Share

Bab 2

Author: Mayang indah
last update Last Updated: 2025-01-28 16:42:38

Salma pun segera mematikan panggilan video dan berjalan beberapa langkah untuk menanyakan apa yang terjadi. Namun, belum sempat bertanya, perempuan yang berprofesi sebagai perawat menghalanginya sambil menutup pintu ruangan dan berkata,

"Mba, tunggu di luar. Kami akan berusaha semampu kami."

Salma tertegun. Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Ia merasa menyesal karena menuruti permintaan Dania untuk tidak memberitahu siapa pun.

---

"Loh, kok mati teleponnya?" Raihan terheran melihat layar ponsel, yang semula sedang video call tiba-tiba mati begitu saja.

"Sini, sayang. Ante lihat dulu, kenapa ya kok dimatiin?" bujuk Meli, sahabat Dania yang dimintai tolong untuk menjaga anak-anaknya sementara waktu.

"Iya, Ante."

Meli terlihat mengetik pesan singkat ke kontak bernama Salma.

[Salma, kenapa? Kok dimatikan? Apa yang sebenarnya terjadi?]

Tak butuh waktu lama, ia mengirim pesan tersebut, dan Salma langsung membalasnya.

[Aku juga nggak begitu ngerti. Tadi lampu urgent di ruang operasi tiba-tiba bunyi. Terus ada dokter tambahan dan perawat yang datang. Baru mau nanya, tapi aku disuruh nunggu di luar dulu. Mereka bilang akan berusaha semampu mereka, Kak.]

Wajah Meli pun seketika berubah. Syok dan sedih hingga tanpa sadar meneteskan beberapa air mata yang segera dihapusnya. Tapi ia tidak mau menunjukkan perasaannya di depan anak-anak Dania karena pasti mereka akan bertanya.

[Ya Allah. Ya sudah, kamu tunggu di situ, ya. Kalau ada apa-apa, kabarin aku.]

Dengan raut wajah sedih dan syok, Meli berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya agar tidak ketahuan bahwa ia baru saja mendapatkan kabar buruk tentang Dania. Setelah itu, ia kembali menemani Raihan dan Hafiz tidur siang.

Saat anak-anak ganteng itu sudah tertidur, Meli langsung menghubungi Salma, karena sedari tadi tidak ada telepon atau pesan yang diterimanya. Namun, teleponnya tidak diangkat. Kekhawatirannya semakin menjadi-jadi.

"Ya ampun, kok nggak diangkat si Salma. Gimana ya keadaan Dania sekarang," gerutunya.

Dengan terpaksa, Meli menghubungi Rizal, suami Dania. Ia mencari kontak bernama Rizal di ponsel miliknya yang sebelumnya sempat ia minta dari Salma.

"Tuuuuutttt..."

"Tuuuuutttt..."

"Kemana lagi nih Rizal. Udah tahu lagi urgent gini, dihubungin malah susah!" umpatnya sambil terus mencoba menelepon Rizal. Namun, tidak ada jawaban sama sekali. Hingga belasan kali mencoba, tak ada respons sedikit pun darinya.

Tiba-tiba saja ponsel Meli berbunyi. Ternyata Salma yang menghubunginya.

"Halo, Sal. Gimana?" tanyanya tergesa-gesa.

"Iya, Kak. Maaf aku baru ngabarin. Kak Dania udah selesai dioperasi. Sekarang keadaannya udah membaik."

"Alhamdulillah. Terus bayinya gimana? Sehat, kan?"

"Ba... bayi... bayinya..." Suara Salma terdengar bergetar seperti menahan tangis.

"Salma, bayinya gimana?"

"Bayinya nggak selamat, Kak. Bayinya Kak Dania meninggal."

"Innalillahi... Ya Allah. Ya sudah, aku kesana, ya. Kamu jangan lupa hubungi keluarga yang lain."

Meli menangis sejadi-jadinya, mengingat perjalanan hidup orang terdekatnya itu.

Meli adalah sahabat Dania. Awalnya, mereka bertemu saat duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mereka berteman sangat dekat hingga detik ini. Dania begitu percaya padanya, karena sejak SMK, setiap Dania bercerita atau mengadu, tidak pernah ada satu pun yang bocor ke telinga orang lain. Selain itu, setelah ditelusuri, ternyata mereka masih memiliki hubungan saudara jauh. Hubungan mereka semakin akrab, hingga Dania selalu mempercayakan apa pun padanya, termasuk menjaga anak-anaknya.

Meli belum menikah. Ia baru saja menyelesaikan pendidikan kuliah setahun lalu dan kini bekerja di perusahaan swasta. Saat diminta menjaga anak-anak Dania, ia pun mengiyakan dan mengambil cuti untuk hari itu serta beberapa hari ke depan.

Ponsel Meli berdering. Nama Rizal tertera di layar.

"Halo, ini siapa?"

"Halo, Zal. Ini gue, Meli. Lo ke mana aja? Dari tadi dihubungin susahnya setengah mampus," jawab Meli dengan nada kesal.

"Lah, gue kerja. Kenapa emang? Lagian lo kalau mau nelpon Dania ya ke nomor Dania aja. Dania juga dari tadi nelponin gue mulu. Ribetin aja, udah tahu gue kerja."

"Hah! Pantes, ya. Pantes Dania bilang kalau nggak usah hubungin siapa pun tadi. Toh suaminya sendiri aja nggak khawatirin dia. Gila lo!"

"Maksud lo apaan, ya?" Suara Rizal terdengar heran.

"Lo mikir nggak? Istri lo lagi hamil! Lo mikir nggak kalau dia bakal ada di satu waktu yang urgent? Dania sekarang ada di rumah sakit. Dia abis disesar!"

"Kok bisa? Kok nggak ada yang ngabarin gue? Nggak ada yang anggep gue suaminya Dania? Makanya nggak ada yang ngabarin gue?"

Tuut... tuut... tuut...

Meli mematikan sambungan teleponnya. Ia bersiap menuju rumah sakit tempat Dania dirawat.

Meli tidak menyangka Dania harus mendapatkan laki-laki seperti Rizal. Andai saja dulu Dania mendengarkan nasihatnya, pasti ia tidak akan mengalami perlakuan acuh seperti ini.

"Sial banget kamu, Dan. Dapet suami macam Rizal. Seandainya dulu kamu mau dengerin masukan aku, pasti kamu nggak akan merasakan hal seperti ini. Emang semua laki-laki sama aja," gumamnya dalam hati.

Related chapters

  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 3

    Rizal heran, apa yang sebenarnya terjadi pada Dania. Kenapa dia tiba-tiba saja masuk rumah sakit dan menjalani operasi sesar? Tanpa berlama-lama, ia menghubungi keluarganya untuk menanyakan di mana rumah sakit tempat Dania ditindak."Hallo, Kak... Kamu di mana?""Lho, ya aku di rumah. Memangnya kenapa?" sahut Linda dari seberang sana."Serius? Aku pikir kamu ada menemani Dania lahiran, Kak," tanyanya terkejut."Lahiran? Kamu kok nggak ngabarin keluarga kalau istrimu itu sudah lahiran, Zal?" terdengar Linda menyalahkan adiknya."Boro-boro, aku aja dapet kabar dari sahabatnya Dania, si Meli. Ya udah, Kak, nanti ku kabari lagi."Rizal menutup sambungan teleponnya. Ia bingung harus mencari ke mana tempat Dania ditindak operasi. Tiba-tiba saja terlintas di pikirannya untuk menghubungi keluarga Dania. Namun, tidak ada yang mengetahuinya juga dan malah dirinya yang dicaci maki sebab dianggap tidak becus mengurus istri sendiri.

    Last Updated : 2025-01-28
  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 4

    Dobrakan pintu yang sangat keras membangunkan kedua pasangan yang sedang bermesraan di atas kasur kesayangan mereka.Rizal berjalan menuju pintu kontrakannya untuk mengecek, namun ia tidak menemukan siapa pun. Yang ia temui hanyalah pintu yang terbuka dan berlubang akibat timpukan sebuah batu besar yang dililit kertas bertuliskan pesan menggunakan cairan berwarna merah, meskipun bukan darah."KAMU HARUS MEMBAYAR SEMUANYA!!! BRENGSEK!"Rizal mematung seketika. Rasa takut dan cemas tak dapat disembunyikan dari wajahnya. Tubuhnya pucat dan dingin. Entah siapa yang mengirim pesan itu, ia merasa tidak memiliki musuh.“Mas, siapa sih?” Anggi bertanya sambil menepuk pundak Rizal pelan.Rizal, yang sejak tadi diam mematung, terkejut dan hampir saja melempar batu yang digenggamnya ke arah Anggi.“Hah, kamu ini ngagetin saja!”“Ih, apa-apaan sih, Mas? Mas mau lempar aku pakai batu itu? Iya?!” Anggi terlihat takut dengan sikap Riza

    Last Updated : 2025-01-28
  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 5

    "Wanita jalang!" Dania berdesis pelan."Halo, Dania. Gimana keadaanmu?" Anggi menyapa dengan tatapan penuh makna jahat.Dania pun tidak menjawab sepatah kata pun, memalingkan wajahnya dengan tatapan sinis dan sedikit linangan air mata yang hendak menetes. Ia ingin sekali memaki dan mencabik wajah perempuan murahan itu, tetapi ia ingat bahwa kondisinya saat ini sedang lemah. Ia harus menunggu pulih terlebih dahulu untuk membalas semua perlakuan manusia-manusia bejat di hadapannya itu."Mohon maaf, jika tidak ada keperluan lagi, alangkah baiknya Bapak dan Ibu keluar. Bu Dania harus banyak istirahat," ujar Dokter Boby, berusaha mengusir secara halus manusia tidak tahu diri itu."Lho! Apa hak Anda mengusir saya?" Rizal menjawab dengan bentakan."Saya ini suaminya! Saya berhak tahu kondisinya!" ucapnya lagi sambil membulatkan kedua bola matanya seolah-olah ingin copot."Maaf, Pak, sebelumnya. Saya di sini sebagai dokter yang menangani

    Last Updated : 2025-01-28
  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 6

    Ketika hendak membuka pintu kamar dan keluar, mereka dikejutkan oleh kakak dan adik Rizal yang tak lain adalah ipar Dania. Mereka datang bersamaan."Mana Dania?!" Linda mencari Dania sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.Salma enggan menjawab, ia hanya memicingkan mata ke arah Dania yang sedang disuapi buah namun terhenti seketika.Salma dan anak-anak Dania pun bergegas keluar tanpa menghiraukan mereka yang datang."Gimana? Tukang drama? Apa sudah pulihan?!" cetus Linda."Kamu, kalau ada apa-apa tuh kabarin keluarga, bukan orang lain!" ucapnya lagi sambil melirik ke arah Meli.Dania hanya menyunggingkan senyum sinis. Selama ini, ia berpikir iparnya adalah sosok yang baik, karena mereka sesama wanita dan pasti mengerti bagaimana rasanya dikhianati."Keluarga? Oh ya, aku pun ke sini diantar keluargaku, kok! Apa urusannya denganmu?" Suara Dania terdengar datar. Ia tahu, menghadapi orang-orang tukang tindas seperti in

    Last Updated : 2025-01-28
  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 7

    Ponsel Dania kembali berdering. Nomor tidak dikenal menghubunginya. Bimbang, Dania akhirnya mengangkatnya. Ia terkejut bahwa yang menelepon adalah seorang laki-laki muda yang entah siapa; ia pun tidak mengetahuinya."Hallo, selamat siang. Benar dengan Ibu Dania Indah Pertiwi?""Iya, siang. Maaf, ini siapa ya?""Perkenalkan, saya Armando Syahputra. Saya pengacara yang diberi kuasa untuk mengurus dan menyerahkan surat warisan dari mendiang Ibu Denada Pratiwi," sahut suara laki-laki itu dengan nada gagah."Warisan? Warisan apa ya? Apa Anda salah sambung? Mendiang nenek saya itu bukan dari kalangan orang berada yang bisa meninggalkan warisan begitu, Pak," sahut Dania, terkejut dengan apa yang dikatakan laki-laki itu."Untuk lebih jelasnya, nanti saya jelaskan secara terperinci saat saya bertemu dengan Ibu Dania. Saya akan segera atur waktu untuk bertemu dan membicarakan hal ini.""Iya, baik, Pak.""Terima kasih. Selamat sian

    Last Updated : 2025-01-28
  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 8

    "Kebetulan itu saya temukan di lemari pribadi milik nenek saya, dan saya perhatikan kalau surat ini belum diurus untuk sampai ke ahli waris yang tertera namanya disitu, yakni Dania Indah Pertiwi. Bisa dilihat, surat ini sudah ada sejak tahun..."Dania pun kembali teringat, tahun surat itu dibuat adalah saat tahun dimana mendiang neneknya masih hidup. Ia tidak menyangka kalau kehidupan sebenarnya adalah kehidupan yang sangat jauh dari kata kekurangan, Dania bersyukur akan hal itu. Saat pengcara muda itu, Arman menyerahkan surat-surat untuk di tandatangani dan diberikan ke Dania, Meli mendokumentasikannya dari jarak yang lumayan dekat. Hingga akhirnya keduanya saling berjabat tangan atas kesepakatan bersama. Setelah urusan selesai, Arman berpamitan untuk pulang terlebih dahulu. Ada beberapa hal penting yang harus ia kerjakan, "Semua sudah clear, surat sudah saya sampaikan dan berikan ke Mba Dania. Saya izin pamit duluan, karena masih ada bebera

    Last Updated : 2025-03-03
  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 9

    Anggi menyusul Rizal yang meninggalkannya ke dalam kamar."Kamu kenapa? Mencari-cari Dania? Kan ada aku di sini, Mas?" Anggi mulai memainkan perannya, berbicara dengan suara halus nan lembut agar Rizal kembali merasakan bahwa Anggi lah satu-satunya wanita yang bisa mengerti dia."Enggak apa-apa, aku hanya..." Tiba-tiba Rizal terhenti. Ia enggan memberi tahu Anggi kalau ia akan menceraikan Dania, tetapi ia harus bertemu dengannya untuk membicarakan perihal hak asuh."Hanya? Hanya apa? Kok berhenti?" cecar Anggi, menatap sinis laki-laki yang ia gelendoti bahunya itu."Ah sudahlah, aku mau istirahat dulu," sahut Rizal.Anggi yang terlihat kesal dengan apa yang diucapkan Rizal merasa ada sesuatu yang ditutupi Rizal darinya."Baiklah, kalau kamu tidak mau jujur, aku yang akan mencari tahu sendiri, Mas!" gumamnya dalam hati.---Hari itu, Anggi bangun seperti biasa pada jam sembilan pagi. Ia yang semalam dibuat k

    Last Updated : 2025-03-03
  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 10

    "Maaf, Pak, sebelumnya, ini dari mana ya? Dan tahu alamat Dania dari mana?"Dania dan yang lainnya tidak langsung menjawab. Mereka ingin memastikan dari mana bapak itu mendapatkan alamat Dania."Waduh, saya kurang tahu. Ini saya hanya diminta untuk mengantarkan paket surat, Mbak. Alamatnya cuma ditulis sekitar TK Cahaya Insani. Saya disuruh mencari sendiri, Mbak. Tapi sampai sekarang saya belum menemukan rumahnya," ucap lesu bapak itu.Dania dan yang lainnya memelas melihat bapak itu menjelaskan, namun mereka tidak mudah percaya."Ya sudah, Pak, titip ke saya saja. Nanti saya kasihkan ke orangnya, kebetulan saya kenal dengan dia.""Wah, alhamdulillah. Yasudah kalau begitu, Mbak. Terima kasih sudah membantu saya."Meli pun menyelipkan sedikit uang untuk bapak tua tersebut. Ia merasa kasihan melihat bapak itu. Meskipun sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya, rasanya tidak tega membiarkan bapak itu mencari-cari ke sana kemari den

    Last Updated : 2025-03-03

Latest chapter

  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 17

    "Hallo, Mel?"Setelah tidak mendapat jawaban dan mengetahui bahwa ponselnya lobet, Dania segera mengecasnya di dalam mobil yang ia kendarai. Tidak lama setelah telepon tadi, Dania sudah selesai mengerjakan semua tugas-tugasnya dan bergegas pulang.Ia sudah menjadi wanita mandiri pada umumnya. Kali ini, ia siap kembali ke kehidupan nyata tanpa harus bersembunyi, walaupun tetap menyembunyikan siapa dirinya yang sebenarnya saat ini.Malam harinya, sekitar jam tujuh malam, Dania menelepon Meli untuk melanjutkan pembahasan tadi."Hallo, Mel," Dania menyapa ketika teleponnya diangkat."Iya, hallo, Dania. Ih, lo kenapa tadi tiba-tiba hape lo mati?" Meli terdengar cemas."Iya, sorry. Tadi baterai hape gue habis. Udah, tenang aja, gue nggak apa-apa kok. Makasih ya udah cemasin gue.""Itu gimana? Jadi nggak lo ngajakin ketemu nih?" tanya Dania lagi."Ini lo udah di rumah? Besok aja deh, Dania. Lo istirahat aja dulu, ya."

  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 16

    "Mas, kalau tidak, kamu dekati saja perempuan itu. Cucu pemilik perusahaan tempatmu bekerja. Tapi hanya untuk kamu kuasai hartanya."Rizal masih terngiang dengan ide konyol yang Anggi tadi ucapkan. Saat Anggi berkata seperti itu, dirinya tampak terkejut hingga membelalakkan kedua bola matanya tanpa berucap sekata dua kata pun.Mereka akhirnya memutuskan untuk tidur dan melanjutkan pembicaraan esok hari setelah Rizal pulang bekerja.Keesokan paginya pukul 07.30, Rizal yang masih terlelap tidur pun terbangun tiba-tiba setelah mendengar suara alarm ponselnya yang berbunyi persis di samping telinga kanannya.Ia terbangun dengan hati gelisah setelah melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi."Sial, aku kesiangan," decaknya kesal.Rizal bergegas cuci muka dan sikat gigi. Kali ini ia tidak mandi karena sudah kesiangan dan pasti akan terlambat sampai kantor."Anggi...""Sayang...?"Rizal memangg

  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 15

    Mereka seperti orang suruhan yang diperintah untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.Meli dan Dania memperhatikan dari dalam mobil. Sepuluh menit sudah mereka memerhatikan Linda, hingga akhirnya Linda pergi meninggalkan mereka bertiga. Sebelum pergi, Linda memberikan sebuah amplop kecil berwarna cokelat, yang entah berisi apa. Namun, ketebalan amplop itu cukup mencolok."Itu apaan, ya, yang dikasih Linda ke orang-orang itu?" tanya Meli heran."Gue rasa sih uang. Tapi nggak tahu untuk apa," jawab Dania."Lagi pula, palingan dia nyuruh orang-orang itu buat ngelakuin sesuatu ke gue," ujar Dania lagi."Yah elah, masih aja pakai cash. Zaman udah canggih, lho," kata Meli sambil cekikikan kecil."Mel, justru kayaknya kalau urusan begini emang rata-rata pakai cash, deh. Nggak ada yang transfer-transfer gitu, soalnya bakal ketahuan.""Lo tahu dari mana, emang?""Lihat di film-film." Dania tertawa terbahak-bahak hi

  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 14

    "Lancang mulutmu itu, ya! Baru bercerai saja sudah berani menjelekkan aku. Kamu pikir kamu bisa apa tanpa Rizal, hah?!" cecar Linda dengan emosi yang menggebu. Dania terlihat memegang pipinya yang memerah. Ia berjalan maju menghampiri Linda. Perlahan ia melangkahkan kakinya sambil menatap wajah Linda dengan penuh dendam. "Kamu dengar ini baik-baik! Pertama, mulut saya tidak akan lancang kalau mulutmu bisa dijaga!" Linda berjalan mundur, dan tubuhnya mentok pada tembok bercat putih tulang yang berada di belakangnya. "Kedua, kapan saya bilang tidak berani menjelekkanmu? Sebelumnya, saya menghargai kamu sebagai ipar, tapi sekarang tidak! Kamu bagaikan sampah, sama seperti adikmu!" Dania menghentikan langkahnya. Ia tepat berada persis di depan tubuh Linda yang terhenti karena sudah mentok tembok. Dania semakin emosi. "Dan saya akan pastikan, saya mampu hidup dan membiayai anak-anak saya sendiri tanpa bantuan kali

  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 13

    "Lho! Itu kan..." ungkap Meli sambil menunjuk perempuan pelakor itu."Siapa sih, Mel?""Anggi!" Meli menyahut dengan mata yang masih tertuju pada wanita tersebut.Dengan langkah terburu-buru, Anggi sepertinya sedang mencari seseorang. Dania melihat penampilannya yang begitu serba minim."Pantas saja Mas Rizal tertarik dengannya," pekik Dania dalam hati."Ya sudah, yuk! Ngapain kita berhenti di sini, Mel?" Raut wajah dendam mulai muncul di wajah cantik Dania."Tapi kok dia sendirian, ya? Si Rizal ke mana? Kan nggak mungkin dia sendirian doang, iya kan?" Meli masih saja nyerocos tentang perempuan jalang itu."Iya... mana gue tahu."Tepat sebelum dekat dengan tempat Meli dan Dania berada, Anggi berhenti seketika. Ia mengeluarkan ponsel dan terlihat sedang menghubungi seseorang yang entah siapa.Tanpa mau berlama-lama, Dania mengajak Meli pergi dari situ. Namun, Meli menolak karena ia ingin mengetahui siapa

  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 12

    Mereka pun langsung mengarahkan pandangan menuju pintu tersebut."Rizal...!" suara Linda memanggil adik laki-lakinya itu."E-eh, iya, Kak," Rizal bergegas menuju pintu. Ternyata, tanpa sengaja pintu terkunci oleh mereka berdua."Lama banget sih! Lagian, kenapa pintu harus dikunci? Biasanya Kakak gak pernah ngunci-ngunci pintu!""Iya, Kak. Sepertinya tadi tidak sengaja terkunci."Rizal dan Linda berlalu ke kamar mereka masing-masing. Sementara itu, Anggi, yang masih terlihat kesal dengan Rizal, pun memilih untuk tiduran di ranjang.---Sementara itu, Dania dan anak-anak mereka sedang bersiap. Dania harus pergi ke rumah sakit untuk kontrol terakhir jahitan bekas operasinya. Sementara Raihan dan Hafiz, sebelum mendaftar di sekolah baru, mereka akan berlibur bersama Salma ke kampung halaman yang sudah direncanakan jauh sebelum Dania harus melahirkan mendadak.Dania tidak mau merepotkan Salma, yang hanya sendiri

  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 11

    "Sial, belum apa-apa sudah berani membentakku! Perempuan murahan!" gumam Linda yang terlihat jengkel dengan omongan Anggi tadi.Keesokan paginya, mereka bangun untuk bersiap menjalankan aktivitas seperti biasanya. Rizal, yang tengah bersiap bekerja di sebuah perusahaan kecil, menjabat sebagai staf keuangan. Sedangkan Linda, ia hanya mengurus anak satu-satunya di rumah. Meskipun suaminya jarang pulang, ia tetap diberi uang untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama anaknya."Mah, aku mau berangkat sekolah dulu," kata Radit sambil turun dengan tergesa-gesa."Sebentar, Mamah lagi nyiapin sarapan, Dit. Tunggu ya, sebentar lagi matang," teriak Linda dari dalam dapur yang sibuk memasak sarapan untuk anaknya dan yang lain.Sarapan sudah jadi. Linda memorsikan ke dalam tiga piring—untuk dirinya, anaknya, dan Amarta. Amarta adalah adik Rizal dan Linda yang baru saja bekerja di sebuah perusahaan sebagai karyawan magang. Ia memiliki karakter yang pendiam dan tid

  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 10

    "Maaf, Pak, sebelumnya, ini dari mana ya? Dan tahu alamat Dania dari mana?"Dania dan yang lainnya tidak langsung menjawab. Mereka ingin memastikan dari mana bapak itu mendapatkan alamat Dania."Waduh, saya kurang tahu. Ini saya hanya diminta untuk mengantarkan paket surat, Mbak. Alamatnya cuma ditulis sekitar TK Cahaya Insani. Saya disuruh mencari sendiri, Mbak. Tapi sampai sekarang saya belum menemukan rumahnya," ucap lesu bapak itu.Dania dan yang lainnya memelas melihat bapak itu menjelaskan, namun mereka tidak mudah percaya."Ya sudah, Pak, titip ke saya saja. Nanti saya kasihkan ke orangnya, kebetulan saya kenal dengan dia.""Wah, alhamdulillah. Yasudah kalau begitu, Mbak. Terima kasih sudah membantu saya."Meli pun menyelipkan sedikit uang untuk bapak tua tersebut. Ia merasa kasihan melihat bapak itu. Meskipun sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya, rasanya tidak tega membiarkan bapak itu mencari-cari ke sana kemari den

  • SUKSES USAI DIJANDAKAN SUAMI   Bab 9

    Anggi menyusul Rizal yang meninggalkannya ke dalam kamar."Kamu kenapa? Mencari-cari Dania? Kan ada aku di sini, Mas?" Anggi mulai memainkan perannya, berbicara dengan suara halus nan lembut agar Rizal kembali merasakan bahwa Anggi lah satu-satunya wanita yang bisa mengerti dia."Enggak apa-apa, aku hanya..." Tiba-tiba Rizal terhenti. Ia enggan memberi tahu Anggi kalau ia akan menceraikan Dania, tetapi ia harus bertemu dengannya untuk membicarakan perihal hak asuh."Hanya? Hanya apa? Kok berhenti?" cecar Anggi, menatap sinis laki-laki yang ia gelendoti bahunya itu."Ah sudahlah, aku mau istirahat dulu," sahut Rizal.Anggi yang terlihat kesal dengan apa yang diucapkan Rizal merasa ada sesuatu yang ditutupi Rizal darinya."Baiklah, kalau kamu tidak mau jujur, aku yang akan mencari tahu sendiri, Mas!" gumamnya dalam hati.---Hari itu, Anggi bangun seperti biasa pada jam sembilan pagi. Ia yang semalam dibuat k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status