Share

Berjalan Mulus!

Penulis: ikan kodok
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-05 19:31:47

Part 43 (Berjalan Mulus!)

****

[Jangan minum kopi itu kalau kamu tidak mau berakhir dengan sampah.]

Kukirim pesan itu pada Haris, mewanti-wanti agar dia tidak meminum kopi yang dipesankan Salma. Aku menyuruhnya untuk mengelabuhi perempuan tersebut. Berharap, semesta berpihak pada rencanaku.

Alih-alih akan curiga, Salma justru bersikap manja, dan sesekali mencoba menggoda Haris dengan tatapan genitnya. Pasti Salma berpikir pria yang ada di depannya itu adalah Zeen Atarik.

Bermodal Cctv yang ada di kafe ini aku memantau Haris dan Salma. Ex, dan Pak Sam berjaga di hotel BMI. Mereka belum memberiku kabar mengenai Idro. Pasti Idro akan datang lebih dulu ke sana. Lagi pula hotel itu sudah dikepung polisi. Idro tidak akan bisa kabur setelah terjebak di sana.

Banyak hal yang Salma bicarakan, perempuan itu mencoba mencairkan suasana. Sesekali Haris menanggapinya dengan anggukan kepala. Pria itu tidak berani melepas masker.

Dari tatapannya, bisa kulihat Haris sudah muak dengan sandiwara Sal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Penyesalan Ini Terlambat!

    Part 44 (Penyesalan Ini Terlambat!)****POV Reza. Dahiku membentuk sebuah kerutan. Ini sudah keenam kalinya aku mencoba menghubungi Salma. Namun, selalu berada di luar jangkauan. Aku khawatir terjadi sesuatu padanya. Kucoba lagi telepon Salma, siapa tahu kali ini terhubung. "Nomor yang ada tuju sedang berada di luar jangkauan. Silakan hubungi beberapa saat lagi." Lagi-lagi suara operator yang kudengar. Sejak kemarin sore sampai pagi ini tidak ada tanda-tanda Salma akan pulang, minimal, memberiku kabar. Aku mendesah panjang, meratapi nasibku yang malang. Entah sampai kapan aku bisa mempertahankan rumah tanggaku ini. Cinta yang dulu menggebu, kini nyatanya telah luntur. Tak lagi kurasakan getaran itu setiap kali berada di dekatnya. Semuanya terasa hampar.Apa yang terjadi padaku, apa aku telah menyesal? Sejenak kupejamkan mata, detik berikutnya bayang-bayang Nana sudah menari di benak ini. Aku telah terjebak dalam rasa bersalah, hingga yang kurasakan hanya kepedihan yang bagai para

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Sah!

    Part 45 (Sah!)****Pov Zeen"Kupikir tadi kamu bakalan rujuk sama Reza." Mendengar ucapanku, Nana seketika menoleh. Kami berjalan meninggalkan butik usai selesai fitting baju pengantin. Tak dapat kupungkiri, kejadian beberapa jam yang lalu sungguh mengusik benak ini. Ada keraguan yang coba kutepis jauh-jauh kala ingatan itu terus menghantuiku."Kamu cemburu? Atau—" Nana mengantungkan ucapannya kala mendapatiku mencibik tidak suka. "Aku tidak cemburu," potongku cepat. Dari samping kulihat ia tersenyum tipis, sangat tipis, aku hanya takut patah hati lagi dan tidak tahu caranya bangkit."Zeen."Aku berhenti, dengan pelan Nana memutar tubuhku. Sentuhannya pada lenganku berhasil membuat jantung ini berdetak lambat. "Kau mencintaiku?" Kesekian kalinya pertanyaan itu terlontar dari mulutku. Nana dan Reza sudah berumah tangga selama hampir tiga tahun. Banyak hal yang mereka lalui berdua. Tidak mudah bagi Nana melupakannya, dan kini ia membuka hatinya untukku. Untuk pria yang ia temui di m

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Hancur Sampai Ke Tulang!

    Part 46 (Hancur Sampai Ke Tulang!)****POV Reza.Para tamu undangan tampak antusias mencicipi hidangan yang sudah disediakan. Berbeda denganku, sedikitpun aku tidak bisa melepaskan tatapan mataku dari Nana, perempuan berparas cantik itu kini telah resmi menjadi istri Abangku. Tampak keduanya terlihat bahagia. Senyum mengembang terus terpancar di wajah mereka. Hidupku terasa berhenti berputar, langit dan bumi serasa menimpa kepalaku. Rasa penyesalan yang kurasakan ini tak kunjung surut. Yang ada, semakin hari semakin menjadi-jadi. Berkembang menjadi parasit yang menyiksaku dalam kerinduan yang tak terobati.Kukira dengan belajar mencintai Salma. Aku akan dengan mudah melupakan Nana. Tapi itu dusta, kenyataannya aku terlambat menyadari kesalahanku. Saat semuanya sudah berakhir, aku justru baru sadar. Betapa berharganya Nana dalam hidupku. Apa yang kurasakan ini, adalah akibat dari perbuatanku sendiri. Tanpa aba-aba air mata jatuh membasahi pipi, tidak sanggup lagi kubendung kesedihan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Melebur Menjadi Satu

    Part 47 (Melebur Menjadi Satu)****POV NanaTak terasa waktu begitu cepat berlalu, matahari pun sudah bergulir ke ufuk barat, dan diganti dengan rembulan. Dinginnya udara malam terasa menusuk tulang. Zeen menggendongku ala bridal style, membawaku masuk ke dalam kamar hotel. Setelah itu, ia menendang pintu sampai tertutup. Ah, entahlah, melihat tatapan matanya aku menemukan cinta di sana. Aku memekik kaget, saat Zeen dengan tiba-tiba menghempaskan tubuh kecilku ke ranjang. Aku melototinya tidak terima. "Aku bukan barang yang bisa kau hempaskan, Zeen. Aku ini istrimu, apa tidak ada cara yang lebih halus menurunkanku," ujarku mengerucutkan bibir."Aku tidak akan mengulanginya lagi, tadi kulihat kakimu lecet."Aku mengerutkan kening. Zeen berjalan ke arah ranjang, ia menyeringai tipis membuatku beringsut mundur. Sulit sekali kutebak kepribadiannya. Ia bisa berubah dingin, dan judes dalam hitungan detik. "Kau mau apa?" tanyaku gugup. Aku menelan ludah kasar membahasi tenggorokanku y

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Telepon Dari Papa!

    Part 48 (Telepon Dari Papa!)****Mentari sudah menampakkan diri. Cahayanya yang berwarna keemasan itu menerobos masuk melalui celah-celah jendela kamar bernuansa putih ini. Udara yang terasa sejuk membuatku dan Zeen masih bergelut dalam selimut. Akibat perbuatannya semalam seluruh tubuhku kini terasa remuk. "Banana, ayo bangun, ini sudah pagi," bisik Zeen di telingaku. Aku melenguh pelan, kemudian memeluk lengan kekarnya. Mata ini enggan terbuka, meski sinar mentari terasa menerpa wajahku. "Sayang," panggil Zeen, ia membisikkan kata-kata bualan yang membuatku ingin mual. Aku tak pernah bosan mengatakan bahwa aku berutung memilikinya. "Aku tahu ini sudah pagi, tapi aku masih mengantuk, baby."Aku mengerucutkan bibir, kemudian menarik selimut yang menutupi tubuh polosku."Mandi dulu, baru itu kembali tidur.""Malas," jawabku membuatnya mencibik. "C'k, kau ini, buruan bangun."Zeen bersandar pada ranjang, tangannya terangkat mengusap lembut rambutku. Beberapa kali ia mendaratkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Aku Bukan Saudaramu!

    Part 49 (Aku Bukan Saudaramu!)****"Jangan bicara seperti itu Reza, Mama sayang sama kamu. Kamu anak Mama Nak!""Ah Basi! Apa yang keluar dari mulut kalian itu omong kosong! Apa salahku sampai kalian tega membohongiku!""Orang tua macam apa kalian ini, hah! Kalian telah menyembunyikan hal sebesar ini dariku!" Segera Zeen membuka pintu tatkala mendengar suara keributan dari dalam rumah. Kami baru tiba beberapa menit yang lalu, dan langsung dikejutkan dengan suara teriakan Mas Reza yang menggelegar. Pintu dibuka lebar, aku seketika terperangah melihat kondisi rumah yang berantakan. Serpihan kaca berserakan di mana-mana, belum lagi Mama yang tampak ketakutan. Apa yang Mas Reza lakukan pada kedua orang tuanya?"Jawab pertanyaanku, kenapa kalian berdua tega melakukan hal ini, kenapa kalian malah diam saja hah!" Suara Mas Reza melengking tinggi. Kakiku mendadak sulit digerakkan, aku terpaku di depan pintu dengan pikiran yang bercabang. Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di benakku.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Tragedi Menuju Karma!

    Part 50 (Tragedi Menuju Karma!)****POV SalmaRasa benci yang tak pernah tumbuh, kini telah bersarang dalam hatiku. Aku sendiri tidak tahu mengapa aku begitu membenci Nana, banyak hal yang tak kusukai darinya, menurutku perempuan itu munafik. Sok baik, sok kuat. Dan satu lagi yang membuatku begitu muak padanya. Ia selalu saja dikelilingi oleh orang-orang baik yang menyayanginya. Berbeda denganku, aku acap kali dicap buruk. Apalagi dengan pekerjaanku sehari-hari sebagai kupu-kupu malam.Kala itu Om Idro datang ke rumahku, lelaki paruh baya itu menawarkan pekerjaan dengan upah yang menggeliurkan. Siapa yang tak tergoda, hanya cukup dengan menggoda suami Nana. Aku bisa mendapatkan uang miliyar. Dan uang itu sudah habis kugunakan foya-foya bersama Ibu."Salma, bagaimana, kamu sudah sewa pengacara belum buat bantu Ibu? Dari kemarin kok suruh Ibu sabar terus?" Lamunanku seketika buyar, suara Ibu membuatku kembali tersandar. Ia menghubungiku sambil marah-marah tidak jelas. "Belum, Bu,""Ap

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Karma Untuk Salma!

    Part 51 (Karma Untuk Salma!)****Perlahan aku membuka mata, dan mulai mengerjapkan mataku. Gelap, itulah yang pertama kali kurasakan. Tidak ada cahaya di tempat ini. Di mana aku sekarang? Kepalaku terasa sakit, perasaanku mulai tak enak, jantung ini terasa berpacu lebih cepat. Bau obat-obatan terasa begitu mendominasi Indra penciumanku. Aku mengedarkan pandangan. Hasilnya masih sama, gelap. Meski sudah kuulang berkali-kali. Tunggu ... Sepertinya ada yang tidak beres denganku.Kenapa aku tidak bisa melihat?Berbagai pertanyaan langsung muncul dibenakku. Kupejamkan mata, kemudian kembali membukanya. Dan nihil, hanya kegelapan yang dapat kurasakan. Kenapa tidak ada cahaya di tempat ini. Apa listrik sedang padam? Aku terus menelan Saliva, merasakan sesuatu yang mengganjal di tenggorokan, tidak kutemukan orang lain selain diriku. Aku sedang berbaring di mana?Aku mengingat betul kejadian sore itu, saat aku dan Mas Reza berada di dalam mobil. Hujan deras mengguyur kota. Aku mengendarai

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-10

Bab terbaru

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    ENDING (Sempurnanya Bahagiamu)

    Part 64 (Sempurnanya Bahagiamu) ****Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia kandungan Nana sudah memasuki sembilan bulan. Kata Dokter, seminggu lagi perempuan itu diperkirakan akan melahirkan. Segala keperluan sudah Zeen persiapkan, Zeen juga meminta pada Mamanya untuk menemani Nana saat ia tak ada di rumah. Wanita paruh baya itu sudah sejak semalam tinggal di sana. Sementara sang suami, sesekali datang berkunjung di sela kesibukannya bekerja, dan menemani sang putra yang masih berada di rumah sakit. Reza masih berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. "Ya ampun, Na. Mau ke mana?" Mama Reni tampak terkejut saat mendapati sang menantu berjalan tertatih keluar dari kamar. Buru-buru ia menghampiri Nana, dan memapah menantunya agar tak jatuh. "Mama lagi apa?" tanya Nana. Mereka berdua berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Mama Reni membawa Nana ke sana."Mama lagi bersih-bersih terus lihat kamu, kamu kenapa keluar dari kamar sayang?" Dengan penuh kelembu

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Gendutan Yak?

    Part 63 (Gendutan Yak?)****"Iya, yang itu—ah tidak, jangan yang itu. Yang sampingnya Mang. Sudahlah Mang, lebih baik Mang Kasep turun, biarkan saya sendiri yang manjat." Zeen berujar pada Mang Kasep yang kini berada di atas pohon. Nana yang melihat hal itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Dirinya yang hamil, justru sang suami yang mengidam, morning sickness dan segala macamnya. Sejak kedatangan Ibunya ke rumahnya beberapa hari yang lalu, Nana mulai kembali pada aktivitasnya. Beban yang bersarang pada pundaknya perlahan berangsur hilang. Ia mulai menikmati hidupnya. Toh sekarang hidupnya sudah lengkap dengan keberadaan Zeen dan tentunya dengan kehadiran sang buah hati yang masih mereka nantikan."Tapi Tuan," keluh Mang Kasep. Lelaki itu menunduk, menatap Tuannya."Saya bilang turun, Mang. Biarkan saya sendiri yang ambil." Sambil mendengkus Zeen menjawab perkataan Mang Kasep. Tanpa menunggu perintah dua kali, Mang Kasep segera turun. "Biarkan Mang, Ibu hamil satu ini memang aktif," c

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Damai

    Part 62 (Damai)****Matahari semakin turun ke perut bumi. Gelap mengiringi, dan angin malam mulai berhembus pelan memasuki ruangan bernuansa putih itu. Reza merasakan hawa di sekitarnya mulai dingin. Ia merapatkan selimut, mengigit ujung bibir menahan nyeri dalam hati. Entah perasaan apa ini? Hanya rasa sesak yang menguasai hatinya. Ia telah terbelenggu oleh rasa bersalah yang ternyata semakin hari, semakin menjadi-jadi. Rasa yang tak mungkin bisa lagi ia ulang. Untuk ikhlas pun rasanya berat. Huft. Tarikan napas berat Reza ambil."Reza ..."Mendengar namanya dipanggil, lelaki berambut hitam itu segera menyudahi lamunan, ditatap kembali wajah sendu Mamanya dari balik layar ponselnya. Dirinya merasa menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Ia telah membuang berlian, dan menukarnya dengan bongkahan batu. Dan parahnya, berlian yang ia buang itu telah dipungut oleh orang yang tepat. "Kamu kenapa? Are you okey?""Nana hamil Ma?" tanya Reza. Ia mati-matian menahan gelombang yang menghimpi

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Baby Twins?

    Part 61 (Baby Twins?)****"Nana, bagaimana kabarmu? Kamu nyaman kan tinggal bersama Zeen? Apa Zeen memperlakukanmu dengan baik?" tanya Mama Reni melalui sambungan telepon. Wanita itu sungguh merindukan menantunya. Setelah Zeen memboyong Nana pergi rumahnya tampak sepi. "Kabarku baik Ma, hanya saja ada sedikit masalah. Zeen memperlakukanku dengan baik. Bagaimana kabar Mama?" jawab Nana pelan. Ia berlari berbirit-birit ke kamar mandi saat mendengar suara rintihan. Dengan kasar Nana membuka pintu, dan langsung menemukan Zeen yang membungkuk di wastafel."C'k, menyusahkan. Sudah berapa kali kukatakan, kau ini butuh ke Dokter. Jangan nakal bisa tidak, seharian ini kau terus saja memuntahkan isi perutku, membuatku repot mengurusmu," cerocos Nana. Ia menaruh benda pipih itu di dekat telinga dan menghimpitnya dengan pundak. Lalu dengan sedikit kasar ia mulai memijat tengkuk Zeen. Nana benar-benar dibuat geram. Pasalnya seharian ini Zeen terus saja muntah-muntah. Bahkan pria itu berkali-kal

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Ck, Rujak?

    Part 60 (Ck, Rujak?) **** Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui celah jendela. Cahaya keemasan itu tak terasa menerpa wajah Nana, seketika ia menggeliat. Ia meraba sisi kanan yang ternyata sudah kosong. Di mana Zeen? tanya Nana dalam hati. Nana melenguh pelan, ia mulai membuka mata, dan mengedarkan pandangannya pada kamar bernuansa hitam ini. Ia mencari keberadaan suaminya. Membuat benaknya bertanya-tanya. Tidak biasanya Zeen pergi kerja tanpa pamitan padanya. Terlebih ia meninggal Nana yang masih ingin bermanja-manja dengannya. "Zeen," panggil Nana setengah berteriak. Ia masih bergulat dalam selimut. Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Dengan malas Nana bangun, ia bersandar pada kepala ranjang sambil mengucek matanya. Semalam setelah pulang dari rumah sakit, mereka berdua menghabiskan malam panjang dan panas. "Zeen ..." Lagi-lagi Nana memanggil nama suaminya. Nihil, tak terdengar sahutan. Hanya keheningan yang perempuan itu rasakan. Kamarnya sunyi, sepertiny

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Talak & Pencerahan

    Part 59 (Talak & Pencerahan)****"Pergi kamu dari sini!" pekik Abraham marah. Setelah semuanya beres, ia segera menurunkan koper Ira, dan membawanya keluar. Membuat wanita itu seketika panik.12 tahun bersama, ini kali pertamanya lelaki itu bersikap seperti ini padanya. Abraham tidak pernah marah sampai sebesar ini, dan mengusirnya begitu saja. Seperti yang terjadi sore ini. Hal itu tentu membuatnya kelimpungan. Dan tak tahu harus berbuat apa demi meredam emosi suaminya. "Kamu dengarkan aku dulu, Mas!" Ira berucap seraya menyusul suaminya, berulang kali ia mencoba menyentuh lengan Abraham. Namun, dengan cepat lelaki berambut hitam itu menepisnya. Amarah telah menguasai dirinya. Tak ada kata penjelasan, bagi lelaki itu semuanya sudah jelas. "Tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas! Kamu sudah mengkhianati pernikahan kita!""Itu sudah lama!" sanggah Ira. Abraham mengayun langkah cepat menuruni tangga. Ia melempar koper itu setibanya di teras rumah. "Pergi!""Mas, aku

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Enyah Kau Dari Hadapanku

    Part 58 (Enyah Kau Dari Hadapanku!)****Pov Author"Keterlaluan kamu Ira! Aku tak habis pikir denganmu. Apa yang kamu lakukan ini membuatku kecewa!" tutur Abraham, ia marah pada istrinya. Pria berambut hitam itu membanting pintu mobilnya kasar. Lalu berderap memasuki rumah. Tampak gurat kekecewaan menghiasi wajahnya. "Aku bisa jelaskan!""Mas, dengarkan aku dulu! Aku punya alasan. Kamu tidak bisa dong bersikap seperti ini. Dan menyimpulkannya langsung!""Mas Ham!" panggil Ira, wanita itu terus berucap sampai suaminya mau berhenti, dan mendengarkannya."Apa yang ingin kamu jelaskan! 12 tahun, 12 tahun Ira kamu membohongiku. Ibu macam apa kamu ini! Aku benar-benar tak habis pikir, kamu tega membuang anakmu sendiri! Apa yang kamu pikirkan saat itu, hah!" lanjut Abraham. Dadanya bergemuruh hebat, sesampainya di rumah mereka justru bertengkar hebat. Ira Pratiwi, wanita yang sudah 12 tahun ini mendampinginya. Begitu tega Ira membodohinya. Teringat tatapan perempuan itu, membuat Abraham m

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Keterlaluan Kamu Ira!

    Part 57 (Keterlaluan Kamu Ira!)****"Mas Ham ...." Dengan cepat Bu Ira menghampiri suaminya, setiap gerak-geriknya tak luput dari perhatianku. Ia belum menyadari keberadaanku. Tak ada penyesalan di matanya. Setelah bertahun-tahun ia menelantarkan Nana, tidak ada sedikitpun rasa bersalah itu tampak. Ya Tuhan, manusia seperti apa Bu Ira ini? Darah dagingnya sendiri seperti tak berarti.Kulihat Pak Abraham mematung, lelaki berperawakan tinggi serta berperut buncit itu tampak sedang bergelut dengan pikirannya sendiri. Kalian pernah mendengar peribahasa seperti ini, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ini kesempatan bagus bagiku untuk membongkar kebusukan Bu Ira. Pasti Pak Abraham akan kecewa dan menyayangkan sikap Bu Ira yang semena-mena pada putrinya. Terlebih dengan kejamnya, Bu Ira mengatakan Nana yang masih hidup itu mati. "Mas, kok kamu berdiri di situ bukannya nyamperin aku?" tanya Bu Ira. Pak Abraham melirikku. Bertanya, atau menelan berita mentah-mentah itu pili

  • Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri    Istrimu Itu?

    Part 56 (Istrimu Itu?)****Pov ZeenBaru semalam Nana dipeluk Ayahnya, dan kini tubuh itu telah menyatu dengan tanah. Kenapa secepat ini? Bahkan di saat istriku baru saja merasakan kasih sayang Ayahnya. Bulir-bulir bening terus mengalir dari pelupuk mata Nana. Tak bisa kujelaskan bagaimana hancurnya ia sekarang. Nana selalu berharap dapat mengabiskan waktu bersama dengan Ayahnya. Mengabadikannya menjadi momen indah. Memang Tuhan mengabulkannya, tapi sayang hanya beberapa menit. Setelah itu Nana benar-benar kehilangan. Sosok yang harusnya jadi panutan, yang bisa menjaganya, melindunginya, menyayanginya tanpa jeda, ternyata menjadi orang yang paling kejam dalam memberinya derita. Ketika Idro menyadari perbuatannya, Tuhan langsung mengambilnya. Padahal Idro belum merasakan seujung kuku penderitaan Nana. Tapi mau bagaimana lagi, takdir tidak ada yang tahu. Kematian itu pasti, masa depan kita ya berpulang pada Tuhan. "Ayah, Ma, Ayahku pergi, Ma. Aku baru memeluknya sebentar tadi malam,

DMCA.com Protection Status