Beranda / Pernikahan / SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA / bab 64. Pertemuan Kedua Damar dan Larasati

Share

bab 64. Pertemuan Kedua Damar dan Larasati

Penulis: ananda zhia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-11 11:03:56

Aksara menatap Riska dengan serius. "Ris, masalah nya di klinikku hanya ada pengobatan dan perawatan luka dasar. Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus dan foto Rontgen. Kalau menurut ciri-ciri fisik kamu, saat ini kamu sehat dan normal, dalam keadaan sadar penuh.

Tidak menunjukkan tanda atau gejala cedera kepala. Hanya luka luar yang tidak terlalu dalam dan bisa dijahit. Tapi nanti kamu akan kuberikan pengantar ke rumah sakit untuk foto Rontgen ya," sahut Aksara.

Riska hanya mengangguk kan kepala nya dengan patuh. Dalam hati, diam-diam Riska bertekad ingin memperjuangkan perasaan nya walaupun dia tahu Aksara sudah mempunyai kekasih.

Selama janur kuning belum melengkung, kamu masih punya banyak kesempatan, bukan?

***

Sementara itu, Larasati sedang duduk memeluk lutut lengkap dengan piyamanya di dalam kamar mandi dengan mengguyurkan air hangat dari shower ke seluruh tubuh nya.

"Aku sudah nggak kuat lagi dengan Mas Herman! Lebih baik aku minggat saja! Aku akan pergi sejauh mungki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 65. Tawaran Kerjasama

    Larasati mendekati Damar yang sedang memungut dan memakan sisa makanan dari tong sampah yang ada di samping nya. Keduanya bertatapan dalam diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Beberapa saat teringat saat mereka berbagi kehangatan di ranjang, lalu mendadak kondisi mereka sekarang yang berubah 180 derajat. Sampai Damar harus mencari makan di tempat sampah serupa gembel. "Kamu Damar, kan?" tanya Larasati menegaskan. Dia bahkan mengucek matanya karena tidak percaya dengan pemandangan mengenaskan yang ada di hadapannya. "Iya, aku Damar. Kamu, Larasati kan? Kurus sekali kamu sekarang, Bu!" sapa Damar kikuk. Larasati tersenyum kecut. "Ya, sekarang aku memang kurus dan mungkin tidak cantik lagi. Aku bertemu psikopat sial*n!" sahut Larasati kesal. Mereka lalu terdiam lagi. Saling memandang dan memindai kemalangan yang menyapa nasib mereka. "Kamu kenapa sekarang bernasib menyedihan seperti ini?" tanya Larasati memecahkan keheningan. Damar berpikir sejenak. "Hm, aku dipecat dari peru

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 66. Penculikan anak Herman

    "Anggap saja hal itu sebagai pembalasan karena kamu telah selingkuh dengan istri kedua saya. Ya kan?"Andi lalu menoleh ke arah kerumunan orang di sekitarnya yang penasaran dengan kelanjutan perkelahian antara Damar dan Andi. Dan memberi isyarat pada kerumunan orang itu agar membubarkan diri. Sementara itu, wajah Damar berubah. Lelaki itu terdiam setelah mendengar kan ucapan Andi. Dia menurunkan kedua tangannya dan menghela nafas. Beberapa orang yang ada disekeliling mereka mulai melanjutkan aktivitas nya tanpa mempedulikan tiga orang itu lagi. "Gimana? Kamu pasti merasa kalau ucapan ku benar kan? Karena itu anggap saja kita sudah impas. Ada hal penting yang membuat ku harus membahas tentang Herman padamu. Tapi aku keberatan kalau ada istrinya di sini," sahut Andi melirik ke arah Larasati. Dia belum mengetahui bahwa Larasati minggat dari rumah. "Kenapa dengan Herman? Apa kamu akan ngadu sama dia kalau aku minggat dari rumah dan sekarang sedang ada di sini bersama Damar? Kalau kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 67. Jebakan

    Damar dengan memakai masker dan topi hitam mengamati halaman parkir bandara dari dalam mobil milik Andi. Lelaki itu melihat Herman bersama supirnya menuju ke mobil mereka. Dengan cepat dia menelepon Andi dan Larasati yang telah menunggu di tempat nya masing-masing sesuai rencananya. "Halo, Herman sudah keluar dari bandara. Sekarang dia masuk ke dalam mobil," ucap Damar tegas. "Oke, bagus! Larasati, kamu ingat kan tugas kamu?""Tentu saja aku ingat!""Bagus, ayo kita lakukan."Andi pun menutup telepon grup dan segera mempersiapkan lakban dan tali rafia tebal dan panjang. Sementara itu Larasati segera mengirim pesan pada nomor kontak Riska yang tertera di layar ponselnya. Dia memang sempat menyalin nomor telepon di ponsel barunya dari ponsel lama. [Riska, apa kita bisa bertemu? Aku memang sengaja minggat dari rumah papa kamu!][Kalau kamu ingin tahu sebab nya, tolong datang ke rumah kontrakan ku di perumahan Xxx, jalan Yyy. Tolong rahasia kan hal ini dari papamu, Ris. Aku takut dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 68. Saling Menyerang

    "Sial*n!" Herman meremas kertas yang ada di tangannya. "Siapa yang melakukan hal ini padaku?" desis Herman kesal. "Mbok Sri, mbok Nah, mbok Inem!" Dengan suara keras, dia memanggil semua asisten rumah tangga nya. Semua asisten rumah tangga nya tergopoh-gopoh menghampiri. "Ya, Pak?"Herman menatap semua asisten rumah tangga nya dengan kesal. "Apa ini?" tanya Herman sambil menunjuk kan kertas ancaman di tangan nya. Sontak saja wajah ketiga asisten rumah tangga Herman memucat. "Kalian semua kan ada di rumah untuk menemani anak saya? Kenapa anak saya bisa diculik?" tanya Herman geram. Ketiga asisten rumah tangga nya berpandangan dengan takut-takut. "Maaf, Pak. Kami tidak tahu," sahut Mbok Sri. "Hah! Percuma saja aku menggaji kalian kalau pekerjaan kalian payah seperti ini!" seru Herman kesal. Tangannya terkepal dan diapun segera naik ke tangga dan menuju kamarnya.Lelaki itu lantas membuka brangkas yang berisi emas batangan, uang tunai dan beberapa kartu ATM. Dimasukkan nya semua

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 69. Mengatakan yang Sebenarnya

    Herman terhuyung ke belakang dan koper nya terjatuh. Damar merengsek maju, melompat dan mendorong tubuh Herman sehingga jatuh berdebum di lantai kamar. Herman seketika merasakan kepalanya pusing dan badannya ngilu karena badannya menghantam lantai yang keras. Tapi sekuat tenaga Herman mencoba untuk tidak mengaduh karena dia tidak ingin membuat Riska khawatir. Lagipula jika dia terlihat kesakitan, hal itu akan membuat musuhnya semakin senang. Damar segera bangkit dan menduduki perut Herman. Dicengkeram nya baju Herman sampai kepala Herman mendekat ke arah Damar. "Kenapa? Sakit? Itu belum seberapa dibandingkan perbuatanmu pada keluargaku, brengs*k!" Damar memukulkan kepalanya ke wajah Herman. Hidung Herman menjadi berdarah dan berwarna kebiruan. "Hm, hmm, hmmm!!!" Riska berseru panik. Dia menggerak-gerakkan tangan dan kakinya yang terikat. Air mata mulai menderas di pipi. Walaupun Riska ingin berteriak dan meminta tolong, tapi hanya suara geraman dari mulut nya yang terdengar. Andi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 70. Kematian Andi

    Larasati berpandangan dengan Andi dan Damar. Andi dan Damar serempak menggeleng kan kepalanya. Sebenarnya mereka telah berencana untuk membebaskan Herman dan Riska begitu uang berada di tangan dengan membius dan membuang bapak dan anak itu ke luar daerah lalu mereka bertiga akan langsung kabur keluar daerah dulu lalu keluar negeri. Tapi kalau mereka melepaskan Herman dan Riska saat mereka belum kabur ke luar negeri, bisa-bisa mereka dilaporkan ke polisi dan ditangkap. "Jangan banyak omong! Kami akan melepaskan kalian kalau uang sudah lengkap lima milyar ada di tangan kami!" seru Andi. Herman tertawa. "Lalu setelah uang lima milyar itu di tangan kalian, pembagian nya bagaimana? Apa kalian bisa adil membaginya? Aku tak yakin jika kalian tidak ada yang iri-irian soal uang itu. Atau bahkan setelah uang lima milyar itu lengkap, kalian akan langsung membunuh saya dan Riska, bahkan kalian mungkin juga akan saling membunuh satu sama lain untuk mendapatkan bagian yang lebih besar. Iya kan?

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 71. Kematian Larasati

    Perlahan pandangan nya mulai menggelap Ingatannya memutar pada Mawar, Novela, dan Aksara. Lalu Andi pun tersengal dan menghembuskan nafas terakhirnya. Anak buah Herman segera menuju ke arah Herman dan Riska lalu melepaskan tali yang mengikat tangan keduanya. Herman berdiri dan menggerak-gerakkan pergelangan tangannya untuk melemaskannya. 'Ck, kaku dan bikin nyeri! Dasar Andi sial*n! Untung kamu sudah mat*,' batin Herman dalam hati. Lelaki itu lalu mendekat ke arah Riska yang sedang gemetaran setelah ikatan kedua tangan, kaki dan lakban di mulut nya dilepaskan. "Jangan mendekat, Papa!" Tanpa diduga, Riska mengacungkan tangan kanannya ke arah Herman. Lelaki tua itu mengerutkan keningnya. Heran, dengan sikap anak gadisnya. Sementara itu, Riska memegangi lengannya yang nyeri saat dia terjatuh karena menabrakkan diri ke Herman."Kamu kenapa, Ris? Apa kamu terluka?" tanya Herman cemas dengan tetap mendekati anaknya yang berekspresi kesakitan."Papa, aku bilang jangan mendekat!"Herman

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 72. Galau

    Sebelum pistol yang dipegang Herman meletuskan peluru, Larasati memejamkan matanya dan dia melepaskan pegangan tangannya dari akar pohon sehingga tubuhnya terjun bebas dari ketinggian jurang 10 meter menimpa sebatang pohon yang tumbang dan menyisakan pangkal pohon yang ujungnya runcing dan menembus perut Larasati, membuatnya tewas seketika. Herman dan anak buahnya termangu sesaat dan menatap Larasati dengan rasa yang campur aduk. Lelaki itu lantas menghela nafas. "Bereskan mayatnya. Kubur jadi satu dengan mayat laki-laki dan anak buahnya tadi. Sisanya ikut aku mengejar Damar!""Siap, Bos!"Herman berlari meninggalkan Larasati untuk mengejar Damar. Bersama dua anak buahnya. Lelaki itu merasa ngos-ngosan. Dia kelelahan, karena walaupun dia rajin ngegym, tapi tak dapat dipungkiri bahwa usia tuanya membuatnya mudah merasa lelah. Sementara itu Damar yang berlari meninggalkan Larasati mendadak mempunyai ide. Dia membuka koper berisi uang, lalu mengambil uangnya dan menghambur kan lembar

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15

Bab terbaru

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 87. Dilamar dengan Mobil Ambulance (Ending)

    Aksara tampak tampan mengenakan kemeja lengan panjang keemasan dan celana hitam dari bahan drill. Di samping nya tampak Mutia yang berdandan natural dengan gaun selutut warna gold dari bahan perpaduan sifon dan kain tile.Di tempat duduk depan, tampak Riska sedang duduk manis mengenakan gaun dari satin setumit dengan ditemani oleh seorang laki-laki berkebangsaan Australia. Lelaki berambut pirang dan berwajah bule itu terlihat sangat mencintai Riska. Bule itu menggenggam erat tangan Riska lalu menciumnya dengan lembut. "Acara selanjutnya adalah acara yang pasti dinanti-nantikan oleh para undangan, yaitu melempar kan buket bunga kepada para undangan. Diharap semua tamu yang ingin mendapatkan lemparan bunga segera berkumpul di depan pelaminan."Suara pembawa acara membahana dan membuat aula hotel menjadi riuh. Beberapa tamu perempuan dengan bersemangat berkumpul di depan pelaminan dengan wajah harap-harap cemas. Aksara menyenggol Mutia dan memberikan kode pada kekasih nya untuk ikut b

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 86. Pernikahan Novela dan Ridho

    Novela berjalan perlahan memasuki kafe Gardenia. Hatinya berdebar kencang saat melihat laki-laki yang sangat dirindukannya. Sudah beberapa kali Novela mencoba membuka hati dan berkenalan dengan laki-laki lain di selama lebih dari enam bulan ini. Tapi entah kenapa tidak ada yang spesial seperti Ridho. Dan walaupun sudah lama sekali tidak bertemu dengan lelaki itu, Novela tetap masih hafal potongan rambut dan bentuk kepalanya sekalipun dari arah belakang. Novela menghentikan langkahnya sejenak lalu menghela nafas sebelum akhirnya dia maju lagi mendekat ke arah Ridho. "Mas Ridho."Ridho menoleh dan melihat ke arah Novela. Dua pasang mata saling menatap dengan penuh rindu. Dalam diam, tanpa kata, hanya hening di sekitarnya sudah cukup membuat sepasang anak manusia itu tahu bahwa mereka saling mencintai dan saling merindukan. "Kamu sudah datang dari tadi, Mas?" tanya Novela pelan. "Barusan kok. Oh ya, duduk Nov. Aku sudah memesan kan makanan favorit mu. Kwetiau kuah dengan jus jeruk d

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 85. Kematian Damar

    Lalu kedua anggota Intel itu melompat dan membekap mulut dan memukul leher belakang anak buah Damar. "Hmmmph! Hhmphhh!"Kedua anak buah Damar yang sedang berjaga di luar pintu depan lainnya berpandangan. Mereka langsung memahami jika telah terjadi sesuatu yang mencurigakan. Kedua anak buah Damar langsung mencabut pistol dari pinggang mereka dan langsung menuju ke arah semak-semak tempat kedua teman mereka menghilang. Namun baru berjalan beberapa langkah, dua anggota polisi melompat dari arah belakang. Dorrr! Dorrr! Namun sayang sekali kedua anggota polisi yang terakhir hendak melakukan penyergapan, tertembak karena rupanya anak buah Damar lebih dulu menarik pelatuk nya. Kedua anggota polisi itu langsung roboh di atas rerumputan. Kedua anak buah Damar mendelik lalu menodongkan pistol ke arah kepala anggota polisi. "Jangan bergerak! Katakan siapa yang menyuruh kalian!" seru salah seorang anak buah Damar.Salah seorang anak buah Damar lalu menunduk mendekat ke arah salah seorang

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 84. Penggerebekan

    Beberapa saat yang lalu,"Aksa, lokasi mobil pak Damar sudah ditemukan. Dua mobil ada di kota ini. Dan satu mobil di luar kota. Saat ini sedang dikejar oleh Ragil dan anak buahnya."Aksara yang sedang duduk di mobil di samping Ridho yang sedang mengemudikan mobilnya, sontak menoleh ke arah Ridho. "Mas, minta para polisi itu untuk share loct posisi nya sekarang! Ayo kita ikuti mobil polisi itu dan menuju ke tempat Mutia!""Tapi bahaya, Aksa! Biar polisi saja yang mengurus dan menyelamatkan Mutia!""Nggak bisa, Mas! Aku tidak akan bisa makan dan minum dengan tenang kalau belum memastikan Mutia baik-baik saja."Ridho tampak berpikir sejenak. "Tapi mereka bersenjata, apa kamu tidak takut terjadi sesuatu pada diri kamu?" "Aku juga punya senjata, Mas."Aksara menengok jok tengah mobilnya dan berdiri lalu menjulurkan badannya ke belakang untuk mengambil tas olahraga dari dalam nya.Mata Ridho membeliak saat melihat isi tas milik Aksara. Sepasang senjata api lars pendek, pelurunya, stunt g

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 83. Operasi Penyelamatan Mutia

    "Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu, Mas! Kamu sudah melakukan banyak hal yang membuat orang lain menderita. Kamu bukan lagi mas Damar yang aku kenal dulu!" seru Mutia tegas. Damar tertawa. "Hahaha, kamu benar sekali, Mutia. Aku memang bukan Damar yang miskin dulu. Damar yang dulu kan nggak punya apa-apa. Tapi lihatlah aku sekarang! Aku punya semuanya! Kamu bisa bahagia kalau menikah dengan ku!"Mutia terdiam sejenak. "Kalau kamu memang kaya, kenapa kamu malah ingin kembali padaku? Kamu kan bisa memilih perempuan lain yang masih gadis, ataupun janda lain yang lebih cantik dan seksi dariku kan banyak? Kenapa harus kembali padaku?! Atau kamu kan bisa kembali pada Larasati?" tanya Mutia. Damar tertawa menyeringai. "Karena aku mencintaimu, Mut!""Jangan bohong, Mas. Kalau kamua mencintaiku, kamu nggak akan selingkuh dengan Larasati! Jadi katakan saja apa alasan dan rencana kamu menculikku sampai melukai teman kosku?""Hm, nggak ada alasan khusus sih. Aku cuma merasa kalau ka

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 82. Menghubungi Polisi

    Aksara dan Ridho sampai di polres dan langsung bertemu dengan Ragil, intel polisi yang juga merupakan teman Ridho. Ragil mendengarkan penuturan Aksara dan Ridho secara sungguh-sungguh. "Baiklah ini harus diselidiki lebih lanjut. Karena masalahnya begitu kompleks, aku tidak bisa menyelesaikan hal ini sendirian. Perlu bantuan dari teman-teman ku yang lain, Dho," seru Ragil. Aksara menangkup kedua tangan Ridho. "Saya mohon tolong temukan Mutia secepatnya. Saya bersedia membayar berapapun agar Mutia ditemukan," sahut Aksara dengan sungguh-sungguh. Ragil menatap ke arah Aksara. "Saya akan melakukan upaya semaksimal mungkin untuk menemukan Bu Mutia. Bapak tenang dulu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan," sahut Ragil. Lalu tak kemudian Ragil meraih ponsel dan menghubungi seseorang, lalu menjauh dari Aksara dan Ridho. "Halo, Elang darat satu. Cari semua Informasi tentang lelaki bernama Damar Wiryawan dan semua aset dan alamatnya. Saya membutuhkan jawaban secepatnya."

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 81. Diculik Damar

    Damar tersenyum menyeringai. Lalu segera meraih pistol yang memang telah disiapkan nya di pinggang nya lalu mengarahkan nya ke arah para penghuni kos. "Awas, kalian! Berani berteriak atau memanggil polisi, kalian akan kutembak!"Mutia dan warga kos lainnya terhenyak dan terkejut melihat perbuatan Damar. Damar segera melihat ke arah gelas berisi teh dan obat tidur di dekatnya. Lelaki itu dengan cepat mencengkeram bahu Mutia dan menodongkan pistol ke kepala Mutia. "Minum teh itu sampai habis sekarang! Atau kuledakkan kepala kamu!"Mutia terdiam. Sampai matipun dia tidak akan pernah mau minum teh dengan obat tidur itu. Mutia juga berusaha untuk mengulur waktu agar Aksara bisa membujuk Ridho untuk lapor polisi dan membuka kembali kasus adik dan ayahnya. "Heh, kenapa kamu diam, Hah! Kamu tuli, Mut? Minum tehnya atau aku tembak teman kamu ini!"Mutia terkesiap. Dalam hati bertanya-tanya apakah Damar tega menembak beneran. Tapi dia yang menduga Damar melakukan pembunu han terhadap Herman,

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 80. Rencana Cadangan

    Beberapa saat sebelumnya, firasat Mutia yang mengatakan bahwa ada yang aneh dalam diri Damar, membuatnya mempunyai sebuah ide. Mulai dari pertemuan mereka hingga cerita Damar tentang orang yang memberikan kepercayaan pada Damar untuk mengelola tiga bentuk usahanya membuat Mutia sangat meragukan keterangan mantan suaminya itu. Maka dari itu dia meminta Damar untuk mampir ke apotik terdekat dengan alasan membeli obat merah dan plester untuk Damar padahal Mutia juga membeli obat tidur. Untung saja Damar tidak ikut masuk ke dalam apotik, dan bersedia menunggu di mobil. Sesampainya di kos miliknya Mutia segera turun dari mobil Damar dan menuju ke kamarnya. Mutia yang beralasan mengisi ulang ponselnya ternyata menelepon Aksara. "Halo, apa kamu sibuk, Mas?" tanya Mutia terdengar panik. "Baru saja jalan ke klinik. Mau praktek di klinik. Kenapa, Mut?""Aku bertemu dengan mas Damar.""Astaga, Damar mantan suami kamu itu?""Iya. Dan kejadian nya sangat aneh, Mas. Apa kamu ada waktu untuk me

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 79. Adu Siasat

    Mutia tercengang mendengar kata-kata Damar. Setahu Mutia, saat dia terakhir bertemu dengan Damar, Damar dan ibunya sedang mengemis di jalan. Mendadak sebuah ide melintas di kepala Mutia. Diam-diam dia ingin menyelidiki apakah ada hubungan motor nya yang terkena paku dengan kedatangan Damar, ataukah hanya murni sebuah kebetulan saja. Sekaligus Mutia ingin tahu bagaimana mungkin Damar bisa menjadi kaya dalam waktu singkat. "Ya sudah. Ayo, Mas."Mutia berjalan mengikuti langkah Damar memasuki mobilnya dengan waspada. Begitu masuk ke dalam mobil, langsung tercium aroma wangi yang menyergap hidung Mutia. Damar menyalakan mesin dan AC mobil nya. Keheningan menyergap sesaat. "Apa kabarmu, Mutia? Aku tidak sengaja lewat daerah sini saat bermaksud menengok kost-an ku di timur jalanan ini," ujar Damar tanpa diminta. "Alhamdulillah, baik. Sekali lagi aku mengucap kan terimakasih padamu karena telah menolong ku, Mas," sahut Mutia tersenyum. "Yah, sudah kewajiban ku kan menolong kamu, Mut.""O

DMCA.com Protection Status