Share

Mempertanyakan Kenapa?

Penulis: Ranesta13
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-07 20:00:29

Shopping untuk sebagian besar wanita adalah sebuah penyembuhan. Setelahnya kau akan merasa bahagia dengan hati lebih ringan. Begitu pun dengan Sunhee, dia baru saja tiba di rumah besar setelah sebelumnya mengantar Jihye pulang. Cucu menantu kesayangannya itu dengan senang hati bersedia menemaninya berbelanja di mal.

Baginya, Jihye memang cucu menantu ideal. Dia dapat menempatkan diri dalam membangun konversasi menyenangkan dengan wanita tua seperti dirinya, oleh karena itu tidak berlebihan jika Sunhee sangat menyayangi Jihye.

Baru beberapa langkah tungkainya menapak teras, senyumnya terbentang tatkala mendapati presensi sang cucu kesayangan mendekat.

"Aigo, Yunki-ya tadi aku baru saja mengantar Jihye pulang, kukira kau tidak kemari." Sunhee merentangkan kedua tangannya berniat memeluk Yunki. Namun, alih-alih menyambut, Yunki malah menatap Sunhee dengan air muka tidak terbaca.

"Nenek, kita harus bicara," ucapnya serius.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Hari Berkabung

    Yunki tidak dapat memeta perasaannya. Tamparan kenyataan yang menyambar bagai kilatan petir itu benar-benar membuatnya hancur. Dia tak menyangka bahwa romansa yang baru saja dicecap begitu manis ternyata memilikiafter tastepahit nan getir.Ya, di balik kekecewaannya pada sang nenek, Yunki lebih merasa kecewa pada Jihye yang ternyata menjadi bagian dari kebohongan itu.Bayangan indah hidup bersama Jihye dengan mini-mini yang senantiasa menunggunya pulang kerja di balik pintu dan saling berebut atensi meminta digendong hilang begitu saja. Dia sangat mencintai Jihye, tetapi kenapa cinta mereka berdiri di atas fondasi kebohongan? Kenapa wanita itu tega? Sungguh menyakitkan terlebih dia sudah menutup lembaran lamanya bersama Yuri dan mengisi lembaran barunya dengan nama Jihye terukir indah dalam relung.Well, sekali lagi hidup tidak menuntut kesiapan hati setiap orang. Dia akan terus berjalan seperti waktu yang menapak pada setiap sekon

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Berpisah

    Terhitung sudah tiga hari Yunki tidak pulang dan Jihye sibuk memupuk tanya dalam benaknya. Berkali-kali wanita itu menelepon dan menanyakan keberadaan Yunki lewat pesan dan berkali-kali pula Yunki mengabaikannya."Ternyata aku belum mengenalnya, ya?" monolog Jihye lirih seraya mengembuskan napas panjang dengan punggung tangan mengesat air mata yang jatuh entah untuk ke berapa kali.Tubuhnya telentang menatap langit-langit dengan lobus yang terus-menerus merangkai segala kemungkinan yang terjadi di antara Yunki dengan sang nenek. Selama tiga hari ini Jihye tentu tidak tinggal diam, dalam masa cutinya wanita itu pergi ke rumah besar untuk bertanya pada Bu Ahn tentang apa yang diperdebatkan mereka dan sayangnya Bu Ahn tidak mengetahuinya. Jangan lupakan Minkyung yang masih saja terlihat membenci Jihye. Wanita itu menatap Jihye dengan sorot angkuh bercampur jijik yang terang-terangan dia perlihatkan."Masih berani menginjakkan kaki kotormu di sini,eoh

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-09
  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Perasaan Campur Aduk

    Helios sudah berganti tugas dengan Artemis beberapa jam lalu dan Jihye harus kembali menyesap getir ketika tidak mendapati tanda-tanda bahwa sang suami akan pulang.Tentu saja Jihye merasa khawatir, tetapi dia lebih berpikir logis alih-alih panik. Dia percaya Yunki cukup dewasa untuk menjaga dirinya. Walaupun kenyataannya berkali-kali wanita itu mengesat air mata yang sekonyong-konyong luruh di kedua pipi.Menatap pantulan diri yang tampak sedikit kacau, Jihye mengembuskan napas berat lantas mengalihkan atensi pada alat tes kehamilan yang baru saja dibelinya. Maniknya segera mempelajari aturan pakai alat itu pada kemasan."Urine pertama setelah bangun tidur, ya?" monolognya, "tapi aku tidak sabar ingin segera mengetahui hasilnya." Jihye mengambil satu lagi alat tes kehamilan yang dia beli, menilik aturan pakai dengan harapan ada aturan berbeda pada kemasan kedua.Salah satu tangan meraba perutnya lembut. "Kalau kau hadir, pastiappaaka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-12
  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Percikan Api

    Peribahasa mengatakan, bahwa hanya seekor keledai yang dapat jatuh pada lubang yang sama. Tentu saja di sini Yunki bukanlah seekor keledai dungu yang akan terperdaya untuk kedua kalinya. Lagi pula, dia 'kan kucing salju.Kenyataannya, Yunki memang terlalu sering terperdaya oleh Yuri mengingat satu tahun lamanya hubungan yang terjalin di antara mereka. Tidak dapat dipungkiri, silabel yang baru saja menyapa rungunya memberikan efek kejut luar biasa. Sebuahplot twistyang tidak pernah sekali pun bercokol pada sirkuit otaknya. Yang benar saja? Jihye dan Yuri bersaudara? Kedua pribadi itu begitu bertolak belakang dengan daya pikat berbeda. Yunki tentu tidak bisa mempercayai dan menelan bulat-bulat informasi tersebut, terlebih hal itu terlontar dari mulut wanita licik seperti Yuri.Yunki belum sempat menimpali saat pribadi dalam balutanbathrobeitu menghilang di balik pintu. Jika asumsi Yunki benar, wanita itu tengah begitu ketakutan d

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-18
  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Harus Pergi

    “Anda yakin, Nyonya?" ucap Pengacara Jang, pria paruh baya itu baru saja mempertanyakan perihal keputusan yang Jihye buat.Wanita itu mengangguk dengan keyakinan penuh. "Bisakah Anda lakukan hal ini dengan cepat? Aku tidak ingin semuanya berlarut-larut. Aku percayakan semuanya padamu Pengacara Jang, seperti nenek mempercayaimu."Pria itu tertegun lantas mengulas senyum, hatinya bahkan ikut terenyuh menatap denyar ketulusan dari manik Jihye."Terima kasih, Nyonya. Aku akan melakukan yang terbaik."Mobil mewah milik Pengacara Jang berhenti di pinggir jalan yang Jihye tunjuk. Wanita itu membungkuk sebagai ucapan terima kasih dan menatap dengan manik penuh haru. Dari sana dia dapat melihat kemegahan apartemen tempatnya tinggal selama hampir enam bulan ini."Beberapa bulan yang menyenangkan tinggal di sini," monolognya lirih. Tungkainya mulai berayun menyongsong getir yang kian menyesakkan dada.Hye, kalau mau menangis nanti di dalam ru

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Jadi Seperti Ini

    Mungkin Tuhan memerlukan sedikit waktu ekstra tatkala menambahkan hati pada tubuh seorang Seo Jihye. Seperti yang kita ketahui, wanita itu terlampau tangguh untuk ukuran tubuh sekecil itu.Setelah tepekur cukup lama di sebuah kursi taman, tungkainya berayun menapak ke arah apartemen mewah di daerah Gangnam. Jihye bahkan tidak tahu kenapa dia bisa berakhir menekan bel pada bilah kayu di depannya.Cukup dua kali jemarinya menekan bel, sebelum pintu cokelat itu bergerak menyibak presensi seorang wanita paruh baya yang terlihat kaget atas kehadirannya."Hye-ya--"Tubuh ringkih Jihye menghambur memeluk wanita paruh baya tersebut. Berusaha mengeluarkan segala kelesahnya dalam sengguk pilu yang begitu menyayat relung."Sebentar saja, biarkan aku merasakan mempunyai seorang ibu," ucap Jihye mendekap erat Son Eunhee--ibunya.Sejemang, keterkejutan itu sedikit demi sedikit mereda, tangannya mengelus lembut punggung sang anak. Tidak dapat dipu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22
  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Penyesalan

    “Jingoo-ssi, apa Jihye ada di sini?" Itu adalah kalimat yang terlontar memecah geming di antara mereka. Manik pekatnya menatap jemari Jingoo yang saat ini memegang ponsel yang Yunki ketahui sebagai milik istrinya.Jingoo mengikuti arah pandang Yunki, menilik ponsel dan kertas di tangannya lalu berkata, "Aku baru saja akan menghubungimu, Tuan Shin. Apa yang terjadi? Kenapa Jihye memberikan ponselnya padaku?" Jingoo balik bertanya seraya menyerahkan secarik kertas berisi tulisan tangan wanita itu.Jingoo-ya, maaf aku pergi tanpa berpamitan langsung denganmu. Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Aku hanya ingin mewariskan ponselku ini. Buang ponsel dengan lakban itu! Kau membuatku malu saja. Aku pergi.Salam sayang,Seo Jihye.Jika ini adalah kompetisi membuat patah hati, maka Jihye benar-benar pergi denganstyleluar biasa. Memberikan perasaan sedih dan sendu yang berubah menjadi k

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27
  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Hari-hari Tanpamu

    Di balik gempuran masalah yang seharusnya melemahkan, Jihye cukup bersyukur bahwa Tuhan menganugerahkan hati sekuat baja padanya. Alih-alih stagnan dengan menangis sendu mengharap simpati dari semua orang, Jihye lebih memilih untuk terus berjalan. Menangis secukupnya saja, setidaknya itu yang dia tanamkan selama ini. Toh, hidupnya sudah sulit, jangan terlalu banyak drama.Wanita itu cukup senang dengan jaket tebal dan ransel yang dia beli dengan harga diskon di sebuah tokoonline. Meskipun Jihye harus menyesap getir tatkala terpaksa membuang koper jelek kesayangannya itu karena roda dan besi pendorongnya rusak parah. Jihye bahkan harus meminta tolong pada karyawan sauna untuk membelikannya mengingat dia sudah menarik semua uang tabungan di bank. Itulah alasan kenapa dia luput dari kamera pengawas karena memang Jihye keluar bersama rombongan wisatawan yang saat itu melakukancheck outdengan menggunakan ransel danbucket hat baru

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-04

Bab terbaru

  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Wedding Day

    Ini mungkin bisa dikatakan gila! Rencana masa depan yang sudah tersusun rapi dalamdiarydi kamarnya, satu per satu menjadi kenyataan. Haruskah Jihye berkata WOW? Setelah menyelesaikan kuliah dengan gemilang, dia malah terjebak dalam sebuah pernikahan settingan yang membuahkan seorang anak menggemaskan bernama Jiyoon. Terkadang hidup memang seironi itu. Atas banyaknya air mata yang tercurah bagai rebas-rebas hujan yang tak berkesudahan. Atas pedihnya luka hati bagai disayat ribuan silet. Well, Jihye tidak akan memandang hidupnya selebay itu. Kelembutan hati yang dimilikinya membuka satu kesempatan, dengan harapan apa yang menjadi kesempatan itu turut menyembuhkan apa yang menjadi kesakitannya selama ini. Jihye berdiri di depan bentangan karpet putih di sebuah altar yang menghadap kaldera di Santorini, degup jantungnya bertalu gila. Silir angin sejuk yang menyapa lembut epidermisnya, serta riuh tepuk tangan orang-or

  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Memulai Kembali

    “Ke-kenapa kita ke sini?" Itu adalah sebuah pertanyaan sekaligus konversasi pertama yang mengudara di dalam mobil.Jihye melihat sekeliling, mengamati basemen tempat Yunki menghentikan mobilnya. Dia terlampau hafal dengan tempat ini. Tempat yang begitu banyak menghadirkan kenangan. Basemen dari sebuah apartemen tempatnya dan Yunki menghabiskan masa pernikahan dulu."Hye, maaf kalau kau tidak keberatan kita istirahat dulu di sini, sepertinya Jiyoon memerlukan tempat tidiur yang nyaman."Menatap sang putra yang kini tertidur pulas karena kenyang menyusu, Jihye menggerakkan kepala setuju. Yunki pun mengangguk, mengulas senyum tipis yang Jihye tahu benar senyuman itu tidak sampai matanya.Pria itu keluar dari mobil dan membuka pintu untuk sang wanita seraya mengambil alih Jiyoon. Di balik wajah yang kembali datar itu Jihye tetap bisa menerima kehangatan karena satu tangannya yang terbebas dari menahan tubuh Jiyoon, menggenggam tangan Jihye begitu erat w

  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Lamaran Part 2

    Sinar mentari sudah merangsek masuk ke sela-sela tirai kamar beberapa jam lalu, pun dengan cicit burung pengantar hari baru bahkan sudah tidak terdengar.Jihye merasa baru saja mengatupkan pelupuk saat ranjangnya memantul diikuti teriakan gemas Jiyoon yang kini sibuk mendaratkan ciuman basah penuh salivanya ke wajah sang ibu.Pantulan lirih di sisi ranjang yang lain memperlihatkan presensi Yunki yang tampak malu-malu dengan wajah tidak enak karena membangunkannya. Tadi malam Jihye nyaris terjaga semalaman karena Yunki meminta Jiyoon untuk tidur bersama di unit miliknya.Kalau ibunya tidak mau ikut, ya sudah Jiyoon saja.Hasilnya Jihye lebih banyak terjaga karena khawatir Jiyoon akan menangis malam-malam mencari dirinya."Jam berapa sekarang?" tanya Jihye menggeliat malas mencoba mengumpulkan fragmen-fragmen nyawa yang masih berserak, "Jiyoonie sudah mandi, ya? Harum sekali," imbuhnya mengendus leher sang putra diikuti beberapa cecapan gema

  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Mungkin Cemburu

    Jihye cukup kerepotan mengusir Yunki tadi malam karena tanpa diduga Jiyoon terbangun dan berakhir bermanja-manja ria dengan sang ayah sampai pukul dua dini hari. Hasilnya Jihye harus mengumpat tatkala lingkaran mata panda tersemat begitu apik di wajahnya kini.“Astaga Jiyoon kenapa dekat sekali dengan pria itu, sih? Wajah eomma jadi kusut begini karena ikut bergadang,” monolog Jihye sembari menatap Jiyoon yang masih tertidur lelap. Bagaimanapun menatap wajah sang buah hati yang tertidur lelap seperti itu menghangatkan relungnya.Pukul 07.30 Jihye sudah bersiap untuk kerja, menyahut tas setelah melontarkan beberapa pesan pada Bu Kim mengenai ASI yang sedang dia hangatkan jika Jiyoon terbangun dan ingin menyusu. Sungguh menjadi seorang ibu pekerja itu kadang melelahkan juga terlebih saat kau harus berpisah dengan anak yang sedang melalui masa emasnya.Jihye menutup pintunya dan tanpa sadar menatap bilah kayu dengan besi kromium bertuliskan 506

  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Janji

    Setelah mengatakan bahwa Yunki akan menetap di Gwangju, sekelumit ruang di sudut hati Jihye sempat bersorak dengan debaran yang sukses menggelitik perut. Namun, sosok imajiner Jihye yang mengulas kurva senyum itu kini pudar berganti sosok berawai yang kembali menggenggam sendu. Bagaimana tidak? Sudah satu minggu berlalu setelah Yunki mengatakan akan menetap di sana, pria itu tidak lagi menampakkan batang hidungnya. Kecemasan Jihye semakin menjadi tatkala Jiyoon kembali rewel mencari sang ayah.Bagaimana mungkin Jihye harus merendahkan diri untuk menghubungi pria yang bahkan hanya memberikan harapan semu bagi dirinya dan Jiyoon? Jihye tidak akan membiarkan mereka kembali menyesap pahit, getir dan jatuh pada kubangan lara yang diakibatkan orang yang sama. Bukankah sejak awal Jihye sudah menolak sedemikian rupa?Jihye menarik sudut bibirnya miris, menatap sendu Jiyoon yang baru saja tertidur pulas setelah lama berkutat dengan rewelnya. “Sabar ya, Sayang. Lebih baik

  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Koalisi di Antara Mereka

    Sebuah ikatan darah, seberapa kuat dia menggenggam keyakinan bahwa Jiyoon tidak membutuhkan sosok Yunki, kenyataan yang ada menampar Jihye begitu kuat dan apa yang dikatakan Hobi benar adanya.Wanita itu menapak pada permukaan lantai keramik putih di sepanjang koridor rumah sakit, berkali-kali tatapannya ia layangkan pada dua entitas di depannya yang tentu saja menumbuhkan sensasi ganjil pada relungnya. Lega, kesal, gemas, marah atau apa pun itu yang pasti rasa cemburu yang sejak kemarin bercokol di hatinya terasa kian berat.Bagaimana tidak, itu mini-mini yang bernama Jiyoon sampai saat ini menempel bak perangko pada sang ayah. Bahkan saat Jihye akan mengambil alih kala Yunki mengurusi biaya administrasi rumah sakit, makhluk mungil yang sejak tadi tertidur itu tiba-tiba terbangun dengan rengekan tidak mau berpisah.Akhirnya Jihye memutuskan untuk mengerucutkan bibir, berjalan malas di belakang mereka dengan otak berdesing memikirkan berbagai macam ide unt

  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Sebuah Fakta

    Pelukan itu berlangsung lama dan Jihye tidak segan-segan membenamkan tubuhnya pada dekapan Hobi yang senyaman rumah, mencoba membaurkan kelesah dengan afeksi yang selalu tercurah dari pria menyenangkan itu."Nyonya Janda, sepertinya ada yang sedang memperhatian kita,” bisi Hobi.“Siapa?” tanya Jihye mendongakkan kepalanya,“Mantan suamimu dari tadi melihat kita. Mau bersenang-senang sedikit?" bisik Hobi yang sudah menangkap presensi Yunki dengan visusnya di depan sana.Jihye tertawa samar lantas menjawab, "Seru sepertinya."Maka, seperti itulah. Saudara persepupuan ini saling mencubit pucuk hidung yang diiringi bentangan senyum dan tatapan sendu penuh afeksi. Siapa pun akan menyangka mereka adalah pasangan romantis yang sedang beradegan mesra, dan pria di ujung sana terlihat stagnan dengan kepalan tangan dan rahang mengerat sempurna. Astaga, cemburu menguras hati tampaknya.Ah, tentu saja Yunki tidak akan membiarkan p

  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Pelukan

    Barang kali, Jihye dapat melabeli dirinya sendiri dengan kata tidak professional. Sikap jual mahal yang mati-matian dipertahankannya kini luluh lantak jika menyangkut sang buah hati. Demamnya sangat tinggi, mencapai angka 40 derajat dan sempat mengalami kejang.Dalam sengguk pilunya wanita itu dapat mendengar sang pria mengalunkan kalimat penenang dalam silabel begitu lembut. Jihye terbuai, rasa sakitnya seolah luntur tatkala digempur afeksi yang memang sangat dia rindukan selama ini, terlebih dekapan Yunki tetaplah terasa nyaman."Aku takut kehilangannya, aku bukan ibu yang baik. Dia terus memanggilmu dan a-aku--" Jihye tidak mampu melanjutkan perkataannya dan malah menangis semakin kencang. Seandainya Yunki tidak datang, barang kali dirinya hanya akan berusaha tegar dan membenamkan diri dalam rasa bersalah tatkala melihat sang buat hati yang masih saja mengucapkan katappa ppadalam igaunya."Aku ada di sini, kau tidak perlu khaw

  • SUAMIKU SEDINGIN GUNUNG ES   Jiyoon

    Jihye sempat stagnan tatkala mendengar pertanyaan yang terlontar dari bilah Yunki sementara tangan mungil Jiyoon terus saja menggapai-gapai udara dengan badan yang terus dicondongkan seolah ingin di pangku sang ayah. Kalau sudah begini, Jihye yang dibuat pening. Seharusnya pertanyaan itu bersifat retoris saja. Apa Yunki tidak bisa melihat kalau anak itu sangat mirip dengannya? Apa dia ingin mendengar kalau Jiyoon adalah anak Hobi? Gila, Yunki sudah gila."Sayang, mau ke mana, sih? Tidak boleh sok akrab dengan orang asing," ucap Jihye memilih mengabaikan pertanyaan Yunki dan berusaha menjauhkan sang anak dari ayahnya.Netranya melirik Hobi meminta pertolongan, mungkin saatnya berlakon bak keluarga kecil nan bahagia kali ini,sedangkan diam-diam Yunki menatap pria itu tajam seolah membangun benteng permusuhan. Ah, Yunki tetaplah Yunki, seorang pribadi impulsif yang masih harus belajar mengendalikan diri dari sikap meledak-ledaknya."Jung Hobi," ucap Hobi meng

DMCA.com Protection Status