Share

tiga puluh tiga

Penulis: Puspita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-07 10:48:54

"Bude." Afif mendekati Yulis, keningnya berkerut ketika melihat gadis yang bergelayut di gendongan wanita yang sudah dianggapnya ibu itu.

Sementara Indra yang beru sampai di antara mereka, mengambil bangku yang ada teras, kemudian mempersilahkan Yulis untuk duduk. Indra sadar jika Yulis sudah kepayahan karena sedari tadi menggendong putrinya. "Duduk di sini dulu, biar tanganmu gak begitu capek," pintanya pada wanita bermata bulat tersebut. Yulis tertegun. Sementara Rahayu mengusap sudut matanya ketika melihat pemandangan itu.

"Terima kasih, Pak In—"

"Papa, Bunda. Papa." Kembali Muti memotong ucapan Yulis setelah itu dia kembali menyembunyikan wajahnya di leher Yulis. Takut pada Indra.

"Oke, Sayang. Maaf ya, mama masih suka lupa," sahutnya. Afif yang menyaksikan hal tersebut pun bertanya-tanya. Namun, dia sadar jika sekarang bukan saat yang tepat untuk meminta penjelasan.

Lelaki muda itu kembali mendekati Yulis. "Aku sudah lapor polisi, Bude. Beberapa saksi mengatakan kalau sebelum kej
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    tiga puluh empat

    "Bu." Indra mendekati ibunya. Wanita bermata teduh itu menatap putranya. "Nikahi Yulis, ini adalah permintaan terakhir ibu," ucap Rahayu yang hampir mirip dengan sebuah bisikan. Indra lemas, bagaimana bisa ibunya berpikir sejauh itu. Wanita yang rambutnya sudah memutih itu benar-benar tahu kelemahan putranya. Indar takkan bisa menolak keinginannya. Melihat putranya kebingungan, Rahayu tersenyum penuh kelegaan. Begitu juga dengan Yulis dia benar-benar terkejut mendengar ucapan wanita senja tersebut.Mendengar ucapan neneknya, Muti langsung mengangkat kepalanya yang sedari tadi bersandar di bahu Yulis. "Iya, Mama. Tinggal di rumah Muti aja." Gadis kecil itu kegirangan. Berbanding terbalik dengan perasaan Yulis, yang tak mungkin menerima tawaran Muti, tetapi dia juga khawatir dengan kondisi gadis itu jika dia menolak keinginannya."Bu Yulis, ikutlah dengan kami. Setidaknya sampai rumahnya selesai diperbaiki, juga demi Muti," pinta Rahayu memohon. Wanita senja itu tak ingin melihat cucun

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    tiga puluh lima

    "Ini gara-gara perempuan mandul itu, kurang aj ar! Aku harus melenyapkannya!" Teriaknya di sela-sela napasnya yang memburu.Turun dari mobil yang membawanya, Mira kembali berontak, bahkan dia sempat menendang petugas yang mengawalnya."Mana Mas Bagas! Mas Bagas! Lepaskan aku dari sini!" Mira berteriak seperti kesetan*n.Kesabaran petugas mulai menipis, dengan kasar akhirnya Mira dibawa masuk ke dalam.Sementara dikediamannya, Bagas mondar-mandir tak tentu arah, lelaki itu menyesali kecerobohan Mira. Berkali-kali dia menendang apa saja yang ada di dekatnya."Kamu gegabah Mira! Hah!" Dia pun kembali berteriak. Bagas berusaha menghubungi beberapa orang yang dikenalnya ketika berada di dalam rotan dulu. Berharap ada yang bisa membantu dan memberikan solusi."Dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun, jika karena perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain, dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun." Keterangan y

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    tiga puluh enam

    Bagas berdiri tepat di depan Afif, lelaki muda itu tak gentar. Dia juga berdiri tegap menyambut Bagas. "Masih berani kamu kesini?" Dengan tegas Afif berkata pada Bagas."Hei bocah! Mana Budemu?! Kalau sampai dia tak mencabut tuntutannya, maka akan kupastikan hidupnya akan menderita," geramnya mengancam."Tanpa menuntut, si Mira itu juga pasti akan masuk penjara. Bukti sudah ada di tangan polisi, jadi kalian sudah tidak bisa berbuat apa-apa." Afif hendak beranjak. Namun, dia urungkan karena masih ada yang harus dikatakan olehnya."Kalau tujuanmu ke sini untuk mengancam Bude, lebih kamu urungkan itu, karena itu akan membuat hidupmu sendiri yang menderita. Ingat itu lelaki yang tak tahu diuntung!""Dasar bocah!" Afif tersungkur karena tak siap menerima serangan dari Bagas yang tiba-tiba.Afif berbalik, tangannya yang kekar menghantam tepat di wajah Bagas."Ini untuk rasa sakit yang kau berikan pada Budeku," ucapnya ketika kedua kalinya dia melempar pukulan."Dan ini untuk harta yang suda

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    tiga puluh tujuh

    "Afif!" jerit Rindu. "Ya Allah anakku! Mana yang sakit, Nak? Mana? Bilang sama ibu!" teriaknya panik. Afif pasrah ketika ibunya memeriksa setiap lukanya, lelaki itu hanya meringis menahan nyeri, ketika tak sengaja Rindu memegang lukanya yang sudah di perban."Ya Allah, Yank." Maya langsung bersimpuh di sebelah suaminya, jari-jari tangannya mengelus pipi Afif, ibu muda semakin terisak melihat kondisi suaminya."Ini gak bisa dibiarkan, Lis. Bagas harus dikasih pelajaran!" geram Rindu. Sesaat suasana menjadi hening, mereka semua diam sibuk dengan pikiran masing-masing."Setelah ini, biar Nak Yulis tinggal di rumah kami. Aku khawatir, laki-laki itu kembali berbuat nekat." Rahayu memberanikan diri mengutarakan isi pikirannya."Untuk tempat tinggal sementara, Yulis bisa tinggal dengan kami, Bu. Anda gak usah khawatir," sahut Rindu. Jawaban ibunya Afif itu membuat Muti murung. Gadis kecil itu menunduk, menyembunyikan kekecewaannya. Kemudian melangkah mendekati Yulis."Mama ikut Muti ya? Di s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    tiga puluh delapan

    Setelah pulang dari lapas, Bagas langsung mencari pengacara yang bisa membantunya melepaskan sang istri. Dia menemui seorang pengacara yang dikenalnya ketika menjalani hukuman."Bagaimana pun caranya, tolong anda bantu saya untuk membebaskan istri saya, Pak," ucap Bagas pada seorang pengacara yang diminta untuk menangani kasus istri mudanya."Baiklah, Pak Bagas. Nanti akan saya usahakan," sahut pria berjas itu."Tolong ya, Pak. Berapa pun biayanya asal Mira bisa bebas." Bagas sungguh berharap pada pria yang katanya sering memenangkan kasus tersebut."Setelah menelisik kasus ini, sepertinya agak berat untuk bisa bebas, Pak. Saksi ada, bukti juga ada. Kalau pun bisa, mungkin hanya meringankan hukuman saja," kata si pengacara."Ya diusahakan lah, Pak. Apa gunanya anda sebagai pengacara kalau gak bisa memenangkan kasus!" Bagas sudah hilang kendali, ketika beberapa pengacara yang didatanginya tidak bisa menjanjikan kebebasan untuk Mira."Kan bisa buat bukti palsu atau apalah agar klien bis

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    tiga puluh sembilan

    Rindu sangat senang menyambut kedatangan Yulis dan Muti. Begitu juga dengan Aufar, bocah berambut ikal itu sangat senang bertemu dengan Muti.Obrolan santai menjadi jadwal selanjutnya setelah mereka selesai makan malam. Sedangkan Si kecil sibuk bermain bersama hingga mereka terlelap saking capeknya.Kini tinggal para orang dewasa yang sedang mengobrol hangat, sungguh keluarga yang sempurna. Indra sedang berbincang dengan Herman. Sedangkan Yulis dan Rindu asyik ngerumpi sambil selonjoran di karpet."Sampai kapan kamu akan seperti ini? Mintalah kejelasan padanya, Yul. Mau tunggu apa lagi?" "Apaan sih, Rin. Kami itu sama sekali gak ada apa-apa. Main minta kejelasan saja. Aku memang sangat menyayangi Muti, tapi tidak dengan bapaknya," sahut wanita yang usianya sudag tak mudah lagi itu.Yulis sadar, jika tidak baik bila dia terlalu dekat dengan keluarga Indra tanpa ikatan yang jelas. Jika saja bukan karena Muti. Mungkin dia akan menjauh.

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    empat puluh

    "Mungkin ini adalah waktu yang tidak tepat, tapi aku harus mengatakannya. Maukah Ibu Yulis menjadi mamanya Muti seutuhnya?" tanya Indra.Rindu yang kebetulan ada di rumah Yulis sampai menutup mulutnya saking terkejutnya. Sementara Yulis kelihatan shock, hingga tak bisa langsung menjawab."Tapi, semua itu aku kembalikan lagi pada Bu Yulis. Namun, aku berharap dan sangat berharap agar Bu Yulis mau menerimanya," lanjut Indra. Yulis masih bungkam."Pak Indra serius?" Rindu yang sudah bisa menguasai dirinya mulai bertanya."Tentu saja aku serius. Saat ini juga aku siap jika harus ke KUA," jawab Indra penuh keyakinan.Rindu meraih Yulis ke dalam pelukannya, sepupunya sudah menangis lirih. "Kamu itu dilamar orang kok malah nangis?" tanya Rindu, dia tersenyum kemudian ikut menangis. Yulis kembali menunduk. Kejadian itu benar-benar di luar dugaan. Rindu meraih wajah sepupunya, mengangkatnya sampai sejajar dengan wajahnya."Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    empat puluh satu

    Rahayu benar-benar meminta maaf pada menantunya. Wanita senja itu merasa tak enak hati atas sikap putranya. Yulis menjelaskan kalau dia tidak apa-apa. Berhubung Indra juga langsung kerja, sehari setelah pernikahannya, Yulis juga sudah membuka tokonya.Ini adalah hari keempat Yulis menjadi ibu sambung bagi Muti. Sebuah status baru telah disandangnya. Namun, tak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya, karena sebelum dinikahi oleh Indra, dia sudah memperlakukan Muti seperti anaknya sendiri, pun dengan Rahayu yang sudah dianggapnya sebagai ibu."Mama ...." Muti datang bersama dengan Maya dan Aufar. Gadis kecil itu berjalan tergesa menghampiri Yulis."Hai, Sayang. Wah putri mama udah cantik. Siapa yang mandiin?" tanya Yulis setelah Muti sudah berada dalam pangkuannya."Sama Mbak Maya, Ma. Tadi aku mandi busa loh. Setelah itu kita makan mie yang warnanya ijo, enak banget," jawabnya penuh semangat."Wah, pasti seru." Yuli

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-12

Bab terbaru

  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    Lima puluh tujuh

    "Ke Jati Wangi kayak kemarin itu, terus ke Pelang, terus ke kampung air. Udah itu aja, Pa. Kenapa sih Papa nanya-nanya. Biasanya juga gak gitu." Mutiara mulai sewot, tetapi sebenarnya gadis kecil itu sangat bahagia karena baru kali ini papanya mengajaknya bicara cukup lama.Yulis mengulum senyum mendengar nada protes dari Mutiara."Papa kan ingin tahu, Kak. Karena setelah ini, papa akan berusaha menemani Kakak dan Mama kemanapun kalian mau," sahut Indra. Sontak hal itu membuat manik bening Mutiara berbinar."Jadi Papa gak kerja dong. Nanti dapat uangnya dari mana?" Yulis sampai tak percaya Mutiara akan berkata seperti itu. Dia benar-benar tahu apa yang dirasakan putrinya sambungnya tersebut."Kan Mama punya toko," canda Indra sambil tertawa."Jangan lah, Pa. Itu kan punya Mama.""Terus?""Ya Papa tetap kerja, kalau hari libur kita jalan-jalan. Gitu, Pa.""Pi

  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    lima puluh enam

    "Baiklah, Sayang. Yuk, mandi dan ganti baju dulu," ajak Ridwan. Lelaki itu merasa tak enak hati dengan ucapan putrinya. Dia khawatir Indra salah paham, tapi juga sadar jika sekarang bukan saat yang tepat untuk menjelaskan pada mantan iparnya tersebut.Citra menatap Yulis, biasanya wanita berjilbab itu yang melakukannya. Namun, melihat Yulis diam saja, bocah berambut lurus itu juga tak berani meminta. Citra benar-benar kesal pada pakdenya, yang menurutnya sudah merusak suasana. "Aku juga udahan, Ma," ucap Mutiara."Ayo, mandi dan ganti bajunya sama papa," sahut Indra. Seketika pandangan kedua wanita berbeda generasi itu tertuju pada lelaki yang sudah berdiri dari duduknya.Sesaat kemudian Mutiara tertawa. "Gak mau, sama Mama aja. Malu lah kalau ganti baju sama Papa.""Nah itu si Citra gak malu sama papanya""Beda, Pa. Kan Citra udah gak punya mama. Palingan Om Wan cuma nungguin di luar. Biasanya kan

  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    lima puluh lima

    Mendengar penuturan Yulis, perlahan Indra menelan ludahnya. Lelaki itu takut jika sesuatu terjadi padanya karena sudah menyakiti hati istrinya tersebut."Apa kamu mau turun?" Tanyanya kemudian. Indra sendiri bingung mengapa dia menawarkan hal itu kepada Yulis."Maksudku, apa kamu mau menemuinya. Bicara apa gitu atau menanyakan apa gitu?""Sebaiknya gak usah Pak In. Karena aku dan dia sudah menjadi orang asing," sahut Yulis mantap."Baiklah kalau begitu kita lanjutkan perjalanan." Indra pun membunyikan klakson agar lelaki yang kata Yulis mantan suaminya itu menyingkir.Setelah beberapa saat kendaraan melaju, Indra kembali bertanya pada Yulis. "Bener nggak mau turun di toko aja, biar aku yang nyusul anak-anak ke kampung air."Yulis tak lagi menjawab, wanita penyuka warna kalem itu malah membuang pandangannya keluar jendela dia benar-benar gerah dengan sikap Indra yang tak seperti biasanya. Yulis merasa

  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    Lima puluh empat

    Perlahan Indra membaringkan tubuh Yulis, seolah wanita itu adalah barang berharga yang harus dengan hati-hati memperlakukannya. Yulis segera beringsut setelah terlepas dari rengkuhan Indra. Wanita penyuka kopi tanpa gula itu terlihat kesal."Maaf, tadi kamu ketiduran di ayunan. Aku khawatir kamu masuk angin, jadi berinisiatif untuk memindahkanmu ke kamar," ucap Indra tanpa ekspresi. Yulis masih termangu, antara malu, senang, kesal dan tak mengerti dengan perubahan sikap Indra yang tiba-tiba."Tadi Muti telepon pakai nomor Ridwan. Ia ikut Omnya itu ke kampung air. Kamu istirahat saja. Biar aku yang menjemputnya," imbuh Indra, setelah itu dia langsung beranjak.Lagi-lagi Yulis dibuat terbengong, ia semakin tak mengerti, kedua alisnya bertaut memikirkan sebenarnya apa yang terjadi dengan suaminya tersebut."Aku ikut!" Setelah beberapa saat tercengang, Yulis segera menyusul Indra yang hampir meraih ganggang pintu.

  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    Lima puluh tiga

    "Kami dari rumah tahanan, ingin memberi kabar pada ibu bahwa tahanan yang bernama Mira telah meninggal dunia. Selain Ibu, apa ada nomor keluarganya bisa dihubungi?""Innalilahi wa innailaihi rojiun," ucap Yulis spontan. Sesaat kemudian dia tertegun. Seraut wajah yang dulu sangat disayanginya langsung hadir dalam kilasan ingatannya. Spontan nulis menutup mulutnya yang ternganga. Bagaimanapun juga Mira pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya."Mohon maaf, Pak. Saya sudah tidak lagi berhubungan dengan saudari Mira, tapi, saya tahu di mana alamat orangtuanya. Nanti saya kirim alamatnya aja ya, Pak. Mohon maaf, hanya itu yang bisa saya bantu.""Terima kasih Bu. Kami kesulitan mencari keluarganya. Rumah yang dulu ditempati sekarang sudah atas nama orang lain."Panggilan pun terputus, Yulis tak langsung menyimpan benda pintarnya terbaru. Setelah mengirim alamat orang tua Mira, wanita bermata bulat itu menghubungi Afif.

  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    Lima puluh dua

    "Aku ingin membicarakan sesuatu," ucap Indra menghentikan gerakan Yulis yang tengah menyendok nasi goreng di wajan untuk diletakkan di piring."Sarapan dulu, Pak In," sahut Yulis tanpa menoleh. Ia meneruskan kegiatannya menyiapkan sarapan untuk sang suami. Yulis berusaha bersikap biasa saja, walaupun sangat kecewa dengan sikap Indra semalam. Indra berhak melakukannya, tetapi caranya yang membuat Yulis kurang suka.Indra menghela napas untuk mengurangi kegugupan di hatinya, sambil terus memperhatikan punggung ramping istrinya yang belum pernah sekalipun dipeluk olehnya.Tak butuh waktu lama, sepiring nasi goreng sudah tersaji di depan Indra beserta segelas air putih."Sedekat–" "Makan dulu, Pak In," sela Yulis. Lagi-lagi wanita itu mengatakannya tanpa melihat suaminya. Setelah itu suasana kembali hening, hanya denting sendok dan piring yang terdengar memenuhi ruangan. "Alhamdulillah," ucap Yulis den

  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    Lima puluh satu

    Hingar bingar ruangan kedap suara itu sama sekali tak mengusiknya. Pikirannya benar-benar sedang kacau. Indra beranggapan bahwa takdir benar-benar mempermainkannya. Dulu dia sama sekali tidak tertarik dengan Yulis, dia menikahi wanita itu hanya demi Mutiara, tapi wanita itu memperlakukannya sebagai suami, patuh dan melayaninya. Walaupun tidak dengan urusan ranjang. Kini setelah Indra mulai menyukainya, Yulis malah bersikap tidak peduli, itulah yang membuatnya frustasi."Aku temenin minum ya, Pak," ujar seorang wanita muda dengan suara manja. Pemandu karaoke itu sedari tadi memang memperhatikan Indra, yang lebih asyik dengan dunianya sendiri.Indra menepis tangan wanita muda tersebut, setelah itu mengisyaratkan agar dia menjauh. Indra benar-benar tak ingin diganggu. Wanita muda bernama Ratu itu mendengkus kesal karena ditolak, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa."Ayo Pak In, kita senang-senang. Bukannya tujuan kita kesini untuk itu?" Temannya yang sudah semp

  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    Lima puluh

    "Papa kenapa, Ma?" tanya Muti. Tatapannya jauh mengikuti laju mobil lelaki yang telah mengukir jiwanya tersebut."Em, mungkin papa melupakan sesuatu, Sayang.""Padahal kita sudah membatalkan acara dengan Citra demi Papa, tapi Kenapa Papa pergi begitu saja." Muti sangat kecewa dengan sikap papanya "Mama telpon pa-pa dulu ya." Setelah berucap Yulis pun menghubungi suaminya tersebut. "Ada apa?" tanya Indra setelah mengangkat panggilan."Mas, kenapa balik? Muti udah menunggu dari tadi.""Pergi saja dengan lelaki itu, kalian terlihat serasi dan bahagia," sahut Indra. Namun, dia hanya berani mengatakan semua itu dalam hati."Ada rapat mendadak," sahutnya dengan suara datar. "Nanti kalian pulang sendiri. Aku mungkin sampai larut," imbuhnya, setelah itu Indra memutuskan panggilannya. Yulis menghela napasnya lagi, rasanya lebih muda menghadapi emak-emak yang suka menawar dagangannya dari pada mengahadapi sikap suaminya itu.

  • SUAMIKU DIAM-DIAM MENIKAHI PUTRIKU    Empat puluh sembilan

    Toko Yulis terlihat ramai, lalu lalang pembeli dan karyawan menjadi pemandangan yang menyenangkan bagi wanita bertubuh ramping itu. Yulis melambaikan tangan pada Afif dan Maya yang berada di dalam toko setelah gocar yang dipesannya kembali melaju. Setelah itu Yulis melanjutkan langkahnya menuju rumah untuk berganti pakaian. Muti dan Citra mengikutinya tanpa protes. Kedua gadis kecil itu berjalan riang di belakangnya.Wanita pemilik nama lengkap Yulistiana itu memelankan langkahnya yang hampir sampai di teras saat mendengar ponselnya berdering. Yulis mengamati sekilas layar ponselnya yang berkedip, kemudian segera menggeser ke atas ikon ganggang telepon yang bergetar."Assalamualaikum, Pak Wan," sapa Yulis setelah panggilan tersambung."Waalaikumussalam, Dek Yul. Apa acaranya sudah selesai?" tanya papanya Citra tersebut."Sudah, Pak Wan. Maaf ya, ini Citra tak ajak ke rumah Merakurak," sahut Yulis."

DMCA.com Protection Status