Share

Aku Masih Bernapas

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
“Aku tidak bersimpati pada pelaku kekerasan dalam rumah tangga!” desis Monroe, sesaat kehilangan ketenangan diri.

“Oh? Aku juga tidak mengatakan itu. Aku tadi menyebut ‘kalian’, maksudku partai. Bukan dirimu secara pribadi. Kenapa sensitif sekali?”

Dean mengernyit, berpura-pura heran melihat reaksi Monroe. Tentu juga dilebih-lebihkan, untuk mengesankan kalau memang Monroe tidak suka masalah itu dibahas.

“Siapa saja juga akan menjadi sensitif kalau tiba-tiba kau menuduh seperti itu.” Monroe sudah berhasil menghela napas dan lebih tenang.

“Maaf kalau kau merasa seperti itu, Randall. Aku pikir ini normal. Aku tadi benar hanya menyebut kalian secara menyeluruh.” Dean bisa terlihat amat bersungguh-sungguh saat menyesal.

“Tidak perlu.” Monroe semakin jengkel pastinya, karena permintaan maaf itu pasti malah hanya berujung simpati untuk Dean. Mengaku salah dan meminta maaf yang terkalkulasi dan sengaja.

“Dan undang-undang yang kau maksud itu sudah tidak berlaku per enam tahun lalu.” Monroe
aisakurachan

Susah ya matinya

| 4
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
virnaputriberliani
Dah kejang ehhh napas lagi.. ular emang syusah yaaa kelit terus.. bantai lg Dean bantaiii
goodnovel comment avatar
Yanti
hohoho si randall punya amunisi apa nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Mempertahannya Dengan CInta

    “Benar.” Dean mengakuinya karena memang tepat.“Karena itulah kami ingin memperbaiki keadaan itu. Bukan membela yang terlalu buruk, tapi memperbaiki yang masih bisa diselamatkan. Syarat adanya sesi konseling ini tentu termasuk derajat keburukannya seperti apa. Tidak disarankan untuk kekerasan yang sudah termasuk kriminal berat yang kau sebutkan tadi. Dan tentu saja kami juga mencakup kekerasan yang terjadi pada pria. Ini sering dilupakan, tapi pria sangat bisa dan ada yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. ”Napas Monroe masih cukup lega, dan serangan balasannya cukup kuat karena mencoba mengambil hati pihak yang sejak tadi belum tersebut oleh Dean—yaitu pria. Dean ingin mendecak kesal, tapi yang muncul tentu senyuman, tidak akan mengakui telah terpukul.“Itu amat benar, Randall. Untuk konteks ini, kita berdiri pada sisi yang sama.” Dean memilih mengaku dan menumpang. Setidaknya ia tidak terlihat amat ‘mengabaikan’ pria.“Senang mendengar itu. Menjaga keutuhan keluarga mema

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Sudah Selesai

    Suara Carol mengalun—terdengar merdu untuk Dean, apalagi sangat penuh dengan penghayatan. Ratu drama yang bahkan bisa terdengar sangat meyakinkan dari suara saja.Seisi studio itu langsung diam. Bahkan ada kameramen yang menjengukkan kepala untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri, karena tidak puas melihat hasil rekaman dari layar. Terutama untuk memandang wajah pucat Monroe yang terlihat seperti baru ditampar—atau ditendang—boleh apa saja, yang pasti menyakitkan.[Namanya—-Dia sekarang sudah menikah dan saya harap hidupnya bahagia, tapi sebelumnya ia mengalami kejadian mengerikan akibat Sir Monroe]Dean meminta Brad menyensor penyebutan nama Mae tentu. Ia tidak akan mengumumkannya pada satu dunia. Ini juga tidak akan dianggap aneh. Secara umum, sebagai korban tentu saja identitasnya harus dilindungi.[Saat pertama kali mendekat—, Sir Monroe merayu dan menyebut kalau— sangat mirip dengan istrinya yang sudah meninggal. Ia berjanji akan memperlakukannya dengan penuh cinta. Tapi yang

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Tahu Dia Lemah

    Mae masih menatap ke arah layar televisi, meski tayangan sudah berganti sekitar sepuluh menit yang lalu.Acara perdebatan yang disiarkan langsung tadi berakhir dengan kegugupan canggung saat Bryan menutup dengan ucapan terima kasih. Stasiun televisi itu kini menayangkan berita, yang merupakan rangkuman apa yang terjadi saat perdebatan tadi.Sudah jelas mereka bekerja dengan tergesa, karena yang ditayangkan hanyalah potongan dari perdebatan tadi, sementara pembaca beritanya berulang kali hanya mengucapkan ‘tidak tahu apa yang terjadi’, dan ‘belum mendapat kabar tentang situasi terbaru.’Mereka hanya ingin mendapat alasan untuk menayangkan potongan aneka adegan seru yang terjadi, padahal sebenarnya belum ada informasi tambahan yang ingin disampaikan pada penonton.“Mary?” Ash memanggil dengan lembut, sambil mengusap punggung tangan Mae.Tangan yang sejak tadi menggenggam erat sampai tangan kiri Ash mati rasa sekarang. Saat Dean menayangkan suara Carol terutama, Mae mencengkram tangan Ash

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Akan Menipunya Lagi

    “Sleeping.” (Tidur)Ash menjawab dalam bisikan saat Dean bertanya dengan pandangan matanya. Ia perlu bertanya karena Mae masih berbaring di paha Dean. Pemandangan yang boleh saja terjadi, tapi tentu tidak normal.“Sudah berapa lama?” Dean bertanya dalam bisikan juga.“Mmm… Empat jam.” Ash tidak amat menghitung, jadi perlu memeriksa ponselnya untuk tahu.“Kakimu baik-baik saja?” Dean jelas membelalak, heran Ash bisa bertahan dalam posisi itu selama empat jam.“Tidak ada rasanya.” Ash menggeleng. Kakinya sudah mati rasa entah sejak kapan.Dean menggelengkan kepala dan tertawa pelan. Tidak lagi akan berkomentar atas kegilaan anaknya pada Mae.“Bagaimana?” tanya Ash, tentu bertanya kelanjutan yang tidak ditampilkan televisi.“Hell broke loose.” (Neraka lepas kontrol—idiom yang berarti keadaan tidak terkontrol/kacau karena suatu kejadian)Dean mengucap hal buruk, tapi bibirnya tersenyum. Tujuannya memang membuat kekacauan.“Apa kau akan terpengaruh?” tanya Ash.Dean langsung tersentak denga

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Tidak Akan Bertemu Lagi Denganmu

    “Apa kau sudah menyiapkannya?” tanya Monroe, begitu melihat penampakan Stewart. Ia yang akan menjadi pengacaranya selama kasus ini.Ini pertemuan kedua mereka setelah Stewart mendampinginya saat interogasi pertama beberapa hari lalu.Suasananya sudah jauh berbeda. Kemarin Monroe masih memakai jas dan terlihat beberapa polisi masih memperlakukannya dengan segan. Tapi kini Monroe sudah memakai seragam jumpsuit orange yang mencolok dengan nomor. Tidak ada juga yang menyediakan minuman dan lainnya di dalam ruang penjengukan penjara itu.Rambut Monroe yang menipis di bagian kepala kini menampakkan kebotakan. Biasanya Monroe akan menyempatkan waktu untuk melakukan perawatan untuk memperlambat kebotakannya. Tapi dengan perkembangan yang ada, kemungkinan dua bulan lagi rambut bagian atasnya akan habis—karena stress.“Sudah, tapi saya merasa ini bukan ide bagus.” Stewart menggeleng tidak setuju.“Lalu apa cara yang kau punya? Membuatku gila? Kau pikir juri akan percaya!” bentak Monroe.Membuat

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Ingin Menang Sendiri

    “Kami akan mengerti seandainya Anda tidak bisa menjelaskan. Cukup katakan saja iya atau tidak.”Stone tersenyum saat Mae terlihat meremas tangannya. Meski tadi mereka bersikap tidak saling mengenal, tapi keramahan Stone tetap sama tentu. Anak buah yang mendampinginya juga terlihat sabar meski beberapa kali Mae kesulitan menjawab. Antara diam atau menggeleng.“Ya.” Mae sebenarnya juga tahu kalau ia harus menjawab sejelas mungkin agar Monroe mendapat tuntutan yang setimpal, tapi sulit sekali membiasakan diri untuk mengingat apa yang dilakukan Monroe.“Apa Anda tahu kalau sebenarnya status pernikahan Anda tidak pernah resmi?” tanya Stone, melanjutkan pertanyaan selanjutnya saat melihat tangan Mae lebih rileks.Tapi pertanyaan itu malah membawa ketegangan baru, karena Mae tidak tahu sama sekali. “Itu—bagaimana bisa?” tanya Mae dengan mata membulat sempurna. Ia merasa menikah dengan Monroe tentu. Meski sederhana ada pesta dan lainnya.“Kemungkinan untuk menipu Anda saja. Randall Monroe ingi

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Merasa Kau Sudah Sempurna

    “Anda memang tidak pernah mengecewakan. Itu juga kesimpulan saya.” Stone mengangguk berkali-kali dengan puas.“Kalau setiap kali ia tinggal di suatu tempat, lalu kebetulan di tempat itu ada korban wanita, maka polanya akan terbaca. Orang akan curiga.” Ash melanjutkan pemahamannya.“Benar. Dan kalau korban yang lain keadaannya seburuk Mrs. Cooper, bisa dipastikan mereka memilih diam.” Stone tampak prihatin. Membayangkan ada banyak wanita—entah berapa banyak—korban dari Monroe yang tidak mendapat bantuan ‘selengkap’ Mae, rasanya menyedihkan.“Perilaku abusive seperti Randall Monroe, biasanya ada karena candu. Mereka menyukai rasa kemenangan atas orang lain berkuasa atas sesuatu, tidak akan bisa dilepaskan dengan mudah. Karena Monroe tidak pernah menikah secara resmi dengan siapapun—itu berarti ia melampiaskan kebiasaannya itu dengan cara seperti yang dilakukannya pada Mrs. Cooper. Hubungan singkat sampai wanita itu—”Stone tidak melanjutkan karena Ash terlihat meremas kedua tangannya.

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Ingin Marah Tapi Tidak Bisa

    “Ini, Sir.” Ash menyerahkan dokumen yang sudah lengkap—perizinan pernikahan—kepada Parker. Sudah beberapa lama siap, tapi baru kali ini Ash bisa menyerahkan. Terlalu sibuk dengan segala perkara yang terjadi.Parker mengangguk, dan memeriksa sekilas. “Dismis.”Begitu saja, Parker menyuruhnya keluar. Tidak salah, hanya mengherankan, karena terlalu pendek. Ash biasanya menghabiskan waktu minimal lima menit sebelum bisa keluar setiap kali bertemu Parker. Satu menit untuk menyampaikan laporan atau urusan, sisa yang lain biasanya dipakai Parker untuk mengeluh, berdiskusi, atau sekadar mengobrol tidak penting.Ash biasanya akan mengeluh dalam hati setiap kali Parker menemukan ada saja alasan untuk menahan kepergiannya, tapi saat tidak ada alasan, Ash malah merasa janggal. Bukan kehilangan, tapi rasa kalau ada sesatu yang salah.“Maaf, Sir. Apa ada masalah?” Ash tidak akan ikut campur kalau masalah pribadi, tapi Parker juga jarang bercerita tentang masalah pribadi yang berat. Paling hanya tri

Latest chapter

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 65 - Kau Ada di Tempat Sempurna

    “Di sini saja, lebih teduh.” Rowena menunjuk kursi di sebelahnya. Dean juga mengangguk setuju.Seluruh plot kursi taman itu sebenarnya ada di bawah pohon paling besar yang ada di taman rumah, tapi karena posisi matahari, ada bagian yang masih tersiram cahaya.Mae sebenarnya tidak keberatan mendapat siraman matahari setelah beberapa hari berada di rumah sakit, tapi ia masih ingat bagaimana nasib orang yang kali terakhir berdebat dengan Rowena—diusir, karenanya sekarang Mae memilih menurut dan duduk dengan manis di sampingnya.“Kau sudah tidak sakit?” tanya Amy yang sudah duduk dan kini menyerahkan satu cookies dari meja. Bukan buatan Mae tapi. Ia belum boleh mendekati dapur—atau melakukan apapun.“Tentu saja. Dokter tidak mungkin mengizinkan aku pulang kalau belum.” Mae melirik Ash yang juga sudah duduk di sampingnya. Orang yang tidak mungkin mengizinkan Mae pulang sebelum dokter memastikan tidak ada yang salah dari tubuhnya.Untung saja Mae kemarin berhasil membuat dokter itu merahasia

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 64 - Kau yang Salah

    “Mae? Ada apa?”Jeritan itu tentu saja menarik perhatian Rowena, dan juga beberapa orang tamu yang bersamanya. “Mae, hentikan!” Rowena menyambar kran wastafel dan mematikannya. Ia lalu menyambar tisu dapur dan mengulurkannya untuk wanita yang kini tersedak dan terbatuk itu.“Lady Jane? Apa Anda baik-baik saja?” tanya Rowena, sambil membantu mengusap air dari wajahnya.Mae yang masih berdiri di situ sedikit menjauh. Mengeluh saat mendengar Rowena memanggilnya lady. Itu berarti Jane ini berasal dari kalangan bangsawan yang sama dengan Rowena. Ia menyombong karena tahu kedudukannya kurang lebih sama dengan Rowena.“Tidak! Wanita ini menyerangku!” Jane menuding ke arah Mae, segera begitu batuknya terhenti.“Mae? Apa—”“Pelayan ini kurang ajar. Kau harus memberinya pelajaran etika!” Jane mengadu tanpa memberi kesempatan Rowena untuk bertanya pada Mae.“Siapa? Pelayan yang mana?” Rowena bingung memandang sekitar, mengira ada orang lain yang terlibat.“Ini!” Jane menuding Mae dengan lebih je

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 63 - Kau Tidak Sopan

    “Aku saja yang membawa.” Mae mengambil alih piring besar berisi potongan kue yang sudah diatur rapi olehnya dari tangan pelayan. Ini karena memang jumlah orang yang membawa kurang. Mae membantu agar pekerjaan mereka cepat selesaiAcara makan sudah dimulai sejak dua jam lalu, dan kini saatnya dessert yang dihidangkan. Semua tamu ribut bicara dan menertawakan entah apa. Mereka sudah tidak lagi duduk, tapi berdiri berkelompok masing-masing. Beberapa mengerumuni Rowena sebagai tuan rumah untuk berterima kasih.“Mae.” Rowena menghentikan langkah Mae dengan meraih lengannya saat ia lewat untuk kembali ke dapur.“Kau tidak perlu bekerja lagi.” Kalimat Rowena itu terdengar seperti kalimat pemecatan, tapi Mae sudah menghapal kalau tujuan Rowena bukan itu. “Kau tidak terlihat baik-baik saja.”Kalimat Rowena yang menyusul berikut menjelaskan niatnya dengan lebih baik. Rowena sedang mengkhawatirkan keadaan Mae.“Ya, setelah ini aku akan beristirahat.” Mae tersenyum menenangkan, lalu meneruskan l

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 62 - Kau Disini?

    “Karena itu kalian bisa melapor pada—Oh? Sir.” Louis mengangguk saat melihat Ash mendekat.Tapi ia paham kenapa dan langsung bergeser, memperlihatkan sosok yang berdiri di sampingnya, lalu melanjutkan briefing. Tidak berkomentar saat Ash menarik kerah jas Ian, yang tentu saja sedang tersenyum lebar.“What the fuck are you doing here?” geram Ash, setelah mereka sampai di taman yang sepi, tidak termasuk area yang dipakai untuk menjamu tamu.“Tolonglah jangan banyak mengumpat. Untung saja tidak ada toples di sini—Oh, apa aku perlu menghitung berapa umpatan yang kau ucapkan? Jadi bisa membayar nanti?” Ian menepuk bahu Ash perlahan, menangkan sekaligus menikmati reaksinya. Ian memang sengaja tidak mengatakan apapun agar bisa menikmati reaksi itu.“Apa yang kau lakukan di sini?!” Ash mendesis sambil menatap Ian dari atas sampai ke bawah. Jas itu sangat baru, juga pin yang tersemat di dadanya—menandakan ia anggota RaSp.“Apa kau menyamar? Ada pekerjaan yang membuatmu harus menyamar di sini?

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 61 - Kau Juga Melihatnya?

    “Itu cara berpamitan yang unik.”Mae menggelengkan kepala dan tertawa. Sejenak meninggalkan spuit yang dipakainya untuk menghias cupcake untuk menatap Ash.Ia baru saja menceritakan keributan yang terjadi malam kemarin saat ayah Serena datang menjemput. Ash baru bisa menceritakannya sekarang, karena kesibukan Mae memang hampir tanpa henti. Tamu yang dimaksud Rowena tidak hanya berlangsung sehari, tapi datang bergilir selama dua hari ini. Ia menjamu para istri dari orang-orang berpengaruh yang kemarin mendukung dan berkontribusi pada kemenangan Dean. Sedikit membalas budi.Karenanya Mae juga memperlakukan pekerjaan itu dengan lebih serius. Ia tidak boleh mengacau.“Unik, tapi yang pasti aku bersyukur dia sudah kembali. Aku lelah dengan drama gila mereka.” Ash menghela napas sambil mengulurkan tangan—berusaha mencolek krim berwarna hijau yang disiapkan Mae.Tentu saja Mae mencekal lengan itu. Mae tidak mungkin mengizinkan ada yang menyentuh adonannya dengan tangan yang tidak jelas keber

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 60 - Kau Akan Selalu Menjadi Tuan Putri

    “Serena?”Ian menggoyangkan bahu Serena, cukup keras, dan masih tidak bergerak. Ian berencana memakai ponsel untuk menyuarakan alarm, tapi sepertinya percuma.Suara bentakan yang dikeluarkan Val tadi kerasnya melebihi alarm dan tidak mengganggu Serena. “Tuan Putri!”Ian akhirnya berseru agak keras dan mengguncang kedua bahu Serena. Baru setelahnya mendapat respon.“Lima menit lagi, Mom.” Gumaman yang kurang lebih menjelaskan kalau ia masih bermimpi.“I'm not your Mom, so please wake up. She's waiting for you.” (Aku bukan ibumu, jadi bangunlah. Dia menunggumu)Ian berbisik di telinganya, hampir tidak bisa menahan tawa saat melihat bagaimana mata Serena membuka lebar dengan tiba-tiba. Ia langsung berbalik mencari siapa yang berbicara padanya, dan menemukan Ian berbaring di sampingnya sambil menopang kepala menahan tawa.“Bangun tidur pun kau tampak mempesona, Tuan Putri. Hamba puas melihatnya,” kata Ian.“Just cut the crap! Apa maksudmu Ibuku menunggu?” Informasi itu masih diingat ole

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 59 - Kau Tidak Bisa Membunuhku

    “Miss, ada tamu untuk Anda.” Louis dengan sopan mengetuk pintu kamar Serena.“Lebih keras lagi. Dia tidak akan terbangun kalau kau mengetuk selembut itu.” Val menyarankan karena tahu kebiasaan Serena. Biasanya hanya gempa yang bisa membangunkannyaLouis mengangguk dan mengetuk lebih keras lagi. “Miss?” Pintu itu terbuka, tapi yang muncul adalah Ian. “Kau mau apa?” Ian separuh membentak dengan wajah jengkel.Tapi hanya bertahan satu detik, karena wajah itu terhantam oleh kepalan tangan Val setelahnya. Ian tidak mungkin menghindar dan nyaris terpelanting.Dengan gerakan yang terlatih, Ian langsung menegakkan tubuh dan melayangkan tendangan balasan pada siapapun yang menyerangnya. Tapi kakinya berhasil ditepis dan saat itu Ian akhirnya melihat mata amat biru yang sekarang menjadi mimpi buruknya.“Oh, shit!” makinya, sambil menurunkan tangan—membatalkan serangan, tapi tetap waspada dan bergerak menghindar saat Val menggembor marah dan melayangkan pukulan lain.“Dasar setan!” Val berseru d

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 58 - Kau Datang Sekarang?

    “Aku bilang jangan berpikir ke arah sana!” sergah Serena, sambil mengibaskan rambut dan tengkuknya kembali tertutup.“Oh…” Ian tentu saja kecewa, tapi tidak bisa lama. Saat Serena mengangkat sepuluh jarinya, ia langsung paham masalahnya apa. “Kau tidak bisa membukanya.” Serena berbalik sambil mengangguk. Masih ada sisa pink di wajahnya tapi tidak lagi amat merah. “Aku tidak bisa memaksa membuka ini. Aku perlu sembuh cepat. Harus latihan.” Serena menunjukkan perbannya lagi. Ia bisa memaksakan untuk membuka perban itu, tapi khawatir akan memperburuk lukanya. Serena membutuhkan tangan itu untuk berlatih sebentar lagi.“Seharusnya kau mengatakannya sejak tadi. Aku akan membantu. Ini mudah.” Ian memutar tangannya. Isyarat agar Serena kembali berbalik memunggunginya.“Aku akan meminta bantuan Mae kalau dia tidak sibuk!” cetus Serena. Masih ingin menegaskan kalau Ian adalah pilihan terakhir.“Itu tidak akan seru. Seharusnya kau langsung datang padaku. Masalahnya akan cepat selesai.” Ian te

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 57 - Kau Jangan Berpikir yang Aneh

    “Kenapa susah sekali!” Serena mengeluh karena jarinya tidak bisa menyentuh zipper yang sebenarnya mudah.Kalau bisa melepaskan kuncian, Serena bisa mendorong turun, tapi gerakan sederhana itu sangat membutuhkan jari. Serena menghela napas. Menyerah, ia memerlukan bantuan.Serena bisa saja melewatkan mandi, tapi tetap ingin mengganti baju. Ia sudah memakainya seharian berkeliling.Serena keluar dari kamar—mencari Mae, tapi belum sampai di kamarnya, Serena sudah melihat Mae berlari kecil ke arah dapur. Serena mengintip, dan terlihat Mae—dibantu beberapa orang pelayan yang memang bekerja di rumah itu sedang sibuk menyiapkan kue.Mae tadi hanya keluar sebentar, kini melanjutkan pekerjaannya menggiling adonan croissant berwarna merah yang harus dilipat berulang kali. Bukan saat yang tepat untuk meminta bantuan, karena Serena perlu membawa Mae ke kamar. Tidak mungkin ia membuka bajunya di dapur.“Ian ada di sana—belum pulang. Menerima panggilan.”Ash yang berusaha membantu Mae—dengan menga

DMCA.com Protection Status