Share

BAB 105

“Bersabarlah, Bu, aku yakin suatu saat Pak Andri akan kembali mengingat Bu Rini. Jangan berpikiran buruk dan bertidak gegabah, Bu,” bujuk Eko.

Rini masih terus terisak. “Aku tak sanggup menghadapi ini sendirian,” gumamnya dengan suara yang nyaris tak terdengar.

***

“Assalamualaikum. Bagaimana kabarmu dan cucu-cucuku, Nak?” tanya bu Aisyah di telpon.

“Walaikumsalam. Baik, Buk. Ibu sendiri bagaimana kabarnya?” jawab Nuri ketika siang ini Bu Aisyah menelponnya.

“Ibu ganggu kah, Nak?”

“Nggak, Buk. Nuri lagi istirahat untuk makan siang dan sholat. Ada apa, Buk?” tanya Nuri, tak biasanya Bu Aisyah menelponnya disaat masih jam kerja. Biasanya ibunya itu akan menelpon disaat sore atau malam hari saat Nuri sudah di rumah.

“Tidak apa-apa, Nak. Apa kalian baik-baik saja?” tanya bu Aisyah lagi.

“Sebenarnya ada apa, Buk?” Nuri tau ada yang disembunyikan ibunya.

Terdengar Bu Aisyah menarik nafas di seberang telpon.

“Tadi ibu melihat Rini di rumahnya di sini, Nak. Katanya baru tiba kemarin sore dian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status