Share

Si Mulut Pedas II

Penulis: ikan kodok
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-15 19:00:12

Part 9 (Si Mulut Pedas II)

****

Aku keluar dari ATM dengan senyum mengembang. Berharap pria itu tak menyadari kalau Atm-nya hilang. Aku akan menguras habis uangnya setiap hari.

"Banana, cepatlah, kau ini lelet sekali," teriak Zeen, ia bersandar pada badan mobil.

"Sabarlah, Zeen, aku sedang tak ingin bertengkar denganmu." Aku mencibik dalam hati, gegas kuayun langkah cepat menghampiri pria menyebalkan itu.

Tiba didepannya, Zeen kembali bertanya.

"Apa yang kau lakukan dengan kartu ATM adikku?"

"Menurutmu?" Aku berbisik di telinganya.

"Reza bisa bangkrut kalau kau terus mengambil uangnya?"

"Itu lah tujuanku Zeen, aku menginginkan sebuah kehancuran terjadi pada adikmu," jawabku penuh penekanan.

Zeen menatapku datar, tak ingin mendengar cibirannya, aku lekas masuk mobil.

"Zeen aku pernah dengar dari Papa, kalau kamu menanam saham di perusahaan Mas Reza, benar?"

Mendengar pertanyaanku Zeen menoleh. Sebelah alisnya terangkat, matanya menyipit.

"Kau tau dari mana?"

"Aku kan bilang, aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Cty Ateh
...️...️...️............
goodnovel comment avatar
Chin Nafa
hehehe...suka
goodnovel comment avatar
Partinah Partinah
dr awal mungkin sbnrnya zeen udh suka sama nana tp dia ga jujur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Istri Macam Apa, Nana?

    Part 10 (Istri Macam Apa, Nana?) Pov Reza. **** "Kamu lihat pesta kita, Mas. Nana udah bikin kekacauan di sini. Pesta yang kuimpikan sejak lama hancur karena ulahnya yang kurang kerjaan itu!" Salma berucap sambil mengedarkan pandangan. Sialan Nana. Istri macam apa dia? Bisa-bisanya dia mempermalukan suami dan sahabatnya sendiri. Pesta pernikahanku dan Salma berantakan karena ulahnya. Kami bahkan belum sempat berbulan madu, dan kini sudah ketahuan oleh keluarga besarku. Huft, apes. Aku meringis, menahan perih di sudut bibir. Kuusap sudut bibirku yang robek, ada darah di sana yang masih belum kering. "Ah, jancok!"Lagi-lagi umpatan keluar dari mulutku. Tamparan dari Nana meninggalkan jejak kemerahan yang masih terasa ngilu. Bukan hanya aku, Salma pun turut menjadi amukan Nana. Rona merah masih membekas di pipinya. Aku seperti tidak mengenali Nana. Terlebih Bang Zeen yang terus mengompori Nana. Belum lagi Mama yang membuat mertuaku itu di tangkap polisi. Katanya Ibunya Salma itu p

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Bantai, Bun!

    Part 11 (Bantai, Bun!) Aku mengeratkan pelukanku pada Salma, tanganku bergerak menyelimuti tubuh kami yang polos tanpa sehelai benang pun. Satu menit yang lalu kami baru selesai melakukan hubungan suami istri. Deru napas kami bahkan masih memburu. Peluh membanjiri sekujur tubuhku. Rasanya luar biasa, anggap saja ini sebagai bulan madu, walaupun kenyataannya tidak seperti yang kami berdua harapkan. Jauh-jauh pergi ke Bali mencari ketenangan. Tidak tahunya yang kami dapatkan adalah kehancuran."Mas, rambutku masih bau amis?" tanya Salma lembut. Aku membuka mata, lalu mencium rambutnya. "Masih Yang." Salma merengut kesal. "Udah ya, aku mau mandi dulu.""Nanti pulang dari kantor polisi, aku antar kamu deh ke salon." Mendengar hal itu Salma langsung berbalik badan. Lengkungan tipis terukir di bibirnya. Ia terlihat cantik dan menawan saat ada maunya. "Beneran nih?""Iya, lah, buat kamu apa sih yang gak!""Ah, makasih ya Mas. Jangan lupa jatah bulananku juga. Pokoknya jatahku harus lebi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Bantai, Bun II

    Part 11 (Bantai, Bun II!)Tidak butuh waktu lama, kami tiba di kantor polisi. Pikiranku berkeliaran ke mana-mana. Memikirkan dompetku yang hilang tak ada jejaknya. Belum lagi mertuaku yang kini berada di kantor polisi. Dan janjiku yang akan membawa Salma ke salon selepas dari sini. "Ayo masuk Yang," ajak Salma. Aku menghela napas panjang, merasakan kepalaku ingin pecah. "Kamu ini kenapa sih dari tadi diem terus? Kamu mikirin apa?""Tidak ada yang kupikirkan, ayo masuk. Oya, ponselmu kupinjam.""Ya sudah, kamu bawa saja. Tapi nanti aku belikan yang baru," tutur Salma. Demi membuat hati istriku senang aku mengiyakan permintaannya. "Iya.""Makasih sayang, aku memang tidak salah pilih suami," pujinya. Setelah pembicaraan singkat itu, aku dan Salma melangkah masuk. Kami berdua langsung dikejutkan dengan banyaknya orang yang mengeluh pada polisi. "Saya ini ditipu, dia bilang jual tas branded dengan kualitas terbaik. Tapi apa, setelah tasnya sampai pada saya. Ternyata barangnya jelek!

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Pulang

    Part 12 (Pulang) POV Nana. **** Setelah cukup lama berpikir, dan menimbang ulang keputusanku. Aku pun akhirnya mengutarakannya pada orang tua Mas Reza. Malam ini aku akan kembali ke Surabaya, banyak hal yang akan kuurus nantinya. Termasuk gugatan perceraian dan jual beli rumah. "Aku tahu keputusanku ini menyakiti hati kalian. Tapi maaf, aku bukan perempuan yang berhati lembut, yang memiliki kesabaran seluas samudera. Tanpa mengurangi rasa sayangku pada kalian, aku akan menceraikan Mas Reza, putra kalian," ucapku sambil menatap lekat kedua orang tua Mas Reza. Keputusan yang kubuat sudah bulat. Aku tidak ingin menanam luka yang justru akan melukai diriku sendiri.Sekilas Mama Reni tersenyum, sebuah senyuman yang membuat degup jantungku semakin menggila. Aku sadar, mereka berusaha baik-baik saja di depanku. Di belakang, kita tidak tahu sekuat apa mereka membentengi diri. Pasti rasa kecewa yang mereka rasakan jauh lebih besar dariku."Mama tau itu, udah ketebak sebelum kita datang ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Pulang II

    Part 12 (Pulang II)****Setelah memakan perjalanan yang lumayan lama. Kami pun tiba di bandara. Aku dan Zeen turun dari taksi, sementara itu driver menurunkan koper Zeen yang ada di bagasi."Aku tidak membawa apa-apa, tidak sepertimu.""Ini koper milik Mama,""Di dalamnya juga pasti ada pakaianmu!""Di dalam koper itu juga ada dress merah milikmu." Aku tergagap, lalu menepuk jidatku sendiri. Aku sampai lupa dalam koper itu ada beberapa dress yang Mama belikan. "Sudahlah, aku tidak ingin bertengkar denganmu." Aku mengibaskan rambutku yang tergerai. Lalu berjalan mendahului Zeen yang masih termangu di belakang. "He, pengawal cepatlah. Kita bisa ketinggalan pesawat nanti." Aku berteriak memanggil Zeen. Tidak akan kubiarkan dia membullyku lagi. Aku akan melawannya, bahkan aku tidak akan segan-segan menggigit tangannya. "C'k, aku bukan pengawalmu!" cibir Zeen sambil mendengus kasar. Matanya jelas terpancar amarah."Kau lupa Mama bilang apa, Zeen Mama titip Nana, jaga harta Mama yang p

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Zeen Dan Masa Lalunya

    Part 13 (Zeen Dan Masa Lalunya) POV Zeen. **** Setelah mendarat sekitar satu jam, pesawat akhirnya tiba di tujuan. Aku menoleh ke samping, tanpa bisa kutahan lengkungan tipis tertarik di sudut bibir. Nana menggeliat. Detik kemudian ia mengerjapkan matanya sambil menguap. Menggemaskan. Ia tetap Nana. Milikku yang hanya bisa kujaga dari kejauhan. Sejak dulu aku tak punya keberanian mengutarakan perasaanku. Alhasil aku harus melihatnya bersama pria lain, meski pria itu adikku sendiri. "He, Na, bangun. Kau ingin tidur di sini," bisikku tepat di telinganya. Pupil matanya membesar, ia seketika menatapku garang. Perempuan ini baru bangun tidur bukannya mengumpulkan nyawa malah marah-marah. Walaupun begitu, Nana tetap cantik. Dia perempuan yang kutemui 10 tahun yang lalu. Dan rasa ini masih sama. Masih untuknya. Aku hanya mencintainya. Menunggunya menjadi milikku. Entah sampai kapan."Zeen ... Jangan mulai." Nana memberiku peringatan dengan tampang galaknya. Tidak bisa kujelaskan betapa

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Zeen Dan Masa Lalunya II

    Part 13 (Zeen Dan Masa Lalunya II)****Seberkas cahaya datang dari balik jendela. Silau menerpa kornea mataku. Beberapa kali aku mengerjapkan mata, menyesuaikan cahaya itu dengan Indra penglihatanku. Aku bangun, lalu meregangkan otot-ototku yang terasa kaku. Kusibak selimut, mengenakan sandal lalu berjalan meninggalkan kamar tamu. Aku sampai lupa jika aku menginap di rumah Nana. "Di mana Nana? Kenapa dia tidak membangunkanku?" Aku bermonolog sambil mengayun langkah menaiki tangga. Ini seperti mimpi. Semalam aku tidur nyenyak. Aku menangkap pintu yang sedikit terbuka. Pasti itu kamar Nana dan Reza. Dengan hati-hati aku mendekat, dan mengintip ke dalam ruangan tersebut. Nana, sedang apa dia? Kenapa dia memasukkan pakaian Reza ke dalam koper?Penasaran, aku pun membuka pintu lebar. Suara decitan pintu ini membuat pemilik rumah ini menoleh. "Kau sudah bangun Zeen?""Sedang apa? Mau kau apakan baju-baju itu?" tanyaku melangkah masuk. "Aku akan mengusir adikmu dari rumah ini."Alisk

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Pendam Terus Bang

    Part 14 (Pendam Terus Bang) **** POV Zeen Tiga puluh menit kemudian, mobil yang kukemudikan berhenti di gedung 'Pengadilan Agama.' Setelah mematikan mesin mobil. Aku bersandar pada jok kemudi. Lalu membuang pandangan ke arah Nana yang kini melepas seat belt. Aku mengantarnya. Mau bagaimana lagi, aku tidak tega membiarkannya luntang-lantung sendirian. Alhasil meeting hari ini kuwakilkan pada Haris. Rugi sih, tapi ya sudahlah. Uang masih bisa di cari, kalau Nana jatuh ke pelukan pria lain aku bisa hancur dua kali. Meski begitu aku tetap bahagia mendengar kabar jika ia dan Reza akan bercerai. Walaupun masih dalam proses.Maafkan aku, Za. Untuk kali ini aku akan membantu Nana lepas darimu. Abangmu ini sudah lama menaruh hati pada istrimu. Aku bergumam sembari menyugikan bibir."Tunggu aku di sini, Zeen. Aku tidak akan lama," ucap Nana mencairkan suasana. "Ya."Kulihat beberapa orang lalu lalang, tidak banyak, mungkin mereka staf yang bekerja di sini. Walaupun begitu aku tetap merindin

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15

Bab terbaru

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    ENDING (Sempurnanya Bahagiamu)

    Part 64 (Sempurnanya Bahagiamu) ****Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia kandungan Nana sudah memasuki sembilan bulan. Kata Dokter, seminggu lagi perempuan itu diperkirakan akan melahirkan. Segala keperluan sudah Zeen persiapkan, Zeen juga meminta pada Mamanya untuk menemani Nana saat ia tak ada di rumah. Wanita paruh baya itu sudah sejak semalam tinggal di sana. Sementara sang suami, sesekali datang berkunjung di sela kesibukannya bekerja, dan menemani sang putra yang masih berada di rumah sakit. Reza masih berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. "Ya ampun, Na. Mau ke mana?" Mama Reni tampak terkejut saat mendapati sang menantu berjalan tertatih keluar dari kamar. Buru-buru ia menghampiri Nana, dan memapah menantunya agar tak jatuh. "Mama lagi apa?" tanya Nana. Mereka berdua berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Mama Reni membawa Nana ke sana."Mama lagi bersih-bersih terus lihat kamu, kamu kenapa keluar dari kamar sayang?" Dengan penuh kelembu

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Gendutan Yak?

    Part 63 (Gendutan Yak?)****"Iya, yang itu—ah tidak, jangan yang itu. Yang sampingnya Mang. Sudahlah Mang, lebih baik Mang Kasep turun, biarkan saya sendiri yang manjat." Zeen berujar pada Mang Kasep yang kini berada di atas pohon. Nana yang melihat hal itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Dirinya yang hamil, justru sang suami yang mengidam, morning sickness dan segala macamnya. Sejak kedatangan Ibunya ke rumahnya beberapa hari yang lalu, Nana mulai kembali pada aktivitasnya. Beban yang bersarang pada pundaknya perlahan berangsur hilang. Ia mulai menikmati hidupnya. Toh sekarang hidupnya sudah lengkap dengan keberadaan Zeen dan tentunya dengan kehadiran sang buah hati yang masih mereka nantikan."Tapi Tuan," keluh Mang Kasep. Lelaki itu menunduk, menatap Tuannya."Saya bilang turun, Mang. Biarkan saya sendiri yang ambil." Sambil mendengkus Zeen menjawab perkataan Mang Kasep. Tanpa menunggu perintah dua kali, Mang Kasep segera turun. "Biarkan Mang, Ibu hamil satu ini memang aktif," c

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Damai

    Part 62 (Damai)****Matahari semakin turun ke perut bumi. Gelap mengiringi, dan angin malam mulai berhembus pelan memasuki ruangan bernuansa putih itu. Reza merasakan hawa di sekitarnya mulai dingin. Ia merapatkan selimut, mengigit ujung bibir menahan nyeri dalam hati. Entah perasaan apa ini? Hanya rasa sesak yang menguasai hatinya. Ia telah terbelenggu oleh rasa bersalah yang ternyata semakin hari, semakin menjadi-jadi. Rasa yang tak mungkin bisa lagi ia ulang. Untuk ikhlas pun rasanya berat. Huft. Tarikan napas berat Reza ambil."Reza ..."Mendengar namanya dipanggil, lelaki berambut hitam itu segera menyudahi lamunan, ditatap kembali wajah sendu Mamanya dari balik layar ponselnya. Dirinya merasa menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Ia telah membuang berlian, dan menukarnya dengan bongkahan batu. Dan parahnya, berlian yang ia buang itu telah dipungut oleh orang yang tepat. "Kamu kenapa? Are you okey?""Nana hamil Ma?" tanya Reza. Ia mati-matian menahan gelombang yang menghimpi

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Baby Twins?

    Part 61 (Baby Twins?)****"Nana, bagaimana kabarmu? Kamu nyaman kan tinggal bersama Zeen? Apa Zeen memperlakukanmu dengan baik?" tanya Mama Reni melalui sambungan telepon. Wanita itu sungguh merindukan menantunya. Setelah Zeen memboyong Nana pergi rumahnya tampak sepi. "Kabarku baik Ma, hanya saja ada sedikit masalah. Zeen memperlakukanku dengan baik. Bagaimana kabar Mama?" jawab Nana pelan. Ia berlari berbirit-birit ke kamar mandi saat mendengar suara rintihan. Dengan kasar Nana membuka pintu, dan langsung menemukan Zeen yang membungkuk di wastafel."C'k, menyusahkan. Sudah berapa kali kukatakan, kau ini butuh ke Dokter. Jangan nakal bisa tidak, seharian ini kau terus saja memuntahkan isi perutku, membuatku repot mengurusmu," cerocos Nana. Ia menaruh benda pipih itu di dekat telinga dan menghimpitnya dengan pundak. Lalu dengan sedikit kasar ia mulai memijat tengkuk Zeen. Nana benar-benar dibuat geram. Pasalnya seharian ini Zeen terus saja muntah-muntah. Bahkan pria itu berkali-kal

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Ck, Rujak?

    Part 60 (Ck, Rujak?) **** Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui celah jendela. Cahaya keemasan itu tak terasa menerpa wajah Nana, seketika ia menggeliat. Ia meraba sisi kanan yang ternyata sudah kosong. Di mana Zeen? tanya Nana dalam hati. Nana melenguh pelan, ia mulai membuka mata, dan mengedarkan pandangannya pada kamar bernuansa hitam ini. Ia mencari keberadaan suaminya. Membuat benaknya bertanya-tanya. Tidak biasanya Zeen pergi kerja tanpa pamitan padanya. Terlebih ia meninggal Nana yang masih ingin bermanja-manja dengannya. "Zeen," panggil Nana setengah berteriak. Ia masih bergulat dalam selimut. Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Dengan malas Nana bangun, ia bersandar pada kepala ranjang sambil mengucek matanya. Semalam setelah pulang dari rumah sakit, mereka berdua menghabiskan malam panjang dan panas. "Zeen ..." Lagi-lagi Nana memanggil nama suaminya. Nihil, tak terdengar sahutan. Hanya keheningan yang perempuan itu rasakan. Kamarnya sunyi, sepertiny

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Talak & Pencerahan

    Part 59 (Talak & Pencerahan)****"Pergi kamu dari sini!" pekik Abraham marah. Setelah semuanya beres, ia segera menurunkan koper Ira, dan membawanya keluar. Membuat wanita itu seketika panik.12 tahun bersama, ini kali pertamanya lelaki itu bersikap seperti ini padanya. Abraham tidak pernah marah sampai sebesar ini, dan mengusirnya begitu saja. Seperti yang terjadi sore ini. Hal itu tentu membuatnya kelimpungan. Dan tak tahu harus berbuat apa demi meredam emosi suaminya. "Kamu dengarkan aku dulu, Mas!" Ira berucap seraya menyusul suaminya, berulang kali ia mencoba menyentuh lengan Abraham. Namun, dengan cepat lelaki berambut hitam itu menepisnya. Amarah telah menguasai dirinya. Tak ada kata penjelasan, bagi lelaki itu semuanya sudah jelas. "Tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas! Kamu sudah mengkhianati pernikahan kita!""Itu sudah lama!" sanggah Ira. Abraham mengayun langkah cepat menuruni tangga. Ia melempar koper itu setibanya di teras rumah. "Pergi!""Mas, aku

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Enyah Kau Dari Hadapanku

    Part 58 (Enyah Kau Dari Hadapanku!)****Pov Author"Keterlaluan kamu Ira! Aku tak habis pikir denganmu. Apa yang kamu lakukan ini membuatku kecewa!" tutur Abraham, ia marah pada istrinya. Pria berambut hitam itu membanting pintu mobilnya kasar. Lalu berderap memasuki rumah. Tampak gurat kekecewaan menghiasi wajahnya. "Aku bisa jelaskan!""Mas, dengarkan aku dulu! Aku punya alasan. Kamu tidak bisa dong bersikap seperti ini. Dan menyimpulkannya langsung!""Mas Ham!" panggil Ira, wanita itu terus berucap sampai suaminya mau berhenti, dan mendengarkannya."Apa yang ingin kamu jelaskan! 12 tahun, 12 tahun Ira kamu membohongiku. Ibu macam apa kamu ini! Aku benar-benar tak habis pikir, kamu tega membuang anakmu sendiri! Apa yang kamu pikirkan saat itu, hah!" lanjut Abraham. Dadanya bergemuruh hebat, sesampainya di rumah mereka justru bertengkar hebat. Ira Pratiwi, wanita yang sudah 12 tahun ini mendampinginya. Begitu tega Ira membodohinya. Teringat tatapan perempuan itu, membuat Abraham m

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Keterlaluan Kamu Ira!

    Part 57 (Keterlaluan Kamu Ira!)****"Mas Ham ...." Dengan cepat Bu Ira menghampiri suaminya, setiap gerak-geriknya tak luput dari perhatianku. Ia belum menyadari keberadaanku. Tak ada penyesalan di matanya. Setelah bertahun-tahun ia menelantarkan Nana, tidak ada sedikitpun rasa bersalah itu tampak. Ya Tuhan, manusia seperti apa Bu Ira ini? Darah dagingnya sendiri seperti tak berarti.Kulihat Pak Abraham mematung, lelaki berperawakan tinggi serta berperut buncit itu tampak sedang bergelut dengan pikirannya sendiri. Kalian pernah mendengar peribahasa seperti ini, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ini kesempatan bagus bagiku untuk membongkar kebusukan Bu Ira. Pasti Pak Abraham akan kecewa dan menyayangkan sikap Bu Ira yang semena-mena pada putrinya. Terlebih dengan kejamnya, Bu Ira mengatakan Nana yang masih hidup itu mati. "Mas, kok kamu berdiri di situ bukannya nyamperin aku?" tanya Bu Ira. Pak Abraham melirikku. Bertanya, atau menelan berita mentah-mentah itu pili

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Istrimu Itu?

    Part 56 (Istrimu Itu?)****Pov ZeenBaru semalam Nana dipeluk Ayahnya, dan kini tubuh itu telah menyatu dengan tanah. Kenapa secepat ini? Bahkan di saat istriku baru saja merasakan kasih sayang Ayahnya. Bulir-bulir bening terus mengalir dari pelupuk mata Nana. Tak bisa kujelaskan bagaimana hancurnya ia sekarang. Nana selalu berharap dapat mengabiskan waktu bersama dengan Ayahnya. Mengabadikannya menjadi momen indah. Memang Tuhan mengabulkannya, tapi sayang hanya beberapa menit. Setelah itu Nana benar-benar kehilangan. Sosok yang harusnya jadi panutan, yang bisa menjaganya, melindunginya, menyayanginya tanpa jeda, ternyata menjadi orang yang paling kejam dalam memberinya derita. Ketika Idro menyadari perbuatannya, Tuhan langsung mengambilnya. Padahal Idro belum merasakan seujung kuku penderitaan Nana. Tapi mau bagaimana lagi, takdir tidak ada yang tahu. Kematian itu pasti, masa depan kita ya berpulang pada Tuhan. "Ayah, Ma, Ayahku pergi, Ma. Aku baru memeluknya sebentar tadi malam,

DMCA.com Protection Status