Share

Salah Mencintai
Salah Mencintai
Author: Istikharoh

Belum Kenal

Author: Istikharoh
last update Last Updated: 2021-08-20 20:18:41

Lagi-lagi Rifda lupa menaruh buku catatan kedalam tasnya. Alhasil dia meminta satu kertas pada teman sampingnya.

 “Ni, gue minta selembar kertas dong. Buku gue ketinggalan,” pinta Rifda.

 Nia mengambil selembar kertas dari bindernya, kemudian menyerahkan kepada Rifda.

 “Makasih ya,” ucap Rifda.

 “Sama-sama,” sahut Nia.

 Dosen datang tepat waktu. Mana mungkin pak Handoko telat. Bila telat satu menit saja beliau langsung membatalkan jadwal kuliah dan mengantinya dilain hari. Kedisiplinannya begitu tinggi. Jika mahasiswa telat satu orang, beliau juga tidak mau mengajar. Teman satu kelas harus kompak untuk datang lebih awal tigapuluh menit. Jadwal pak Handoko yang padat membuat PJMK kuwalahan untuk mengontrak jika tidak sesuai jadwal yang ditetapkan kampus. Maka dari itu semua harus menyepakati keputusan PJMK guna mempermudah mendapatkan ilmu dari pak Handoko.

 Beliau merupakan dosen sekaligus dokter bedah ortopedi. Tidak heran jika kedisiplinannya patut diberi bintang lima. Respon time diberikan meskipun tidak berada dalam ruang operasi.

 “Waktu itu seperti nyawa. Jika tidak pandai mengenggamnya, maka tidak ada nyawa yang selamat,” terang pak Handoko. 

Beliau selalu menjelaskan pelajaran dengan posisi berdiri dan mengelilingi mahasiswanya. Beliau hanya duduk jika mahasiswa mengerjakan tugas yang diberikan. Setiap pertemuannya selalu ada tugas dan harus dikumpulan langsung. Waktu yang diberikan duapuluh menit dengan jumlah tujuh soal.

“Kalau waktunya ditambah pasti gue bisa ngerjain semuanya,” gerutu Rifda dalam hati.

“Baiklah waktu dimulai dari sekarang. Pukul sepuluh tepat, tugas kalian harus terkumpul di depan. Mengerti,” ucap pak Handoko.

“Mengerti pak,” jawab semua mahasiswa.

Seperti halnya ujian. Tidak ada tas, maupun selembar kertaspun yang ada dimeja kecuali kertas dari pak Handoko. Kami semua hanya diwajibkan membawa bolpoin.

“Sssst,” ucap Reyhan sambil mendorong-dorong kursiku.

“Apasih,” sahut Rifda sebentar sambil menoleh ke belakang untuk menghentikan tingkah Rendy.

Bahkan Rendy saja tidak tau namanya, beraninya dia ingin mencontek Rifda. Cowok itu mengantikan posisi Daniel di kelas Rifda karena dia tidak bisa hadir hari ini. Dan lain waktu Daniel akan mengantikan Rendy di kelasnya.

“Contekin dong, soalnya susah semua,” ucap Reyhan dengan wajah memohon.

“Apaan sih? Kerjain sendiri. Jangan ganggu gue,” sahut Rifda dengan ketus.

“Dasar pelit,” bentak Reyhan.

“Biarin. Bukan urusan loh,” ucap Rifda dengan jutek.

 Ternyata wajah tidak menjamin ucapan sama dengan paras rupawannya. Rifda merasa aneh, kenapa banyak dari teman kampusnya yang mengidolakan Reyhan.

 “Dasar cowok kasar,” gerutu Rifda.

 Semua mahasiswa dengan serius mengerjakan soal yang diberikan pak Handoko. Karena dari soal yang diberikan berpengaruh penting pada nilai IPK. Pak Handoko hanya mengambil lima persen nilai ujian semester, karena beliau tidak percaya dengan nilai tersebut. Dosen mata kuliah yang sama dengan pak Handoko, SKSnya lebih sedikit darinya. Jadi nilai yang diberikan pak Handoko sangat berharga.

 “Waktu tinggal lima menit,” ucap pak Handoko, kemudian berdiri untuk mengelilingi mahasiswanya.

 Rifda mulai serius untuk mengerjakan satu nomor terakhir, karena dia tidak mau meninggalkan satu soal seperti minggu lalu.

 “Hey pelit, contekin gue,” ucap Reyhan lagi sambil mendorong kursi Rifda dengan kakinya.

 Rifda tidak menghiraukan ucapan Reyhan. Dia hanya fokus mengerjakan soal. Reyhan yang kesal dengan Rifda sengaja mendorong lebih keras hingga Rifda dan kursinya terjatuh.

 Brukkkkkk.

 Semua mahasiswa melihat ke arah Rifda, begitupula pak Handoko.

 “Kenapa kamu?” tanya pak Handoko dengan nada yang tegas.

 Rifda berusaha bangkit dan membenarkan kursinya. Dia sedikit kesakitan pada punggung bawahnya karena ulah Rendy. Sedangkan Reyhan hanya tersenyum puas akibat kelakuannya.

 “Maaf pak.” Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Dengan posisi berdiri sambil mengelus punggung kanannya.

 Rifda tidak menyadari kalau kertasnya terjatuh di samping Reyhan. Alhasil Rendy dengan mudahnya mengapai kertas ujian Rifda dan menyalinnya pada kertas ujiannya.

 “Kamu tau, atas perbuatanmu, kosentrasi teman-temanmu buyar,” ucap pak Handoko dengan nada yang sedikit marah.

 “Maaf pak, saya tidak sengaja,” balas Rifda sambil menunduk dengan penyelasan.

 “Jangan ulangi tingkah lakumu itu. Mengerti!” ucap pak Handoko.

 “Mengerti pak.” Kali ni Rifda berani menatap pak Handoko.

 “Yasudah duduk kembali,” pinta pak Handoko.

 Rifda segera kembali ke tempat duduknya.

 “Waktu saya tambah lima menit. Silahkan kerjakan kembali,” ucap pak Handoko sambil melihat jam dinding kelas kemudian duduk di kursinya.

  Rifda melirik ke meja, tidak ada lembar jawabannya. Dia baru menyadari kalau kertasnya itu belum diambil. Dia melirik ke kanan dan kekiri, ke belakang dan ke depan. Tidak ada kertas yang jatuh dilantai. Seketika Rifda gugup, bagaimana kalau lembar jawabannya hilang. Raut wajahnya mulai memerah. Dia terus berusaha untuk mencari lembar jawabannya. Tidak sadar dengan tingkah lakunya itu, tenyata pak Handoko melihatnya.

 “Hey, kamu,” ucap pak Handoko.

 Semua mahasiswa menoleh ke sumber suara. 

 Pak Handoko menunjuk Rifda dengan jari telunjukknya, “Kamu.”

 Rifda langsung menegakkan badannya dan menyahuti perkataan pak Handoko.

 “Saya pak?”

 “Kamu sudah selesai?”

 “Be,,belum pak.”

 “Kalau begitu kerjakan. Jangan berisik,” pinta pak Handoko.

 Rifda membalasnya dengan anggukan kepala. Dia tidak bisa berbuat apapun. Pak Handoko masih saja mengawasinya.

 “Bagaimana ini, kalau sampai kertas itu hilang,” gerutu Rifda dalam hati. Dia berpura menundukseperti mengerjakan soal.

 “Ayo semuanya, waktu sudah selesai. Silahkan dikumpulkan,” pinta pak Handoko.

 Satu persatu mahasiswa bangkit dari duduknya untuk menyerahkan lembar jawaban itu ke meja pak Handoko. Rifda masih tetap duduk sambil berusaha melirik ke kanan dan ke kiri, tapi kertas itu belum ditemukan juga. 

 Sedangkan Reyhan, sudah mulai berdiri dari tempat duduknya. Tapi lembar jawaban Rifda belum juga diberikan.

 “YaAllah bagaimana ini?” tanya Rifda sendiri, kali ini suaranya sedikit terdengar. Dia sedikit menelisik untuk mencari kertasnya itu.

 “Makannya, jadi orang itu jangan pelit-pelit,” ucap Reyhan sambil menaruh lembar jawaban Rifda di mejanya. 

 Rifdapun hanya menatap pucat Reyhan yang berjalan ke depan untuk menyerahkan tugasnya ke pak Handoko.

 “Awas ya,” ucap Rifda dengan tangan yang mengepal. Dia segera bangkit dan menyerahkan tugasnya ke pak Handoko.

***

  “Teman-teman, bu Rosa mengcancel jadwalnya besok jam satu siang, jadi jadwal hari ini sudah selesai,” ucap Rara PJMK mata kuliah Fisioterapi Neuromuskuler.

 “Beneran lo Ra?” tanya Silvi.

 Rara hanya menganggukan kepala dengan raut wajah yang begitu gembira. Semuanya berteriak kegirangan karena bisa pulang lebih awal.

 “Hore,,” ucap Kamal dengan kegirangan.

 “Girang bener sih lo?” sahut Kevin.

 “Girang dong, kan jadinya gue bisa kencan sama Salma,” jawab Kamal kemudian pergi meninggalkan kelas.

 Sedangkan Kevin hanya bisa senyum melihat tingkah temannya itu. 

 Disisi lain Rifda melihat geng Cucupa sibuk merencanakan mau pergi kemana untuk hangout hari ini.

 “Kita makan seafood aja deh?” usul Anya.

 “Ngak mau ah, gue lagi diet. Mendingan kita karokean aja. Gimana?” Rosi menatap ketiga sahabatnya dengan penuh pengharapan.

 “Gue sebel Ros kalau karoke, lo tau kan di sana ada selingkuhannya Bisma,” ucap Anya cemberut.

 “Udah-udah jangan ribut. Gimana kalau kita ajak dia,” usul Metty sambil melihat cowok yang sibuk mendengarkan musik dengan earphonenya.

 Kedua sahabatnya lantas melihat ke arah cowok itu sama seperti Metty.

 “Lo yakin, dia mau?” tanya Rosi.

 Metty hanya mengedipkan matanya. Seperti orang yang sedang merayu.

 “Baikklah, tapi semuanya gue serahin ke lo,” ucap Anya.

 “Beres,” jawab Metty.

 “Rey, lagi sibuk ngak?” tanya Metty pada Reyhan. 

 Reyhan yang sedang asyik mendengarkan musik dan matanya yang sudah terpejam itu tidak menyadari kedatangan Metty.

 “Rey, lagi sibuk ngak?” tanya Metty lagi dengan suara uang lebih keras.

 Rendy masih saja tidak menyahuti Metty. 

 “Kok masih diem aja sih. Oh ya dia kan lagi pakai earphone,” gerutu Metty.

 Dengan perasaan yang senang Metty mencolek bahu Reyhan dengan cukup keras.

 “Rey lagi sibuk ngak?”

 Reyhan terperanjak bangun, “Ada apa?”

 “Ayo makan di luar!” ajak Metty.

 “Sama kamu?” tanya Reyhan

 “Ya, sama mereka juga.” Metty menunjuk ke arah teman-temannya. Kedua temannya memberikan senyuman termanis untuk Reyhan.

 Dia menatap mereka bertiga sebentar, “Gue lagi sibuk. Sorry ya,”

 Geng Cucupa merasa kesal dengan tolakan dari Rendy. Mereka saling mengerutu satu sama lain. Metty yang tadi berdiri di samping Reyhan, sekarang ikut bergabung dengan kedua temannya lagi.

 “Apa sih kurangnya kita?” tanya Metty.

 “Lihat aja, kita bakal buat dia terpesona pada kita,” ucap Rosi dengan senyum licik. Sedangkan Anya hanya menganggukkan kepalanya.

 Reyhan yang asyik berjalan untuk keluar dari kelas tiba-tiba terjatuh. Brukkkk. Rifda sengaja menjulurkan kakinya agar membuat Reyhan terjatuh. Dia sangat kesal pada Reyhan atas kejadian beberapa jam yang lalu. 

 Reyhan bangkit untuk berdiri. Sedangkan Rifda begitu puas melihat Reyhan terjatuh seperti itu.

“Makannya jadi orang itu jangan suka ngebully,” ucap Rifda dengan enteng kemudian meningglkan Reyhan yang masih terpaku.

Terlihat sekali Reyhan begitu marah. Tapi dia hanya diam dan tak menanggapi perkataan Rifda, dia hanya mengepalkan kedua tangannya.

Geng Cecepu langsung menuju ke arah Reyhan untuk menanyakan keadaanya. Mereka tidak tau kalau Reyhan terjatuh karena ulah Rifda. 

“Kamu baik-baik saja kan?” tanya Anya.

“Ada yang sakit ngak?” tanya Rosi sambil memegang pundak kekar Reyhan.

Reyhan menyingkirkan tangan Rosi dari pundaknya, “Gue ngak papa.” Dia langsung pergi begitu saja.

Geng Cecepu hanya menatap satu sama lain.  

Related chapters

  • Salah Mencintai   Teman Tapi Mencinta

    Terkadang tak semua perasaan sama dengan kejadian. Telihatnya baik-baik saja kenyataan berantakan ataupun sebaliknya. Tapi tak semua yang terlihat baik-baik saja seperti itu dan memang benar baik-baik saja.Banyak kerahasiaan padahal sudah lama mengenal. Ehhh, kenyataan memang Rifda baru tau kalau Niswa telah menjalin hubungan dengan cowok yang selalu ia ceritakan pada sahabatnya itu. Sakit rasanya, menyembunyikan sesuatu yang menyangkut perasaan. Dan sakit itu bertambah saat kepercayaan dihancurkan.Rifda bersusah payah membuat kue ulang tahun pada Riswan. Dan berniat memberikan kejutan padanya. Dia sengaja tidak memberitau akan ke rumah Niswa, ingin mengajaknya untuk memberikan kejutan padaRiswan. Pemandangan tak terduga terlihat di depan mata Rifda. Sepasang kekasih yang saling berpelukan dan menyatakan ungkapan sayang. Seketika kotak kue berwarna coklat berhiaskan pita itu jatuh. Kue itupun hancur. Mata Rifda memerah melihat kejadian itu. Tak ada kata yang keluar dari mulu

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Mencintai   Merelahkan

    Bila memang tak seharusnya dimiliki pasti akan menjauh. Tidak perlu memaksa jika memang tidak bisa dilanjutkan. Daripada hubungan itu menjadi bengkok bahkan sampai patah. Hanya perlu waktu saja untuk merelakan. Bukankah melihat orang yang disayang bahagia, kita juga ikut bahagia. Jatuh cinta hal yang wajar. Tapi jika cinta itu membuat orang lain tersiksa, lebih baik bersahabat saja. Menyayangi tanpa harus ada rasa yang lebih. Bersama tanpa harus ada cemburu. Melengkapi tanpa harus bersatu dalam ikatan yang namanya cinta.“Rif tunggu.” Niswa mengejar Rifda yang berlari kecil menjauhinya.“Rif, gue bisa jelasin semuanya.”Rifda hanya diam, langkahnya semakin cepat untuk meninggalkan kampus. Dia berjalan begitu cepat di jalan raya untuk mencari angkutan umum.“Rif jangan gini dong. Kita udah janji loh untuk saling menjaga satu sama lain.”Rifda mulai menyebrang, tapi ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi yang melaju. R

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Mencintai   Praktik Terakhir Sebelum Lulus

    Akhirnya pendidikan ini akan segera berakhir. Harapan demi harapan terwujud, meskipun sampai sekrang Rifda belum menemukan ayah kandungnya. Merantau sendiri di kota besar mengajarkan arti dari kehidupan yang lebih dalam. Menjadi pribadi yang bisa mengambil keputusan dengan tepat.Praktik kali ini dilaksanakan dengan jangka waktu enam bulan setelah itu Rifda akan menjalani sidang skripsinya.Ada yang menjangal di hati Rifda, kenapa dia harus satu kelompok dengan Reyhan. Cowok yang kasar dan punya banyak cewek itu.“Rif, lo satu kelompok sama Reyhan,” ucap Niswa yang melihat layar monitor di aula.Rifda hanya diam dan tak menanggapi Niswa.“Alhamdulillah kelompok ku jos-jos semua. Kenapa kita ngak pernah sekelompok ya. Udah kelasnya beda lagi,” celoteh Niswa.Rifda masih dalam kekesalannya karena memikirkan kelakukan Reyhan nantinya.“Rif,” panggil Sonia teman sekelasnya yang duduk di belakannya.“Ya,” s

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Mencintai   Perkenalan Hari Pertama

    Kepala ruangan dan pegawai yang lain berkumpul untuk menyambut kedatangan kami.“Assalamualaikum semuanya,” ucap kepala ruangan.“Waalaikumsalam,” jawab kami yang hadir kecuali Rendy. Entah kemana anak itu.“Selamat datang di Rumah Sakit Jaya Medika, selamat datang di ruangan rehabilitasi medik. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya Anto Wijaya. Kalian bisa panggil Pak Anto, couch Anto, Kak Anto atau yang lebih romantis yaitu Mas Anto,” ucap pak Anto diselingi candaan.Tubuhnya tegap memilki kulit putih rambutnya cukup lebat, seperti perawakan tentara, kelihatannya keras tapi kalau sudah mendengar ucapannya dia sosok yang hangat.Semua yang hadir tertawa kecil mendengar ucapan pak Anto.“Gini-gini saya masih muda loh. Masih duapuluhan,” tambahnya.“Duapuluh kali dua ya pak,” ucap salah satu fisioterapis cowok.“Hahahaha,” tawa pak Anto.“Baiklah tugas kalian disini membantu kami dal

    Last Updated : 2021-08-20
  • Salah Mencintai   Jadi Mata-Mata

    Terlalu cinta atau memang tidak mau kehilangan. Sampai-sampai setiap tindakan harus ada pengawasan. Jatuh cinta beda tipis dengan buta. Apa yang terlihat dan dirasa itu semuanya indah. Sedari pagi Rifda terus dihujani pesan dari Sonia. Karena sejak dia tidak mau ketinggalan info mengenai Reyhan. Rifda membalas pesan Sonia dengan malas.“Iya.” Hanya itu balasannya.Tidak terima dengan balasan pesan Rifda, cewek cantik itu mengirim pesan lagi.“Kalau nanti dia main mata, lo cubit saja ya Reyhan.” Isi pesan Sonia.Rifda hanya membalas dengan emoticon senyum.“Emangnya gue ngak ada kerjaan apa disuruh ngawasin tuh cowok,” gerutu Rifda.Pagi ini dia mau membuat sarapan yang simpel saja, telor ceplok dan kecap yang menghiasi nasi putihnya.“Alhamdulillah,” ucapnya setelah memasukkan satu suap nasi.Rifda melihat handphonenya yang berdering.“Ibu,” ucapn

    Last Updated : 2021-10-01
  • Salah Mencintai   Kenapa Marah Kepada Ku?

    Kaki yang tertutup rok span itu berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda motor. Dan melajukannya untuk keluar dari rumah sakit. Rifda berhenti di warung makan padang dan membeli lauk pauk di sana. Dia harus super hemat dalam hal makan dan kebutuhan pribadinya. Untuk nasi dia selalu menyediakan di kos dan masak sendiri. Kalau untuk lauk dia hanya beli sehari sekali dengan harga duapuluh ribu, terkadang lauknya itupun buat satu hari selanjutnya. Dia memilih dua potong ayam kecap dan tumis buncis wortel. Setelah itu dia melanjutkan perjalanan untuk pulang ke kos. Dia kaget karena ada Sonia dan mobilnya yang berdiri di depan gerbang kosnya. Terpaksa Rifda memberikan senyum dan menyapanya.Sonia, ucap Rifda sambil memarkir sepedabya di depan gerbang kos. Sonia menghampiri Rifda, "Lo itu apa-apaan sih Rif, kok malah ngedeketin cewek genit itu dengan Reyhan. Lo ngak sadar dengan janji lo?" "Ni, lo itu ngomong apa sih?" t

    Last Updated : 2021-12-05
  • Salah Mencintai   Kenapa Salah Ku?

    Kaki yang tertutup rok span itu berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda motor. Dan melajukannya untuk keluar dari rumah sakit. Rifda berhenti di warung makan padang dan membeli lauk pauk di sana.Dia harus super hemat dalam hal makan dan kebutuhan pribadinya. Untuk nasi dia selalu menyediakan di kos dan masak sendiri. Kalau untuk lauk dia hanya beli sehari sekali dengan harga duapuluh ribu, terkadang lauknya itupun buat satu hari selanjutnya. Dia memilih dua potong ayam kecap dan tumis buncis wortel.Setelah itu dia melanjutkan perjalanan untuk pulang ke kos. Dia kaget karena ada Sonia dan mobilnya yang berdiri di depan gerbang kosnya. Terpaksa Rifda memberikan senyum dan menyapanya.Sonia, ucap Rifda sambil memarkir sepedabya di depan gerbang kos.Sonia menghampiri Rifda, "Lo itu apa-apaan sih Rif, kok malah ngedeketin cewek genit itu dengan Reyhan. Lo ngak sadar dengan janji lo?""Ni, lo itu ngomong apa s

    Last Updated : 2021-12-09

Latest chapter

  • Salah Mencintai   Kenapa Salah Ku?

    Kaki yang tertutup rok span itu berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda motor. Dan melajukannya untuk keluar dari rumah sakit. Rifda berhenti di warung makan padang dan membeli lauk pauk di sana.Dia harus super hemat dalam hal makan dan kebutuhan pribadinya. Untuk nasi dia selalu menyediakan di kos dan masak sendiri. Kalau untuk lauk dia hanya beli sehari sekali dengan harga duapuluh ribu, terkadang lauknya itupun buat satu hari selanjutnya. Dia memilih dua potong ayam kecap dan tumis buncis wortel.Setelah itu dia melanjutkan perjalanan untuk pulang ke kos. Dia kaget karena ada Sonia dan mobilnya yang berdiri di depan gerbang kosnya. Terpaksa Rifda memberikan senyum dan menyapanya.Sonia, ucap Rifda sambil memarkir sepedabya di depan gerbang kos.Sonia menghampiri Rifda, "Lo itu apa-apaan sih Rif, kok malah ngedeketin cewek genit itu dengan Reyhan. Lo ngak sadar dengan janji lo?""Ni, lo itu ngomong apa s

  • Salah Mencintai   Kenapa Marah Kepada Ku?

    Kaki yang tertutup rok span itu berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda motor. Dan melajukannya untuk keluar dari rumah sakit. Rifda berhenti di warung makan padang dan membeli lauk pauk di sana. Dia harus super hemat dalam hal makan dan kebutuhan pribadinya. Untuk nasi dia selalu menyediakan di kos dan masak sendiri. Kalau untuk lauk dia hanya beli sehari sekali dengan harga duapuluh ribu, terkadang lauknya itupun buat satu hari selanjutnya. Dia memilih dua potong ayam kecap dan tumis buncis wortel. Setelah itu dia melanjutkan perjalanan untuk pulang ke kos. Dia kaget karena ada Sonia dan mobilnya yang berdiri di depan gerbang kosnya. Terpaksa Rifda memberikan senyum dan menyapanya.Sonia, ucap Rifda sambil memarkir sepedabya di depan gerbang kos. Sonia menghampiri Rifda, "Lo itu apa-apaan sih Rif, kok malah ngedeketin cewek genit itu dengan Reyhan. Lo ngak sadar dengan janji lo?" "Ni, lo itu ngomong apa sih?" t

  • Salah Mencintai   Jadi Mata-Mata

    Terlalu cinta atau memang tidak mau kehilangan. Sampai-sampai setiap tindakan harus ada pengawasan. Jatuh cinta beda tipis dengan buta. Apa yang terlihat dan dirasa itu semuanya indah. Sedari pagi Rifda terus dihujani pesan dari Sonia. Karena sejak dia tidak mau ketinggalan info mengenai Reyhan. Rifda membalas pesan Sonia dengan malas.“Iya.” Hanya itu balasannya.Tidak terima dengan balasan pesan Rifda, cewek cantik itu mengirim pesan lagi.“Kalau nanti dia main mata, lo cubit saja ya Reyhan.” Isi pesan Sonia.Rifda hanya membalas dengan emoticon senyum.“Emangnya gue ngak ada kerjaan apa disuruh ngawasin tuh cowok,” gerutu Rifda.Pagi ini dia mau membuat sarapan yang simpel saja, telor ceplok dan kecap yang menghiasi nasi putihnya.“Alhamdulillah,” ucapnya setelah memasukkan satu suap nasi.Rifda melihat handphonenya yang berdering.“Ibu,” ucapn

  • Salah Mencintai   Perkenalan Hari Pertama

    Kepala ruangan dan pegawai yang lain berkumpul untuk menyambut kedatangan kami.“Assalamualaikum semuanya,” ucap kepala ruangan.“Waalaikumsalam,” jawab kami yang hadir kecuali Rendy. Entah kemana anak itu.“Selamat datang di Rumah Sakit Jaya Medika, selamat datang di ruangan rehabilitasi medik. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya Anto Wijaya. Kalian bisa panggil Pak Anto, couch Anto, Kak Anto atau yang lebih romantis yaitu Mas Anto,” ucap pak Anto diselingi candaan.Tubuhnya tegap memilki kulit putih rambutnya cukup lebat, seperti perawakan tentara, kelihatannya keras tapi kalau sudah mendengar ucapannya dia sosok yang hangat.Semua yang hadir tertawa kecil mendengar ucapan pak Anto.“Gini-gini saya masih muda loh. Masih duapuluhan,” tambahnya.“Duapuluh kali dua ya pak,” ucap salah satu fisioterapis cowok.“Hahahaha,” tawa pak Anto.“Baiklah tugas kalian disini membantu kami dal

  • Salah Mencintai   Praktik Terakhir Sebelum Lulus

    Akhirnya pendidikan ini akan segera berakhir. Harapan demi harapan terwujud, meskipun sampai sekrang Rifda belum menemukan ayah kandungnya. Merantau sendiri di kota besar mengajarkan arti dari kehidupan yang lebih dalam. Menjadi pribadi yang bisa mengambil keputusan dengan tepat.Praktik kali ini dilaksanakan dengan jangka waktu enam bulan setelah itu Rifda akan menjalani sidang skripsinya.Ada yang menjangal di hati Rifda, kenapa dia harus satu kelompok dengan Reyhan. Cowok yang kasar dan punya banyak cewek itu.“Rif, lo satu kelompok sama Reyhan,” ucap Niswa yang melihat layar monitor di aula.Rifda hanya diam dan tak menanggapi Niswa.“Alhamdulillah kelompok ku jos-jos semua. Kenapa kita ngak pernah sekelompok ya. Udah kelasnya beda lagi,” celoteh Niswa.Rifda masih dalam kekesalannya karena memikirkan kelakukan Reyhan nantinya.“Rif,” panggil Sonia teman sekelasnya yang duduk di belakannya.“Ya,” s

  • Salah Mencintai   Merelahkan

    Bila memang tak seharusnya dimiliki pasti akan menjauh. Tidak perlu memaksa jika memang tidak bisa dilanjutkan. Daripada hubungan itu menjadi bengkok bahkan sampai patah. Hanya perlu waktu saja untuk merelakan. Bukankah melihat orang yang disayang bahagia, kita juga ikut bahagia. Jatuh cinta hal yang wajar. Tapi jika cinta itu membuat orang lain tersiksa, lebih baik bersahabat saja. Menyayangi tanpa harus ada rasa yang lebih. Bersama tanpa harus ada cemburu. Melengkapi tanpa harus bersatu dalam ikatan yang namanya cinta.“Rif tunggu.” Niswa mengejar Rifda yang berlari kecil menjauhinya.“Rif, gue bisa jelasin semuanya.”Rifda hanya diam, langkahnya semakin cepat untuk meninggalkan kampus. Dia berjalan begitu cepat di jalan raya untuk mencari angkutan umum.“Rif jangan gini dong. Kita udah janji loh untuk saling menjaga satu sama lain.”Rifda mulai menyebrang, tapi ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi yang melaju. R

  • Salah Mencintai   Teman Tapi Mencinta

    Terkadang tak semua perasaan sama dengan kejadian. Telihatnya baik-baik saja kenyataan berantakan ataupun sebaliknya. Tapi tak semua yang terlihat baik-baik saja seperti itu dan memang benar baik-baik saja.Banyak kerahasiaan padahal sudah lama mengenal. Ehhh, kenyataan memang Rifda baru tau kalau Niswa telah menjalin hubungan dengan cowok yang selalu ia ceritakan pada sahabatnya itu. Sakit rasanya, menyembunyikan sesuatu yang menyangkut perasaan. Dan sakit itu bertambah saat kepercayaan dihancurkan.Rifda bersusah payah membuat kue ulang tahun pada Riswan. Dan berniat memberikan kejutan padanya. Dia sengaja tidak memberitau akan ke rumah Niswa, ingin mengajaknya untuk memberikan kejutan padaRiswan. Pemandangan tak terduga terlihat di depan mata Rifda. Sepasang kekasih yang saling berpelukan dan menyatakan ungkapan sayang. Seketika kotak kue berwarna coklat berhiaskan pita itu jatuh. Kue itupun hancur. Mata Rifda memerah melihat kejadian itu. Tak ada kata yang keluar dari mulu

  • Salah Mencintai   Belum Kenal

    Lagi-lagi Rifda lupa menaruh buku catatan kedalam tasnya. Alhasil dia meminta satu kertas pada teman sampingnya.“Ni, gue minta selembar kertas dong. Buku gue ketinggalan,” pinta Rifda.Nia mengambil selembar kertas dari bindernya, kemudian menyerahkan kepada Rifda.“Makasih ya,” ucap Rifda.“Sama-sama,” sahut Nia.Dosen datang tepat waktu. Mana mungkin pak Handoko telat. Bila telat satu menit saja beliau langsung membatalkan jadwal kuliah dan mengantinya dilain hari. Kedisiplinannya begitu tinggi. Jika mahasiswa telat satu orang, beliau juga tidak mau mengajar. Teman satu kelas harus kompak untuk datang lebih awal tigapuluh menit. Jadwal pak Handoko yang padat membuat PJMK kuwalahan untuk mengontrak jika tidak sesuai jadwal yang ditetapkan kampus. Maka dari itu semua harus menyepakati keputusan PJMK guna mempermudah mendapatkan ilmu dari pak Handoko.Beliau merupakan dosen sekaligus dokter bedah ortopedi. Tidak heran jika kedisi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status