Home / Sci-Fi / SUKRAMANGALA / CHAPTER 6 (Penduduk Mars dan Venus)

Share

CHAPTER 6 (Penduduk Mars dan Venus)

Author: Kushi
last update Last Updated: 2021-04-18 16:51:17

Christ dan Gerald memandang luar angkasa dengan sangat takjub. Untuk pertama kalinya mereka melihat Mars luar angkasa. Mereka baru menyadari bahwa planet yang mereka huni selama tiga puluh lima tahun lamanya sangatlah indah. Namun, ketika Spaceship mulai menjauh dan mereka hanya dapat melihat kegelapan. Mereka sadar jika luar angkasa sangat menyeramkan, gelap, luas dan tak berdasar.

Christ memalingkan pandangannya dari luar. Terlalu mengerikan memandang keluar. Ia memutuskan untuk menutup jendela disampingnya dan membuka ipadnya yang setipis dan sebening kertas mika

Gerald tidak begitu gusar kala melihat luar angkasa, ia hanya terbesit pemikiran bahwa ternyata ia hanya makhluk kecil di luasnya alam semesta dan luar angkasa lebih luas dari pada yang ia pikirkan selama ini. Gerald menggeleng pelan dan memutuskan untuk menarik selimutnya lalu memejamkan matanya.

Sementara Calvin terlihat tidak terpukau dengan pemandangan gelap di luar karena ia sudah terbiasa pergi dari Mars menuju Venus. Jadi, ini bukanlah hal luar biasa untuknya. Ia hanya menyandarkan pelipisnya ke kaca jendela dan memejamkan matanya. Lebih baik tertidur dan menunggu hingga dirinya sampai di Bumi.

Andrew terlihat sibuk dengan kertas dan dokumen-dokumen. Sementara Lay sibuk dengan ipadnya. Mereka juga sudah sering berpergian. Jadi, ini bukanlah hal yang begitu menakjubkan untuk di pandang. Mungkin bukan tidak menakjubkan, tetapi mereka belum sadar dengan keindahan alam semesta dan benda langit yang senantiasa ada diantara mereka, menunggu saatnya untuk menyapa.

Sandra menandatangani tumpukan dokumen sambil sesekali melirik keluar kaca jendela. Awalnya ia tidak ingin menawarkan dirinya untuk menjadi bagian dari penelitian M+V, tetapi ini adalah penelitian yang ia dan Andrew ciptakan. Jadi, tidak mungkin jika mereka berdua tidak turun tangan. Sandra tidak mengingat sudah berapa kali ia bepergian seperti ini dan ia juga tidak ingat berapa kali ia merasa takjub melihat luar angkasa dan isinya. Untuk kesekian kalinya ia mengakui bahwa luar angkasa terlihat sangat indah di matanya.

Alexa menatap keluar jendela dengan perasaan bercampur. Ia sama sekali tidak takut menaiki Spaceship, ia hanya takut memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi di Bumi. Jujur saja ia sama sekali tidak mengerti kenapa Sandra menciptakan penelitian ini dan untuk kesekian kalinya Alexa tidak habis pikir dengan jalan pikiran Sandra. Presiden Venus memang sangat sulit untuk di tebak.

Natasha menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sambil memainkan kalung yang melingkar di lehernya. Ia penasaran apa yang sedang pria itu lakukan. Pria itu pernah berkata akan melukisnya, tetapi semua gagal karena ia harus segera kembali ke Venus. Entah kenapa, tetapi ia berharap bisa bertemu dengan pria itu lagi. Pria pertama yang ia lihat secara nyata karena dulu ibunya di pindahkan ke Venus saat ia masih di dalam kandungan dan ayahnya juga sudah meninggal ketika ia masih berumur satu bulan.

Julia menatap keluar jendela sambil sesekali mencatat sesuatu di jurnalnya. Ia juga mengeluarkan ponsel hologramnya dan memotret luar angkasa beberapa kali. Ia tidak akan melewatkan kesempatan luar biasa ini. Untuk seorang peneliti, ini adalah hal yang luar biasa karena dapat melihat luar angkasa dengan sangat jelas. Julia langsung mengirimkan foto-foto luar angkasa yang ia ambil ke grup chat dengan teman-teman di tempat kerjanya.

Nora terlihat acuh dan terus fokus dengan laptop tipisnya. Jari-jarinya terus bergerak lincah di atas keyboard. Entah apa yang sedang ia ketik, tetapi sorot matanya terlihat bersinau-sinau saat sedang mengetik. Mungkin ia sedang melanjutkan novelnya.

***

Tempat : Bandara Luar Angkasa Bumi

Spaceship mendarat di Bumi secara perlahan. Sandra mengedarkan layangan tatapannya ke sekelilingnya. Beberapa dari mereka yang berada di dalam spaceship masih memejamkan matanya dan tidak sadar jika sudah mendarat. Sandra bangkit dari tempat duduknya dan berinisiatif untuk membangunkan para wanita yang masih terlelap.

“Ayo bangun sekarang. Kita sudah sampai di Bumi,” titahnya dengan suara memekik tinggi.

Para wanita terbangun dan bangkit dari kursi masing-masing seraya beberapa kali merenggangkan tubuhnya. Mereka masih mencoba menyatu dengan keadaan sekitar dengan mengerjap beberapa kali.

Sandra memutuskan untuk turun lebih dulu. Ia menurunkan kopernya dibantu oleh Alexa. Pandangannya langsung jatuh kepada Andrew yang sedang berdiri beberapa meter di hadapannya. Sandra tidak mengerti apa yang terjadi kepada dirinya, tetapi merasa bernapas lega kala menemukan Andrew berapa pada jangkauan netranya. Ia hanya tersenyum tipis, sementara Andrew terlihat melambaikan tangannya dengan antusias.

Para wanita yang ada di dalam ikut turun sambil menarik kopernya. Mereka berkumpul di belakang Sandra sambil menyalangkan tatapan mereka kesekitar. Bumi terlihat seperti Venus, tetapi pohon-pohonnya lebih lebat, bandara luar angkasanya juga terlihat sangat usang, walaupun masih bisa untuk digunakan. Bumi terasa sunyi dan senyap. Hanya ada suara kicauan burung yang menghiasi langit biru lembut dengan gumpalan putih. Udaranya terasa segar dan bersih, bahkan lebih bersih dari Mars dan Venus. Bumi yang seperti inilah yang diharapkan oleh para manusia puluhan tahun lalu, tetapi mereka justru menjadi penghancur Bumi. Bumi yang tak berpenghuni lebih terlihat indah dan molek, berbanding terbalik dengan puluhan tahun lalu Ketika bumi masih berpenghuni. Ini adalah bukti bahwa manusia adalah unsur pertama yang menyebabkan kerusakan pada Bumi.

Andrew melangkah cepat menghampiri Sandra dengan para pria yang mengikuti langkahnya.

Natasha yang sejak tadi melempar pandangannya ke sekitar menangkap sosok yang ia kenali. Ia melihat pria yang waktu itu memberikannya sebuah kalung. Pria itu melambaikan tangan kepadanya dengan kedua sudut bibir yang merekah. Gerald menggerakkan bibirnya tanpa suara dengan tatapan yang tak lepas dari Natasha. Natasha hanya terkekeh melihat tingkah laku Gerald yang menurutnya menggelakkan.

Andrew menyimpulkan belah ranumnya. “Selamat malam Bu Sandra. Bagaimana kabar anda?” tanya Andrew dengan tuturan lembut.

 Sandra menahan wajah dinginnya lalu menjawab, “Selamat malam juga Pak Andrew. Saya baik dan terima kasih sudah bertanya. Sekarang lebih baik kita langsung ke kantor dan menjelaskan cara kerjanya.”

Tungkai jenjang Sandra melangkah terlebih dahulu dan menghembuskan napas panjang. Ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri, sekarang ia sedang mencoba mengendalikan dirinya sendiri. Organ dibalik dadanya setia bertalu-talu memberikan debaran yang tak ia mengerti alasannya. Sandra mempercepat langkahnya meninggalkan Andrew yang tetap setiap memandang punggung yang menjauh sambil tersenyum masam.

Andrew juga merasakan hal yang sama, tetapi ia tidak mencoba untuk lari dari perasaannya itu karena semakin ia menabahkan, perasaan itu akan semakin melebur memaksa hendak mencagun. Ia tak akan menahannya. Ia persilahkan perasaan itu melebur dan ia hanya akan mengikuti alurnya. 

 Mereka berkumpul di sebuah gedung yang terlihat baru saja direnovasi tidak lama ini. Para wanita duduk di sisi kanan dan para pria di sisi kiri. Mereka dibatasi oleh sebuah meja coklat yang panjang dan lebar. Sementara Andrew dan Sandra berdiri di hadapan mereka semua.

“Jadi kami berdua akan memberitahu kalian apa saja yang akan kita lakukan di sini. Pertama marilah sama-sama kita menonton sebuah video pendek yang diciptakan untuk penelitian ini,” cetus Andrew.

Layar hitam berganti dengan video dokumenter perjalanan dan apa yang terjadi sampai menyebabkan bumi menjadi planet tak berpenghuni. Video itu dipenuhi dengan berita kebakaran, peperangan, bahkan pembantaian masal. Setelahnya terdengar sebuah narasi yang menjadi penghujung video ini.

“Dahulu, karena populasi manusia yang semakin tinggi dan tidak dapat untuk dibendung lagi. Pemerintah memutuskan untuk memisahkan pria dan wanita di planet yang berbeda. Cara itu memang berhasil, tetapi setelah puluhan tahun berlalu. Tidak ada lagi suara tangisan bayi, tidak ada lagi anak-anak yang bermain di taman dan hanya ada manusia dewasa. Kita tidak lagi mengenal cinta. Kita hanya berjalan sendiri-sendiri. Manusia sudah melanggar hukum alam karena pria dan wanita diciptakan untuk bersama.” Lalu layar itu kembali memburam dan gelap.

“Jadi, seperti yang kalian ketahui. Mars dan Venus sedang mengalami masalah populasi karena banyaknya penyakit baru, peperangan dan umur yang semakin menua. Jika kita tidak melakukan ini semua. Manusia akan segera punah,” jelas Sandra.

Calvin mengangkat tangannya. “Jadi, maksud kalian kami harus membuat anak?” cetusnya tiba-tiba.

Semua orang di ruangan hampir saja tersedak air liurnya sendiri mendengar kalimat yang tidak pantas.

Sandra tertawa kecil dan tawa yang dikeluarkannya justru membuat seisi ruangan terkejut. “Bisa dibilang begitu secara kasar, tetapi hal utama yang harus kalian lakukan adalah bagaimana menyatukan penduduk Mars dan Venus seperti layaknya penduduk bumi dulu. Kami melakukan penelitian ini karena kami ingin melihat apakah kita semua bisa kembali saling mencintai dan bersatu seperti seharusnya. Saya ingin mematahkan pernyataan bahwa pria dan wanita tidak bisa bersatu karena perbedaan kita. Seharusnya kita bisa bersatu dan saling menyempurnakan,” jelas Sandra di akhir.

Andrew menarik sudut bibirnya. “Kami sudah menyiapkan sebuah kertas yang berisi nomor satu sampai empat. Jika kalian mendapatkan nomor yang sama berarti itu pasangan kalian. Kami juga sudah menyiapkan kalian satu rumah dengan segala isinya untuk setiap pasangan serta mobil. Kalian juga bisa bekerja seperti biasanya. Untuk yang bekerja sebagai peneliti, kalian dapat bergabung di ERA dan untuk yang bekerja pemerintahan dan perhotelan, kalian dapat bekerja di Pemerintahan Pusat Bumi yang baru saja beroperasi selama lima tahun,” jelasnya menambahkan.

Andrew memberikan satu per satu kertas kepada mereka lalu mempersilahkan mereka untuk membukanya.

Christ membuka kertasnya dan mendapatkan nomor satu seperti Nora. Gerald mendapatkan nomor dua seperti Natasha. Calvin mendapatkan nomor tiga seperti Alexa dan yang terakhir adalah Lay yang mendapatkan nomor empat seperti julia.

“Sekarang kalian dapat pulang ke rumah sementara kalian. Sudah ada supir bersama dengan mobil kalian di depan. Kalian akan diantar mereka,” ujar Andrew sambil merapihkan kertas yang ia pegang.

Mereka semua bangkit dari kursi dan mulai berjalan berpasangan menuju mobil masing-masing. Langkah mereka terhenti tatkala melihat mobil-mobil di hadapan mereka dengan terpukau karena semua mobil itu adalah mobil keluaran baru dan baru diproduksi tiga puluh unit di Mars dan Venus.

Mobil di tahun 2135 berbentuk seperti mobil sport dengan pintu yang di buka ke atas dan akan berbentuk seperti sayap. Mobil saat ini tidak memiliki roda dan terlihat seperti mengapung. Mobil tahun 2135 juga dapat terbang sampai pada ketinggian sebuah pesawat dapat terbang. Jika seratus tahun yang lalu mobil masih menggunakan bensin. Sekarang mobil menggunakan tenaga listrik, panas matahari, bahkan udara. Semua itu dilakukan agar tidak terjadi pencemaran udara seperti yang terjadi terhadap bumi dahulu.

Calvin terlihat girang mendapati mobil impiannya ada di depan matanya. Tungkainya melangkah lebih dulu meninggalkan Alexa yang dengan susah payah menarik kopernya. Calvin memang berwatak seperti, ia hanya peduli dengan dirinya sendiri. Calvin menyentuh mobil keluaran baru itu dengan hati-hati kemudian menoleh ke belakang. “Hei. Lebih cepat sedikit nona,” teriaknya dan di balas dengan tilikan tajam Alexa.

Alexa benar-benar merasa sial karena mendapatkan pasangan seperti Calvin. Sepertinya guru di sekolahnya dulu benar, pria hanya memikirkan dirinya sendiri. Ia berjalan sambil beberapa kali menghentakkan kaki kesal sambil menyeret kopernya dengan kasar.

Natasha sedikit kesulitan saat menarik kopernya, tetapi Gerald yang selalu sadar akan sekitar, sontak mengambil alih koper Natasha tanpa izin dan berjalan menjauh tanpa mengatakan apa pun. Natasha tertegun dan menatap aneh Gerald, tetapi ia tidak mempermasalahkan karena kenyataannya ia memang kesulitan.

Gerald memasukkan kopernya dan koper Natasha ke bagasi mobil. Lalu ia menoleh ke arah Natasha sambil memandang Natasha yang sedang melangkah cepat menghampirinya. Mereka memang tidak banyak bicara sejak tadi, hanya tukasan basa-basi tentang kabar dan tak lebih dari itu.

Christ merasa risih melihat Nora yang berjalan di depannya kesulitan membawa koper dan tas kecilnya. Ia menghela napas dan menyejajarkan dirinya dengan Nora.

“Sini saya bantu, Nona,” tawar Christ.

Nora menyipitkan matanya menatap Christ curiga, tetapi sesaat kemudian ia memutuskan menerima bantuan Christ. “Baiklah jika kau mau membantu.” Nora melangkah terlebih dahulu dan meninggalkan tas kecilnya yang diletakkan di atas koper. Ia terus melangkah sampai masuk ke mobil tanpa menoleh ke belakang.

Christ tertegun menatap Nora yang menjauh. Ia tidak habis pikir kenapa ada wanita berkelakuan seperti itu. Bertolak belakang dengan wanita yang ada di bayangannya. Ia kira wanita bersifat lemah lembut, tetapi ternyata tidak tahu diri dan Nora adalah salah satu bukti nyatanya. Ia mendecakkan lidahnya sebal. Kemudian menarik koper dan membawa tas kecil Nora dengan perasaan yang mencoba untuk bersabar.

Sementara Lay dan Julia sama sekali tidak berinteraksi. Julia sibuk membaca jurnal sambil menarik kopernya dan Lay sibuk dengan ponsel hologramnya. Mereka hanya saling tersenyum tipis dan kembali fokus dengan kerjaan masing-masing.

Presiden Mars dan Venus sudah menyiapkan sebuah komplek yang memang ditinggali oleh peneliti dan orang-orang yang bekerja di ERA dan pemerintahan pusat Bumi. Di komplek tersebut sudah di fasilitasi oleh tempat belanja, taman, dan rumah. Komplek perumahan ERA juga sangat dekat dengan gedung ERA. Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit menggunakan mobil. Walaupun di belakang komplek itu terdapat hutan lebat, tetapi hutan itu sudah aman dan hanya ada beberapa hewan-hewan kecil. Tidak jauh dari komplek ada sebuah pantai yang indah. Dulu saat bumi masih dihuni, pantai itu bernama pantai kuta. Dulu pantai itu sempat kotor karena manusia, tetapi sekarang pantai itu sangat jernih, bahkan dasarnya terlihat dari atas karena airnya bening sebening kaca.  

Jika keluar dari wilayah itu. Mereka hanya akan menemukan kota mati, bangunan yang hampir rubuh dan hutan lebat dimana-mana. 

Andrew dan Sandra melihat interaksi para pria dan wanita dari atas sambil tertawa kecil karena perbedaan interaksi yang mereka tunjukkan. Mereka berdua terus tertawa sampai tidak sadar kalau mereka juga akan menjadi pasangan.

Sandra menghentikan tawanya dan sedikit berdeham. “Agar tidak terlalu formal, aku akan memanggilmu Andrew,” cetusnya tiba-tiba.

Andrew mematung mendengar Sandra memanggil namanya untuk pertama kalinya. Namun, ia langsung mengembalika kesadaranya. “Kau bisa memanggilku Drew. Jangan memanggilku Andrew karena terdengar tidak enak,” pintanya.

Andrew tertegun membeku melihat wanita di hadapannya untuk pertama kalinya menyunggingkan senyuman lembut tanpa dibuat-buat atau senyuman terpaksa yang biasanya Sandra perlihatkan kepadanya.

“Baiklah Drew. Kau bisa memanggilku Ara dan di sini kita sama seperti mereka, hanya masyarakat biasa.”

Andrew tersenyum lebih lebar mendengar ucapan Sandra. “Baiklah. Ayo kita pulang ke rumah.”

Kata terakhir yang Andrew ucapkan membuat Sandra membisu. ‘Pulang’ ia tidak pernah merasa benar-benar pulang selama ini. Rumahnya hanyalah sebuah bangunan beratap dengan kumpulan ruang yang ia tempati untuk melepas penat ketika bulan menampakkan dirinya menggantikan kehangatan matahari, tidak ada kehangatan yang selayaknya ada di dalam sebuah rumah, hanya hening, sunyi dan dingin. Namun, mendengar pria dihadapannya mengucap kata ‘Pulang’ membuatnya merasa berada di dalam rumah hangat yang selalu ia dambakan. Ia tak mengerti mengapa, tetapi ia selalu merasa dekat dengan pria di hadapannya. Dekat seperti apa, Sandra pun tak dapat menjabarkannya.

“Pria yang selalu menggunakan logika dan wanita yang menggunakan perasaan, dipersatukan dalam sebuah rumah dan mencoba untuk mengerti satu sama lain.”

Related chapters

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 7 (Mars Dewasa dan Venus Manja)

    Nora melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Christ yang bersusah payah mengeluarkan barang-barang mereka dari dalam mobil. Ia menabirkan pandangannya ke sekeliling rumah. Rumahnya berkelir putih dan tidak terlalu megah, tetapi bagian dalamnya terlihat sangat nyaman. Halamannya sangat luas dan ada kolam renang yang dapat di tutup dan di buka. Rumahnya memang terlihat bagus, walaupun tidak sebagus rumah Nora di Venus, tetapi layak untuk ditempati dua manusia. Awalnya Nora merasa akan betah menetap di rumah ini sampai akhirnya ia tahu hanya ada satu kamar di rumah ini. Ia menarik kata-katanya. Christ masuk ke dalam rumah sembari menarik kopernya dan koper Nora dengan susah payah, tetapi ia malah dikejutkan dengan Nora yang berlari menuruni tangga dengan wajah tertekuk. “Christ. Ada hal buruk terjadi. Di rumah ini hanya memiliki satu kamar saja,” pekiknya dengan mata membulat. Christ menatap aneh Nora. “So?” tanya singkat. Nora melayangkan puk

    Last Updated : 2021-04-18
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 8 (Mars Gentleman dan Venus Bijaksana)

    Gerald memasukkan barang-barang mereka berdua ke dalam kamar dengan ke dua tangannya sediri. Sejak tadi Natasha tidak diperbolehkan membawa atau memegang kopernya. Ia hanya dapat diam dan memperhatikan Gerald yang terlihat sedikit kelelahan. Sebenarnya Natasha bisa saja membawa kopernya, tetapi mungkin akan memakan waktu sedikit lebih lama. Jadi Natasha berasumsi bahwa mungkin saja Gerald tidak suka jika melakukan suatu kegiatan dengan lamban. Padahal Gerald membantu Natasha karena dirinya tidak tega melihat Natasha kesulitan dan kelelahan. Wanita memang seperti itu, senang sekali berasumsi dan berujung menjadi kesalahpahaman. Natasha yang merasa tidak enak karena menyusahkan Gerald memutuskan untuk ke dapur dan mencari sesuatu yang dapat diminum oleh Gerald. Ia membuka kulkas dengan sedikit terperanjat karena kulkas tersebut penuh dengan makanan dan minuman. Ia mengambil salah satu botol yang berisi jus jeruk dan menuangkannya ke dalam gelas lalu menghampiri Gerald yang sed

    Last Updated : 2021-04-18
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 9 (Mars Serius dan Venus Serius)

    Sesampainya di rumah, Lay dan Julia langsung sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Julia yang sibuk mengurus penelitiannya dan Lay yang sibuk mengerjakan tugasnya sebagai asisten Presiden. Mereka beberapa kali bercakap, tetapi sesaat kemudian mereka kembali fokus dengan pekerjaan masing-masing. Tidak seperti pasangan yang lainnya, mereka benar-benar tidak mengatakan hal yang lain selain berbasa-basi. Julia merapihkan bajunya dan memasukkannya ke dalam lemari dengan teratur. Sedangkan, Lay sibuk menggantungkan bajunya karena ia tidak terlalu puas jika bajunya dilipat. Julia menyelesaikan kegiatannya dan menoleh ke arah Lay yang masih sibuk berkutat dengan baju-bajunya. “Aku akan memasakkan makan malam.” Lalu Julia melangkah keluar tanpa mengucapkan hal lain. Lay tetap fokus dengan pekerjaannya sampai ketika ia mendengar suara dentuman dari arah tangga lalu diikuti dengan suara memekik kesakitan. Lay langsung menghentikan kegiatannya dan b

    Last Updated : 2021-04-18
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 10 (Mars Menyebalkan dan Venus Pemendam)

    Alexa mendesis geram karena Calvin sama sekali tidak ada inisiatif untuk membantunya merapihkan rumah. Pria rebel itu hanya sibuk dengan ponsel hologramnya. Entah apa yang dilakukan pria itu, Alexa tidak tertarik untuk mengetahui karena ia hanya ingin Calvin membantunya merapihkan rumah. Ia tahu rumah ini sudah rapih, tetapi menurutnya rumahnya sedikit berdebu. Jadi, ia memutuskan untuk merapihkan lagi rumah ini. Alexa menepuk pundak Calvin dengan kesal. Calvin mematikan ponsel hologramnya dan menoleh ke belakang. “Ada apa Nona?” Tanpa rasa bersalah. Alexa mendecak. “Jangan panggil aku Nona. Kita sudah berkenalan. Jadi, panggil saja aku Lexa.” Calvin mengangguk dan tersenyum usil. “Baiklah Lexa. Ada yang bisa Calvin bantu?” cibirnya. Alexa mengernyit sewot. “Bantu aku bereskan rumah.” Calvin bangkit dari sofanya dan mengacak puncuk rambut Alexa. “Harusnya kau katakan dari tadi. Aku tidak akan mengerti jika kau marah-marah saja dan tida

    Last Updated : 2021-04-18
  • SUKRAMANGALA    CHAPTER 11 (Pemimpin Mars dan Pemimpin Venus)

    Sandra dan Andrew masing-masing sibuk dengan kegiatannya. Sandra yang dengan apik memasukkan bajunya ke dalam lemari dan Andrew yang sedang membaca berkasnya. Sejak tadi mereka tidak banyak berbicara. Usai menunggu tantara Mars dan tantara Venus sampai di bumi untuk melakukan penjagaan, mereka kembali ke rumah dengan pikiran yang terfokus pada diri masing-masing. Sandra dan Andrew juga merasa canggung untuk memulai pembicaraan karena sebelumnya mereka tidak pernah membicarakan sesuatu di luar pekerjaan, bahkan perangai Sandra yang terkesan dingin terhadap Andrew, membuat Andrew tak memiliki keberanian melangkaui garis yang Sandra ciptakan. Dalam diam, Sandra beberapa kali mencuri pandang ke arah Andrew. Ada sececah rasa tak enak yang membelam dari dalam dirinya. Ia sadar jika Andrew merasa sungkan karena dirinyalah yang secara terang-terangan menarik garis yang tak dapat pria itu lewati. Ia mendesah jengkel karena dirinya yang menciptakan suasana canggung sekarang. S

    Last Updated : 2021-04-18
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 12 (Pertengkaran)

    Julia terbangun dari tidur. Ia mengusap sudut matanya pelan dan melemparkan tatapannya ke sekitar ruangan. Ia tidak menemukan keberadaan Lay di mana pun. Julia mencoba untuk turun dari ranjang perlahan dengan tangan yang bertumpu pada dinding. Ia mencoba bangkit walau awalnya sempat tergelincir karena tumpuan tangannya yang kurang kuat. Ia mendengus kesal karena dirinya harus bersusah payah hanya untuk berdiri tegap. Setelah merasa kuat, ia mulai melangkahkan tungkainya perlahan menuruni anak tangga. Namun, pada tangga ke empat, tangannya kembali tergelincir. Ia memejamkan matanya dan bersiap untuk jatuh, tetapi bukannya merasa sakit atau terbentur, ia justru merasa rengkuhan hangat yang menahan dirinya. Lay memegang erat pinggang Julia. Sebenarnya ia sedikit kesulitan karena pada saat bersamaan ia juga harus menjaga agar tubuhnya seimbang. “Kau ini susah sekali ya diberitahu.” Suaranya sarat akan datar bercampur risau dan kesal. Dalam jarak

    Last Updated : 2021-04-19
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 13 (Saling Mendukung)

    Nora menatap Christ yang masih terlelap pulas di sampingnya. Ia mengamati wajah Christ beberapa saat dan tiba-tiba senyuman merekah di bibirnya. Ia baru tersadar bahwa penduduk Mars tidak seburuk yang ada di dalam pikirannya selama ini. penduduk Mars adalah manusia yang bertanggung jawab atas wanita, mereka juga sopan kepada penduduk Venus. Selama sekolah Nora hanya tahu kalau penduduk Mars sangat egois dan tidak mementingkan orang lain, tetapi sekarang pandangannuya mulai berubah dan terbuka. Pandangan buruknya dipatahkan oleh bagaiman Christ memperlakukan dirinya kemarin. Nora keluar dari dalam selimutnya dan bangun dari ranjang lalu melangkah ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Setelahnya ia melangkah menuruni anak tangga untuk ke bawah sambil membawa laptop tipisnya dan mengintip ke arah dapur. Ia berencana untuk memasak roti dan membuat kopi walaupun sebenarnya ia tidak mengosumsi kopi. Ia selalu meminum jus pada pagi hari, tetapi karena penduduk Mars menyukai sarapan

    Last Updated : 2021-04-19
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 14 (Kekacauan)

    Alexa menoleh ke arah Calvin dan melihat Calvin dengan kedua netranya yang tertutup rapat. Ia sadar jika wajah Calvin menyorotkan keletihan. Ia turun dari ranjang lalu melangkahkan tungkainya turun ke lantai bawah. Ia meneguk air mineral sambil menarik langkahnya keluar rumah. Ia lantas mendudukan bokongnya di sebuah kursi putih yang berada di teras rumah sambil memandang langit. Hari ini langitnya terlihat indah dengan awan-awan putih yang saling berguling. Alexa mengejamkan kedua netranya sambil merasakan terpaan angin yang menyapu kulitnya. Ia merapatkan mantelnya untuk menghalau masuk udara dingin. Sejauh netranya memandang, ia dapat melihat salju yang sudah menyelimuti pohon, jalanan dan tentu saja tangga depan rumahnya juga tertutup salju dan terlihat licin.“Aku ingin tinggal di sini seterusnya,” gumamnya tidak sadar.Calvin meraba sisi ranjangnya yang terasa dingin. Ia lantas tercegak dari tidurnya ketika menyadari Alexa sudah menghilang dari sisiny

    Last Updated : 2022-02-11

Latest chapter

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 25 (Sebuah Foto)

    Sandra melangkahkan tungkai jenjangnya masuk ke dalam kediaman ibunya, Sherine. Sudah bertahun-tahun sejak ia terakhir kali menginjakkan kakinya di tempat dimana ia tumbuh dewasa. Tak ada yang banyak berubah, hanya beberapa teknologi baru yang ditambahkan ke dalam rumah. Ia membawa tungkainya kakinya untuk mengelilingi rumah masa kecil. Ia sudah menghubungi Sherine sebab ternyata Sherine sedang mengerjakan beberapa pekerjaan di luar sana. Mungkin akan tiba satu jam lagi. Sandra menabirkan pandangannya ke seluruh ruangan. Namun, ada satu ruangan yang menarik atensinya. Ruang yang tertutup rapat dengan pintu ruangan berwarna coklat berat dengan dua pot tanaman di ke dua sisi pintu tersebut. Ukirannya membuat Sandra tertarik untuk masuk ke dalam ruangan itu. Ia memutuskan untuk melangkah masuk ke dalam ruang yang membuatnya tertarik. Kala ia mencoba untuk membuka pintu ruangan tersebut, pintunya terkunci dengan kata sandi, tetapi ia tak menyerah karena ia benar-benar pena

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 24 (Mario)

    Sandra dan Andrew bermukim di sebuah ruangan pemantau. Mereka berdiri di belakang kaca sembari memantau dan mendengar percakapan antara Benedict dan Marilyn dengan pelaku penembakan melalui audio. Mereka memandang ke luar kaca dimana Benedict dan Marilyn berusaha mengulik informasi sebisa mereka sebab pelaku tersebut terus bungkam dengan enggan untuk mengangkat wajahnya untuk menatap orang yang sedang mengajaknya berbicara.“Mario, katakan yang sejujurnya,” pinta Benedict dengan tegas.Marilyn menghembuskan napas keras. Ia bangkit dari duduknya. Segalanya terjadi begitu cepat sampai membuat Benedict, Andrew dan Sandra terperanjat. Marilyn menarik revolvernya keluar dari holsternya lalu menodongkan moncong revolvernya pada kepala belakang Mario.Mario yang awalnya terlihat tenang, mulai merasa gemetar. Ia memejamkan matanya kuat-kuat. Ia memang tidak takut dengan senjata api, tetapi ia takut mati dengan cara mengenaskan seperti ini. Apalagi dengan kep

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 23 (Musuh Tak Terduga)

    Sebenarnya Sandra dan Andrew benar-benar tidak bisa membendung emosinya lantaran mereka tidak mendapati satu pun tentara yang harusnya ditugaskan untuk menjaga setiap halaman belakang rumah di komplek perumahan Bumi. Mereka berjalan dengan tegap bersama Benedict untuk menghampiri para tentara yang lalai dalam tugasnya dan menyebabkan pelaku penembakkan sampai masuk ke dalam rumah lalu mengancam salah satu penduduk Venus, bahkan sampai menodongkan senjata.Para tentara yang berasal dari Mars dan Venus sontak merasa takut dengan kehadiran Sandra dan Andrew yang menatap mereka dengan amarah. Di belakang Kedua presiden tersebut terdapat Benedict dan Marilyn yang hanya membisu dan memandang kecewa pasukan kebanggaan mereka.“Kenapa kalian tidak mengerjakan tugas dengan benar?” tanya Andrew dengan suara rendah bersamaan dengan nada tegas.Para tentara di hadapan mereka masih menunduk membisu.“JAWAB!” perintah Sandra dengan intonasi naik

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 22 (Tentara yang Bersembunyi Bagian 2)

    Nora berdiri di samping Christ yang sedang tertidur di sofa. Ia tadi terbagun dari tidurnya dan mendapati Christ sedang tertidur di atas sofa dengan laptop di atas pangkuannya. Ia jadi merasa bersalah karena menyita waktu Christ untuk menemaninya menonton. Sejak seminggu yang lalu, Christ selalu menemaninya menghabiskan film yang Nora beli. Ia pikir Christ akan menolak, tetapi ternyata salah, Christ selalu menerima ajakannya tanpa berpikir panjang. Christ benar-benar menghargai keberadaannya. Sejak pernyataanya satu minggu yang lalu, ia tetapi tidak menjawab, tetapi Christ tetap menjadi Christ sebelumnya dan sedikit lebih perhatian sepertinya.Nora hela napa lembut seraya menutup laptop Christ dan menaruhnya di meja. Ia meraih selimut kecil miliknya, lantas melingkupi Christ dengan selimut di tangannya sampi leher Christ. Setelahnya, mata Nora tak sengaja menatap keluar jendela yang menghadap langsung pada rumah di sebelahnya, yaitu rumah Gerald dan Natasha. Ia memutuskan unt

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 21 (Tentara yang Bersembunyi)

    Nora hanya dapat tertegun mendengar ucapan Christ yang tiba-tiba.Beberapa saat kemudian, sontak Nora memukul Christ dengan bantal sofa. “Jangan bercanda seperti itu atau aku akan memukulmu lebih kencang,” ancamnya.Christ berusaha menangkis pukulan Nora dengan kedua tangannya. “Aku hanya berbicara sesuai yang ada di film.”“Awas saja kau berbicara seperti itu lagi,” ancam Nora untuk kedua kalinya.“Oke. Dengarkan aku terlebih dahulu. Di film tadi dijelaskan jika kita menyukai orang, kita akan merasa senang dengan kehadirannya, Jantung akan berdegup lebih cepat dari biasanya lantaran perasaan antusias bertemu seseorang yang disukai, kita akan merasa nyaman dengan dengannya, dan yang paling penting, Kita merasa memiliki hidup yang lebih bahagia dengan kehadirannya. Semua itu aku rasakan saat bersama kau.”Nora menurunkan tangannya yang sedari tadi memegang bantal sofa untuk melayangkan pu

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 20 (Seseorang yang Tak Terlupakan)

    Andrew dan Sandra masih masing-masing bergeming di tempatnya untuk beberapa detik. Hanya ada kesunyian dan kebisuan di antara mereka, usai perkataan Sandra yang terlontar beberapa saat lalu. Sontak senyuman menenangkan terpatri di wajah Andrew. “Aku juga merindukanmu, walaupun kita terus bertemu dan bersama-sama.” Sandra awalnya merasa malu setelah sebuah kalimat yang tak ia sadari terlontar dari lisannya begitu saja dan berpikiran untuk meluruskan bahwa dirinya sedang kehilangan fokus, tetapi usai mendengar tuturan Andrew yang begitu tegas dan jelas, ia mengurungkan niatnya. “Kenapa kau merindukanku juga?” Sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Sepertinya kepercayaan diri Sandra yang hilang untuk beberapa saat sudah kembali. “Tidak ada alasan. Kalau kau kenapa merindukanku?” Andrew bertanya balik. Sandra mendelik kesal. “Ihhh. Memangnya aku juga perlu alasan?” tanyanya dengan kesal padahal ia yang menanyakan hal itu pertama kali.

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 19 (Rasa Nyaman)

    Sebenarnya apa yang manusia tahu tentang dunia fana ini, selain kekayaan dan kepuasan yang tak terhingga. Manusia menyukai kepuasan dan mencintai kekayaan. Mereka adalah makhluk tamak yang dapat melakukan apa pun untuk dirinya sediri, termasuk jika harus menumbalkan anaknya, mungkin akan ia tumbalkan. Ketamakkan yang menurutnya adalah sebuah keputusan yang tepat bagi manusia, padahal hanya jurang dalam yang dipenuhi batu runcing. Mereka berpikir mereka benar sampai, tetapi pada akhirnya hanyalah penyeselan yang mereka terima. Manusia suka menusuk punggung manusia lainnya tanpa memikirkan hubungan yang mereka miliki.Memang bukan semua manusia. Namun, tragedi itu yang sering terjadi di dunia fana, saling menusuk untuk mendapatkan kepuasan, saling menusuk untuk melindungi kekayaan, dan saling menusuk agar benteng yang dibangun tak retak. Manusia ada yang tidak suka menusuk manusia lainnya, tetapi mereka langka sebab terlalu banyaknya tragedi tusuk menusuk yang hadir, membuat ma

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 18 (Pembicaraan Sederhana)

    Langit selalu menjadi kontinen bagi para burung yang siap menjelajahi dunianya dari seluruh mata angin. Kebebasan selalu menjadi kehidupan para burung. Ribuan burung melebarkan, mengepakkan sayap cepat-cepat lalu membelah kontinen mereka yang dipenuhi oleh kapas putih yang larut di kanvas biru. Kehidupan yang indah dan kebebasan yang pasti diharapkan banyak manusia yang hidupnya dipenuhi gelombang permasalahan yang tak ada habisnya. Manusia, makhluk yang diciptakan paling sempurna, tetapi menjadi malapetaka paling besar untuk kehidupan. Kesempurnaan yang mengelilingi mereka membuat mereka semena-mena terhadap makhluk lain yang memiliki hak hidup yang sama seperti mereka, bedanya makhluk lain tidak diberikan kemampuan untuk berbicara bahasa manusia. Hanya perbedaan kecil itu yang menjadikan manusia merasa hebat dan memiliki hak penuh untuk merusak bumi. Setelah dirusak dengan sebegitu parahnya. Mereka tinggalkan bumi yang sudah terkuras habis lalu berinvasi ke

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 17 (Rasa Takut)

    Nora melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut masam yang tertatah di wajahnya. Entah apa yang membuat membuat suasana hati Nora turun drastis, Christ pun tak tahu, sebab jika ia mencoba untuk bertanya, ia mungkin kira-kira akan terkena amarah Nora. Jadi, ia memilih untuk membisu dan menyetir dengan tenang tanpa mengganggu Nora.Nora melirik kecil Christ. Sebenarnya ia tidak kesal dengan siapa pun, tetapi suasana hatinya turun karena Christ menertawai baju yang ia pakai, padahal ia tidak merasa ada yang salah dengan bajunya, walaupun memang sedikit tidak tepat berpakaian seperti itu di kantor, tetapi ia tetap kesal ditertawai begitu.Alhasil Christ menyerah, ia menghembus napas lembut. “Kau kenapa Nora? Apakah ada yang salah dengan cara bicaraku?” Ia bertanya dengan intonasi yang lembut sekali untuk menghindari kesalahpahaman.Nora menoleh tahu-tahu menolah terburu-buru. “Kau ini tidak sadar ya kalau menyebalkan. Kau menertawai pa

DMCA.com Protection Status