"Apa?""Iya, entah kenapa aku jadi curiga dengan apa yang terjadi belakangan ini dengan Kenriki, kesimpulan kamu itu tidak beralasan, tidak mungkin Kenriki berbuat seperti itu.""Lu bilang Kenriki diusir dari rumah, dia berarti hidup miskin di luar, gimana kalo dugaan gue benar? Dia sekarang hidup di luar bareng istrinya, otomatis kagak ada biaya macam dia kerja di perusahaan bokapnya dan untuk cari duit dia gabung sama si Combro! Apa menurut lu itu kagak masuk akal? Masuk akal bener menurut gue!"Dewa terdiam. Kesimpulan yang dibuat Jee memang beralasan, sebab, bisa saja itu terjadi ketika seseorang sedang kesulitan keuangan, namun entah kenapa, Dewa percaya Kenriki tidak mungkin melakukan hal itu, karena, setahunya Kenriki seorang pria yang sangat menjaga nama baik. Adanya kasus tentang di luar negeri itu pun sangat membuat Kenriki terpukul, Dewa tahu, Kenriki tidak bersalah, namun sejujurnya, ia juga tidak tahu secara detail karena Kenriki belum menceritakan secara keseluruhan apa
"Ken, untuk kondisi kamu, itu bertahap, kamu berusaha untuk melawan rasa takutmu aja itu udah sesuatu yang membahagiakan buat aku, kamu yang aku kenal pertama sangat dingin, tapi sekarang aku menemukan sikap lembut kamu, itu adalah hal yang aku sukai dari kamu, jadi jangan merasa rendah diri lagi, ya? Untuk masalah nafkah lahir, itu ujian, kita pasti bisa melewati ini semua bersama."Dengan lembut, Laura merespon apa yang diucapkan oleh sang suami, hingga Kenriki menghela napas. Ia menyukai ucapan istrinya yang menyejukkan perasaannya, namun tidak bisa dipungkiri kabar yang dibawa oleh Dewa benar-benar membuat pikirannya semakin kacau."Aku kesulitan untuk mencari pekerjaan karena isu tidak normal itu, Laura. Tabungan kita juga sudah sangat menipis, apakah kita harus menjual cincin kawin ini saja untuk biaya hidup?""Jangan. Itu cincin yang mengikat kita, aku akan usaha cari pinjaman biar bisa menutupi kebutuhan sehari-hari, tugas kamu, jangan merasa rendah diri, karena setiap kali ka
"Kau!""Masuk ke mobil! Kita bicara!""Kalau kau memang ingin bicara, bicara saja di sini, tidak perlu di mobil!" "Kau mau melihat video yang aku miliki tentang kamu, kan?"Telapak tangan Kenriki mengepal ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Erna. Ingin mengabaikan, ia penasaran dengan video yang dimaksud Erna, jangan-jangan video itu memang disimpan Erna dan ia sendiri tidak tahu sudah direkam, ini membuat perasaan Kenriki jadi was-was, jika mengiyakan, Kenriki takut Erna sama seperti Lyoudra, bukankah perempuan itu pernah menyerangnya saat di kantor? Melihat keraguan yang terpancar di wajah Kenriki, Erna beranjak menuju mobilnya, dan perempuan itu masuk ke mobil lalu membunyikan klaksonnya agar Kenriki patuh dengan apa yang ia perintahkan.Kenriki meneliti situasi di sekitarnya, cukup mampu membuat ia berteriak minta tolong jika Erna berusaha untuk membuat rasa traumanya kambuh kembali, yang penting ia harus memastikan tentang kebenaran video itu, apakah benar Erna memilikinya
"Kamu gila!" teriak Kenriki sambil berusaha untuk merampas ponsel yang ada di tangan Erna. Namun lagi-lagi itu tidak berhasil dilakukannya. Bahkan ponsel itu diletakkan Erna di dalam pakaiannya sehingga itu makin membuat Kenriki merasa tidak mungkin baginya untuk merampas ponsel itu agar ia bisa melenyapkan video yang dimaksud Erna lantaran diletakkan Erna di dalam pakaian perempuan tersebut. Karena merasa tidak mampu melawan Erna dikarenakan kondisinya yang sedemikian rupa, Kenriki memutuskan untuk keluar dari mobil saja, namun Erna tidak membiarkan itu terjadi, pintu mobil ia kunci hingga otomatis Kenriki sekarang tidak bisa keluar dan terjebak di dalam mobil tersebut. Erna menarik tangan Kenriki agar posisi mereka semakin dekat dan ia bisa merealisasikan apa yang diinginkannya sebagai syarat. Mencium Kenriki karena Kenriki tidak mau melakukan hal itu padanya seperti aturan yang ia berikan di awal sebab itulah aturan diubah. Apa yang dilakukan Erna semakin membuat perasaan takut
Mitha mengarahkan pandangannya pada tangan Erna yang memegang ponsel, dan ia mengangguk tanpa bicara sedikitpun.Setelah memastikan Kenriki duduk dengan benar, Mitha berbalik dan melangkah mendekati Erna. "Jangan mengganggu orang yang sedang sakit, Mbak. Kalau terjadi apa-apa, Mbak harus bertanggung jawab!""Sakit apa? Memangnya dia sedang sakit? Dia baik-baik saja, kok, kalau kamu melihat dia berkeringat, itu karena ia sedang pemanasan denganku tadi, kau ini tau apa?"Mitha tidak merespon apa yang dikatakan oleh Erna, ia menyambar ponsel yang ada di tangan Erna dan langsung berbalik lalu segera ke arah Kenriki yang menunggu di kursi. Erna yang tidak menyangka, perempuan itu mampu merampas ponselnya geram. Ia bergerak mendekati Mitha dan ingin merebut kembali ponsel yang sudah berpindah tangan ke tangan Kenriki."Kembalikan ponselku!!" teriak Erna tapi ia tidak bisa mendekat karena Mitha menghalanginya.Kenriki ingin memeriksa galeri foto ponsel milik Erna untuk mencari video yang d
"Apakah pertanyaan kamu itu, artinya kamu gagal di pertengahan? Sedikit informasi, aku tidak akan berbagi cerita dengan seseorang yang hanya menjadikan cerita itu candaan semata, kalau kau ingin membahas itu dengan serius dan tujuan yang baik, aku akan bersedia."Wajah Mitha terlihat serius saat mengucapkan kata-kata tersebut di hadapan Kenriki. Dan Kenriki menarik napas lega ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Mitha. Ia memberikan isyarat pada perempuan itu untuk duduk di sebelahnya, dan Mitha menurut. Sekarang, mereka duduk bersisian, dan Kenriki masih menanti apa yang akan dikatakan Mitha terkait pertanyaannya tadi. "Apa yang tadi kamu katakan itu benar tentang berhenti di tengah, semua yang pernah mengalami korban pelecehan pasti demikian, aku yakin itu, saat mencoba selalu gagal, tapi untungnya, pasangan aku, tidak putus asa, dan kurasa Laura juga seperti itu terhadapmu, benar tidak?"Akhirnya, Mitha bicara, tapi tidak menatap Kenriki yang menatapnya, ia hanya mengarahkan
"Iya, aku tidak setuju kalau kamu curiga pula dengan Jee, karena aku kenal dia, Jee itu memang pernah nakal, player juga tapi sebenarnya untuk masalah rusak merusak orang, dia enggak segampang itu melakukannya, kecuali....""Kecuali apa?""Orang itu sendiri yang mau dirusak olehnya, tapi itu dulu, sekarang dia udah banyak berubah.""Kamu mau bilang kalau aku mau dirusak oleh dia?""Aku enggak bilang begitu, ini tentang masa lalu Jee, aku sangat mengenal dia, jadi aku enggak yakin dia terlibat dengan Erna.""Tapi, di club' ada dia, dan dia berinteraksi dengan Erna begitu lama, apa kamu pikir itu cuma sebuah kebetulan?""Kebetulan bertemu karena dia sedang bertugas.""Kamu juga tahu hal itu?""Tempo hari, Erna ke rumah sakit, dia membuat onar di sana, entah kamu sudah tahu atau tidak, tapi yang jelas, Jee dan Erna bertengkar, jadi aku berani menjamin Jee enggak terlibat dalam kasus kamu, Ken. Hanya saja....""Hanya saja apa?""Lyoudra, Jee melihat Lyoudra dengan seseorang yang mana oran
Teriakan Laura yang mengkhawatirkan Mitha tidak membuat Mitha melakukan apa yang diinginkan oleh Laura, di sisi lain, dua anak buah rentenir itu segera ingin meringkus Mitha karena perintah bos mereka yang masih memegang Laura yang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman pria tersebut, namun Laura tidak bisa melepaskan diri karena rentenir itu sangat kuat mencengkeramnya.Mitha berkelit ke samping ketika Combro mencoba untuk meringkusnya. Tidak hanya menghindar, perempuan itu juga menyerang meskipun tidak leluasa bergerak lantaran situasi kamar yang dikontrak Laura dan juga Kenriki tidak terlalu luas, berbeda dengan kontrakannya sendiri yang memiliki ruang 3 ditambah beranda.Serangan Mitha cukup membuat Combro tersungkur meskipun pria itu segera bangun lagi karena merasa geram ia bisa dihajar wanita.Temannya ikut membantu karena melihat Mitha yang melawan. Pertarungan terjadi meskipun tidak begitu banyak menciptakan serangan dan pukulan lantaran ruang yang membatasi, namun kar