Beranda / Sci-Fi / SUKRAMANGALA / CHAPTER 8 (Mars Gentleman dan Venus Bijaksana)

Share

CHAPTER 8 (Mars Gentleman dan Venus Bijaksana)

Penulis: Kushi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-18 16:57:16

Gerald memasukkan barang-barang mereka berdua ke dalam kamar dengan ke dua tangannya sediri. Sejak tadi Natasha tidak diperbolehkan membawa atau memegang kopernya. Ia hanya dapat diam dan memperhatikan Gerald yang terlihat sedikit kelelahan. Sebenarnya Natasha bisa saja membawa kopernya, tetapi mungkin akan memakan waktu sedikit lebih lama. Jadi Natasha berasumsi bahwa mungkin saja Gerald tidak suka jika melakukan suatu kegiatan dengan lamban. Padahal Gerald membantu Natasha karena dirinya tidak tega melihat Natasha kesulitan dan kelelahan. Wanita memang seperti itu, senang sekali berasumsi dan berujung menjadi kesalahpahaman.

Natasha yang merasa tidak enak karena menyusahkan Gerald memutuskan untuk ke dapur dan mencari sesuatu yang dapat diminum oleh Gerald. Ia membuka kulkas dengan sedikit terperanjat karena kulkas tersebut penuh dengan makanan dan minuman. Ia mengambil salah satu botol yang berisi jus jeruk dan menuangkannya ke dalam gelas lalu menghampiri Gerald yang sedang bermukim sofa ruang tamu sambil memejamkan matanya.

Natasha menepuk pelan pundak Gerald. “Ini untukmu.” Lalu ia mendudukkan dirinya di samping Gerald.

Gerald membuka kelopak maniknya dan bertukas, “Terima kasih minumannya.”

Natasha hanya mengangguk pelan.

Gerald meletakkan gelas itu di meja dan kembali menyandarkan dirinya di sofa. “Pasti rasanya sangat canggung ya?”

Natasha menoleh dan menyunggingkan senyuman menenangkan. “Tidak. Aku senang karena mempunyai teman baru yang berbeda gender.” jawabnya dengan suara yang terkesan lembut dan terdengar hangat.

“Hmm. Apakah menurutmu kita bisa saling mencintai?” tanya Gerald tiba-tiba.

Natasha terpegun sekejap lalu kembali tersenyum tipis. “Apakah kau tahu apa itu cinta?” tanyanya balik.

Gerald merenung singkat lalu menjawab, “Untuk kami para penduduk Mars, cinta adalah rasa yang tidak berguna. Jadi, kami tidak begitu mengenal cinta.”

“Baiklah karena kalian para penduduk Mars sangat menjunjung tinggi fakta dan logika. Maka, akan aku jelaskan dengan caramu. Bagaimana pemikiranmu tentang lukisan dan melukis?”

Gerald Kembali terdiam sejenak lalu kembali menjawab, “Untukku melukis adalah segalanya, aku membutuhkannya dan mungkin tidak akan bisa hidup tanpa melukis karena aku merasa nyaman dan bebanku terlepas saat melukis. Mungkin aku akan gila jika tidak bisa melukis lagi karena melukis sangat berarti bagiku.”

“Itu cinta. Cinta adalah perasaan dimana kau merasa nyaman, membutuhkan dan tidak bisa hidup tanpa hal itu. Berarti kau mencintai melukis dan aku harap kau juga bisa merasakan hal itu terhadap manusia,” cetus Natasha sambil menepuk Pundak Gerald beberapa kali.

Gerald tergemap mendengar penjelasan Natasha. Selama ini ia selalu beranggapan bahwa wanita adalah makhluk perasa yang tidak berotak, tetapi ternyata dirinya salah karena Natasha membuktikannya. Ia selalu merasa bahwa pria dan wanita tidak akan bisa berbincang karena mereka sama sekali tidak cocok dengan banyak perbedaan yang menjadi batasan. Namun, sekarang juistru kebalikannya. Gerald dapat membicarakan apa pun kepada Natasha karena Natasha adalah pendengar yang sangat baik. Ia benar-benar merasa bersalah karena pernah berpikir bahwa wanita rendahan.

Natasha hanya diam dan sesekali menanggapi pembicaraan Gerald. Ia menaruh perhatian penuh kepada Gerald. Ia mengerti bahwa pria ingin didengar dan diberi saran dan itulah yang ia lakukan sekarang. Ia akan memberikan saran ketika Gerald meminta dan akan mendengar saat Gerald bercerita. Selain bekerja di Hotel, sebenarnya Natasha juga merupakan seorang psikolog, tetapi ia berhenti karena waktu itu ia merasa depresi dan tidak tahan mendengar semua keluhan yang ada, sedangkan dirinya tak memiliki tempat untuk menyalurkan keluhannya.

Selama ia menjadi psikolog, bahkan sampai sekarang, ia selalu mempelajari tentang emosi, sifat, dan bagaimana pendudukan Mars berpikir. Ia menyelam jauh untuk menemukannya. Selain itu, ia juga menemukan bahwa kebanyakan pendudukan Mars memilih untuk melepaskan dan merelakan sesuatu yang menganggu dirinya. Dari situ, ia belajar bahwa dirinya tak perlu tempat untuk berkeluh kesah, ia akan baik-baik mendengar seluruh keluhan yang diberikan pasien, selama dirinya melepaskan dan merelakan. Setelah mendengar semua keluhan itu, diamlah sejenak dan lupakan segalanya. Jangan mengungkung kelahan itu ke dalam jiwa.

Selama ini wanita selalu ingin didengar oleh lawan bicaranya dan wanita tidak akan suka jika diberikan sebuah saran, tetapi mulai sekarang cobalah untuk menjadi pendengar yang baik karena semua orang juga ingin bercerita tentang keluh kesahnya. Cobalah untuk menjadi orang yang dapat menerima saran karena tidak semua yang kita kerjakan adalah hal yang tepat dan benar.

Natasha meletakkan beberapa piring yang berisikan salad daging ayam tanpa lemak yang dikukus di atas meja. Ia menghampiri Gerald yang terlelap di sofa panjang yang membentuk huruf ‘L’ dan membangunkannya.

Natasha mengelus pelan Pundak Gerald. “Ayo kita makan dulu. Nanti baru lanjut tidur lagi,” katanya dengan halus.

Gerald membuka matanya dan mengerjapkan matanya beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Ia menatap Natasha yang sedang berdiri di hadapannya sambil tersenyum lalu bangkit dan sedikit merenggangkan tubuhnya. “Baiklah.”

“Cuci wajahmu terlebih dahulu, aku akan menunggumu di ruang makan.” Lalu kaki jenjangnya melangkah lebih dulu menuju dapur dan meninggalkan Gerald yang tidak bisa berhenti untuk menarik ke dua sudut bilah ranumnya.

Natasha mendudukkan dirinya sambil beberapa kali merapihkan piring di hadapannya.

Gerald datang dengan wajah yang lebih segar dari sebelumnya. Ia mendudukkan dirinya dan memandang makanan yang Natasha buatkan untuk mereka makan malam. “Waw. Semua makanan ini terlihat sangat sehat,” guraunya.

Natasha tertawa kecil mendengar gurauan Gerald. “Memangnya kau tidak pernah makan makanan sehat seperti ini?” tanya Natasha sambil mengambilkan Gerald salad dan daging ayam kukus yang ia buat masak setelah diberikan beberapa bumbum.

“Aku hanya makan makanan seperti ini jika sedang diet, tetapi tidak apa. Kau sudah memasaknya dan ini semua terlihat menggugah selera,” sela Gerald mencoba menghargai Natasha.

“Cobalah.” Natasha menaruh piring yang sudah terisi penuh itu tepat di hadapan Gerald.

Gerald mengambil garpunya dan mulai melahap makanannya. Wajah Gerald menunjukkan reaksi yang berubah ketika mencoba makanan buatan Natasha. “Enak. Ini berbeda dengan makanan diet. Sehat tapi enak. Aku suka,” pujinya tanpa melebih-lebihkan.

Natasha tersenyum lega karena pria di hadapannya menyukai masakan kesukaannya. Ia mulai menyantap makanannya sembari sesekali berbincang dengan Natasha.  

Natasha mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut model lama yang berada di kamar mandi. Awalnya ia sedikit bingung karena di Venus jika ingin mengeringkan rambut. ia hanya harus berdiri saja di kamar mandi dan meminta kepada robot rumah untuk menyalakan pengering yang berada di langit-langit kamar mandi. Jadi seluruh tubuhnya akan langsung kering, tetapi di sini ia harus memegang alat pengering itu dan memakan waktu yang lebih lama, tangannya juga merasa pegal.

Natasha keluar dari kamar mandi dan mendapati Gerald yang sedang meletakkan bantalnya di sofa panjang berwarna mocca yang bersimpuh di sudut kamar tidur. Ia menatap buncah Gerald seraya berjalan mendekati.

“Kenapa kau tidak tidur di ranjang saja?” tanya Natasha tiba-tiba

Gerald menarik sudut ranumnya canggung. “Aku takut kau tidak merasa nyaman denganku.”

Natasha tertawa kecil. “It’s okay. Kita teman jadi tidak apa jika tidur di ranjang yang sama.”

“Tidak usah. Aku akan tidur di sini saja,” tolak Gerald sopan.

Natasha mengangguk mengerti, tersenyum kecil. “Kalau kau merasa dingin kau bisa mengambil selimut di lemari bawah, tetapi jika kau malas ke bawah. Kau bisa pindah tidak di ranjang.”

Gerald hanya tersenyum dan mengangguk mengerti.

Gerald masih tidak bisa memejamkan matanya karena udara yang terlalu dingin sampai rasanya menusuk tulang. Padahal alat penghangat ruangan di rumah ini sudah menyala, tetapi tetap saja dingin. Di wilayah tempat mereka bermukin memang sedang memasuki musim dingin. Jadi, wajar saja jika udara terasa sangat dingin. Sekarang Gerald merasa sangat menyesal karena menolak tawaran Natasha. Seharusnya ia tidak usah merasa malu-malu seperti tadi.

Gerald mengumpulakan seluruh kekuatannya untuk mengalahkan rasa malasnya yang bersemayam lebih besar. Akhirnya ia turun dari sofa dan membuka pintu kamar secara perlahan agar tidak membangunkan Natasha.

“Gerald?”

Gerald menoleh ke sumber suara dan melihat Natasha sedang menatapnya dengan mata menyipit.

Gerald kembali menutup pintu kamar, tidak jadi keluar. “Maafkan aku karena mengganggu tidurmu.”

Natasha mengusap matanya. “Kau bisa tidur di ranjang jika kedinginan. Tadikan sudah aku bilang untuk tidur di ranjang saja.”

Gerald mengusap tengkuk lehernya untuk menghilangkan rasa canggung dan malu yang bertalu-talu menyeruak di dalam torsonya. Ia memindahkan bantalnya ke ranjang dan merebahkan dirinya di ranjang seraya berusaha menjaga etape mereka agar tidak menyentuh Natasha. Namun, pergerakkannya terhenti ketika mendengar suara dentuman tembakan menggema yang berasal dari hutan tak berpenghuni di belakang rumahnya. Natasha juga ikut bangkit dari tidurnya karena terkejut. Mereka berdua sama-sama terperanjat dan saling bertukar pandang.

Natasha meneguk air liurnya sendiri untuk mengusi rasa takut yang tiba-tiba mengganggu dirinya. “Kau dengar yang aku dengarkan?” tanyanya dengan dahi berkerut dan suara bergetar.

Gerald mengangguk dan bangkit menumpuhkan kakinya pada lantai kamarnya. “Aku akan memeriksa. Kau disini saja dan kunci pintu kamar,” titah Gerald lalu melangkah keluar kamar, tetapi langkah tungkai jenjangnya terhenti karena sebuah tangan menggenggam pergelangan tangannya erat seakan menahannya agar tidak pergi.

Natasha mendongak dan netranya lantas bertemu dengan manik hitam kelam Gerald. “Periksa besok saja. Resikonya akan sangat tinggi jika malam hari, apalagi di luar sana sangat gelap,” pintanya dengan raut wajah risau.

Gerald menghembuskan napas keras lalu kembali merebahkan dirinya di ranjang seraya menatap raut wajah Natasha yang mulai melembut. “Baiklah. Aku akan memeriksanya besok pagi.”

Mereka saling bertukar pandang dengan netra yang saling menyelam. Mereka saling berhadapan, walaupun dengan jarak yang cukup jauh. Mereka hanya diam tak bersuara seakan dari tatapan saja dapat menjelaskan segalanya. Hanya ada deru napas mereka yang mulai teratur. Natasha menyimpulkan ranumnya dan memejamkan matanya perlahan.

Sementara Gerald masih setia menatap wanita dihadapannya. Ia merasa aneh dengan dirinya sendiri, tidak biasanya ia menurut seperti tadi. Dirinya termasuk orang yang keras dan tidak mau mendengarkan orang lain jika memang itulah keputusannya. Namun, netra indah yang menatapnya risau dan raut wajah yang terlihat takut mengubah pendiriannya. Gerald masih setia memandang wajah wanita di hadapannya yang sudah tertidur pulas, dilihat dari napasnya yang teratur dan wajahnya yang terlihat tenang.

Gerald perlahan memejamkan kelopak maniknya dan menghela pelan napasnya.

“Pria selalu mendengarkan dan memberi saran, sementara Wanita selalu berbicara dan tak mau menerima saran. Cobalah sekali-kali untuk saling menjadi pendengar yang baik dan pemberi saran yang baik.”

Bab terkait

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 9 (Mars Serius dan Venus Serius)

    Sesampainya di rumah, Lay dan Julia langsung sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Julia yang sibuk mengurus penelitiannya dan Lay yang sibuk mengerjakan tugasnya sebagai asisten Presiden. Mereka beberapa kali bercakap, tetapi sesaat kemudian mereka kembali fokus dengan pekerjaan masing-masing. Tidak seperti pasangan yang lainnya, mereka benar-benar tidak mengatakan hal yang lain selain berbasa-basi. Julia merapihkan bajunya dan memasukkannya ke dalam lemari dengan teratur. Sedangkan, Lay sibuk menggantungkan bajunya karena ia tidak terlalu puas jika bajunya dilipat. Julia menyelesaikan kegiatannya dan menoleh ke arah Lay yang masih sibuk berkutat dengan baju-bajunya. “Aku akan memasakkan makan malam.” Lalu Julia melangkah keluar tanpa mengucapkan hal lain. Lay tetap fokus dengan pekerjaannya sampai ketika ia mendengar suara dentuman dari arah tangga lalu diikuti dengan suara memekik kesakitan. Lay langsung menghentikan kegiatannya dan b

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-18
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 10 (Mars Menyebalkan dan Venus Pemendam)

    Alexa mendesis geram karena Calvin sama sekali tidak ada inisiatif untuk membantunya merapihkan rumah. Pria rebel itu hanya sibuk dengan ponsel hologramnya. Entah apa yang dilakukan pria itu, Alexa tidak tertarik untuk mengetahui karena ia hanya ingin Calvin membantunya merapihkan rumah. Ia tahu rumah ini sudah rapih, tetapi menurutnya rumahnya sedikit berdebu. Jadi, ia memutuskan untuk merapihkan lagi rumah ini. Alexa menepuk pundak Calvin dengan kesal. Calvin mematikan ponsel hologramnya dan menoleh ke belakang. “Ada apa Nona?” Tanpa rasa bersalah. Alexa mendecak. “Jangan panggil aku Nona. Kita sudah berkenalan. Jadi, panggil saja aku Lexa.” Calvin mengangguk dan tersenyum usil. “Baiklah Lexa. Ada yang bisa Calvin bantu?” cibirnya. Alexa mengernyit sewot. “Bantu aku bereskan rumah.” Calvin bangkit dari sofanya dan mengacak puncuk rambut Alexa. “Harusnya kau katakan dari tadi. Aku tidak akan mengerti jika kau marah-marah saja dan tida

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-18
  • SUKRAMANGALA    CHAPTER 11 (Pemimpin Mars dan Pemimpin Venus)

    Sandra dan Andrew masing-masing sibuk dengan kegiatannya. Sandra yang dengan apik memasukkan bajunya ke dalam lemari dan Andrew yang sedang membaca berkasnya. Sejak tadi mereka tidak banyak berbicara. Usai menunggu tantara Mars dan tantara Venus sampai di bumi untuk melakukan penjagaan, mereka kembali ke rumah dengan pikiran yang terfokus pada diri masing-masing. Sandra dan Andrew juga merasa canggung untuk memulai pembicaraan karena sebelumnya mereka tidak pernah membicarakan sesuatu di luar pekerjaan, bahkan perangai Sandra yang terkesan dingin terhadap Andrew, membuat Andrew tak memiliki keberanian melangkaui garis yang Sandra ciptakan. Dalam diam, Sandra beberapa kali mencuri pandang ke arah Andrew. Ada sececah rasa tak enak yang membelam dari dalam dirinya. Ia sadar jika Andrew merasa sungkan karena dirinyalah yang secara terang-terangan menarik garis yang tak dapat pria itu lewati. Ia mendesah jengkel karena dirinya yang menciptakan suasana canggung sekarang. S

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-18
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 12 (Pertengkaran)

    Julia terbangun dari tidur. Ia mengusap sudut matanya pelan dan melemparkan tatapannya ke sekitar ruangan. Ia tidak menemukan keberadaan Lay di mana pun. Julia mencoba untuk turun dari ranjang perlahan dengan tangan yang bertumpu pada dinding. Ia mencoba bangkit walau awalnya sempat tergelincir karena tumpuan tangannya yang kurang kuat. Ia mendengus kesal karena dirinya harus bersusah payah hanya untuk berdiri tegap. Setelah merasa kuat, ia mulai melangkahkan tungkainya perlahan menuruni anak tangga. Namun, pada tangga ke empat, tangannya kembali tergelincir. Ia memejamkan matanya dan bersiap untuk jatuh, tetapi bukannya merasa sakit atau terbentur, ia justru merasa rengkuhan hangat yang menahan dirinya. Lay memegang erat pinggang Julia. Sebenarnya ia sedikit kesulitan karena pada saat bersamaan ia juga harus menjaga agar tubuhnya seimbang. “Kau ini susah sekali ya diberitahu.” Suaranya sarat akan datar bercampur risau dan kesal. Dalam jarak

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-19
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 13 (Saling Mendukung)

    Nora menatap Christ yang masih terlelap pulas di sampingnya. Ia mengamati wajah Christ beberapa saat dan tiba-tiba senyuman merekah di bibirnya. Ia baru tersadar bahwa penduduk Mars tidak seburuk yang ada di dalam pikirannya selama ini. penduduk Mars adalah manusia yang bertanggung jawab atas wanita, mereka juga sopan kepada penduduk Venus. Selama sekolah Nora hanya tahu kalau penduduk Mars sangat egois dan tidak mementingkan orang lain, tetapi sekarang pandangannuya mulai berubah dan terbuka. Pandangan buruknya dipatahkan oleh bagaiman Christ memperlakukan dirinya kemarin. Nora keluar dari dalam selimutnya dan bangun dari ranjang lalu melangkah ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Setelahnya ia melangkah menuruni anak tangga untuk ke bawah sambil membawa laptop tipisnya dan mengintip ke arah dapur. Ia berencana untuk memasak roti dan membuat kopi walaupun sebenarnya ia tidak mengosumsi kopi. Ia selalu meminum jus pada pagi hari, tetapi karena penduduk Mars menyukai sarapan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-19
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 14 (Kekacauan)

    Alexa menoleh ke arah Calvin dan melihat Calvin dengan kedua netranya yang tertutup rapat. Ia sadar jika wajah Calvin menyorotkan keletihan. Ia turun dari ranjang lalu melangkahkan tungkainya turun ke lantai bawah. Ia meneguk air mineral sambil menarik langkahnya keluar rumah. Ia lantas mendudukan bokongnya di sebuah kursi putih yang berada di teras rumah sambil memandang langit. Hari ini langitnya terlihat indah dengan awan-awan putih yang saling berguling. Alexa mengejamkan kedua netranya sambil merasakan terpaan angin yang menyapu kulitnya. Ia merapatkan mantelnya untuk menghalau masuk udara dingin. Sejauh netranya memandang, ia dapat melihat salju yang sudah menyelimuti pohon, jalanan dan tentu saja tangga depan rumahnya juga tertutup salju dan terlihat licin.“Aku ingin tinggal di sini seterusnya,” gumamnya tidak sadar.Calvin meraba sisi ranjangnya yang terasa dingin. Ia lantas tercegak dari tidurnya ketika menyadari Alexa sudah menghilang dari sisiny

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 15 (Bagian Awal)

    Alexa terpana menatap gedung dihadapannya yang sarat akan kelir hitam gelap. Gedung di hadapannya terlihat lebih tua dari semua gedung yang pernah ia lihat sebelumnya. Ia menginjakkan tungkai kakinya masuk ke dalam gedung dan langsung disambut tatapan acuh dari beberapa pegawai yang lalu-lalang. Dirinya tanpa banyak berpikir langsung ia langsung menghampiri dua orang resepsionis yang terlihat terlalu lesu untuk surya yang baru saja menginjakkan diri di atas langit.“Permisi. Saya diutus oleh Presiden Venus dan Mars untuk ke ruang penyelidikkan,” jelas Alexa dengan terburu-buru.Salah satu dari dua resepsionis di balik meja sontak memperlihatkan wajah cerah dan ramahnya. “Anda dapat ke lantai lima di ruangan nomor B58.”Alexa melenggut mengerti lantas beranjak pergi.Nora tertegun dengan pandangan netranya menuju layar laptopnya. Ia tidak bisa berpikir.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-16
  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 16 (Sehabis Terang)

    Bandara Ruang Angkasa Wilayah Singapura.Sandra membawa tungkai jenjangnya keluar dari spaceship. Tubuhnya berdiri tegap dengan dagu terangkat tak begitu naik, langkahnya lebar dan panjang. Ia menatap datar beberapa bawahan yang berniat untuk menyambutnya, meskipun sebenarnya hal seperti itu tidak perlu untuk dilakukan karena hanya akan membuat diri Sandra merasa risih dengan perlakuan yang mengagungkan untuk mendapatkan keinginan tersembunyi. Mereka ingin Sandra melihat mereka dan mengangkat mereka ke tempat yang lebih tinggi lagi. Namun, hal tersebut hanyalah tangan hampa lantaran sampai kapanpun ia hanya akan melihat kemampuan bukan kebodohan.Tadinya Sandra akan mendarat di pemerintahan pusat yang terletak di wilayah Amerika, tetapi ia mengubah rencananya dan lantas mendarat di wilayah Singapura, tempat di mana terjadinya hukuman mati tanpa izin pemerintahan pusat yang sempat Nora beritahu t

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-19

Bab terbaru

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 25 (Sebuah Foto)

    Sandra melangkahkan tungkai jenjangnya masuk ke dalam kediaman ibunya, Sherine. Sudah bertahun-tahun sejak ia terakhir kali menginjakkan kakinya di tempat dimana ia tumbuh dewasa. Tak ada yang banyak berubah, hanya beberapa teknologi baru yang ditambahkan ke dalam rumah. Ia membawa tungkainya kakinya untuk mengelilingi rumah masa kecil. Ia sudah menghubungi Sherine sebab ternyata Sherine sedang mengerjakan beberapa pekerjaan di luar sana. Mungkin akan tiba satu jam lagi. Sandra menabirkan pandangannya ke seluruh ruangan. Namun, ada satu ruangan yang menarik atensinya. Ruang yang tertutup rapat dengan pintu ruangan berwarna coklat berat dengan dua pot tanaman di ke dua sisi pintu tersebut. Ukirannya membuat Sandra tertarik untuk masuk ke dalam ruangan itu. Ia memutuskan untuk melangkah masuk ke dalam ruang yang membuatnya tertarik. Kala ia mencoba untuk membuka pintu ruangan tersebut, pintunya terkunci dengan kata sandi, tetapi ia tak menyerah karena ia benar-benar pena

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 24 (Mario)

    Sandra dan Andrew bermukim di sebuah ruangan pemantau. Mereka berdiri di belakang kaca sembari memantau dan mendengar percakapan antara Benedict dan Marilyn dengan pelaku penembakan melalui audio. Mereka memandang ke luar kaca dimana Benedict dan Marilyn berusaha mengulik informasi sebisa mereka sebab pelaku tersebut terus bungkam dengan enggan untuk mengangkat wajahnya untuk menatap orang yang sedang mengajaknya berbicara.“Mario, katakan yang sejujurnya,” pinta Benedict dengan tegas.Marilyn menghembuskan napas keras. Ia bangkit dari duduknya. Segalanya terjadi begitu cepat sampai membuat Benedict, Andrew dan Sandra terperanjat. Marilyn menarik revolvernya keluar dari holsternya lalu menodongkan moncong revolvernya pada kepala belakang Mario.Mario yang awalnya terlihat tenang, mulai merasa gemetar. Ia memejamkan matanya kuat-kuat. Ia memang tidak takut dengan senjata api, tetapi ia takut mati dengan cara mengenaskan seperti ini. Apalagi dengan kep

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 23 (Musuh Tak Terduga)

    Sebenarnya Sandra dan Andrew benar-benar tidak bisa membendung emosinya lantaran mereka tidak mendapati satu pun tentara yang harusnya ditugaskan untuk menjaga setiap halaman belakang rumah di komplek perumahan Bumi. Mereka berjalan dengan tegap bersama Benedict untuk menghampiri para tentara yang lalai dalam tugasnya dan menyebabkan pelaku penembakkan sampai masuk ke dalam rumah lalu mengancam salah satu penduduk Venus, bahkan sampai menodongkan senjata.Para tentara yang berasal dari Mars dan Venus sontak merasa takut dengan kehadiran Sandra dan Andrew yang menatap mereka dengan amarah. Di belakang Kedua presiden tersebut terdapat Benedict dan Marilyn yang hanya membisu dan memandang kecewa pasukan kebanggaan mereka.“Kenapa kalian tidak mengerjakan tugas dengan benar?” tanya Andrew dengan suara rendah bersamaan dengan nada tegas.Para tentara di hadapan mereka masih menunduk membisu.“JAWAB!” perintah Sandra dengan intonasi naik

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 22 (Tentara yang Bersembunyi Bagian 2)

    Nora berdiri di samping Christ yang sedang tertidur di sofa. Ia tadi terbagun dari tidurnya dan mendapati Christ sedang tertidur di atas sofa dengan laptop di atas pangkuannya. Ia jadi merasa bersalah karena menyita waktu Christ untuk menemaninya menonton. Sejak seminggu yang lalu, Christ selalu menemaninya menghabiskan film yang Nora beli. Ia pikir Christ akan menolak, tetapi ternyata salah, Christ selalu menerima ajakannya tanpa berpikir panjang. Christ benar-benar menghargai keberadaannya. Sejak pernyataanya satu minggu yang lalu, ia tetapi tidak menjawab, tetapi Christ tetap menjadi Christ sebelumnya dan sedikit lebih perhatian sepertinya.Nora hela napa lembut seraya menutup laptop Christ dan menaruhnya di meja. Ia meraih selimut kecil miliknya, lantas melingkupi Christ dengan selimut di tangannya sampi leher Christ. Setelahnya, mata Nora tak sengaja menatap keluar jendela yang menghadap langsung pada rumah di sebelahnya, yaitu rumah Gerald dan Natasha. Ia memutuskan unt

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 21 (Tentara yang Bersembunyi)

    Nora hanya dapat tertegun mendengar ucapan Christ yang tiba-tiba.Beberapa saat kemudian, sontak Nora memukul Christ dengan bantal sofa. “Jangan bercanda seperti itu atau aku akan memukulmu lebih kencang,” ancamnya.Christ berusaha menangkis pukulan Nora dengan kedua tangannya. “Aku hanya berbicara sesuai yang ada di film.”“Awas saja kau berbicara seperti itu lagi,” ancam Nora untuk kedua kalinya.“Oke. Dengarkan aku terlebih dahulu. Di film tadi dijelaskan jika kita menyukai orang, kita akan merasa senang dengan kehadirannya, Jantung akan berdegup lebih cepat dari biasanya lantaran perasaan antusias bertemu seseorang yang disukai, kita akan merasa nyaman dengan dengannya, dan yang paling penting, Kita merasa memiliki hidup yang lebih bahagia dengan kehadirannya. Semua itu aku rasakan saat bersama kau.”Nora menurunkan tangannya yang sedari tadi memegang bantal sofa untuk melayangkan pu

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 20 (Seseorang yang Tak Terlupakan)

    Andrew dan Sandra masih masing-masing bergeming di tempatnya untuk beberapa detik. Hanya ada kesunyian dan kebisuan di antara mereka, usai perkataan Sandra yang terlontar beberapa saat lalu. Sontak senyuman menenangkan terpatri di wajah Andrew. “Aku juga merindukanmu, walaupun kita terus bertemu dan bersama-sama.” Sandra awalnya merasa malu setelah sebuah kalimat yang tak ia sadari terlontar dari lisannya begitu saja dan berpikiran untuk meluruskan bahwa dirinya sedang kehilangan fokus, tetapi usai mendengar tuturan Andrew yang begitu tegas dan jelas, ia mengurungkan niatnya. “Kenapa kau merindukanku juga?” Sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Sepertinya kepercayaan diri Sandra yang hilang untuk beberapa saat sudah kembali. “Tidak ada alasan. Kalau kau kenapa merindukanku?” Andrew bertanya balik. Sandra mendelik kesal. “Ihhh. Memangnya aku juga perlu alasan?” tanyanya dengan kesal padahal ia yang menanyakan hal itu pertama kali.

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 19 (Rasa Nyaman)

    Sebenarnya apa yang manusia tahu tentang dunia fana ini, selain kekayaan dan kepuasan yang tak terhingga. Manusia menyukai kepuasan dan mencintai kekayaan. Mereka adalah makhluk tamak yang dapat melakukan apa pun untuk dirinya sediri, termasuk jika harus menumbalkan anaknya, mungkin akan ia tumbalkan. Ketamakkan yang menurutnya adalah sebuah keputusan yang tepat bagi manusia, padahal hanya jurang dalam yang dipenuhi batu runcing. Mereka berpikir mereka benar sampai, tetapi pada akhirnya hanyalah penyeselan yang mereka terima. Manusia suka menusuk punggung manusia lainnya tanpa memikirkan hubungan yang mereka miliki.Memang bukan semua manusia. Namun, tragedi itu yang sering terjadi di dunia fana, saling menusuk untuk mendapatkan kepuasan, saling menusuk untuk melindungi kekayaan, dan saling menusuk agar benteng yang dibangun tak retak. Manusia ada yang tidak suka menusuk manusia lainnya, tetapi mereka langka sebab terlalu banyaknya tragedi tusuk menusuk yang hadir, membuat ma

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 18 (Pembicaraan Sederhana)

    Langit selalu menjadi kontinen bagi para burung yang siap menjelajahi dunianya dari seluruh mata angin. Kebebasan selalu menjadi kehidupan para burung. Ribuan burung melebarkan, mengepakkan sayap cepat-cepat lalu membelah kontinen mereka yang dipenuhi oleh kapas putih yang larut di kanvas biru. Kehidupan yang indah dan kebebasan yang pasti diharapkan banyak manusia yang hidupnya dipenuhi gelombang permasalahan yang tak ada habisnya. Manusia, makhluk yang diciptakan paling sempurna, tetapi menjadi malapetaka paling besar untuk kehidupan. Kesempurnaan yang mengelilingi mereka membuat mereka semena-mena terhadap makhluk lain yang memiliki hak hidup yang sama seperti mereka, bedanya makhluk lain tidak diberikan kemampuan untuk berbicara bahasa manusia. Hanya perbedaan kecil itu yang menjadikan manusia merasa hebat dan memiliki hak penuh untuk merusak bumi. Setelah dirusak dengan sebegitu parahnya. Mereka tinggalkan bumi yang sudah terkuras habis lalu berinvasi ke

  • SUKRAMANGALA   CHAPTER 17 (Rasa Takut)

    Nora melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut masam yang tertatah di wajahnya. Entah apa yang membuat membuat suasana hati Nora turun drastis, Christ pun tak tahu, sebab jika ia mencoba untuk bertanya, ia mungkin kira-kira akan terkena amarah Nora. Jadi, ia memilih untuk membisu dan menyetir dengan tenang tanpa mengganggu Nora.Nora melirik kecil Christ. Sebenarnya ia tidak kesal dengan siapa pun, tetapi suasana hatinya turun karena Christ menertawai baju yang ia pakai, padahal ia tidak merasa ada yang salah dengan bajunya, walaupun memang sedikit tidak tepat berpakaian seperti itu di kantor, tetapi ia tetap kesal ditertawai begitu.Alhasil Christ menyerah, ia menghembus napas lembut. “Kau kenapa Nora? Apakah ada yang salah dengan cara bicaraku?” Ia bertanya dengan intonasi yang lembut sekali untuk menghindari kesalahpahaman.Nora menoleh tahu-tahu menolah terburu-buru. “Kau ini tidak sadar ya kalau menyebalkan. Kau menertawai pa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status