan menyatakan ungkapan sayang. Seketika kotak kue berwarna coklat berhiaskan pita itu jatuh. Kue itupun hancur. Mata Rifda memerah melihat kejadian itu. Tak ada kata yang keluar dari mulu

  • Salah Mencintai   Belum Kenal

    Lagi-lagi Rifda lupa menaruh buku catatan kedalam tasnya. Alhasil dia meminta satu kertas pada teman sampingnya.“Ni, gue minta selembar kertas dong. Buku gue ketinggalan,” pinta Rifda.Nia mengambil selembar kertas dari bindernya, kemudian menyerahkan kepada Rifda.“Makasih ya,” ucap Rifda.“Sama-sama,” sahut Nia.Dosen datang tepat waktu. Mana mungkin pak Handoko telat. Bila telat satu menit saja beliau langsung membatalkan jadwal kuliah dan mengantinya dilain hari. Kedisiplinannya begitu tinggi. Jika mahasiswa telat satu orang, beliau juga tidak mau mengajar. Teman satu kelas harus kompak untuk datang lebih awal tigapuluh menit. Jadwal pak Handoko yang padat membuat PJMK kuwalahan untuk mengontrak jika tidak sesuai jadwal yang ditetapkan kampus. Maka dari itu semua harus menyepakati keputusan PJMK guna mempermudah mendapatkan ilmu dari pak Handoko.Beliau merupakan dosen sekaligus dokter bedah ortopedi. Tidak heran jika kedisi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status