Kenriki merasa terpantek mendengar apa yang diucapkan oleh Laura. Ada perasaan berdesir dirasakannya dan rasa itu membuat hatinya merasa sejuk sekaligus bahagia. Ini membuat rasa tidak percaya diri Kenriki perlahan memudar dan berganti dengan perasaan yang membara kembali ketika Laura perlahan menciumnya di bibir. Suara-suara yang meminta Kenriki untuk tidak meneruskan apa yang dilakukan olehnya pada tubuh sang istri kini sebisa mungkin dilenyapkan oleh pria tersebut. Perlahan, Kenriki mencoba untuk mengimbangi apa yang dilakukan oleh istrinya padanya. Membalas ciuman dan sentuhan sang istri hingga perasaan membara yang ingin menuntut dipuaskan kembali muncul. Kenriki mulai mendapatkan hasratnya yang tadi sempat hilang karena ulah suara-suara yang mengingatkan kekurangannya. Sementara Laura berusaha untuk menepis perasaan sungkan lantaran tidak pernah bersikap aktif pada seseorang yang ia sukai.Namun, karena berpikir tidak ada perubahan tanpa perjuangan dan kemauan, Laura maupun Ke
"Kamu yakin?" tanya Kenriki pada sang istri dengan wajah yang menurut Laura semakin membuatnya gemas karena wajah itu seperti wajah seorang anak kecil yang meminta makanan tapi seolah tidak berani bicara. Laura tidak menjawab pertanyaan Kenriki yang masih meminta kepastian. Wanita itu justru menggerakkan tubuh bagian bawahnya seolah mengajak sang suami untuk melanjutkan permainan mereka agar benar-benar berhasil tidak seperti yang sudah-sudah.Kenriki kembali terpancing ketika merasakan ada sensasi tersendiri ketika Laura melakukan hal itu pada bagian bawah tubuh mereka. Pergerakan yang dilakukan Laura cukup membuat miliknya yang masih tertanam di bawah sana pada milik istrinya semakin ingin mencari rasa puas yang belum didapatkannya.Pria itu akhirnya bergerak mengimbangi apa yang dilakukan oleh Laura, dan di luar dugaan ia merasakan sesuatu yang tidak bisa ia lukiskan dengan kata-kata, dan sesuatu itu membuat ia terpacu untuk bergerak lebih cepat hingga Laura yang ada di bawahnya t
Kenriki dan Laura saling pandang, cepat-cepat mereka membereskan penampilan mereka, terutama Laura yang rambutnya acak-acakan karena permainan mereka tadi membuat ia tidak peduli lagi dengan kondisi rambutnya. Bergegas, Laura dan Kenriki keluar dari kamar setelah merasa penampilan mereka sudah lebih rapi.Laura membuka pintu kamar kontrakan mereka dan ia terkejut karena semua tetangganya berkumpul di depan kamar kontrakannya ditambah ibu pemilik kontrakan yang berdiri di hadapannya dengan wajah yang terlihat marah."Ada apa ya?" tanya Laura dengan perasaan yang was-was. "Ada apa? Masih bertanya ada apa? Pergi kalian dari kontrakanku! Kalian sudah mencoreng nama baik tempat ini!!" damprat sang pemilik kontrakan sambil menatap Laura dan Kenriki bergantian. "Pergi? Kami salah apa? Ibu masih percaya dengan fitnah yang dibuat kakak saya?" tanya Laura benar-benar tidak habis pikir mengapa pemilik kontrakan tidak pernah percaya padanya dan lebih percaya kakaknya yang notabene tidak menye
"Apa? Kami kriminal? Jangan salah paham dulu, kami dikejar bukan berarti kami ini seorang kriminal, jangan salah paham dulu!"Tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh sang tukang ojek, Kenriki bicara demikian dengan nada suara yang sedikit meninggi, namun, tukang ojek itu tidak peduli, ia langsung membawa pergi motornya dan temannya juga melakukan hal yang sama hingga Laura dan Kenriki benar-benar ditinggalkan begitu saja di tempat sepi itu. "Gimana ini? Kamu tau daerah sini?" tanya Laura yang tidak pernah ke tempat itu lantaran cukup jauh dari kota Samarinda.Kenriki mengedarkan pandangannya ke seantero tempat di mana mereka berada, rasanya ia juga sama seperti Laura, tidak tahu di mana mereka sekarang berada karena ia tidak pernah ke tempat itu lantaran ia hanya sering di kota saja."Kita bersembunyi dulu saja, khawatir rentenir itu menemukan kita yang diturunkan di sini."Akhirnya, Kenriki memutuskan untuk beranjak dari tempat mereka diturunkan oleh tukang ojek, agar mereka tid
"Tentu saja tidak, kami bukan seseorang yang melakukan tindakan kriminal!" Kenriki cepat membantah dan itu membuat sang pemilik rumah itu manggut-manggut."Baiklah, habiskan makanan kalian setelah itu ke rumah saya saja untuk menginap malam ini, besok saya bantu untuk mencari kendaraan agar kalian bisa pulang."Kenriki dan Laura hanya mengiyakan sembari mengucapkan banyak terima kasih. Beberapa saat kemudian, keduanya sudah masuk ke rumah pria pemilik rumah itu. Ternyata pria itu hanya tinggal berdua saja dengan sang isteri karena anak mereka tinggal di kota dan hanya sebulan sekali sang anak datang berkunjung.Setelah berkenalan dengan istri pria tersebut, Kenriki dan Laura akhirnya diizinkan untuk istirahat di kamar tamu yang tidak terlalu luas namun cukup bersih. Rumah itu memiliki dua kamar, yang satu kamar memang tidak dipakai karena biasa untuk anak mereka yang datang jika menginap, jadi karena Kenriki dan Laura adalah tamu, maka mereka diizinkan untuk menempati kamar tersebut
"Enggak papa, lakukan saja, aku ikhlas...."Bisikan Laura yang mengatakan tidak masalah disentuh kembali oleh sang suami membuat Kenriki jadi semakin hilang kendali. Meskipun bukan berarti ia benar-benar terbebas dari rasa takut yang dialaminya selama ini, namun Kenriki sudah bertekad untuk melawan rasa traumanya itu agar ia bisa sepenuhnya terbebas dari perasaan tersebut setelah bertahun-tahun, Kenriki tidak bisa mengatasinya.Hanya mengandalkan obat-obatan dan sekarang ia justru mampu memberikan nafkah batin pada sang isteri meskipun baru satu kali dan malam ini adalah yang kedua jika Kenriki sanggup melakukannya.Laura menggigit bibir ketika Kenriki sudah mulai melakukan sesuatu yang diinginkannya yang lebih dari sekedar ciuman.Pakaiannya sudah terbuka begitu juga dengan Kenriki, meskipun Laura masih merasakan tubuh Kenriki bergetar ketika menyentuhnya, namun Laura bisa merasakan, sentuhan tangan dan bibir Kenriki pada permukaan kulitnya sedikit lebih tidak sabar daripada sebelumn
Sementara itu, Laura seolah menggoda Kenriki agar memutuskan sendiri apa yang ada di dalam pikirannya. Ia hanya menempelkan bibirnya saja ke permukaan bibir sang suami tanpa melakukan pergerakan apapun.Hingga akhirnya, Kenriki bergerak dan mengecup tipis permukaan bibir wanita tersebut dan memundurkan sedikit wajahnya agar ia bisa melihat reaksi Laura setelah ia melakukan hal demikian.Wajah itu merona, membuat Kenriki menjadi gemas sendiri dan akhirnya mendapatkan jawaban untuk pertanyaan yang diajukan oleh istrinya tadi. "Caraku berusaha untuk tidak merasa terancam adalah, aku meyakinkan pada hatiku sendiri bahwa kau bukan sesuatu yang harus dihindari tapi sesuatu yang harus direngkuh dan dijaga, karena kau juga melakukan hal yang sama padaku sejak dulu...."Jawaban yang diberikan Kenriki membuat Laura jadi puas. Wanita itu bergerak dan mencium tipis pula permukaan bibir sang suami lalu ia memeluk suaminya tersebut seperti meluapkan perasaan sayangnya yang sangat menggebu-gebu.Ke
Mitha cepat bangkit dari tempat duduknya lalu melangkah menghampiri seseorang yang baru datang dan menyapa mereka itu sambil membungkukkan tubuhnya sedikit untuk memberikan hormat pada orang tersebut."Dokter Linda sedang mencari saya?" tanyanya karena tadi orang yang memang Dokter Linda itu memanggil Mitha saat Dewa dan Jee justru sedang bertengkar."Iya, soal Kenriki, saya tahu kamu adalah orang yang banyak ikut andil untuk membuat dia sembuh, terakhir saya berkomunikasi dengan Kenriki adalah dia mengatakan sudah berhasil menyentuh istrinya, tapi setelah itu ponselnya tidak aktif, saya khawatir terjadi sesuatu karena tempo hari saya juga meminta Laura istrinya untuk cepat pulang ketika ia sedang bekerja karena Kenriki seperti diserang seseorang."Dokter itu bicara dengan suara perlahan karena tidak mau Jee dan juga Dewa mendengar apa yang ia katakan."Kebetulan, kami juga sedang bicara tentang hal itu, Dokter, mereka teman-teman saya yang juga tahu tentang kasus Kenriki.""Benarkah?"