"Apakah pertanyaan kamu itu, artinya kamu gagal di pertengahan? Sedikit informasi, aku tidak akan berbagi cerita dengan seseorang yang hanya menjadikan cerita itu candaan semata, kalau kau ingin membahas itu dengan serius dan tujuan yang baik, aku akan bersedia."Wajah Mitha terlihat serius saat mengucapkan kata-kata tersebut di hadapan Kenriki. Dan Kenriki menarik napas lega ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Mitha. Ia memberikan isyarat pada perempuan itu untuk duduk di sebelahnya, dan Mitha menurut. Sekarang, mereka duduk bersisian, dan Kenriki masih menanti apa yang akan dikatakan Mitha terkait pertanyaannya tadi. "Apa yang tadi kamu katakan itu benar tentang berhenti di tengah, semua yang pernah mengalami korban pelecehan pasti demikian, aku yakin itu, saat mencoba selalu gagal, tapi untungnya, pasangan aku, tidak putus asa, dan kurasa Laura juga seperti itu terhadapmu, benar tidak?"Akhirnya, Mitha bicara, tapi tidak menatap Kenriki yang menatapnya, ia hanya mengarahkan
"Iya, aku tidak setuju kalau kamu curiga pula dengan Jee, karena aku kenal dia, Jee itu memang pernah nakal, player juga tapi sebenarnya untuk masalah rusak merusak orang, dia enggak segampang itu melakukannya, kecuali....""Kecuali apa?""Orang itu sendiri yang mau dirusak olehnya, tapi itu dulu, sekarang dia udah banyak berubah.""Kamu mau bilang kalau aku mau dirusak oleh dia?""Aku enggak bilang begitu, ini tentang masa lalu Jee, aku sangat mengenal dia, jadi aku enggak yakin dia terlibat dengan Erna.""Tapi, di club' ada dia, dan dia berinteraksi dengan Erna begitu lama, apa kamu pikir itu cuma sebuah kebetulan?""Kebetulan bertemu karena dia sedang bertugas.""Kamu juga tahu hal itu?""Tempo hari, Erna ke rumah sakit, dia membuat onar di sana, entah kamu sudah tahu atau tidak, tapi yang jelas, Jee dan Erna bertengkar, jadi aku berani menjamin Jee enggak terlibat dalam kasus kamu, Ken. Hanya saja....""Hanya saja apa?""Lyoudra, Jee melihat Lyoudra dengan seseorang yang mana oran
Teriakan Laura yang mengkhawatirkan Mitha tidak membuat Mitha melakukan apa yang diinginkan oleh Laura, di sisi lain, dua anak buah rentenir itu segera ingin meringkus Mitha karena perintah bos mereka yang masih memegang Laura yang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman pria tersebut, namun Laura tidak bisa melepaskan diri karena rentenir itu sangat kuat mencengkeramnya.Mitha berkelit ke samping ketika Combro mencoba untuk meringkusnya. Tidak hanya menghindar, perempuan itu juga menyerang meskipun tidak leluasa bergerak lantaran situasi kamar yang dikontrak Laura dan juga Kenriki tidak terlalu luas, berbeda dengan kontrakannya sendiri yang memiliki ruang 3 ditambah beranda.Serangan Mitha cukup membuat Combro tersungkur meskipun pria itu segera bangun lagi karena merasa geram ia bisa dihajar wanita.Temannya ikut membantu karena melihat Mitha yang melawan. Pertarungan terjadi meskipun tidak begitu banyak menciptakan serangan dan pukulan lantaran ruang yang membatasi, namun kar
Laura seketika terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh Kenriki. Jantungnya jadi berdegup kencang dengan wajah yang merah merona menahan malu sebab ia tahu apa yang dimaksud oleh sang suami.Namun, tidak bisa dipungkiri, ucapan Kenriki membuat ia merasa senang, karena suaminya kembali mencoba untuk berinisiatif, tidak seperti biasanya, dirinya yang memulai, akan tetapi, berhubungan intim saat kondisi suaminya seperti sekarang, apakah tidak terlalu berlebihan? Kenriki dan dirinya baru saja melewati sesuatu yang tidak nyaman menyerang psikis mereka satu sama lain, apakah mungkin mereka bisa melakukan hal seperti itu dengan penuh gairah? Dia berinisiatif, Laura, tidak mudah baginya untuk bisa melakukan hal itu, kau harusnya tidak mematahkan semangatnya, lakukan saja sekarang, pancing dia!Hati Laura bicara demikian membuat niat Laura yang ingin mengatakan bahwa lebih baik mereka tidak dulu memikirkan masalah itu diurungkannya.Ia berbalik. Menatap suaminya yang sekarang juga melakukan
Kenriki merasa terpantek mendengar apa yang diucapkan oleh Laura. Ada perasaan berdesir dirasakannya dan rasa itu membuat hatinya merasa sejuk sekaligus bahagia. Ini membuat rasa tidak percaya diri Kenriki perlahan memudar dan berganti dengan perasaan yang membara kembali ketika Laura perlahan menciumnya di bibir. Suara-suara yang meminta Kenriki untuk tidak meneruskan apa yang dilakukan olehnya pada tubuh sang istri kini sebisa mungkin dilenyapkan oleh pria tersebut. Perlahan, Kenriki mencoba untuk mengimbangi apa yang dilakukan oleh istrinya padanya. Membalas ciuman dan sentuhan sang istri hingga perasaan membara yang ingin menuntut dipuaskan kembali muncul. Kenriki mulai mendapatkan hasratnya yang tadi sempat hilang karena ulah suara-suara yang mengingatkan kekurangannya. Sementara Laura berusaha untuk menepis perasaan sungkan lantaran tidak pernah bersikap aktif pada seseorang yang ia sukai.Namun, karena berpikir tidak ada perubahan tanpa perjuangan dan kemauan, Laura maupun Ke
"Kamu yakin?" tanya Kenriki pada sang istri dengan wajah yang menurut Laura semakin membuatnya gemas karena wajah itu seperti wajah seorang anak kecil yang meminta makanan tapi seolah tidak berani bicara. Laura tidak menjawab pertanyaan Kenriki yang masih meminta kepastian. Wanita itu justru menggerakkan tubuh bagian bawahnya seolah mengajak sang suami untuk melanjutkan permainan mereka agar benar-benar berhasil tidak seperti yang sudah-sudah.Kenriki kembali terpancing ketika merasakan ada sensasi tersendiri ketika Laura melakukan hal itu pada bagian bawah tubuh mereka. Pergerakan yang dilakukan Laura cukup membuat miliknya yang masih tertanam di bawah sana pada milik istrinya semakin ingin mencari rasa puas yang belum didapatkannya.Pria itu akhirnya bergerak mengimbangi apa yang dilakukan oleh Laura, dan di luar dugaan ia merasakan sesuatu yang tidak bisa ia lukiskan dengan kata-kata, dan sesuatu itu membuat ia terpacu untuk bergerak lebih cepat hingga Laura yang ada di bawahnya t
Kenriki dan Laura saling pandang, cepat-cepat mereka membereskan penampilan mereka, terutama Laura yang rambutnya acak-acakan karena permainan mereka tadi membuat ia tidak peduli lagi dengan kondisi rambutnya. Bergegas, Laura dan Kenriki keluar dari kamar setelah merasa penampilan mereka sudah lebih rapi.Laura membuka pintu kamar kontrakan mereka dan ia terkejut karena semua tetangganya berkumpul di depan kamar kontrakannya ditambah ibu pemilik kontrakan yang berdiri di hadapannya dengan wajah yang terlihat marah."Ada apa ya?" tanya Laura dengan perasaan yang was-was. "Ada apa? Masih bertanya ada apa? Pergi kalian dari kontrakanku! Kalian sudah mencoreng nama baik tempat ini!!" damprat sang pemilik kontrakan sambil menatap Laura dan Kenriki bergantian. "Pergi? Kami salah apa? Ibu masih percaya dengan fitnah yang dibuat kakak saya?" tanya Laura benar-benar tidak habis pikir mengapa pemilik kontrakan tidak pernah percaya padanya dan lebih percaya kakaknya yang notabene tidak menye
"Apa? Kami kriminal? Jangan salah paham dulu, kami dikejar bukan berarti kami ini seorang kriminal, jangan salah paham dulu!"Tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh sang tukang ojek, Kenriki bicara demikian dengan nada suara yang sedikit meninggi, namun, tukang ojek itu tidak peduli, ia langsung membawa pergi motornya dan temannya juga melakukan hal yang sama hingga Laura dan Kenriki benar-benar ditinggalkan begitu saja di tempat sepi itu. "Gimana ini? Kamu tau daerah sini?" tanya Laura yang tidak pernah ke tempat itu lantaran cukup jauh dari kota Samarinda.Kenriki mengedarkan pandangannya ke seantero tempat di mana mereka berada, rasanya ia juga sama seperti Laura, tidak tahu di mana mereka sekarang berada karena ia tidak pernah ke tempat itu lantaran ia hanya sering di kota saja."Kita bersembunyi dulu saja, khawatir rentenir itu menemukan kita yang diturunkan di sini."Akhirnya, Kenriki memutuskan untuk beranjak dari tempat mereka diturunkan oleh tukang ojek, agar mereka tid