Share

35. Perhatian

Author: TrianaR
last update Last Updated: 2024-09-22 07:05:27

Part 22b

Pak Budi masih tampak tidak puas, tapi melihat banyak pedagang lain setuju dengan usul tersebut, dia akhirnya mengalah.

"Baiklah, kita coba dulu. Tapi kalau mereka membuat masalah, mereka harus pergi. Dan kesepakatan ini harus di atas hitam dan putih!"

Saga menoleh ke arah teman-teman kecilnya, yang menaruh harapan pada lelaki itu. Bila mereka pergi dari sana, akan lebih berantakan hidupnya karena tak tahu lagi harus pergi kemana setelah tak ada lagi tempat pulang.

"Baiklah. Oh iya, Andi, Ucil, kalian dan teman-teman harus bekerja keras dan menunjukkan bahwa kalian bisa dipercaya. Ini kesempatan kalian."

Anak-anak jalanan itu mengangguk dengan semangat. Karena mereka tak seburuk yang pedagang-pedagang itu tuduhkan.

Setelah kesepakatan bersama, para pedagang itu pergi meninggalkan lokasi, menyisakan tempat yang berantakan.

"Anak-anak, kakak tinggal dulu ya. Kakak mau j
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   36. Mancing

    Part 23a "Masakanmu enak," puji Saga setelah menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulutnya. "Sepertinya aku tidak akan pernah bosan kalau dimasakin tiap hari." Damay tersenyum bahagia mendengar pujian suaminya. "Terima kasih, Mas. Aku senang kalau kamu suka." Setelah selesai sarapan, Saga membersihkan piringnya dan membantu Damay merapikan dapur. Mereka bekerja sama dengan cekatan, seolah-olah sudah terbiasa melakukannya bersama-sama. "Damay, bukankah hari ini kamu libur?" "Iya, Mas." "Aku ada ide," kata Saga tiba-tiba setelah mereka selesai merapikan dapur. "Apa itu?" tanya Damay sambil menatap suaminya dengan penasaran. "Seperti yang waktu itu aku bilang, aku ingin mengajakmu memancing ikan." "Memangnya hari ini kamu gak kerja, Mas?" Saga tersenyum. "Masalah itu, bisa diatur. Aku ingin liburan denganmu. Bagaimana?" Da

    Last Updated : 2024-09-22
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   37. Penasaran

    Part 23b"Kita bakar aja gimana? Tadi aku bawa bumbu-bumbunya di tas bagian paling depan.""Baiklah, akan aku siapkan, Mas.""Iya, kau tunggu di sini. Aku cari kayu di sebelah sana!"Damay mengangguk. Ia melihat suaminya berjalan memunguti ranting dan dahan pohon yang telah kering. Lelaki itu kembali dengan senyuman sumringahnya. Setelah itu, ia juga membersihkan ikan, sedangkan Damay menyiapkan bumbu-bumbu.Saga menyiapkan api unggun, dan membakar ikan itu dengan alat sederhana. Tidak lama kemudian, aroma ikan bakar yang harum mengisi udara sekitar mereka."Mas, ini enak sekali," puji Damay setelah mencicipi ikan bakar yang mereka buat bersama meski dengan bahan seadanya "Ikan segar dan bumbu yang pas. Kamu memang jago memancing."Saga tersenyum puas. "Semua ini berkat kamu. Tanpa kamu, aku tidak bisa menikmati momen-momen indah seperti ini."Mereka menikmati makan siang di tepi danau, ditemani suara

    Last Updated : 2024-09-22
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   38. Hari H

    Part 24a"Dasar dua-duanya menyebalkan!" gerutu Mega."Kamu kenapa ngomel-ngomel sendiri, Mega?" tanya sang ibunda yang baru pulang dari warung."Bu, menurut ibu ada yang aneh gak sih sama suaminya Mbak Damay?""Aneh gimana?""Ya tadi ada dua orang datang ke sini dan panggil dia Bos!""Halah. Gak usah dipikirin, ya iyalah dipanggil Bos, paling dia ketua berandalnya.""Tapi masalahnya bukan itu, Bu, yang datang ke sini itu atasanku di kantor, Pak Tommy."Bu Siti melongo mendengar perkataan putrinya. "Sudah, sudah, mungkin kamu salah dengar. Lebih baik kamu fokus aja deh sama pernikahanmu, gak usah pikirin yang lain!""Iya, iya, ya udah aku berangkat dulu, Bu."***"Damay, bilangin suami kamu, kalau kalian gak bisa nyumbang apa-apa, lebih baik dia gak usah nongol deh di hari pernikahan Mega! Merusak pandangan aja! Nanti orang-orang pada takut lihat suamimu!" tukas ibu saat ada

    Last Updated : 2024-09-23
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   39. Tercengang

    Part 24b"Mega, udah jam segini, Guntur belum datang juga? Dia gak berusaha kabur kan?" tanya ibunya menambah rasa was-was di hati."Gak mungkin, Bu, Mega udah pastikan kok, Mas Gun pasti datang. Mungkin sedikit terlambat saja. Mega akan kirim pesan lagi, Bu," ujar Mega seraya mengambil ponselnya di atas nakas.Ia kembali menghubungi calon suaminya. Tapi panggilannya itu tak kunjung diangkat.'Astaga, Mas Gun kemana sih? Masa iya dia berniat kabur dari aku?! Kenapa dia gak datang-datang? Kenapa juga panggilanku gak diangkat?' Mega mendumel dalam hati yang dipenuhi rasa cemas.[Mas, kamu udah sampe mana? Kenapa belum datang juga? Sebentar lagi waktu akad nikah kita lho, Mas! Tolong jangan kabur dari aku, Mas! Atau kau akan menyesal!] Ancam Mega dlaam pesan WA-nya.Ia kembali menghubungi Guntur. Kali ini panggilan itu tersambung."Hallo?""Hallo Mas! Astaga, kamu dari mana saja sih? Kenapa baru diangkat?"

    Last Updated : 2024-09-23
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   40. Ternyata ... Bos?

    Part 25a"Tapi, Mega, itu Pak Banyu! Bos kita!" "Apa??" Mega shock mendengar penuturan suaminya, begitu pula Bu Siti yang ikut mendengarnya juga terlihat shock."Tidak .... itu tidak mungkin ...." lirih mega yang masih terdengar."Tunggu, Nak Gun, maksud Nak Guntur, si Saga itu Bos di tempat kalian kerja?" tanya Bu Siti."Iya, Bu, itu memang Pak Banyu, saya beberapa kali bertemu dan ikut meeting dengannya. Meski dia masuk ke kantor kalau ada hal penting saja.""Tidak, tidak, itu tidak mungkin! Pasti mereka hanya mirip saja!" tukas Bu Siti berusaha menyangkal kenyataannya."Kamu ini jangan ngaco, Nak Guntur! Bukankah orang tuamu itu pemilik perusahaan tempat kalian kerja saat ini? Berarti mereka bosnya 'kan?" tanya Bu Siti lagi dengan tatapan penuh selidik."Eh, ibu kata siapa?""Lho, Mega sendiri yang bilang.""Emmh, tidak, itu semua tidak benar, Bu. Maksudku---""Eheeemmm!!" Saga lan

    Last Updated : 2024-09-23
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   41. Iri Hati

    Part 25bDi kamar mereka yang hangat, Saga dan Damay bersiap untuk tidur. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun mata mereka enggan terpejam. Tirai jendela menghalangi pandangan ke luar, namun suara hujan yang lembut membuat suasana kamar semakin tenang. Di atas ranjang yang nyaman, mereka saling bertukar pandang, merasakan kebersamaan yang begitu akrab."Kenapa belum tidur, hmm?" tanya Saga dengan nada hangat.Damay menggeleng pelan. "Aku cuma bingung, kenapa kamu muncul dengan penampilan seperti ini, Mas?""Kamu tau? Saat ibu melarangku muncul di pernikahan Mega, seharian itu, aku hanya bisa melihatmu dari jauh. Kamu sibuk sekali dan aku gak bisa berbuat apa-apa untuk membantumu. Makanya aku datang sekalian ingin langsung membawamu pergi dari rumah ini. Aku hanya gak ingin kamu terus-terusan direndahkan cuma gara-gara penampilanku yang seperti berandalan.""Tapi kamu sukses membuat mereka shock!" ujar Damay seraya terta

    Last Updated : 2024-09-24
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   42. Salah Sangka

    Part 26Bu Siti menyikut lengan putrinya yang bersikap kekanakan. Mereka masuk ke dalam rumah, Mega makin dibuat kagum dengan desain interiornya yang mewah, elegan dan tak membosankan.“Wah, rumahnya bagus sekali, Mas!” Mega berseru, matanya berbinar-binar. “Aku mau tinggal di sini juga!”Damay dan Saga saling berpandangan, merasa sedikit canggung. "Tapi ini rumah kami. Kamu kan juga sudah punya keluarga sendiri," sahut Saga.Mega menunduk, memandangi lantai marmer yang mengkilap. “Iya, tapi rumah bapak kan tidak sebesar ini. Di sini aku merasa lebih nyaman. Aku ingin tinggal di sini, Mas Saga. Rasanya di rumah kalian lebih menyenangkan. Boleh kan, Mas, Mbak?"“Tidak bisa, Mega!” suara Pak Taryo terdengar tegas. “Kakakmu sudah punya keluarga sendiri. Kamu juga sudah punya keluarga sendiri, Kamu tidak bisa tinggal di sini. Harusnya kamu bisa menghargai perasaan suami dan juga kakakmu."“Tapi, Pak…” Mega mencoba berargume

    Last Updated : 2024-09-24
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   43. Aku Mulai Jatuh Cinta Padamu

    Part 26bDamay tersenyum. "Aku tahu, hidup sama kamu pasti gak bakal kekurangan uang. Tapi aku juga ingin produktif dan memanfaatkan waktuku sebaik mungkin.""Baiklah, aku hargai keputusanmu. Tapi kamu jangan sampai kelelahan ya.""Terima kasih ya, Mas.""Seperti biasa, aku akan mengantar jemput kamu."Damay mengangguk. "Baik, Mas."Mereka baru saja menyelesaikan makan malamnya. Setelahnya, duduk bersama di ruang TV. Baru kali ini Damay punya waktu untuk bersantai. Di depan televisi 40 inch, ia bolak-balik mengganti channel."Kamu sedang cari channel apa? Pengen nonton apa?""Pengin nonton film horor, Mas, katanya ada film horor baru yang bagus lagi viral.""Apakah kamu yakin, mau nonton film horor? Gak takut?" Damay menggeleng pelan. "Kata temen filmnya seru banget.""Baiklah. Sebenarnya, kalau aku lebih suka film komedi atau aksi." Saga bertanya sembari mengangkat alisnya.

    Last Updated : 2024-09-24

Latest chapter

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   204. Makan Malam

    Sementara itu ...Di kantor, ponsel Saga kembali bergetar. Ia mengambilnya dan membaca pesan itu. Alisnya sedikit berkerut.Dia mengetik balasan dengan hati-hati.[Aidan, aku masih banyak pekerjaan. Nanti aku kabari lagi, ya.]Pesan terkirim. Tapi tak sampai lima menit, balasan dari Aidan masuk lagi.[Bro, nggak ada alasan untuk nggak luangin waktu buat sahabat lama. Lagian, aku sudah pesan meja di restoran favoritku. Aku janji, cuma makan santai kok. Kamu bisa bawa istri dan anak kamu. Aku penasaran lihat keluarga bahagiamu.]Saga menghela napas panjang. Ada sesuatu tentang Aidan yang selalu sulit ia tolak. Ia menutup matanya sejenak, lalu mengetik balasan.[Baiklah, aku akan datang. Tapi jangan buat kejutan aneh-aneh.]Balasan dari Aidan langsung muncul hanya beberapa detik kemudian.[Hahaha, tenang aja, Bro. Aku cuma mau ngobrol dan nostalgia. Nggak sabar ketemu kalian semua!][Kirim lokasi

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   203. Kedatangan Tak Terduga

    "Maaf cari siapa ya?"Pria itu tersenyum lebar, senyuman yang tampaknya ingin mencairkan suasana. “Damay, kan?""Anda mengenal saya?"Pria itu tertawa. "Tentu saja. Bukankah kita pernah bertemu di Rumah Sakit Korea beberapa hari yang lalu? Nona yang mengembalikan dompet saya."Deg! Damay mulai mengingat insiden di RS kala itu. 'Jadi dia pria yang dompetnya jatuh? Kenapa penampilannya berbeda sekali?'Bukan hanya penampilan fisik tapi juga perangainya. Pria yang ada di hadapannya kini terlihat lebih ramah dan bersahabat, tak seperti waktu itu yang terlihat dingin dan kaku.'Lalu untuk apa dia datang ke sini dan kenapa bisa mengenalku?'"Hahaha, sepertinya nona kebingungan. Tentu saja saya tahu tentang Nona, karena Nona adalah istri sahabat saya. Kenalkan, saya Aidan," ucap lelaki itu seraya menyodorkan tangannya.Damay mengangguk, tapi tak membalas uluran tangannya. Ia hanya menangkupkan tangannya di depan dada. "Oh, maaf Mas Aidan. Tapi Mas Saga sudah berangkat ke kantor. Mungkin nan

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   202. Terorganisir

    Saga mengangguk. "Hmmm .... Jadi yang semalam telepon itu nomornya dia.""Oalah, terus?"Saga melirik arloji yang melingkar di tangannya. "Katanya dia mau datang ke sini. Mungkin sore nanti. Dia ingin bertemu, tapi aku tidak tahu apakah itu ide yang bagus?"Damay terdiam sejenak melihat suaminya yang tengah bingung. "Ya udah yuk, kita sarapan dulu! Makanannya udah siap lho, Mas pasti suka!" ajak Damay mengalihkan perhatiannya.Sagara mengangguk. Mereka menikmati makan bersama sebelum akhirnya Pak Tom memberi tahu agar Saga segera datang ke kantor karena ada meeting darurat."Ya, aku segera datang!" ujar Sagara di ujung telepon. Ia meletakkan ponselnya ke dalam saku lalu berpamitan dengan sang istri."Sayang, aku berangkat dulu ya!""Hmmm, iya mas, semoga pekerjaanmu lancar," ucap Damay sambil tersenyum manis.Saga langsung mengecup kening istrinya dengan lembut."Terima kasih, Sayang. Jaga dir

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   201. Sahabat Lama

    “Aku tidak tahu, panggilan dari nomor asing.”"Abaikan saja.""Iya, Mas."Damay mendekat ke arah sang suami lalu menatap Rain yang sudah tertidur kembali di pelukan ayahnya."Dia sudah tidur lagi," ucap Saga sambil tersenyum.Damay tersenyum lalu mengecup pipi mungil Rain. "Hmmm .... cuma Rain aja nih yang dicium? Ayahnya enggak?"Damay menoleh menatap wajah sang suami, ia tertawa pelan. "Untuk ayahnya tidak perlu, kan udah sering!"Saga tersenyum lebar, senang melihat Damay kembali ceria. "Ah, jadi aku harus bersaing dengan baby Rain sekarang, ya?" gurau Saga sambil menggoda.Damay tertawa kecil, lalu mendekatkan wajahnya pada Saga, memberikan kecupan hangat di pipinya. "Mas," Damay memulai lagi, suaranya sedikit lebih serius"Hmmm, kenapa Sayang?" Saga menatapnya dengan penuh perhatian.Saga menaruh kembali baby Rain dalam boks bayi, setelah Rain tertidur dengan tenang. "

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   200. Hal Tersulit

    Kenangan itu membekas di hati Saga. Sejak saat itu, Pak Jerry menjadi lebih dari sekadar pendamping; dia adalah teman, pengganti figur keluarga yang hilang. Tapi kini, saat nama Pak Jerry disebut dalam masalah besar perusahaan, kenangan itu terasa seperti pisau yang menusuk hati Saga lebih dalam.***Sementara di tempat lain ...Pak Tom pulang ke markas sendirian, disambut oleh anak-anak pilihan. "Akhirnya yang ditunggu-tunggu pulang juga. Pak, saya bawa oleh-oleh liburan buat Pak Tom, Pak Jerry, dan anak-anak," seru Lanang menghampirinya dengan senyum yang lebar. Anak-anak pilihan mengangguk dengan ceria, senyuman tulus terpancar dari binar matanya.Tapi tidak dengan Pak Tom yang ekspresi wajahnya terlihat muram. "Mana Pak Jerry? Kok belum muncul juga? Apa masih di mobil?" tanya Lanang kembali seraya tolah toleh ke belakang."Pak Jerry gak pulang.""Oh, masih ada tugas dari Mas Bos?"Pak Tom menggele

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   199. Flashback

    Damay mematung di tempatnya, memandang Saga dengan tatapan sedih, mencoba memahami ucapan suaminya. Tapi Saga tetap terdiam, hanya menunduk sambil memutar cangkir kopinya yang sudah dingin.Baby Rain bergerak sedikit, gumaman lembut suara bayi terdengar samar. Damay menoleh, tatapannya beralih ke sosok mungil itu sejenak, lalu kembali ke Saga. Ia meraih pundaknya perlahan, mencoba memecahkan kebekuan di antara mereka.“Mas,” bisiknya, suaranya nyaris pecah. “Kenapa bilang Pak Jerry terlibat? Apa ada bukti?”Saga mengangkat wajahnya, mata merahnya bertemu dengan tatapan istrinya. Ia membuka mulut, namun tak ada kata-kata yang keluar. Hanya napas berat yang terdengar, mengisi ruang yang terasa semakin sempit.“Semua datanya mengarah ke dia,” gumamnya akhirnya, pelan, nyaris tak terdengar. Jari-jarinya mengusap wajahnya yang penuh kelelahan. “Aku nggak bisa mengerti… bagaimana bisa? Aku selalu percaya sama dia, Damay. Aku selalu melihat dia seba

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   198. Hilang Kepercayaan

    Pak Jerry membuka mulutnya, tapi tidak ada kata-kata yang keluar. Tubuhnya sedikit gemetar, ia menatap Saga, Pak Tom serta Pak Riko bergantian, tatapan matanya tampak berkaca-kaca. “Saya… saya tidak tahu apa-apa, Pak. Seseorang pasti menyabotase saya.” Saga tidak berkata apa-apa, hanya menatapnya tajam. Hening di ruangan itu begitu tegang, hingga detik jam dinding terdengar seperti pukulan palu. “Pak Riko,” ujar Saga akhirnya, tanpa melepaskan tatapannya dari Pak Jerry, “amankan semua akses Pak Jerry. Jangan biarkan dia menyentuh sistem apa pun sampai kita tahu kebenarannya. Dan Pak Jerry…” Dia mendekat, suaranya rendah tapi dingin. “Kalau Bapak benar-benar tidak bersalah, buktikan. Tapi kalau Bapak berbohong…” Saga berhenti sejenak, matanya menyipit. “Bapak tahu akibatnya.” Pak Jerry tertunduk. "Pak Bos, Anda tahu sendiri, saya sudah mengabdi pada Pak Bos dan perusahaan ini bukan satu tahun dua tahun, tapi lebih dari itu.

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   197. Kabar baik dan buruk

    “Pak Saga, kami punya kabar baik dan buruk,” suara Pak Riko terdengar tergesa-gesa di ujung telepon.“Apa itu?” “Kabar baiknya, kami berhasil melacak sebagian besar transaksi ilegal itu. Kami menemukan aliran dana mengarah ke sebuah akun di luar negeri. Tapi buruknya, ada indikasi bahwa pelaku masih memiliki akses ke beberapa sistem kami. Kami menduga mereka sedang menunggu momen berikutnya untuk menyerang.”Saga mengerutkan kening. “Sudahkah kalian memutus semua akses yang mencurigakan?”“Sudah, Pak, tapi pelaku ini sangat terampil. Mereka bisa menggunakan backdoor lain kapan saja. Kami juga mencurigai adanya aktivitas mencurigakan dari beberapa karyawan yang memiliki akses tinggi.”Saga terdiam sesaat. Curiga ini semakin menguatkan dugaan adanya orang dalam yang terlibat.“Baik,” katanya akhirnya. “Saya akan segera ke kantor. Pastikan semua data cadangan aman dan awasi aktivitas siapa pun yang mencurigakan. Jangan ambil risiko

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   196. Terlalu Berat

    Damay tersenyum tipis, matanya tak lepas dari wajah Saga. Dia tahu, meski suaminya mengatakan akan terus berjuang, ada sesuatu yang belum sepenuhnya lepas dari pikirannya. “Mas,” bisiknya sambil menyandarkan kepala di bahu Saga, “kalau terlalu berat, Mas bisa ceritakan semuanya ke aku. Aku mungkin nggak bisa bantu banyak, tapi aku selalu ada untuk Mas.” Saga terdiam, tatapannya masih pada Baby Rain. Detik-detik berlalu tanpa jawaban, sampai akhirnya dia berbicara, pelan tapi tegas. “Di kantor tadi, kami diserang. Sistem keuangan kita diretas. Uang perusahaan hilang dalam hitungan menit, dan datanya sekarang dienkripsi. Mereka meminta tebusan.” Damay membeku. Tubuhnya kaku sesaat, tapi dia berusaha tetap tenang. “Berapa yang hilang, Mas?” Saga menghela napas panjang, pandangannya jatuh ke lantai. “Dua puluh lima miliar,” jawabnya lirih. “Dan aku curiga ada orang dalam yang terlibat.” Damay menut

DMCA.com Protection Status